Anda di halaman 1dari 74

BOBATH 2

APLIKASI PADA PASIEN

Oleh:

Aditya Denny Pratama, S.St.Ft. M.Fis., CHCM, CHt,


Akp, NMTC.TC
KONSEP BOBATH / NDT

Metode NDT/ Bobath konsep merupakan Pendekatan problem solving


dengan assesment dan treatment dari individu dengan gangguan fungsi,
gerak dan postural kontrol karena lesi pada sistem syaraf pusat. (NDTA,2012)

Mayston (2000) mengobservasi bahwa konsep bobath umumnya merupakan


suatu cara mengamati, menganalisa dan menginterpretasikan penilaian
terhadap suatu kegiatan. Sehingga mempermudah terapis untuk
mengidentifikasi activity limitation atau masalah gerak dan fungsi (Bernhardt
2002, Lazaro 2001)

Bobath konsep dapat digunakan pada semua semua usia pasien dengan
kerusakan pada sistem syaraf pusat, tanpa memperhatikan derajat
keparahannya. (Raine 2006)
BOBATH CONCEPT…
Is a living concept, it is not static


It has undergone changes in its theoretical base to
accommodate developments in the fields of
neurophysiology, biomechanics, and typical development

Holistic approach


It involves the whole patient, his sensory, perceptual and
adaptive behaviour, and motor problems
OLD THEORY NEW THEORY
Hierarchical brain organization (Reflex Systems Model
model)
Normal postural reflex mechanism as Postural control is learned together
the basis of normal movement with the skill; feedback and
feedforward mechanisms needed for
efficient movement control
Static postures and positions used for Client is an active participant in the
treatment session

Progressing the client through normal Developmental milestones serve as


developmental milestones guidelines but should not be strictly
adhered to
Development of control proceeds in a Control of movement develops in
cephalocaudal direction proximal to distal or distal to proximal
directions
Work on components of motions Client must work on functional tasks to
which the child will then apply to learn the skill
function
DENGAN DIDASARKAN PADA:
Analisis gerakan normal
Perkembangan gerakan normal yang terjadi pada proses
tumbuh kembang anak
Hubungan antara normal automatic reaction dengan
tumbuh kembang anak

Aspek perkembangan gerakan tumbuh-kembang anak


yang berhubungan dengan konsep terapi:
1. Fiksasi Gerakan
2. Rotasi
3. Perkembangan dimulai dari proksimal
URUTAN INTERVENSI BOBATH KONSEP

• Persiapan gerakan u/ gerakan pasif atau body alignment


• Pemilihan key points u/ handling terapi sesuai dengan tonus postural
• Fasilitasi secara aktif atau pola gerakan otomatis dengan menambah
tingkatan dan bermacam – macam input terapi

• Key Point Of Control: merupakan cara mengontrol dengan


menggunakan beberapa bagian yang akan digunakan untuk handling
oleh terapis, untuk menormalkan tonus postural dan membimbing
kearah gerakan yang aktif dan normal.

Proximal: spine, sternum, shoulder/scapula, pelvis/hip

Distal: jaw, elbow, wrist, knee, base of the thumb, ankle, big toe

Head bisa proximal atau distal KPOC
PENDEKATAN TERAPI INI ADALAH:
Hindarkan kompensasi sisi yang sehat
1.

2. Prioritas latihan sisi yang lumpuh harus diusahakan aktif


3. Tidak memakai usaha (effort) berlebihan
Gerakan aktif
4. yang dipakai, automatic reaction voluntary
movement
Berikan stimulasi secara benar diharapkan terbentuk kembali
5.

konsep pola gerakan.

PERHATIAN KHUSUS: abnormal tonus postural.


Menurut Bobath: maka penderita akan lebih mudah untuk
membentuk automatic reaction yang normal, voluntary movement
dalam pola normal dan aktifitas fungsional yang normal.
BEBERAPA HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN OLEH TERAPIS:
Reaksi-reaksi yang timbul pada saat latihan. Stop jika timbul
abnormal.
Bandingkan reaksi sisi yang lumpuh dan sehat saat bergerak.
Upayakan tidak memakai usaha yang berlebihan.
Kembangkan usaha pasien untuk bergerak sendiri.
Kembangkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
spastisitas berlebihan dengan reflex inhibitory pattern
secara dinamik.
Gunakan reflex inhibitory pattern untuk kembangkan
kontrol gerakan dalam normal pattern.
Tentukan program latihan berikutnya
ADULT HEMIPLEGIA

Treatment approach was later on expanded to include
the rehabilitation of adults with motor problems,
particularly CVA


Main problem: the abnormal coordination of movement
patterns combined with abnormal postural tonus
(Bernstein, 1967)


Secondary problem: muscle strength and muscle activity
PRINSIP TERAPI BOBATH

Adalah mengembangkan kapasitas fisik sisi yang


lumpuh agar dapat dipakai untuk berfungsi kembali.
Beberapa teknik Bobath:
1. Inhibisi dari postur yang abnormal dan tonus otot
yg dinamis
2. Fasilitasi pada pola gerak normal
3. Stimulasi terhadap otot – otot yg mengalami
hypotonus
INHIBISI

Inhibisi: (usaha untuk menghambat dan menurunkan
tonus postural). Tekniknya disebut Reflex Inhibitory
Pattern (RIP)

Inhibition adalah proses intervensi yang mengurangi


disfungsi dari tonus otot (Boehme, 1988)

Berfungsi:
Mengurangi bentuk-bentuk aktifitas reflex, reaksi asosiasi
Mengatasi tonus postural yang abnormal (Mengurangi
intensitas spastisitas dan mengurangi efek fluktuatif tonus
otot )
Memperbaiki ROM dan variasi gerakan
Tidak digunakan dengan hypotonicity
FASILITASI
Fasilitasi merupakan upaya u/ memepermudah reaksi- reaksi automatik dan gerak
motorik yang sempurna pada tonus otot normal.

Fasilitasi adalah proses intervensi yang digunakan u/ memperbaiki tonus otot.


Teknik Fasilitasi terdiri dari kegiatan stimulasi otot u/ menghasilkan respon
gerakan yang diinginkan. Berhubungan dengan tujuan fungsional yang dbutuhkan
u/ dicapai (Boehme, 1988)

Fasilitasi mengunakan informasi afferen u/ memperbaiki efek pada motor


performance (Graham 2009)
Tekniknya disebut key point of control (KPOC ),
Berfungsi u/:
Memperbaiki tonus postural
Memelihara dan mengembalikan kualitas tonus normal
Memudahkan gerakan – gerakan yg disengaja
FASILITASI
Hal ini digunakan untuk membuat anak:

Mencapai gambaran postural yang normal untuk


bergerak

Membangun reaksi righting dan equilibrium

Membangun pattern gerakan yang fundamental


yang lebih kearah aktifitas yang terampil,
berfungsi dan bertujuan.
STIMULASI:
Merupakan upaya u/ memperkuat dan meningkatkan tonus
otot melalui propioceptif dan taktil.
Memberikan informasi (rangsangan) u/ meningkatkan tonus
postural dengan cara menepuk –nepuk tubuh (tapping) yg
ditujukan pada grup otot antagonis dari otot yg spastic, placing
dan holding (penempatan pegangan, placcing penumpuan BB)
Stimulasi biasanya digunakan pada kasus flaccid. Teknik ini
berupa kompresi, tapping maupun stroking.
Berfungsi u/:

Meningkatkan reaksi pd anak


Memelihara posisi dan pola gerak yg dipengaruhi gaya
grativitasi secara otomatis.
UNTUK MENERAPKAN TEHNIK TERAPI
INI, HARUS PAHAM:

•Neurofisiologi gerakan normal dan abnormal


•Automatic Reaction
•Abnormal Reaction
•Pathological Pattern
•Fixation of Movement
•Development of Movement
•Key Point of Control
PENERAPAN TEKNIK TERAPI
PADA FASE FLACCID:

1. Posisi tidur: -positioning


2. Berputar ke posisi miring
3. Bangun ke duduk
4. Posisi duduk
5. Bangun ke berdiri
6. Memperbaiki kesadaran posisi badan/sisi lumpuh
PENERAPAN TEHNIK TERAPI
PADA FASE SPASTIS:
1. Latihan mengontrol gerakan tungkai

Bobath tidak membiarkan tungkai bergerak
dalam total pattern.
2. Mobilisasi Shoulder Girdle

Mobilisasi pasif dengan traksi-traksi rotasi.
3. Latihan Berjalan

Rotasi trunk harus dikembangkan secara
maksimal memberi fasilitas gerak flexi-
extensi tungkai.
PENERAPAN TEHNIK TERAPI PADA
FASE PENYEMBUHAN:

1. Memperbaiki Fine Motor Function



hindari latihan gerakan sulit agar tidak terjadi
associated reaction.
2. Mengembangkan Fungsi Lengan

disarankan untuk memperbaiki automatic
reaction.
3. Memperbaiki Pola Jalan.
POSITIONING MIRING KE SISI
YANG SEHAT PADA PASIEN
HEMIPARESE DEXTRA :

Miring pada sisi yang sehat, lengan yang parese (Lemah)


disangga dengan bantal
POSITIONING MIRING KE SISI YANG
SAKIT PADA PASIEN HEMIPARESE
DEXTRA :

Miring pada sisi yang sakit, Hindarkan infus dari


tekanan
POSITIONING TERLENTANG PADA
PASIEN HEMIPARESE DEXTRA

Alternatif lain, lengan yang parese lurus keatas,


dilakukan beberapa kali perhari dengan waktu yang
singkat pada posisi tidur terlentang
POSITIONING: TERLENTANG PADA
PASIEN HEMIPARESE DEXTRA

Tidur terlentang, bantal di bawah pinggul bagian


luar dan scapula serta koreksi posisi extermitas,
kepala menghadap ke sisi yang sakit.
MOBILISASI BAHU

Gerakan fleksi – ektensi dan abduksi-adduksi shoulder


HEMIPARESE SINISTRA
FASILITASI:

Bridging dengan kedua kaki menapak


BRIDGING DENGAN MENGANGKAT
TUNGKAI YANG SEHAT
INHIBISI LENGAN
HEMIPARESE DEXTRA

Latihan sendiri mengangkat lengan dengan tangan/jari-jari


saling menggenggam, untuk mencegah/menghilangkan nyeri
pada bahu dan inhibisi spastis
INHIBISI SPASTIS KNEE
EXTENSI
DUDUK DI BED, DENGAN
SANDARAN YANG BISA DIATUR

Duduk di bed dengan punggung diganjal bantal


CARA TRANSFER DARI TIDURAN KE DUDUK DI
PINGGIR BED (KEARAH SISI YANG SAKIT ) DAN
TRANSFER DARI BED KE KUR SI RODA ( SECAR A
PASIF)PADA PASIEN HEMIPARESE DEXTR A
CARA TRANSFER DARI BED KE KURSI RODA
( SECARA AKTIF)PADA PASIEN
HEMIPARESE DEXTRA

Aktif tranfers dengan bantuan stool (meja), tangan pasien


menggenggam untuk menyangga badannya sendiri
POSISI DUDUK YANG SALAH DI KURSI RODA

Koreksi sikap pasien duduk di kursi roda


MOBILISASI DENGAN
KURSI RODA

Hemiparese dextra,
mendorong kursi
roda dengan tangan
dan kaki yang sehat
DUDUK DI KURSI RODA, INHIBISI
GROUP FLEXOR LENGAN KANAN OLEH
LENGAN KIRI HEMIPARESE DEXTRA
MELURUSKAN TRUNK
PASIF ; FISIOTERAPIS
MENDORONG PASIEN Meluruskan trunk aktif ; trunk
DALAM POSISI TRUNK extensi angkat lengan pasien
YANG MEMBUNGKUK trunk lurus
KEARAH EXTENSI
FISIOTERAPIS
MENAHAN KNEE Pasien belajar berdiri dari duduk
KANAN SUPAYA TIDAK dalam arah gerak normal, pasien
BERGERAK KE DEPAN, berdiri, tangan tetap menumpu
KEMUDIAN ANGKAT pada meja
PELVIS.
PASIEN BERDIRI DENGAN
MELEPAS KEDUA TANGAN
FISIOTERAPIS MENAHAN KEDUA
KNEE AGAR STABIL DALAM
GERAKAN BERDIRI
LATIHAN BERJALAN, FISIOTERAPIS
MENSUPPORT PANGGUL DARI
BELAKANG
METODE FASILITASI DI MATRAS
UNTUK HEMIPARESE KIRI

Fisioterapis berdiri dibelakang Ps dan membantu menggeser


lutut Ps. Fisioterapis pelan-pelan mengarahkan flexi knee kiri ke
matras.
Knee Fisioterapis menyangga agar hip Ps dalam posisi
extensi, Ps memindahkan kaki yang sehat ke belakang
sehingga Ps pada posisi berlutut.
DARI BERLUTUT KE DUDUK

Fisioterapis menginhibisi rotasi trunk, Ps menuju ke arah duduk kemudian


trunk kiri Ps disangga dengan tungkai kiri terapis. Koreksi sikap duduk, Os
diharapkan tidak menggunakan tangan yang sehat untuk menyangga.
LATIHAN DUDUK PADA
SISI YANG SAKIT / KIRI
DUDUK MENYANGGA PADA
LENGAN YANG SAKIT
INHIBISI FLEXI SPASTIS LENGAN

a b

a. Duduk dengan kedua tangan memegang tungkai

b. Tangan yang sakit memegang tungkai yang sehat, sementara


tungkai yang sehat gerak aktif
a. Menyangga dengan lengan lurus exorotasi kebelakang, inhibisi spastis
melalui gerakan trunk flexi

b. Sama dengan a, trunk extensi


a. Inhibisi retraksi dan depressi scapula

b. Tiduran dan kembali duduk dengan penekanan rotasi


trunk
Rolling ke posisi yang sakit, Dengan lengan lurus abduksi

a. Dengan scapula protraksi


C

c. Kembali ke tidur terlentang, bisa diteruskan sampai


miring ke kanan
ROLLING KE SISI YANG
SEHAT  TENGKURAP
ROLLING KESISI YANG
SAKIT  TENGKURAP
PERSIAPAN MERANGKAK,
DUDUK PADA TUMIT
POSISI MERANGKAK, BERAT
BADAN DITUMPUKAN PADA
KEDUA LENGAN
A
B

a. Berlutut, berat badan ditumpukan pada sisi sakit

b. Posisi skuter  tumpuan pada sisi yang sakit


AKTIFITAS

Gerakan awal mulai merangkak


Posisi merangkak, pinggang digerakkan keatas
 inhibisi retraksi scapula
Posisi merangkak, gerakan maju kedepan
FUTURE DEVELOPMENT
In 1986 Karel Bobath said : “The Bobath concept is
unfinished. We hope it will continue to grow and develop in
the years to come.”
The document is a working document and will continue to be
revised in accordance with new theoretical knowledge and
the published evidence base for practice.
TERIMA KASIH!!!!

Anda mungkin juga menyukai