0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan18 halaman
Klasifikasi Proffitt-Ackerman mengevaluasi lima karakteristik utama maloklusi, yaitu pemadatan gigi, asimetri, protrusi incisor, hubungan antara protrusi dan crowding, serta proporsi rahang. Klasifikasi ini memperbaiki kelemahan metode Angle dengan menilai orientasi garis estetik dan dimensi wajah dan gigi secara lebih sistematis.
Klasifikasi Proffitt-Ackerman mengevaluasi lima karakteristik utama maloklusi, yaitu pemadatan gigi, asimetri, protrusi incisor, hubungan antara protrusi dan crowding, serta proporsi rahang. Klasifikasi ini memperbaiki kelemahan metode Angle dengan menilai orientasi garis estetik dan dimensi wajah dan gigi secara lebih sistematis.
Klasifikasi Proffitt-Ackerman mengevaluasi lima karakteristik utama maloklusi, yaitu pemadatan gigi, asimetri, protrusi incisor, hubungan antara protrusi dan crowding, serta proporsi rahang. Klasifikasi ini memperbaiki kelemahan metode Angle dengan menilai orientasi garis estetik dan dimensi wajah dan gigi secara lebih sistematis.
meresmikan sistem tambahan informal pada metode Angle dengan mengidentifikasi lima karakteristik utama dari maloklusi untuk digambarkan secara sistematis pada klasifikasi • Pendekatan tersebut menutupi kelemahan utama metode Angle 5 karakteristik • evaluasi pemadatan dan asimetri pada gigi • evaluasi incisor protrusion • hubungan antara protrusion dan crowding • menyertakan bidang transverse, vertikal, dan anteroposterior • proporsi rahang pada titik yang tepat • 2 hal yang membantu menganalisis 5 karakteristik sistem klasifikasi proffitt- ackerman : – mengevaluasi orientasi dari garis estetik (esthetic line) dari pertumbuhan gigi yang berhubungan – menambahkan mengenai 3 dekripsi dimensional dari wajah dan hubungan gigi dengan karakteristik rotasi • Konsep Angle : jika garis oklusi pada bukal dari lengkung gigi mandibula letaknya bersamaan dengan garis fossa central dari lengkung gigi maksila dan gigi terletak pada satu garis lurus maka akan dihasilkan oklusi yang ideal • Analisis modern : garis kurva lain mengkarakteristikkan kemunculan dari pertumbuhan gigi penting garis estetik • Garis estetik mengikuti tepi muka Klasifikasi berdasarkan karakteristik maloklusi
1. Evaluasi dari proporsi dan estetika wajah
• dilakukan selama pemeriksaan klinis pertama • Evaluasi thd a/simetris wajah, proporsi wajah anteroposterior dan vertikal, serta hubungan bibir-gigi (pada saat istirahat dan tersenyum) Simetris Asimetris Straight Convex Concave Straight Convex Concave 2. Evaluasi kesejajaran dan simetri pada lengkung gigi • dilakukan dengan cara memeriksa lengkung gigi dari sisi oklusal, mengevaluasi kesimetrisan pada masing-masing lengkung gigi, dan mengevaluasi crowding serta spacing 3. Evaluasi skeletal and dental relationship pada bidang transversal • evaluasi yang utama adalah dental cast dan radiografi • crossbite – crossbite lingual/palatal berarti bahwa molar atas lebih ke posisi lingual dari posisi normalnya – crossbite buccal berarti molar mandibula berada pada posisi lebih ke buccal 4. Evaluasi skeletal and dental relationship pada bidang anteroposterior • Class I, class II, class III of Angle’s malocclusion 5. Evaluasi dari skeletal and dental relationship pada bidang vertikal • Permasalahan vertical dapat dijabarkan dalam kasus anterior open bite, anterior deep bite, atau posterior open bite. • Pasien dengan skeletal open bite biasanya akan mengalami maloklusi pada anterior bite, dikarakteristikan oleh erupsi berlebih pada gigi posterior, rotasi ke arah bawah pada mandibula dan maksila, dan erupsi normal pada gigi anterior. • Jika angle mandibula dan palatal rendah, maka terdapat skeletal deep bite tendency. • Jika angle mandibula dan palatal tinggi, maka terdapat skeletal open bite tendency. Open bite Deep bite Venn diagram of proffitt-ackerman’s classification Textbook of Orthodontics – Samir E. Bishara