Anda di halaman 1dari 9

Interaksionisme Simbolik

KELOMPOK 3
Pengertian interaksionisme simbolik

teori interaksi simbolik adalah teori yang dibangun sebagai respon terhadap teori-teori psikologi aliran
behaviorisme, behaviorisme, etnologi, serta strukturalfungsionalis. Teori ini sejatinya dikembangkan
dalam bidang psikologi sosial dan sosiologi dan memiliki seperangkat premis tentang bagaimana seorang
diri individu (self) dan masyarakat (society) didefinisikan melalui interaksi dengan orang lain dimana
komunikasi dan partisipasi memegang peranan yang sangat penting.
Karakteristik

Blumer yang dianggap sebagai tokoh utama pendekatan ini (dalam Patton, 1990: 76)
mengajukan tiga premis utama sebagai dasar interaksionisme simbolik, yaitu:
(1)Tindakan manusia terhadap sesuatu berdasar makna yang diberikan sesuatu itu kepadanya.
Semakin penting sesuatu itu maknanya bagi dirinya semakin kuat pula dia memeliharanya,
(2)Makna sesuatu itu muncul dari interaksi sosialnya dengan orang lain, sehingga makna itu
bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, dan
(3)Makna itu terus berubah melalui proses interpretasi yang dilakukan seseorang ketika
menghadapi sesuatu.
Tujuan

Menurut Muhadjir (2007)interaksionisme simbolik dibangun atas dasar 7 konsep sebagai


berikut:
 1. Perilaku manusia itu mempunyai makna dibalik yang menggejala. Untuk itu diperlukan
metode untuk mengungkap perilaku yang terselubung.
 2. Pemaknaan kemanusiaan perlu dicari sumbernya pada interaksi social manusia.
Manusia membangun lingkunannya melalui bahasa membangun dirinya, dan dibangun
berdasarkan empati dengan bentuk mencintai sesama manusia dan tuhan.
 3. Msyarakat itu merupakan proses yang berkembang holistic, tak terpisah, dan tidak
terduga
Lanjutan

 4. Perilaku manusia itu berlaku berdasar penafsiran, dan tujuan bukan didasarkan atas
proses mekanik dan otomatik. Perilaku manusia itu bertujuan dan tidak terduga.
 5. Konsep mental manusia itu berkembang secara dialektik. Terus berkembang karena
adanya interaksi social dengan masyarakat yang membuatnya dapat berubah-ubah seiring
dengan perkembangan di lingkungannya.
 6. Perilaku manusia itu wajar dan konstrukrif kreatif. Sehingga memiliki pemikiran
membangun kesadaran untuk mampu menyelesaikan masalah dengan kombinasi dari
berbagai cara sehingga kita tidak tengelam dalam situasi pesimisa dan ketakutan yang
beralasan, karena mampu mengatasi masalah secara cerdas.
 7. Perlu digunakan metode instropeksi simpatik, menekankan pada intuitif untuk
menangkap makna.
Contoh penelitian

 Deskripsi Gudep Pramuka Ekstrakurikuler Pramuka adalah induk kegiatan dari Gugus
Depan (Gudep) Pramuka SMA Negeri 1 Mojolaban. Gugus Depan ini masuk di dalam
wilayah Kwaran (Kwartir Ranting) Kecamatan Mojolaban, dan Kwarcab (Kwartir
Cabang) Kabupaten Sukoharjo (Dokumen Sekolah, 2015). Gudep ini memiliki nomor
kode registrasi 10.117/118.S. Angka 10 adalah kode ranting Kecamatan Mojolaban, angka
ganjil 117 adalah kode satuan putra, dan angka genap 118.S sebagai kode satuan putri
yang sesuai dengan administrasi pendirian Gugus Depan Gerakan Pramuka khususnya di
Cabang Sukoharjo (O/19/10/2015).
Pembahasan

 1. Kegiatan Pramuka Bersifat Wajib


Kegiatan Pramuka dasarnya adalah sebuah permainan yang mengandung pendidikan
menjadi sebuah kegiatan yang menegangkan. Peserta didik tidak suka dengan cara Giat
Operasional (giatops) dalam mendisiplinkan peserta didik.
 2. Tindakan “Konsumsi” Pembina Kegiatan Pramuka
Bentuk kegiatan mencatat dengan tempo yang sangat cepat dan materi yang diulang-
ulang juga menimbulkan rasa bosan oleh peserta didik.
Lanjutan

 3. Realitas Kegiatan Pramuka Membentuk Konsep “Me” Pada Diri Peserta Didik
Konsep “Me” dalam diri merupakan perilaku secara tanpa sadar diri menempatkan
identitasnya dengan topeng-topeng yang hanya menjadi objek dari harapan-harapan
masyarakat, khususnya pada ranah pendidikan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai