Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Perilaku Belajar Dalam Konteks Kecerdasan Intelektual,Kecerdasan

Emosional,Kecerdasan Spiritual Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman


Berorganisasi ( Studi Kasus Organiasi Eksternal GMNI Cabang Bandar Lampung)

Agung Prakoso, Suripto2


1
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik , Magister Ilmu Administrasi , Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa 35141, Bandar Lampung,
Lampung, Indonesia
E-mail:
Agungminimons1999@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku belajar dalam konteks
kecerdasan intelektual ,emosional, spiritual dan konteks kecerdasan social terhadap
pemahaman berorganisasi. Perilaku belajar Hanifah (2001), menyatakan perilaku belajar
adalah kebiasaan belajar yang dilakukan individu secara berulang- ulang sehingga otomatis
atau secara spontan. Dalam hal ini perilaku belajar sangat berkolerasi dengan pemahaman
berorganisasi. Dalam mempelajari sebuah prilaku didalam suatu organisasi dibutuhkan
kecerdasan intelektual, Menurut Yani (2011) kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan
yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan seseorang, kecerdasan intelektual tetap
mempengaruhi pola fikir seorang anggota dalam suatu organisasi. Kecerdasan Intelektual
merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, menguasai dan
menerapkannya dalam menghadapi masalah (Pasek Nyoman, 2016). Karena kecerdasan
intelektual merupakan kecerdasan pertama yang dikembangkan yang mampu membuat
seorang mahasiswa berfikir secara rasional untuk belajar akuntansi dan memahaminya.
Kecerdasan emosional mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya,
kemampuan untuk mengelola dirinnya kesanggupan untuk tegar menghadapi frustasi,
krsanggupan dalam mengendalikan dorongan dan kepuasan sesaat, mengatur suasan hati
yang relatif serta mampu berempati dan bekerjasama dengan orang lain (Rokhana dan
Sugeng, 2016). Kecerdasan spiritual adalah kemampuan manusia memaknai arti dari
kehidupan serta memahami nilai tersebut dari setiap perbuatan yang dilakukan dan
kemampuan potensial yang menjadikan seseorang dapat menyadari dan menentukan nilai,
makna, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup
karena merasa sebagai dari bagian keseluruhan sehingga membuat manusia dapat
menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan kebijaksanaan, kedamaian, dan
kebahagiaan yang hakiki (Pasek Nyoman,2016). Disamping kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual, berbicara keceerdasan sosial juga sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan seseorang. Seseorang yang mempunyai teman dan relasi yang banyak
membuktikan mempengaruhi kesuksesan. Dimana seseorang tersebut menjadi banyak
pengalaman. Setiap kader gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) haruslah
menanamkan rasa nasionalisme pada setiap individu. Dalam organisasi Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia mempunyai peran untuk membentengi setiap mahasiswa sebagai penerus
bangsa, memberikan basic perilaku untuk saling menghormati keberagaman yang ada,
memberikan pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan bangsa dan
negara, serta mampu menyiapkan mahasiswa sebagai warga negara yang baik, bertanggung
jawab serta mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset bangsanya. Dalam hal
ini para generasi muda merupakan sosok individu yang sangat berkompeten dalam
menentukan maju mundurnya suatu bangsa, karena hal tersebut akan membawanya kearah
kemajuan diri dari bangsanya.
Kata Kunci: prilaku,organisasi,Gmni
Pendahuluan
Pengaruh sendiri adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang/benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu kondisi
dimana terdapat sebuah hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat dari apa yang
mempengaruhi dan di pengaruhi. Pengaruh sendiri di deskripsikan sebagai sebuah perbedaan
tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan setelah
menerima pesan. Pengaruh disini bisa saja terjadi pada konteks pengetahuan, sikap, maupun
tingkah laku seseorang. Oleh sebab itu pengaruh juga bisa di gambarkan sebagai sebuah
perubahan atau penguatan keyakinan terhadap pengetahuan, sikap maupun Tindakan oleh
seseorang. Sebagai akibat penerima pesan ( dalam kamil, 2016).
(Oktaviani,2015), menggambarkan perilaku sendiri sebagai sebuah manifestasi hayati
individu yang berinteraksi dengan lingkungan, dilihat dari perilaku yang paling nampak
sampai yang tidak nampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan.
Belajar senantiasa ditampakkan pada sebuah aktivitas yang dijalankan oleh seseorang
yang kemudian dilakukan dengan disadari atau di sengaja. Kegiatan belajar ini seringkali
dihubungkan dengan interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut teori Behaviorisme,
teori ini menyatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian didalam
lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu. Behaviorisme menekankan pada apa
yang dilihat, yaitu berupa tingkah laku orang tersebut.
Kecerdasan Intelektual di indentikkan dengan kemampuan seseorang untuk mencapai
pengetahuan, menguasai serta menerapkannya dalam menghadapi sebuah masalah
(Pasek,Nyoman,2016). Karena sebuah kecerdasan intelektual merupakan kecerdasan pertama
yang dikembangkan dan mampu membuat seseorang itu berfikir secara rasional,
Kecerdasan emosional mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya,
kemampuan dimana seseorang itu dapat mengendalikan dirinya, serta mampu menghadapi
frustasi, juga sanggup dalam mengontrol adanya dorongan dari kepuasan yang sifatnya sesaat.
Ketika seseorang memiliki kecerdasan emosional maka orang tersebut akan berupaya
mengatur suasana hati yang sangat relative dan seringkali ber dinamika dengan sendirinya,
kecerdasan disini adalah berbicara mengenai kemampuan untuk dapat memberikan rasa
empati dan bekerjasama dengan orang lain (Rokhana dan Sugeng,2016).
Kecerdasan spiritual adalah sebuah kemampuan manusia yang memberikan makna arti
dari sebuah kehidupan, serta dapat memahami nilai tersebut dari perbuatan demi perbuatan
yang dilakukan dengan kemampuan potensial yang dapat menjadikan seseorang menyadari
dan menentukan nilai,makna,moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar antar
sesame makhluk hidup karena merasa bahwa hal itu menjadi bagian dari keseluruhan
sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan
bijaksana,damai,dan kebahagiaan yang hakiki (Pasek Nyoman, 2016).
Kecerdasan sosial juga berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Seseorang yang
mempunyai tingkat kecerdasan sosial lebih cenderung mempunyai teman serta relasi yang
banyak membuktikan bahwa relasi yang dimiliki dapat menjadi salah satu factor kesuksesan.
Dimana seseorang menjadi banyak pengalaman.
Pemahaman berorganisasi sendiri tidak lepas dari organisasi yang menjadi objek
dalam mempengaruhi lingkungannya. Salah satu contoh organisasi yang berada di kampus.
Tidak hanya menjadi tempat pembelajaran, namun disitu mahasiswa dilatih untuk bisa lebih
mandiri dan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Menurut Rachman
Abdul Talib (2010:30-33) manfaat mengikuti organisasi yang ada dikampus bagi mahasiswa
sendiri yaitu : (1) Melatih diri untuk menjadi seorang pemimpin (Ledership) (2) Menambah
wawasan (3) Belajar mengatur waktu (4) Mengasah kemampuan sosial (5) Problem Solving
dan Manajemen Konflik (6) Memperluas jaringan atau Networking (7) Membentuk pola pikir
yang baik (8) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Dari pernyataan diatas sudah jelas
bahwa Ketika berbicara mengenai pemahaman organisasi sudah bisa dikatakan secara jelas
bahwa organisasi mempengaruhi pola prilaku manusia itu sendiri secara tidak langsung.
GMNI sendiri dibentuk pada tanggal 22 maret 1954 sebagai hasil gabungan dari tiga
organisasi mahasiswa, masing-masing Gerakan Marhaenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan
Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia.

Kajian Literatur
1. Perilaku Belajar
Menurut Ali dalam Hanifah serta Sukriy (2001), belajar merupakan proses pergantian
sikap akibat interaksi orang dengan area. Menurut Hanifah serta Syukriy (2001),
belajar merupakan sesuatu proses usaha yang lingkungan dicoba untuk seorang dari
tidak diketahui jadi mengetahui, tidak paham jadi paham, serta sebagainya guna
mendapatkan pergantian tingkah laku yang lebih baik secara totalitas akibat adanya
interaksi dengan lingkungannya.
2. Kecerdasan Intelektual
Menurut Thorndike dalam Andriyani (2009), kecerdasan intelektual adalah
kemampuan untuk menentukan ketidaklengkapan kemungkinan-kemungkinan dalam
perjuangan hidup individu.
Menurut Sunar (2016), kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kemampuan dalam
memecahkan masalah secara akademis dan logis. Secara garis besar Intelegensi dalam
konteks IQ adalah kemampuan mental untuk berfikir secara rasional.
3. Kecerdasan Emosional
Goleman (2003), menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih
yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi, dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan
jiwa.
4. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan
kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif, bahkan SQ adalah
kecerdasan tertinggi (Zohar dan Marshal.2007).
5. Kecerdasan Sosial
Goleman (2006), kecerdasan sosial adalah kemampuan manusia menjalin hubungan
dengan orang lain, dengan mengabaikan apa yang sedang berlangsung Ketika
berinteraksi.
6. Pemahaman Organisasi

7. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Organisasi

8. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap pemahaman Berorganisasi


9. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Berorganisasi

10. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Berorganisasi

11. Pengaruh Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Berorganisasi

Metode Penelitian

Hasil dan Diskusi

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai