Anda di halaman 1dari 28

ANALISA

LAPORAN KEUANGAN
PEMDA
Komponen Laporan Keuangan Daerah
• Neraca Daerah
• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
• Laporan Arus Kas (LAK)
• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
• Lampiran Laporan Keuangan BUMD dan BLUD
Elemen-elemen Laporan Keuangan Daerah:
Neraca
• Aset

• Kewajiban dan Ekuitas
Asset Lancar
– Kewajiban Jangka Pendek
– Investasi jangka Panjang
(Lancar)
– Aset Tetap
– Kewajiban Jangka
– Aset lainnya Panjang
• Ekuitas
– Ekuitas Dana Lancar
– Ekuitas Dana Investasi
– Ekuitas Dana Cadangan
Elemen Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• LRA memiliki 6 elemen pos keuangan utama,


yaitu:
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Transfer
4. Surplus / Defisit
5. Pembiayaan, dan
6. SILPA
BELANJA
• Belanja Meliputi kategori-kategori berikut:
– Belanja Operasi
– Belanja Modal
– Belanja Tak Terduga
PEMBIAYAAN
• Merupakan Transaksi yang dilakukan untuk
menutup defisit anggaran atau memanfaatkan
surplus anggaran untuk kegiatan yang
bermanfaat bagi daerah. Transaksi
Pembiayaan meliputi:
– Penerimaan Pembiayaan
– Pengeluaran Pembiayaan
SILPA /SIKPA
• Merupakan sisa lebih (kurang) Pembiayaan anggaran,
yaitu :
– Selisih lebih antara realisasi penerimaan dengan
pengeluaran daerah selama periode anggaran, atau
– Selisih krang antara realisasi penerimaan dengan
pengeluaran daerah selama periode anggaran.
• SILPA/SIKPA dapat dihitung dengan menjumlahkan
surplus/defisit ditambah dengan pembiayaan neto
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
1. Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi meliputi:
2. Pendapatan Pajak Daerah
3. Pendapatan Retribusi Daerah
4. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
5. Lain-lain PAD yang Sah
6. Dana Bagi Hasil Pajak
7. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
8. Dana Alokasi Umum
9. Dana Alokasi Khusus
10.Dana Otonomi Khusus
11.Dana Penyesuaian
12.Pendapatan Bagi Hasil Pajak
13.Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
14.Pendapatan Hibah
15.Pendapatan Dana Darurat
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi meliputi:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Bunga
4. Subsidi
5. Hibah
6. Bantuan Sosial
7. Belanja Tak Terduga
8. Bagi Hasil Pajak
9. Bagi Hasil Retribusi
10. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
meliputi:
1. Pendapatan Penjualan Aset Tetap - Tanah
2. Pendapatan Penjualan Aset Tetap - Peralatan dan
Mesin
3. Pendapatan Penjualan Aset Tetap - Gedung dan
Bangunan
4. Pendapatan Penjualan Aset Tetap - Jalan, Irigasi,
dan Jaringan
5. Pendapatan Penjualan Aset Tetap Lainnya
6. Pendapatan Penjualan Aset Lainnya
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi
meliputi:
1. Belanja Modal – Tanah
2. Belanja Modal – Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal – Gedung dan Bangunan
4. Belanja Modal – Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Belanja Modal – Aset Tetap Lainnya
6. Belanja Modal – Aset Lainnya
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas Masuk dari Aktivitas Pembiayaan meliputi:
1. Pencairan Dana Cadangan
2. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (Divestasi)
3. Penerimaan Hasil Privatisasi Perusahaan Daerah
4. Pinjaman Dalam Negeri kepada Pemerintah Pusat
5. Pinjaman Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah Lainnya
6. Pinjaman Dalam Negeri kepada Lembaga Keuangan Bank
7. Pinjaman Dalam Negeri kepada Lembaga Keuangan bukan Bank
8. Pinjaman Dalam Negeri – Obligasi Pemerintah Daerah
9. Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
10. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara
11. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
12. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnva
13. Peneriman Kembali Pelunasan Obligasi Pemerintah Daerah Lain
14. Penerimaan Kembali Investasi dalam Surat Utang Negara
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pembiayaan meliputi:
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
3. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri kepada
Pemerintah Pusat
4. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri kepada
Pemerintah Daerah Lainnya
5. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri kepada Lembaga
Keuangan
6. Bank
7. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri kepada Lembaga
Keuangan bukan Bank
Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pembiayaan
(Lanjutan)
8. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri — Obligasi
Pemerintah Daerah
9. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya
10. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara
11. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
12. Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
13. Pengeluaran untuk Investasi dalam Surat Utang Negara
14. Pengeluaran untuk Investasi dalam Proyek Pembangunan
15. Pengeluaran untuk Investasi dalam Kemitraan
16. Pengeluaran untuk Investasi Jangka Panjang Lainnya
LAPORAN ARUS KAS
• Arus Kas dari Aktivitas Non-anggaran
– Arus Kas Masuk dari Aktivitas Nonanggaran
meliputi:
• Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
• Kiriman Uang Masuk (Mutasi Kas Antar-Rekening Kas
Umum Daerah)
– Arus Kas Keluar dari Aktivitas Nonanggaran
meliputi:
• Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
• Kiriman Uang Keluar
CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
• Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan penjelasan
secara lebih rinci atas elemen-elemen dalam laporan
keuangan, baik elemen neraca, Laporan Realisasi Anggaran
maupun Laporan Arus Kas. Pemerintah daerah diwajibkan
untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
tujuan umum
• Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan
tanggungjawab BUD atau kuasa BUD
• Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bentuk dari
pengungkapan (disclosure) oleh pemerintah daerah. Seberapa
luas pengungkapan informasi tersebut sangat tergantung
pada kemauan politik (political will) pemerintah daerah.
CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
• Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
dimaksudkan antara lain untuk:
1. Menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi
antara pihak penyaji dengan pengguna laporan mengenai
informasi keuangan yang disampaikan dalam laporan
keuangan,
2. Melengkapi informasi dalam laporan keuangan neraca,
Laporan Realisasi Anggaran, dan Laporan Arus Kas yang
bersifat garis besar, sehingga meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan bagi pengguna laporan,
3. Mengungkapkan informasi penting yang berimplikasi
pada kinerja keuangan pemerintah daerah sehingga
memperbaiki transparansi dan akuntabilitas publik
CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
• Isi Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi:
– Catatan atas Laporan Keuangan tersebut sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Kebijakan fiskal/keuangan daerah, ekonomi makro daerah,
pencapaian target APBD
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
3. Kebijakan akuntansi keuangan daerah, meliputi:
a. Basis akuntansi yang digunakan sebagai dasar pencatatan akuntansi
b. Basis pengukuran (measurement) dan penilaian (valuation) yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
c. Penyimpangan kebijakan akuntansi dari ketentuan standar
akuntansi pemerintah disertai dengan alasannya penggunaan
kebijakan akuntansi yang berbeda dengan ketentuan standar
akuntansi
d. Kebijakan akuntansi khusus yang digunakan pemerintah daerah
CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
4. Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan
• Rincian dan penjelasan masing-masing pos laporan
keuangan

1. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh standar


akuntansi pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar
muka (face form) laporan keuangan
5. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual
atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas untuk pemerintah
daerah yang menggunakan basis akrual
6. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH

ANALISA LAPORAN ANALISA LAPORAN


ANALISA NERACA REALISASI ANGGARAN ARUS KAS

DENGAN
MEMPERHATIKAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


ANALISA NERACA
1. Analisa Aset
– Analisa Pertumbuhan pos-pos aset
– Analisa Proporsi Kelompok Aset terhadap Total Aset
– Analisa Modal Kerja
2. Analisa Kewajiban dan Ekuitas
– Analisis Resiko Hutang Pemerintah
– Analisis Pertumbuhan Utang Pemda
– Analisa Laporan Perubahan Ekuitas Dana
3. Analisa Rasio Keuangan
Analisa Rasio Keuangan
• Rasio Likwiditas
• Rasio Solvabilitas
• Rasio Utang (Leverage)
– Rasio utang perkapita penduduk
– Rasio utang terhadap Ekuitas Dana
– Rasio Utang Terhadap Aset Modal
– Rasio Utang Trhadap PAD
– Rasio Bunga Utang Terhadap PAD
– Rasio Utang Terhadap PDRB
– Rasio Utang Trhadap Pendapatan Pajak
– Rasio Utang Terhadap Total Pendapatan Daerah
AANALISA LAPORAN REALISASI ANGGARAN
1. Analisa Pendapatan
– Analisa SELISIH (Varian) Anggaran Pendapatan
– Analisa Pertumbuhan Pos-pos Pendapatan Daerah
– Analisis Rasio Tentang Pendapatan Daerah, misalnya:
• Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
• Rasio Derajat Desentralisasi
• Rasio Efektifitas PAD
• Rasio Efisiensi PAD
• Rasio Efektifitas Pajak Daerah
• Rasio Efisiensi Pajak Daerah
• Derajat Kontribusi BUMD
• Debt Service Ratio
• Rasio Pendapatan Terhadap Utang
– Analisa Potensi Pendapatan
• Analisis Potensi Pendapatan Pajak
• Analisis Potensi Pendapatan Retribusi
AANALISA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

2. Analisa Belanja, meliputi:


1. Analisa Varian Belanja Daerah
2. Analisa Prertumbuhan Belanja Daerah
3. Analisa Keserasian Belanja Daerah
4. Rasio Efisiensi Belanja
5. Rasio Belanja Terhadap PDRB
FORMULA-FORMULA
RASIO KEUANGAN
MODAL KERJA = ASET LANCAR – KEWAJIBAN LANCAR

RASIO LIKWIDITAS:

ASET LANCAR
RASIO LANCAR :
UTANG LANCAR

KAS
RASIO KAS :
UTANG LANCAR

RASIO ASET LANCAR -PERSEDIAAN


CEPAT :
UTANG LANCAR
RASIO SOLVABILITAS:

TOTAL AKTIVA
RASIO SOLVABILITAS =
TOTAL UTANG

TOTAL UTANG

RASIO UTANG THD EKUITAS:


JUMLAH EKUITAS DANA

TOTAL UTANG
RASIO UTANG THD
ASET MODAL TOTAL ASET MODAL
LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK

TIMES INTEREST EARNED RATIO =


BUNG UTANG JANGKA PANJANG

TOTAL UTANG
RASIO UTAG PERKAPITA =
TOTAL JUMLAH PENDUDUK

TOTAL UTANG
RASIO UTANG TERHADAP PDRB =
PDRB

TOTAL UTANG
RASIO UTANG TERHADAP PENDAPATAN
=
PAJAK DAERAH TOTAL PENDAPATAN PAJAK DAERAH
TOTAL UTANG
RASIO UTANG THD PAD =
TOTAL PENDAPATAN ASLI DAERAH

RASIO UTANG THD TOTAL UTANG


TOTAL PENDAPATAN =
DAERAH TOTAL PENDAPATAN DAERAH

Anda mungkin juga menyukai