Anda di halaman 1dari 52

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016

MODEL-MODEL PEMBELAJA
Salam Kenal:

DWI ILHAM RAHARDJO


Widyaiswara LPMP Jawa Timur
Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya

ILHAM
Alamat: LPMP: 0812 3152 876
HP/WA : 0812 3152 876
Email : ilham.rahardjo@yahoo.com
ilham/LPMP Jatim/2018
Membangun Generasi Emas 2045 yang dibekali
Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap siswa

1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks

1. Religius 1. Literasi baca tulis 1. Berpikir kritis


2. Nasionalis 2. Literasi berhitung 2. Kreativitas
3. Mandiri 3. Literasi sains 3. Komunikasi
4. Gotong Royong 4. Literasi teknologi 4. Kolaborasi
5. Integritas informasi dan
komunikasi Saintifik:
5. Literasi finansial • Kooperatif Learning,
6. Literasi budaya • Inquary/Discovery Learning,
dan • Project Based Learning,
kewarganegaraan • Problem Basad Learning

Sumber: Kemendikbud
2016
Menurut Anda,

Secara sederhana, apa yang


dimaksud model pembelajaran?
MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran merupakan acuan


sistematis yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
DEFINISI
MODEL PEMBELAJARAN

• Model pembelajaran merupakan acuan sistematis


yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri model
pembelajaran, yaitu fokus, memiliki sintak, sistem
sosial, dan sistem pendukung.

• Model pembelajaran digunakan oleh guru agar


pembelajaran lebih efisien dan efektif

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Macam-Macam model
Pembelajaran
Macam-Macam Model Pembelajaran:
1. Kooperative Learning,
2. Inquary/Discovery Learning,
3. Project Based Learning,
4. Problem Basad Learning (PBL)
1. Pembelajaran Kooperatif
merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2 : menyajikan informasi
Fase 3 : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 : evaluasi
Fase 6 : memberi penghargaan
2. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery/Inquiry Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3)Pengumpulan data (Data Collection);
4)Pengolahan data (Data Processing);
5)Pembuktian (Verification), dan
6)Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
3. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan
berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok
serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual

Sintak model Problem Based Learning :


1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
4. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara
berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu
tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya
dipresentasikan kepada orang lain.

Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi pengalaman belajar
1. Model Pembelajaran Kooperatif

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


1. Pembelajaran Kooperatif
merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2 : menyajikan informasi
Fase 3 : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 : evaluasi
Fase 6 : memberi penghargaan
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Contoh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima anak.
Selanjutnya, kelompok ini disebut kelompok awal/asal.
2. Guru memberikan materi pelajaran (lima materi pelajaran berupa kliping) kepada setiap anggota
masing-masing kelompok yang berjumlah lima siswa. Mereka membaca, mempelajari, dan
bertanggung jawab untuk menguasai materi-materi tersebut, yaitu:
Siswa ke-1, mempelajari materi Literasi Baca-Tulis
Siswa ke-2, mempelajari materi Literasi Numerik
Siswa ke-3, mempelajari materi Literasi Sains
Siswa ke-4, mempelajari materi Literasi Digital
Siswa ke-5, mempelajari materi Literasi Finansial
Siswa ke-6, mempelajari materi Literasi Budaya dan Kewargaan
3. Selanjutnya, setiap anggota dari masing-masing kelompok yang mempelajari materi yang sama
bertemu untuk membicarakan atau mendiskusikan hal-hal yang ada di materi. Selanjutnya,
kelompok ini disebut kelompok materi/ahli. Mereka juga mendiskusikan hal-hal yang akan
diajarkan ke teman-teman di kelompok asal.
4. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke kelompok asal untuk menjadi pengajar secara
bergantian bagi temannya di kelompok asal.
5. Setiap wakil kelompok asal mempresentasikan hasil saling mengajar, yaitu menjelaskan
kenampakan alam ataupun kenampakan buatan yang ada di Benua Afrika di depan kelas.
Kelompok lain menanggapi atau memberi saran/masukan.
6. Guru mengadakan refleksi dan penguatan materi pelajaran
Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD), (Slavin, 1995)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:


1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota
yang heterogen (misalnya masing-masing kelompok
beranggotakan empat orang).
3. Guru menyajikan pelajaran.
4. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok.
5. Siswa yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada
anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.
Lanjutan...Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

6. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.


Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa tidak boleh saling
membantu.
7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memiliki nilai/poin tinggi.
8. Guru memberikan evaluasi.
9. Penutup
Perhatikan Model
Pembelajaran Kooperatif
yang lain di Handout!
Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

1. untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar


bekerja sama dalam kelompok,
2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen
ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka
diupayakan agar tiap kelompok terdapat
keheterogenan tersebut.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok
daripada perorangan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Tujuan Pembelajaran Kooperatif

1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja


siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini
dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar
belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk


mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya:
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide,
dan bekerja dalam kelompok.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


2. Model Pembelajaran Berbasis
Penemuan
(Discovery/Inquary Learning)

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Pengertian
• Model Discovery Learning sebagai siswa
mengorganisasi dan membangun konsep
berdasar penemuannya sendiri.

• Kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented


(berpusat pada guru) menjadi student oriented
(berpusat pada siswa).

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Tujuan Pembelajaran berbasis Penemuan
- Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
- Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
- Berpusat pada siswa dan mendorong berfikir dan bekerja atas
inisiatif sendiri
- Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri
- Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa
- Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar
- Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Sintaks Pembelajaran Berbasis Penemuan

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


lanjutan…Sintaks Pembelajaran Berbasis Penemuan

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Model Pembelajaran Berbasis Penemuan

Fase ke-3:
menghasilkan
Fase ke-1: Fase ke-2:
dugaan tentang
pemberian identifikasi
maksud dari Fase ke-4 :
rangsangan masalah
fakta yang pengumpula
diberikan n data

Fase ke-8: Fase ke-6:


membantu Fase ke-7: memfasilitasi
peserta didik lebih mendorong peserta didik Fase ke- 5:
mantap peserta didik untuk Pembuktian
memahami untuk berbagi hasil
konsepnya menyimpulkan penalaran
(dugaannya)

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Contoh Pembelajaran Model Inquary/Discovery
KD: Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(problem-based learning/PBL)

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Definisi/Konsep
• Pembelajaran berbasis masalah merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.

• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran


berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam
tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
(real world)

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 32


Pengertian
• Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan
(bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata)

• Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses


pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini.

• Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja


kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan
permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk
fasilitator (guru).
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
• Tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
• Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
• Menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah atau metode ilmiah
yaitu proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan
empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data
dan fakta yang jelas.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Sintak Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Fase ke-3:
Fase ke-1: orientasi Fase ke-2: membimbing
siswa kepada mengorganisasikan penyelidikan
masalah siswa untuk belajar individual
maupun kelompok

Fase ke-5: Fase ke-4:


menganalisis dan mengembangkan
mengevaluasi proses dan menyajikan
pemecahan masalah hasil karya

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep

• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar


yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara
nyata.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


 Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum.

 Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik


dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk


belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi.
• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

o Memberikan pengalaman kepada peserta didik


pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang
sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

 Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.


 Membutuhkan biaya yang cukup banyak
 Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
 Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
 Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
 Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
 Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
secara keseluruhan

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Berbasis Proyek

1 2 3
PENENTUAN MENYUSUN MENYUSUN
PERTANYAAN PERECANAAN PROYEK JADUAL
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Tugas!
1. Pilihlah KD yang akan diajarkan!
2. Tulislah langkah-langkah mengajarkannya
sesuai model pembelajaran yang telah dipilih!
3. Presentasikan!

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar


Pembelajaran Model …............
A. Kompetensi Dasar: …..........
B. Langkah-langkah mengajarnya:
1. …..................
2. …..................
3. …..................
4. …..................
5. …..................
6. …..................
7. …..................
8. ….............dan seterusnya
Terima Kasih

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai