Anda di halaman 1dari 25

Perkembangan bahasa sebagai sumber perhatian

filsafat pada zaman Yunani, zaman pertengahan dan


zaman modern
Pada zaman Yunani
Kata filsafat berasal dari kata Yunani philosophia, terdiri dari
kata philos yang berarti cinta atau sahabat dan sophia yang
berarti kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Jadi,
philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada
pengetahuan.
Masa Pra Sokrates

 Bangsa Yunani sejak lama dikenal sebagai bangsa


yang gemar akan olah pikirnya. Namun demikian
sebelum para filsuf hadir dengan kemampuan
refleksinya, bahasa merupakan media
pengungkapan daya magis dalam komunikasinya
dengan para Dewa dan kekuatan super natural
lainnya.

 Pemikiran filsafat Yunani bergeser dari filsafat


alam kepada filsafat bahasa. Bahkan masa
Herakleitos ini disebut sebagai asal mula filsafat
bahasa.
Sokrates Herakleitos

Sokrates adalah salah seorang filsuf dari Herakleitos dari Efesus adalah seorang filsuf
Yunani. Ia merupakan salah satu pemikir Yunani Kuno pra-Sokratik yang tidak
antroposentrisme yang hidup pada masa tergolong mazhab apapun, meski dapat
Yunani Klasik. Pemikiran filsafat Sokrates digolongkan lewat asal munculnya sebagai
bertujuan untuk mengenal manusia dengan pemikir mazhab Ionia atau filsuf yang
memahami alam semesta melalui teori muncul di wilayah Asia Minor
Pertentangan antara ‘Fisei’ dan ‘Nomos’

Perhatian para filsuf terhadap bahasa


nampaknya menjadi semakin kental, dan
saat itu muncul persoalan filosofis yaitu
apakah bahasa itu dikuasai oleh alam,
nature atau fisei ataukah bahasa itu bersifat
konvensi atau nomos.

Kaum konvensionalis berpendapat bahwa


makna bahasa diperoleh dari hasil-hasil tradisi,
kebiasaan-kebiasaan berupa ‘tacit agreement’
yang artinya ‘persetujuan diam’ karena hal ini
merupakan tradisi maka dapat dilanggar dapat
berubah dalam perjalanan zaman.
Kaum Sofis
Pada pertengahan abad 5 SM.
Athena menjadi pusat baru
seluruh kebudayaan Yunani.
Waktu itu di bidang politik
Athena memainkan peranan
yang sangat penting di bawah
pimpinan Perikles.Demikian juga
halnya dengan
filsafat.Terdapatlah suatu
golongan yang dinamakan
Sofistik, sehingga penganutnya
dinamakan kaum Sofis. Mereka
terkenal karena ahli di bidang
retorika dan ahli berpidato.
Sokrates
 Sokrates yang hidup antara tahun 469-399 SM
 Ia sangat menaruh perhatian pada manusia dan menginginkan agar manusia itu
mampu mengenali dirinya sendiri.
 Menurutnya, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling dalam.Jadi jiwa
merupakan hakikat manusia yang memiliki arti sebagai penentu kehidupan manusia
 Sokrates tidak meninggalkan tulisan-tulisan tentang pandangannya, namun pandangan
Sokrates tadi dikemukakan oleh Plato, salah seorang muridnya.
plato (427-347 SM)
 Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani,
secara spesifik dari Athena. Dilihat dari perspektif
sejarah filsafat, Plato digolongkan sebagai filsuf Yunani
Kuno. Ia adalah penulis philosophical dialogues dan
pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat
tinggi pertama di dunia barat.

 mengemukakan pandangannya bahwa realitas yang


mendasar adalah idea .Ia percaya bahwa alam yang kita
lihat atau alam empiris yang mengalami perubahan itu
bukanlah realitas yang sebenarnya.

 Plato seorang filosof dari Athena yang menuangkan


karya filosofisnya diwujudkan melalui bentuk dialog.

 dikotomi tentang hakikat bahasa ‘fisei’ dan ‘nomos’


tertuang dalam dialog Cratylus dan Hermogenes
Aristoteles (384-322 SM)
 Aristoteles, adalah seorang filsuf Yunani
yang menjadi guru dari Aleksander Agung.
Ia menjadi murid dari Plato ketika berada di
Athena. Aristoteles belajar dari Plato selama
20 tahun. Semasa hidupnya, ia menulis
tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu fisika,
politik, etika, biologi dan psikologi.

 Aristoteles mengemukakan pemikiran


filosofisnya bahwa terdapat sesuatu yang
tetap akan tetapi tidak dalam suatu dunia
ideal, melainkan dalam benda-benda
jasmani sendiri. Teori Aristoteles disebut
dengan istilah ‘hilemorfisme’ yaitu teori
bentuk-materi.
Dikotomi ‘analogi’ dan ‘anomali’
 Pembahasan tentang hakikat bahasa di Yunani ditandai pula
dengan munculnya teori ‘analogi’ dan ‘anomali’
 Golongan yang berpendapat analogi menyatakan bahwa alam
ini memiliki keteraturan, demikian pula manusia juga memiliki
keteraturan dan itu terefleksi melalui bahasa.
 Kaum anomalis berpendapat bahwa bahasa dalam bentuk-
bentuknya tidak teratur (irreguler).
Mazhab Stoa
 Mazhab Stoa didirikan oleh Zeno dari Kriton sekitar menjelang
abad keempat SM. Mazhab Stoa ini terdiri atas kelompok filsuf
yang ahli logika sehingga pandangan-pandangannya tentang
hakikat bahasa tidak dapat dilepaskan dengan rasio yang
mendasarkan pada logika.
 Pendapat kaum Stoa ini memang merupakan rintisan kearah
pengembangan suatu tata bahasa walaupun sifatnya masih
spekulatif
Zaman romawi
 Alexander Agung yang dalam sejarah telah mendirikan
suatu kerajaan besar, yang meliputi juga Romawi maupun
Yunani.Pemikiran-pemikiran dalam bidang filsafat bahasa
walaupun masih memiliki ciri spekulatif namun telah mulai
mengarah pada dasar-dasar linguistik.
Pemikiran Varro tentang Hakikat Bahasa
• Dalam perkembangan karyanya Varro terlibat juga dalam perbincangan
spekulatif yang dikotomis di Yunani yaitu antara pandangan analogi dan
anomali.
• Etimologi
• Dalam bidang etimologi Varro mencatat perubahan bunyi dari zaman ke
zaman dan perubahan makna dari sebuah kata, walaupun beberapa
contohnya kurang tepat.Ia memberikan contoh perubahan bunyi ‘duellum’
menjadi ‘bellum’ = perang.
• Pengertian kata Menurut Varro perihal pembahasan kata sebenarnya terdapat
bentuk-bentuk yang terjadi secara analogi dan anomali terutama dalam bahasa Latin.

• Konsep morfologi Dalam bidang morfologi Varro menunjukkan orisinalitasnya dalam


pembagian kelas kata.Ia menyusun satu sistem infleksi dari kata Latin dalam empat
bagian sebagai berikut:
 Yang berinfleksi kasus --- kata benda (termasuk sifat)
 Yang berinfleksi ‘tense’--- kata kerja
 Yang berinfleksi kasus dan ‘tense’--- partisipel
 Yang tidak berinfleksi --- adverbium

• Kasus dan Deklinasi Dalam hal kasus perihal penggunaan dan maknanya dengan
bahasa Yunani yang hanya mengenal 5 kasus kasus nominativus (bentuk primer,
pokok), genetivus (menyatakan kepunyaan), datives (yang menerima), akusativus
(objek), vokativus (panggilan) dan ablativus (menyatakan asal,
Konsep Priscia
 Konsep Priscia ini merupakan model yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa sesudahnya.
• Fonologi dan morfologi Dalam bidang fonologi priscia
membicarakan tulisan atau huruf yang disebutnya litterae.
• Menurut konsep morfologi Priscia dijelaskan bahwa kata
disebut dictio.
Dalam bidang morfologi inilah Priscia membedakan
jenis kata dalam delapan macam yaitu:
1. Nomen : dalamnya termasuk kata sifat, kata benda yang menunjukkan substansi dan
kualitas.
2. Verbum : adalah jenis kata yang mempunyai infleksi untuk menunjukkan ‘tense’, modus,
tetapi tidak berinfleksi kasus.
3. Participium : yaitu sebuah jenis kelas kata yang selalu berderivasi dari verbum.
4. Pronomen : yaitu kata yang dapat menggantikan nomen biasa dan biasanya menunjukkan
orang pertama, kedua dan ketiga.
5. Adverbium : keistimewaan adverbium ini ialah selalu dipergunakan dalam konstruksi
bersama dengan verbum dan secara sintaksis dan semantic merupakan atribut verbum.
6. Praepositio : yaitu jenis kata yang tidak mengalami infleksi juga dipergunakan sebagai kata
yang terletak di depan bentuk yang berkasus atau dalam kompositum.
7. Interjectio : jenis kata yang secara sintaksis terlepas dari verbum dan menyatakan perasaan
atau sikap pikiran.
8. Conjunctio : yaitu jenis kata yang tidak mengalami infleksi dan secara sintaksis
menghubungkan anggota-anggota kelas kata yang lain untuk menyatakan hubungan antara unsur
satu dengan lainnya.

 
Masa Abad Pertengahan
Perkembangan filsafat bahasa menuju pada dua arah yaitu
pertama dengan ditentukannya grammatika sebagai pilar
pendidikan latin serta bahasa latin sebagai titik sentral
dalam khasanah pendidikan maka pemikiran spekulatif
filosofis memberikan dasar yang kokoh bagi ilmu bahasa.
Kedua oleh karena sistem pendidikan dan pemikiran
filosofis pada saat itu sangat akrab dengan teologi, maka
analisis filosofis diungkapkan melalui analisis bahasa
sebagaimana dilakukan oleh Thomas Aquinas.
Pemikiran Thomas Aquinas
 Pemikiran Thomas yang lekat dengan teologi tersebut dalam sistematika
filsafatnya merupakan karya terbesar pada periode abad pertengahan
terutama karyanya yang berjudul Summa Theologiae (ichtisar teologi)
 Analisis bahasa praktis menjadi metode yang akrab dalam penuangan
pemikiran-pemikiran filosofis. Untuk mencapai suatu kebenaran dalam
sistem pemikirannya Thomas menggunakan analisis bahasa melalui
penalaran logis dengan menggunakan prinsip deduksi yang dilakukan
dengan melalui analisis premis.
 Analogi dan metafor Dalam filsafat Thomas doktrin tentang ‘analogi’
dimaksudkan justru untuk mengangkat wacana teologis ke taraf ilmiah
filosofis.
Mazhab Modistae

Kaum Modistae menaruh perhatian terhadap pemikiran


hakikat bahasa secara tekum mereka mengembangkan
dan nama Mostae muncul karena ucapan mereka yang
dikenal dengan ‘De modis Significandi’. Dalam konsep
pemikiran kaum Modistae ini unsur semantik mendapat
perhatian yang utama dan digunakan pula dalam
penyebutan definisi-definisi bentuk-bentuk bahasa.
Konsep Bahasa Spekulativa
 Konsep bahasa spekulativa adalah merupakan hasil integrasi
deskripsi gramatikal bahasa Latin seperti yang dirumuskan
oleh Priscia dan Donatus ke dalam filsafat Skolastik.
 Tugas dari konsep bahasa spekulativa adalah untuk
menemukan prinsip-prinsip tempat kata-kata sebagai sebuah
tanda dihubungkan pada satu pihak dengan intelek manusia
dan pada pihka lain dihubungkan kepada benda yang ditunjuk
atau yang diwakilinya
Zaman Abad Modern

Sejarah pemikiran umat manusia menapak terus dipimpin sang


waktu. Akhirnya muncullah masa abad modern yang diawali
dengan ‘Renaissance’ berarti kelahiran kembali.Secara historis
‘Renaisance’ adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di
mana orang merasa dirinya lahir kembali.
Perkembangan filsafat pada abad modern ini ditandai dengan
hadirnya masa Aufklarung. Zaman filsafat abad modern ini
muncullah berbagai tokoh pemikir yang mampu mengubah dunia
terutama yang kemudian dikembangkan pada ilmu pengetahuan.
Zaman post Modern

Anda mungkin juga menyukai