Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ganjar Isnu Hardika

NIM : 13504241025

SISTEM KELISTRIKAN ELEKTRONIK

1. Sejarah Adanya OBD

Sejarah OBD ini berawal dari kesepakatan dewan kongres Amerika Serikat pada tahun
1970 supaya mobil lebih menghasilkan emisi yang ramah lingkungan yang berguna
menyiptakan udara bersih yang layak bagi populasi dan kehidupan di bumi dan kesadaran
akan bahaya emisi gas buang. Kesepakatan ini mendorong pabrikan otomotif untuk
berinovasi dan mengembangkan perangkat yang bisa diterapkan pada kendaraan untuk
mengurangi tingkat polusi akibat dari pembakaran pada mesin mobil. Maka dirintislah DLC
(Diagnostic Link Connectors) yaitu alat yang memungkinkan para mekanik untuk
memonitor performa mesin, selain itu ada pula lambda sensor, sebuah alat yang
dihubungkan dengan knalpot untuk melihat konsistensi emisi.

Pada tahun 1985, lahirlah sebuah standard alat elektronik yang terintegrasi bukan hanya
untuk memonitor emisi gas buang, tapi juga untuk menjaga kestabilan performa mobil
secara keseluruhan. Alat ini disebut ECU (Engine/ Electronic Control Unit), dunia otomotif
baru telah lahir, kini mobil memiliki lampu indikator pada dashboard yang akan menyala
saat mobil mengalami kejanggalan, mulai dari pintu yang kurang rapat, tidak mengenakan
sabuk pengaman, atau kejanggalan pada performa mesin. Sistem ini secara keseluruhan
disebut OBD (On Board Diagnostic). Dan ada beberapa perkembangan OBD yakni sebagai
berikut:
a. OBD 1

Semenjak diperkenalkan pertama kali dan menjadi standard pada tahun


1985, Amerika dan beberapa negara Eropa mewajibkan setiap mobil yang
dipasarkan di negaranya memiliki perangkat ini, OBD 1 hanya mengontrol
performa emisi saja, belum mengontrol kinerja alat elektronik lainnya pada mobil.

b. OBD 1.5

Tahun 1994 1995 General Motors Company, sebuah pabrikan mobil


Amerika Serikat menambahkan perangkat berupa sensor oksigen pada beberapa
model mobil seperti Corvette, Pontiac, Chevrolet Camaro. Namun, penerapan
sensor Oksigen ini belum diikuti oleh pabrikan yang lain, maka versi OBD ini
lebih dikenal dengan OBD Beta. Pada versi OBD 1.5 mulai diperkenalkan
konektor 16 lubang (Connector Pin Out).

c. OBD 2

Tahun 1996 merupakan era dari mobil berkomputer, hampir seluruh


pabrikan mobil terkenal dari Eropa dan Amerika menerapkannya, pabrikan mobil
Jepang baru mengimplementasikan pada produk-produk premium saja. OBD 2
memiliki cakupan monitor yang lebih luas dibanding dengan versi sebelumnya,
kini hampir semua bagian elektronik pada mobil dikontrol kinerjanya dengan alat
ini. Seluruh fungsi OBD terhubung pada sebuah DLC pada mobil, dengan satu
panel maka kita bisa mengetahui kejanggalan apa saja yang terjadi pada mobil.
Melalui OBD kita bisa mengetahui kegagalan pengapian (rich and lean), performa
inlet dan exhaust manifold, lampu mobil, sampai fungsi rem ABS dan Airbag
(iSRS, SRS). Ketika kejanggalan terjadi lampu DLC akan menyala dan
menunjukkan bagian mana yang tidak bekerja secara presisi. Lalu pemilik mobil
cukup membawa mobilnya ke bengkel guna dilakukan OBD interface test.
Mekanik akan melakukan pengecekan dengan menghubungkan konektor pada
alat OBD scan tool baik yang portabel atau menggunakan perangkat komputer,
dari display interface kita bisa melihat data tentang kejanggalan pada bagian
mobil, ditunjukkan dengan kode DTC (Diagnostic Trouble Codes):
P_ _ _ _. 5 digit yang diawali dengan huruf (trouble code) yang menunjukkan
bagian (P: Powertrain/ Mesin, B: Body, C: Chassis, U: Network/ Jaringan) dan
diikuti oleh 4 angka yang mengindikasikan spesifikasi pabrikan serta bagian yang
mengalami kejanggalan.

2. Perkembangan OBD

Setelah ECU makin dikenal, lalu hadir fitur yang melengkapinya yaitu OBD atau biasa
disebut dengan On-Board Diagnostic Port. OBD merupakan istilah otomotif yang mengacu
pada kemampuan diri untuk mendiagnosis sistem pada kendaraan. Sistem OBD memberikan
laporan mengenai status kendaraan kepada pemilik kendaraan atau teknisi serta berbagai
status sub-sistem pada kendaraan. Sistem OBD ini sebenarnya telah diperkenalkan sejak
1980. Versi awal OBD hanya akan menghiduplam lampu indikator dengan tanda kerusakan
atau disebut "Idiot Light". Lampu ini akan menyala jika OBD mendeteksi ada masalah pada
kendaraan. Namun Kini, OBD berkembang semakin pesat. Jumlah informasi diagnostik
yang tersedia melalui OBD telah banyak bervariasi sejak sistem OBD pertama kali
muncul. Di era modern, implementasi OBD menggunakan port komunikasi digital yang
standar untuk menyediakan data real-time di samping serangkaian standar kode diagnostik
masalah (Diagnostic Trouble Codes - DTC). Hal itu memungkinkan seseorang untuk dengan
cepat mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan dalam kendaraan. Namun dalam
belakangan ini, pada mobil-mobil kelauran tahun 2000-an, muncul OBD versi lanjutan yaitu
OBD-II. Fitur ini merupakan hasil perbaikan atas OBD-I baik dari sisi kemampuan maupun
standarisasi. OBD-II memiliki standar yang menentukan jenis konektor diagnostik dan pin-
out nya pada konektor, protokol sinyal listrik yang tersedia, serta format cara mengirimkan
pesan yang mendata kerusakan kendaraan.

3. Karakteristik OBD Dan Pengaplikasian Masing-masing OBD

a. OBD 1
Masing-masing produsen menggunakan konektor sendiri Link diagnostik DLC lokasi
DLC, definisi DTC, dan prosedur untuk membaca DTC dari kendaraan. DTC dari OBD-I
mobil sering membaca melalui pola berkedip dari 'Periksa mesin ringan atau 'Service
Engine Soon' cahaya. Dengan menghubungkan pin tertentu dari konektor diagnostik, cahaya
'Periksa Mesin' akan berkedip keluar angka dua digit yang sesuai dengan kondisi kesalahan
tertentu. Aplikasi pada kendaraan ford, Toyota dan lexus pada tahun 1989-1995.
b. OBD 1.5
OBD 1,5 mengacu pada implementasi parsial OBD-II yang General Motors gunakan
pada beberapa kendaraan pada tahun 1994 dan 1995. (GM tidak menggunakan istilah OBD
1,5 dalam dokumentasi untuk kendaraan ini, mereka hanya memiliki OBD dan bagian OBD-
II dalam layanan manual. Tambahan kendaraan khusus diagnostik dan kontrol sirkuit juga
tersedia pada konektor ini. Misalnya, pada Corvette ada interface untuk Kelas 2 aliran data
serial dari PCM, terminal CCM diagnostik, aliran data radio, sistem airbag, sistem kontrol
naik selektif. Aplikasi pada kendaraan Mitsubishi 1995-1997 vintage, Beberapa 1995
Volkswagen VR6 Dan di Ford Scorpio sejak 1995.

c. OBD 2
OBD-II menetapkan jenis konektor diagnostik dan pinout-nya, protokol signaling listrik
yang tersedia, dan format pesan. Hal ini juga menyediakan daftar calon parameter kendaraan
untuk memantau bersama dengan cara menyandikan data untuk setiap. Ada pin di konektor
yang menyediakan listrik untuk alat scan dari baterai kendaraan, yang menghilangkan

Anda mungkin juga menyukai