Anda di halaman 1dari 83

PENGENALAN

TEKNIK KENDARAAN BERMOTOR


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 55 tahun 2012
Tentang Kendaraan
Pasal 2

KENDARAAN

KENDARAAN TIDAK
KENDARAAN BERMOTOR
BERMOTOR
KENDARAAN ???
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri
atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 2
KENDARAAN BERMOTOR ???

Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh


peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di
atas rel.
KENDARAAN TIDAK BERMOTOR ???.

Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang


digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.
Pasal 3
(1) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a
berdasarkan jenis dikelompokkan ke dalam:
a. Sepeda Motor;
b. Mobil Penumpang;
c. Mobil Bus;
d. Mobil Barang; dan
e. Kendaraan khusus.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 3
Pasal 4
Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b
dikelompokkan ke dalam:
a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang; dan
b. Kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 4
Susunan
Pasal 7
Susunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. rangka landasan;
b. motor penggerak;
c. sistem pembuangan;
d. sistem penerus daya;
e. sistem roda-roda;
f. sistem suspensi;
g. sistem alat kemudi;
h. sistem rem;
i. sistem lampu
dan alat pemantul cahaya;
j. komponen pendukung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 7
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN RANGKA ?
Pasal 8
(1) Rangka landasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a harus
memenuhi persyaratan:
a. dengan konstruksi menyatu, terpisah, atau sebagian menyatu sebagian
terpisah dengan badan Kendaraan;
b. dapat menahan seluruh beban getaran dan goncangan Kendaraan berikut
muatannya sebesar JBB atau JBKB;
c. tahan terhadap korosi; dan
d. dilengkapi dengan alat pengait di bagian depan dan bagian belakang
Kendaraan Bermotor, kecuali Sepeda Motor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 8
Rangka adalah landasan utama pada kontruksi kendaraan .

Rangka terdiri dari dua buah balok besi yang memanjang (Side
Member) dihubungkan dengan bagian – bagian yang melintang
(Cross Member).
FUNGSI RANGKA
RANGKA MERUPAKAN BAGIAN KENDARAAN YANG
BERFUNGSI SEBAGAI PONDASI KENDARAAN YANG
MENYANGGA KOMPONEN – KOMPONEN SEPERTI
MOTOR, CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA, SERTA
BODY
JENIS-JENIS RANGKA

Pada umumnya rangka dibagi menjadi dua jenis yaitu


ladder (tangga) dan monocock yang kedua-duanya
dapat mencerminkan karakter sebuah mobil, antara
lain:
NOMOR RANGKA
ATAU VIN
(VEHICLE IDENTIFICATION NUMBER)
Sejak tahun 1981, diberlakukan standar jumlah karakter VIN yaitu
sepanjang 17 digit. Saat ini setidaknya ada empat standar yang
digunakan, yaitu:
 FMVSS 115, Part 565: digunakan di United States dan Canada

 ISO Standard 3779: digunakan di Eropa dan beberapa negara lainnya


(termasuk Indonesia)
 SAE J853: sama seperti ISO

 ADR 43: digunakan di Australia

No .Rangka
or r a ng ka k end ara an bermotor :
Arti kode pada nom
1. Digit ke-1 dan ke-2 yaitu MH menunjukan negara dimana kendaraan tersebut di rakit
2. Digit ke-3 yaitu Y menunjukan nama produsen  Y=Suzuki, F=Toyota, R=Honda,
K=Daihatsu
3. Digit ke-4 sampai dengan digit ke-8 yaitu KZE81 disebut Vehicle Descriptor Section
atau kode VDS yang berisi tentang tipe kendaraan termasuk didalamnya jenis mesin,
model kendaraan, dan tipe body kendaraan.
4. Digit ke-9 yaitu S merupakan Check Digit. Ada cara / rumusan  yang digunakan untuk
menghitung cek digit ini
5. Digit ke 10 yaitu C merupakan data tahun kendaraan di rakit
6. Digit ke-11 yaitu J Ini adalah kode Plant/Pabrik perusahaan
7. Digit ke-12 yaitu 1 adalah nomor jenis/type kendaraan dari pabrikan yang
bersangkutan. Misalnya Toyota Avanza.
8. Digit ke- 13 s.d. 17 yaitu 15045 adalah Nomor seri kendaraan.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN MOTOR
PENGGERAK ?
Pasal 12
(1) Motor penggerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi:
a. motor bakar;
b. motor listrik; dan
c. kombinasi motor bakar dan motor listrik.

Pasal 13
(1) Setiap motor penggerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 harus dibubuhkan
nomor motor penggerak.
(2) Nomor motor penggerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:
a. ditempatkan secara permanen pada bagian tertentu pada motor penggerak;
b. ditulis dalam bentuk embos ke dalam atau keluar atau dalam bentuk lain; dan
c. mudah dilihat dan dibaca.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 12 dan 13
MOTOR PENGGERAK
Berdasarkan jenis pembakaran mesin dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis pembakaran :
 Mesin pembakaran luar
 Mesin pembakaran dalam
MESIN PEMBAKARAN DALAM
Mesin pembakaran dalam dibedakan menjadi 2 (dua) ;
 Mesin Diesel

 Mesin Bensin

Mesin Diesel
MESIN DIESEL
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu
tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi
).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima
paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk
dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu
bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (
Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh
Charles F. Kettering.
KELEBIHAN MESIN DIESEL
 Untuk jarak tempuh yang jauh hanya memerlukan sedikit bahan bakar;
 Torsi yang lebih besar sehingga kebanyakan dipakai pada mobil off road;

 Bahan bakar yang mudah didapat;

 Sifat bahan bakar tidak mudah terbakar;

 Tidak terdapat komponen elektronika seperti busi atau distributor sehingga

tidak perlu khawatir apabila melintas di jalan yang berair atau banir sekalipun;
 Mesin diesel lebih bandel dan awet.
KELEMAHAN MESIN DIESEL
 Suara mesin lebih berisi dibandingkan dengan mobil bensin;
 Apabila injector pada mesin diesel terkena air akan mudah bermasalah;
 Respon akselerasi lebih lambat dibandingkan dengan mesin bensin;
 Tingkat pencemaran udara yang tinggi karena asap hitam yang dikeluarkan tapi
lebih berbahaya yaitu hasil sisa gas buang dari mesin bensin.
MESIN BENSIN
 Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe
mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang
sejenis.
 Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan
bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi
untuk proses pembakaran.
KELEBIHAN MESIN BENSIN
 Akselerasi lebih responsif;
 Suara mesin lebih halus dibandingkan dengan mesin diesel;

 Perawatannya mudah;

 Spesifikasi teknis mesin lebih mudah untuk dipahami


KELEMAHAN MESIN BENSIN
 Torsi yang lebih besar akan diperoleh saat akselerasi tinggi;
 Pencemaran lebih tinggi karena gas buangnya mengandung racun
yang berbahaya misalanya CO (karbon monoksida), HC
(hidrokarbon), Timbal (Pb), dll;
 Sifat bahan bakar yang mudah terbakar;

 Lebih rentan terhadap air karena memiliki banyak sistem


kelistrikan.
NOMOR MESIN
Nomor mesin adalah identitas suatu mesin di
setiap kendaraan bermotor. Nomor mesin selalu
ditempatkan pada bagian mesin yang datar
misalnya di dekat blok silinder dengan tulisan
emboss keluar maupun ke dalam serta mudah
dibaca. nNomor Mesin
Pasal 14
(1) Sistem pembuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c paling
sedikit terdiri atas manifold, peredam suara, dan pipa pembuangan.
(2) Sistem pembuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. dirancang dan dibuat dari bahan yang cukup kuat;
b. arah pipa pembuangan dibuat dengan posisi yang tidak mengganggu
pengguna jalan lain;
c. asap dari hasil pembuangan tidak mengarah pada tangki bahan bakar atau
roda sumbu belakang Kendaraan Bermotor; dan
d. pipa pembuangan tidak melebihi sisi samping atau sisi belakang Kendaraan
Bermotor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 14
Komponen Sistem Pembuangan (Exhaust System)
Komponen Sistem
Peredam
Exhaust Suara
Manifold (Muffler)

Sembuangan :
•Exhaust manifold
•Pipa Pembuangan
•Peredam getaran
•Catalytic converter
•Peredam suara
•Pipa ekor Pipa
Pembuangan

Peredam Getaran

Pipa Ekor
(Tail Pipe)

Catalytic
Converter
Catalytic converter berfungsi untuk meminimalisir kandungan
racun yang keluar dari hasil pembakaran dalam cylinder, dan juga
dapat meredam suara kenalpot. Untuk kendaraan produksi sebelum
tahun 1986 belum banyak kendaraan yang diproduksi menggunakan
catalytic converter. Namun sekarang, hampir semua kendaraan
sudah menggunakan catalytic converter.
Pasal 15
(1) Sistem penerus daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d terdiri atas:
a. otomatis;
b. manual; dan
c. kombinasi otomatis dan manual.
(2) Sistem penerus daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. dapat dikendalikan dari tempat duduk pengemudi;
b. Kendaraan Bermotor dapat bergerak maju dengan 1 (satu) atau lebih tingkat
kecepatan; dan
c. Kendaraan Bermotor dapat bergerak mundur.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 15
Lokasi pemindah tenaga adalah tergantung dari modelnya :
• Untuk mesin di depan dengan penggerak roda depan maka jenis ini
tidak menggunakan profeller shaft / as panjang dan juga universal
joint sedangkan model ini menggunakan CVJ/ constan vilocity joint
dan kontruksinya agak rumit terutama pada bagian transmisi dan
diferential menyatu, semua komponen pemindah tenaga ini
berlokasi dekat dengan mesin dan dibagian depan kendaraan.

• Untuk mesin didepan dan penggerak roda dibelakang, maka


kontruksi ini menggunakan as panjang/ profeller shaft, dan
universal joint, kontruksi sederhana dan pemeriksaan komponen
nya lebih mudah. Semua komponen berlokasi di bagian bawah
kendaraan
Konstruksi Penggerak Roda

Penggerak 4 roda (4 WD)


gambar pemindah tenaga : mesin di depan Pemindah tenaga ; dengan posisi mesin di
penggerak roda depan depan penggerak roda belakang

Posisi mesin di depan dengan keempat roda digerakkan oleh mesin


Komponen pemindah tenaga :
•Kopling (Cluthes)
•Transmisi
• Universal joint dan atau CVJ (constan
velocity joint)
•As panjang (Profeller shaft)
•Gardan (Diferential)
•As pendek (axle shaft)
Fungsi dari pada kopling adalah untuk menyambung dan
memutuskan putaran mesin ke transmisi
Contoh pengontrol kopling :
• Dengan hidrolik :

Free ply pedal kopling harus ada


sekitar 3 s/d 5 mm

Cara kerja pengontrol kopling :


Fungsi dari transmisi adalah : untuk merubah tingkat
percepatan kendaraan dan memungkinkan untuk berjalan
mundur.
Prinsip dasar kerja
transmisi

Model pertautan
gigi
Konstruksi dan Komponen Sistem Transmisi
Universal joint
Universal joint berfungsi untuk memungkinkan putaran
profeller dapat fleksibel atau naik turun akibat dari beban
kendaraan yang berubah – ubah / kondisi permukaan jalan
yang tidak rata. Posisi universal
joint yang
Contoh penggunaan universal joint : terpasang pada
profeller shaft

Posisi roda depan dan


belakang tidak sejajar/level
Propeller shaft
Fungsi propeller shaft adalah untuk menghubungkan atau
melanjutkan putaran dari transmisi ke gardan/differential,
sedangkan posisinya pada kendaraan adalah setelah transmisi atau
diantara transmisi dengan gardan/differential.

Propeller shaft dengan 2 universal joint as panjang dengan 3 universal joint


Gardan/Differential
Fungsi dari pada gardan adalah :
• Untuk meneruskan putaran dari propeller saft ke axle shaft/as pendek,
• Mereduksi putaran mesin, untuk meningkatkan momen puntir
• Membedakan putaran roda kiri dan kanan terutama pada saat kendaraan
berbelok
Axle shaft/as pendek
Fungsi dari pada Axle shaft adalah untuk menghubungkan putaran dari gardan
ke roda, dan sekaligus untuk menumpu berat kendaraan, namun kondisi ini
tergantung dari pada model/jenis axle shaft tersebut.
Pasal 16
(1) Sistem roda-roda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e terdiri atas:
a. roda; dan
b. sumbu roda.

(2) Roda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas pelek, ban bertekanan,
dan sumbu atau gabungan sumbu dan roda.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 16
FUNGSI BAN
Ban berfungsi untuk :
• Mentransmisi/memindahkan gaya vertical, horizontal, dan axial yang
disebabkan oleh belokan
• Harus mempunyai tahan gelinding yang rendahTidak menimbulkan bunyi yang
berlebihan
• Memberi kenyamanan dan tidak cepat aus
• Mampu menopang berat kendaraan dan muatannya
• Mampu mengontrol jalannya kendaraan

Menopang berat kendaraan Mampu mengarahkan jalannya kendaraan


Tahanan gelinding yang rendah

Mampu memebri kenyamanan


Konstruksi Dasar Ban :
Jenis – jenis ban
•Ban Radial
•Ban bias / diagonal

Konstruksi ban radial

Konstruksi ban bias / diagonal


Klasifikasi ban menurut jalan yang dilalui :
•Ban spiked ( ban dengan paku )
•Ban salju
•Ban segala cuaca
•Ban untuk daerah berpasir
Bahan ban :
•41 % Karet (Alam & Sintetis)
•30 % Material Pengisi(Black Carbon, Silica,Carbon, Lime)
•15 % Material Penguat (Steel Wire, Polyester, Nylon)
•6 % Plasticizers (Oil & Resins)
• 1 % Bahan Kimia Sebagai Antioksidan (untuk mencegah efek
ozonisasi dan kelelahan material)
•7 % Lain-lain
Pola Ban
Tanda TWI (tread wear indicator) indikasi keausan ban
Balance roda :
Setiap ban tidak ada/jarang sekali dalam kondisi
balance, kondisi ini disebabkan karena berbagai
factor misalnya keausan ban yang tidak merata,
produksi ban yg kurang bagus kualitasnya, pelek
yang tidak slindris, dan lain sebagainya.

Cara mengurangi/menghilangkan roda yang tidak balance

Alat balancing roda Alat pembuka ban


Timah balancing

Rotasi ban dengan berbagai


cara :
Pasal 17
Sistem suspensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f harus mampu
menahan beban, getaran, dan kejutan.
Fungsi suspensi dapat djelaskan sebagai berikut :
• Menjaga stabilitas arah kendaraan
• Stabilitas pembelokan
• Kenyamanan jalannya kendaraan
• Membatasi olengan, ungkitan dan bantingan
• Menjamin selalu kontak yang baik antara ban dan permukaan jalan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 17
SPRUNG dan UNSPRUNG
• Massa Sprung adalah massa kendaraan yang ditopang oleh per-per termasuk
didalamnya, body, rangka, dan komponen lainnnya dalam hubungannya
dengan body.
• Massa Unsprung adalah termasuk di dalamnya roda-roda ban, rem, dan
komponen suspensi lainnya yang tidak ditopang oleh per.
SUSPENSI SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN MENJADI :
•As kaku (rigid)
•Bebas (independent)
•Spesial suspension (air suspension)
• As kaku/rigid
Model ini menghubungkan kedua roda masing-masing antara kiri dan kanan
sehingga keduanya bergerak secara teratur sesuai dengan permukaan jalan
dan gerakan ini dilanjutkan ke sumbu pada masing-masing sisi kendaraan
•Bebas /independent
Berbeda dengan model kaku maka model bebas penekanannya pada satu
pegas saja tidak saling mempengaruhi roda yang berhadapan pada satu sumbu
/as roda – roda tersebut dapat bergerak bebas yang satu terhadap yang lainnya
Air Suspension
memiliki sistem kerja yang dimulai dari kompresor yang menyuplai udara ketabung, lalu
dari tabung dibagi ke kaki-kaki lewat selenoid yang dihubungkan lewat selang udara

Air suspension type strut Air suspension typebag


KOMPONEN SUSPENSI : Per (springs)
•Per (springs)
•Sumbu/axle
•Shock absorber
•Lengan – lengan (arm)
•Ball joint/king pin
•Batang –batang /rods
•Stabilizer bar
Shock absorber •Ball joint/king pin
Pasal 18
(1) Sistem alat kemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g meliputi:
a. roda kemudi atau stang kemudi; dan
b. batang kemudi.
(2) Sistem alat kemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. dapat digerakkan; dan
b. roda kemudi atau stang kemudi dirancang dan dipasang yang tidak
membahayakan pengemudi.
(3) Sistem alat kemudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilengkapi
dengan tenaga bantu untuk membantu pengemudi dalam mengendalikan
Kendaraan.
SISTEM KEMUDI
Syarat – syarat sistem kemudi :
• Tidak menyebabkan kehausan yang berlebihan dari ban
• Dapat mengatasi segala macam tekanan selama pemakaian biasa
• Kegagalan yang mendadak dan tidak disangka-sangka tidak diharapkan
• Faktor-faktor dari luar tidak mempengaruhi/mengurangi fungsinya
Model dan jenis sistem kemudi :
•Rack and pinion
•Bola yang disirkulasi/recirculating ball
•Baut dan mur/bolt and nut
•Cacing/worm
•Cacing dan penggiling

recirculating ball
Rack and pinion
Recirculating ball
Pasal 19
(1) Sistem rem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h meliputi:
a. rem utama; dan
b. rem parkir.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 19
Jenis-jenis rem :
Berdasarkan tenaga penggerak maka jenis-jenis rem dapat dibagi menjadi :
• Rem hidrolik
• Rem hidrolik dengan bantuan boster
• Rem hidrolik dengan tekanan angin
• Rem angin murni
Berdasarkan fungsinya maka rem dapat dibagi sebagai berikut :
• Rem utama (service brake)
• Rem parkir (parking brake)
• Rem perlambat (engine brake dan/exhaust brake)

Rem utama (service brake)


Rem parkir (parking brake)

Rem perlambat (engine brake dan/exhaust brake)


Komponen rem pada umumnya :
• Pedal rem
• Boster
• Master cylinder
• Pipa penyarur minyak rem, dan flexible hoses
• Minyak rem
• Komponen yang ada di roda seperti, wheel cylinder, kampas rem, per dan
lainnya.
Berdasarkan konstruksi nya maka rem dapat dibagi menjadi :
• Rem cakram (disc brake)
• Rem Tromol (drum brake)
• Kombinasi Cakram dan Tromol

Rem Tromol (drum brake)

Rem cakram (disc brake)

Kombinasi Cakram dan Tromol


Pasal 23
Sistem lampu dan alat pemantul cahaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf i
meliputi:
a. lampu utama dekat berwarna putih atau kuning muda;
b. lampu utama jauh berwarna putih atau kuning muda;
c. lampu penunjuk arah berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip;
d. lampu rem berwarna merah;
e. lampu posisi depan berwarna putih atau kuning muda;
f. lampu posisi belakang berwarna merah;
g. lampu mundur dengan warna putih atau kuning muda kecuali untuk Sepeda Motor;
h.lampu penerangan tanda nomor Kendaraan Bermotor di bagian belakang Kendaraan
berwarna putih;
i. lampu isyarat peringatan bahaya berwarna kuning tua dengan sinar kelap-kelip;
j. lampu tanda batas dimensi Kendaraan Bermotor berwarna putih atau kuning muda
untuk Kendaraan Bermotor yang lebarnya lebih dari 2.100 (dua ribu seratus) milimeter
untuk bagian depan dan berwarna merah untuk bagian belakang;
k. alat pemantul cahaya berwarna merah yang ditempatkan pada sisi kiri dan kanan
bagian belakang Kendaraan Bermotor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 23
Tugas dan fungsi lampu :
• Memungkinkan pengemudi untuk melihat, terutama pada waktu malam hari.
(lampu depan, lampu mundur, lampu kabut)
• Memungkinkan pemakai jalan lain untuk mengenali kendaraan dan
memperkirakan ukurannya. (lampu belakang, depan, posisi, tanda
samping/reflektor)
• Memungkinkan pemakai jalan lain untuk identifikasi kendaraan (lampu
penerangan plat nomer)

Syarat – syarat Lampu :


• Sinar dengan intensitas tinggi.
• Pengarahan yang baik dan didesain khusus.
Contoh sorotan lampu terlalu dekat
Contoh lampu belakang
Pasal 35
Komponen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf j meliputi:
a. pengukur kecepatan;
b. kaca spion;
c. penghapus kaca, kecuali Sepeda Motor;
d. klakson;
e. spakbor; dan
f. bumper, kecuali Sepeda Motor.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 35
Pasal 36
(1) Pengukur kecepatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf a
berupa alat penunjuk kecepatan mekanik dan/atau alat penunjuk
kecepatan elektronik.

(2) Pengukur kecepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


dilengkapi dengan pengukur jarak dan dipasang pada tempat yang
mudah dilihat oleh pengemudi.
Pasal 37
Kaca spion Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b
harus memenuhi persyaratan:
a. berjumlah 2 (dua) buah atau lebih; dan
b. dibuat dari kaca atau bahan lain yang dipasang pada posisi yang dapat
memberikan pandangan ke arah samping dan belakang dengan jelas tanpa
mengubah jarak dan bentuk objek yang terlihat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 37
Pasal 38
(1) Penghapus kaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c harus
memenuhi persyaratan:
a. paling sedikit berjumlah 1 (satu) buah dipasang di bagian kaca depan;
b. dilengkapi alat penyemprot air ke kaca; dan
c. digerakkan secara mekanis dan/atau elektronis.

(2) Penghapus kaca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu
membersihkan kaca depan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 38
Pasal 39
Klakson sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf d harus mengeluarkan
bunyi dan dapat digunakan tanpa mengganggu konsentrasi pengemudi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 39
Pasal 40
(1) Spakbor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e harus memiliki lebar
paling sedikit selebar telapak ban.

(2) Spakbor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu mengurangi
percikan air atau lumpur ke belakang Kendaraan atau badan Kendaraan .

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012


tentang Kendaraan , Pasal 40
Pasal 41
(1) Bumper sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf f harus dipasang di:
a. depan dan belakang untuk Mobil Penumpang, Mobil Bus dan Mobil
tangki;
b. depan untuk Mobil Barang selain mobil tangki.
(2)Bumper depan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menonjol ke depan
lebih dari 500 (lima ratus) milimeter melewati bagian badan Kendaraan yang
paling depan.
Thank For Attention !!!

Anda mungkin juga menyukai