AFI
(EKG )
Zaman Now
Sejarah
A New Galvanometer In 1901
Hanya merekam
Tidak langsung menyatakan penjumlahan potensial
Rekaman abnormalitas struktur elektrik yang dihasilkan
oleh sel-sel otot jantung
aktivitas listrik jantung, Hanya merekam aliran listrik yg
jantung perubahan elektris akibat ditransmisikan ke area
kelainan struktur tersebut dimana elektroda
ditempatkan
DEFINISI
SA Node
Internodal branch
AV Node
Hiss Bundle
Purkinje Fiber
Contraction
Gelombang EKG Normal
LANGKAH INTERPRETASI
EKG:
1. Lihat apakah perekaman sudah benar / belum, bentuk
2. Menentukan irama jantung (rhyhm).
3. Tentukan frekuensi (heart rate)
4. Tentukan sumbu jantung (axis)
5. Tentukan ada tidaknya tanda hipertrofi
6. Tentukan ada tidaknya kelainan koroner, tanda iskemia/
infark ST segmen
7. Tentukan ada tidanya tanda akibat gangguan lain seperti
efek obat-obatan atau gangguan keseimbangan elektrolit.
Bagaimana Gambaran Aktivitas Listrik Jantung Normal pada
EKG?
Diagram Wiggers yang menunjukkan Fase Pompa Jantung dan Kaitannya dengan Komponen Gelombang EKG
1) perekaman yang benar
SANDAPAN EKG
Precordial
Unipolar
Sandapan
Ekstremitas
EKG
Bipolar
1. YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEREKAM EKG
KALIBRASI STANDAR
EKG
STANDAR KECEPATAN EKG
Sadapan EKG Extermitas Sandapan B I P O L A R
terdiri dari :
1. BIPOLAR : I . II. III
SADAPAN I : merekam beda potensial antara RA dan
LA, dimana RA bermuatan (-) dan LA bermuatan (+)
SADAPAN II : merekam beda potensial antara RA
dengan kaki kiri (LF), dimana RA bermuatan (-),dan
LF bermuatan (+)
SADAPAN III : merekam beda potensial antara
LA,dengan LF, dimana LA bermuatan(-) dan LF
bermuatan (+).
Sandapan Unipolar
EKSTREMITAS
II. UNIPOLAR EKSTREMITAS DAN PERIKARDIAL
EKSTREMITAS
SANDAPAN UNI POLAR ekstremitas
a. Sandapan AVR : merekam potensial listrik pada (RA),
dimana RA bermuatan(+), tangan kiri dan kaki kiri
membentuk elektroda indiferen
b. Sandapan AVL : merekam potensial listrik pada
tangan kiri, dimana tangan kiri bermuatan(+), tangan
kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
c. Sandapan AVF : merekam potensial listrik pada (LF),
dimana LF bermuatan(+), tangan kanan dan tangan kiri
membentuk elektroda indiferen
SADAPAN UNIPOLAR Prekordial lead pada dada:
- V1 = ICS IV garis sternum kanan
PREKORDIAL - V2 = ICS IV garis sternum kiri
- V3 = Antara V2 dan V4
- V4 = ICS V garis mid clavikula kiri
- V5 = Sejajar V4 garis axilla depan
- V6 = Sejajar V5 garis axilla tengah
Kertas EKG
Gelombang P : depolarisasi kedua atrium
Gelombang QRS : Depolarisasi kedua Ventrikel
Gelombang T : Repolarisasi Kedua Ventrikel
Penamaan metode
GelombangPQRST dan U
Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt
Lebar : < 0,12 detik
Selalu positif di L II
Selalu negatif di aVR
Kepentingan
Mengetahui kelainan di Atrium
“Gelombang P Mitral”
“ Gelombang P Pulmonal “
Interval PR
Diukur dari permulaan P s/d permulaan QRS
Kepentingan :
Kelainan sistem konduksi
Memanjang ; AV blok
Memendek : Pre eksitasi = sindrom
WPW atau irama junctional
P WAVES
GELOMBANG QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh depolarisasi ventrikel
Normal gelombang Q Normal :
Lebar : 0,06 - 0,12 detik
Lebar : < 0,04 detik
Tinggi : Tergantung lead
Dalam : < 1/3 tinggi R
Gel R
defleksi positif pertama pada gelombang
QRS. Gel R umumnya positif di lead I,II,V5
dan V6. Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya
kecil atau tidak ada
Gel S
defleksi negatif sesudah gelombang R.
Di lead aVR dan V1 gelombang S
terlihat dalam dari V2 ke V6 akan
terlihat makin lama makin menghilang.
Kepentingan :
Mengetahui adanya hipertrofi ventrikel
Mengetahui adanya Bundle branch block
Mengetahui adanya iskemic / infark
Q WAVE
• QRS positive in
leads I, II, aVF,
V3-V6
• satu P diikuti oleh
satu QRS
EKG Strip lead II
INTERPRETASI EKG
EKG 12 Lead
EKG NORMAL 12 Lead.
3. Tentukan frekuensi (heart rate) Metode Menghitung
Heart Rate
1500: Kotak
Kecil Rekam 6”
300: Kotak hitung jumlah R
Besar x10
Irregular Rhytme
4. Tentukan sumbu jantung (axis)
Aksis
posisi jantung dalam
elektrokardiografi adalah posisi
listrik dari jantung pada waktu
berkontraksi dan bukan dalam
arti posisi anatomis.
Aksis
5. Tentukan ada tidaknya hipertropi
II
Lead II
Lead V1
LEFT VENTRICLE HYPERTOPHY
Criteria
Chest leads (Sokolov,Lyon)
SV1 + RV5 or V6 ; > 35 mm
RV5 or V6; > 26 mm
R + S in any chest lead; > 45 mm
Limb leads (Gubner, Ungerleider)
R1 + SIII; > 35 mm
RaVF; > 20 mm
RaVL; >11 mm
SaVR; > 15 mm
6. Tentukan ada iskemia / infark atau tidak
Depresi ST segmen
Dianggap bermakna
bila titik J ≥ 1 mm
dibawah garis
isoelektrik
Inversi gel T
Marfologi gel T
dicurigai iskemi:
Gelombang T simetris
Injury :
. T hiper akut
. Elevasi ST segmen
. T hiper akut
Belum Timbul
gelombang Q
Elevasi ST segmen
dimulai bila injury sampai epikardium
(transmural)
Evoluasi klasik pada infark miokard akut
49
Chest pain ACS
ST elevation ST depression ST segment
ECG
Diagnosis
NSTEMI UAP
Spectrum of pathologic and and
clinical STE-ACS & NSTE-ACS STEMI
Hamm CW et al. Eur Heart J 2011;32:2999 – 3054
50
Gambaran Resiprokal
Biasanya:
II,III,aVF dg I,aVL
V1-V3 dg V7-V9
Letak Jantung Dilihat Dari Sadapan
7. Tentukan ada tidak gangguan elektrolit
Harga Normal EKG
DISRITMIA /
ARITMIA
DISRITMIA
Kelainan Irama ada dua:
Bradi-aritmia (terlalu lambat) gagalnya pembentukan
impuls di nodal SA & konduksi listrik abnormal ke ventrikel.
Taki-aritmia (terlalu cepat)
Gangguan automaticity (sel miokard di atrium
mengeluarkan impuls sebelum SA node)
Trigered activity (impuls muncul saat repolarisasi/relaksasi)
Re-entry (impuls menstimulasi jaringan yang sudah
terdepolarisasi)
Abnormalitas Sistem Konduksi Listrik
Pembagian aritmia :
I. Gangguan Pembentukan Impuls
A. Aritmia bersumber dari sinus :
sinus bradikardi, sinus takikardi, sinus aritmia,
sinus arrest
B. Aritmia bersumber atrial / supraventrikular:
atrial ekstrasistol, atrial takikardi, atrial fibrilasi,
atrial flutter. SVT QRS sempit
C. Aritmia bersumber di AV junction :
AV junction ekstrasistol, AV junction takikardi,
QRS sempit
D. Aritmia bersumber di Ventrikel :
ventrikel ekstrasistol, ventrikel takikardi, ventrikel
fibrilasi,
Umumnya aritmia bersumber 2 suprraventrikel dan ventrikel
II. Gangguan Penghantaran (konduksi) Impuls
A. Blok Sino-atrial (SA)
B. Blok Atrio-ventrikuler (derajat I, II, III)
C. Blok intraventrikuler
Sinus Bradikardi
Pola : Gel. P sinus, QRS dan T normal, frekuensi < 60 x /menit
Etiologi : Fisiologis (atlet, dewasa muda, tidur)
Patologis (AMI inferior, obat2an, TIK., hipotermia,
hipotiroid, ikterus obstruktif, dll)
Pola : Gel. P sinus, QRS dan T normal, frek > 100 x /menit
Terapi : Tergantung HR, penyebab dan keadaan pasien. Menurunkan kecepatan denyut
Ventrikel atau konversi ke irama sinus.
Kontrol rate : digitalis, Ca antagonist non-dihidropiridin, B bloker. Pencegahan
tromboemboli : antitrombosis (ASA, Clopidogrel), antikoagulan, operatif evakuasi
trombus
Atrial Fibrilasi
Flutter Atrium
- Frekuensi atrial : 250 – 350 X/menit
- Irama : reguler atau irreguler
- Gelombang P : tak ada, diganti pola gigi gergaji, dapat dihitung,
P:QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1
- Kompleks QRS : konfigurasi dan waktu hantaran normal.
- Gelombang T : Ada, bisa tertutup gelombang flutter.
Supraventrikel Takikardi (SVT)
Pola : Kompleks 3 atau lebih SVES. Gel. P ektopik, frek 160-200 x/mnt
QRS bisa normal atau aberasi. Bisa ada ST depresi atau T terbalik.
Bisa ada blok bila frek atrium > 200 x/mnt
ADENOSIN IV
Dosis pertama : 6 mg IV bolus cepat, diikuti dengan flush NS
Dosis kedua : 12 mg IV jika diperlukan\
Dosis ketiga : 12 mg IV bisa dipertimbangkan
junctional Rythme
ya ng ikel
) tr
Ventrikuler Ekstrasistol (VES) ( ar
ia
i tm d i v
ber
e n
sum
ber
Pola : VES maligna bila : >5/mnt, salvo, multifokal, R on T
Etiologi : Bisa timbul pada orang normal, iskemia miokard, IMA,
gagal jantung, kardiomiopati, MVP, intoksikasi digitalis, dll
Terapi : Atasi penyebab disritmia. Terapi bila ada keluhan atau
disritmia yg mengancam jiwa. Bisa digunakan
amiodaron, lidokain.
Ada beberapa macam VES, yaitu :
Multi form
VES R-on-T
Dapat mencetuskan VT atau VF
Ventrikel Takikardi (VT)
Pola : Kompleks 3 atau lebih VES. Frek 150-210 x/mnt
Etiologi : PJI, IMA, gagal jantung, intoksikasi digitalis
Terapi : DC syock, DC synchronized cardioversi bila ada ggn.
Hemodinamik / gagal jantung. Obat : lidokain,
prokainamid, B bloker, amiodaron.
Macam VT
Berdasarkan marfologinya:
1. Monomorfik
2. Poly morfik
Berdasarkan durasinya:
3. Sustained (>30 mnt, dg ggn
hemodinamik)
4. Non sustained, (< 30 mnt, tanpa ggn
hemodinamik)
berkelanjutan
Non-Sustained Ventricular Tachycardia
Algoritma bradikardia
Bradikardia
TPM
PPM