Disusun Oleh :
20214030083
Stase keperawatan gawat darurat adalah salah satu stase dalam keperawatan yang
harus dilewati oleh saya dan teman-teman saya selama profesi ners. Stase keperawatan
gawat darurat ini yang menjadi stase kedua terakhir yang harus dijalani oleh saya dan
teman-teman saya. Praktik stase keperawatan gawat darurat ini dimulai pada tanggal 18-
28 April 2022 dan berlokasi di 2 ruangan RSUD Temanggung yaitu ruang ICU dan raung
IGD. Stase GADAR akan dilaksanakan selama kurang lebih empat minggu kedepan. Saat
ini saya baru saja melewati minggu kedua untuk stase GADAR, dan menurut saya, saya
mendapatkan banyak pengalaman yang menarik.
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan saat menjalani profesi di stase gawat
darurat ini, mulai dari kegiatan pengkajian kepada pasien, melakukan pengecekan TTV,
melakukan pemasangan infus, kateter, pemberian oksigenasi, melakukan pengecekan
gula darah, menyuntikkan insulin langsung kepada pasien, perawatan luka dan masih
banyak lagi kegiatan yang dilakukan. Selama kegiatan praktik ini berlangsung selama 1
pekan kejadian yang ingin saya ambil untuk refleksi kasus saya yaitu ketika saya
membantu perawat bangsal memasang kateter pada pasien laki-laki.
Pada saat akan melakukan kegiatan, saya dan satu teman saya memiliki tugas
yang berbeda. Teman saya melakukan pelepasan kateter sedangkan saya melakukan
pemasangan kateter. Semua alat sudah dipersiapkan semua. Sesaat setelah kateter di
lepas, saya langsung menyiapkan diri saya untuk melakukan pemasangan kateter. Teknik
yang saya gunakan yaitu teknik steril. Sebelum selang kateter dimasukkan, selang kateter
tersebut dilumuri menggunakan jelly terlebih dahulu supaya mempermudah proses
memasukan selang kateter dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien. Dalam
proses memasukan selang kateter, saya dibantu oleh perawat bangsal. Ketika selang
kateter sudah siap, saya langsung disuruh oleh peraawat untuk langsung memasukkan
selang kateter tersebut ke saluran uretra pasien. Namun pada saat itu, saya berhenti
sebentar dan bertanya kepada perawat tersebut, apakah tidak melakukan penis hygiene
terlebih dahulu sebelum memasukkan selang kateter. Dan perawat menjawab tidak perlu
tidak apa-apa. Dan setelah itu saya langsung mencari lubang uretra pasien dibantu oleh
perawat tersebut, dan akhirnnya selang kateter terpasang. Selanjutnya cairan untuk fiksasi
kateter dilakukan oleh perawat. Setelah semua selesai, kami langsung membereskan alat,
merapikan tempat tidur pasien dan pergi meninggalkan ruangan pasien untuk
membereskan alat-alat yang sudah terpakai.
2. Eksplorasi perasaan
Saat melihat kejadian tersebut saya sempat terdiam. Sepengetahuan saya saat kuliah pun
sebelum memasukkan selang kateter, pasien harus dilakukan penis hygiene terlebih
dahulu untuk membersihkan area glens penis pasien dan juga mengurangi munculnya
infeksi setelah pemasangan kateter. Dari hal tersebut membuat saya tersadara lagi, karena
memang dilapangan sedikit berbeda dengan apa yang diajarkan di kuliah. Tetapi saya
juga kagum kepada perawatnya karena selain hal yang disoroti tadi, perawat tersebut
membantu saya tetap mempertahankan teknik steril saat pemasangan kateter.
4. Analisa
Penis hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ
reproduksi pria (glans penis) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi (Indrasari, 2017). Perawat memiliki peran penting dalam membantu
proses pemasangan kateter pasien yang baik dan benar.
Perawatan organ reproduksi yang dilakukan dengan rutin harus memperhatikan
prinsip aseptik. Prinsip aseptik salah satunya melakukan penis hygiene dengan
menggunakan antiseptik sebelum pemasangan kateter dan selama kateter terpasang.
Antiseptik mempunyai peranan penting dalam pencegahan dan perawatan kateter dari
kuman . Antiseptik yang paling baik digunakan untuk perawatan kateter adalah antiseptik
yang berspektrum luas karena kuman yang berkoloni dalam saluran kemih dapat berasal
dari kontaminan bakteri gram negatif maupun positif (Jumuatul, 2014).
5. Kesimpulan
Kejadian ini tentu saya menjadi pelajaran bagi saya, dalam melakukan pemasangan
kateter seharusnya kita bisa memperhatikan kebersihan daerah kewanitaan pasien
sebelum melakukan pemasangan kateter sehingga tidak merugikan pasien.
Referensi :
1. Mahanani, S., & Sanbein, Maria M. (2015). Perawatan Kateter Pada Pasien Rawat Inap
Di Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal STIKES Vol. 8, No.1, Juli 2015.
2. Syafriati, A., Rosa, Elsye M., & Sari, Novita K. (2018). Pengembangan Bundle Dalam
Menurunkan Urinary Tract Infection (Uti) Di Rsud Sejiran Setason Muntok. Media Ilmu
Kesehatan Vol. 7, No. 2, Agustus 2018