01 02
Obat yang berbentuk Kristal / Obat yang berkhasiat keras dan
bongkahan besar hendaknya jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
digerus halus dulu. penambah ( konstituen ) dalam mortir.
03 04 05
Obat yang berlainan warna Obat yang jumlahnya Obat yang volumenya
diaduk bersamaan agar sedikit dimasukkan kecil dimasukkan terlebih
tampak bahwa serbuk terlebih dahulu. dahulu.
sudah homogen.
Serbuk Tabur
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian
yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada
100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya,
yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai
seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak,
dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan serbuk
sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI
IV 14, IMO 47).
Aturan pembuatan serbuk tabur
1. Serbuk tabur yang mengandung
1 lemak diayak dengan ayakan No. 44.
2. Asam Borat
Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam
borat dapat diabsorbsi oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil,
untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai racun kumulatif. Oleh karena itu
penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi. (OOP : 251)
FARMAKOLOGI
3. Talkum
Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori
yang menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar.
Penggunaannya semakin sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek
sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya (demam, merinding) dan terutama
gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya penggunaan, guna
mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103).
4. Zink Oksida
Bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit
atau membran mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533).
URAIAN
BAHAN
1. Acid Salicyl (FI III : 56)
Nama resmi : Acidum salicylum
Nama lain : Asam salisilat
RM/BM : C7H6O3/138,12
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih,
hampir tidak barbau, rasa agak manis dan tajam..
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P,
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan
amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium
sitrat P.
Khasiat : Keratolikum, Antifungi
Kegunaan : Zat Aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
2. Acid Boric (FI III : 49)
Nama resmi : Acidum boricum
Nama lain : Asam borat
RM/BM : H3BO3/61,83
Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna,
kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,
dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
Khasiat : Antiseptikum ekstern.
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
3. Oleum rosari (FI III : 459)
Nama resmi : Oleum rosae
Nama lain : Rose oil, minyak mawar
RM/BM : C10H18O/154,35
Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa
khas pada suhu 25o kental didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi
massa hablur.
Kelarutan : Larut dalam larutan jernih dalam 1 kloroform.
Khasiat : Pengaroma.
Kegunaan : Zat tambahan (Pewangi)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
URAIAN
BAHAN
4. Talk (FI III : 591)
Nama resmi : Talkum
Nama lain : Talk
RM : H8Mg3
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit
bebas dari butiran, warna putih atau serbuk hablur, hablur kelabu.
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Khasiat : Antasidum.
Kegunaan : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
5. ZnO (FI III : 636)
Nama resmi : Zinci oxydum
Nama lain : Seng oksida
RM/BM : ZnO/81,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak
larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidriksida.
Khasiat : Antiseptikum lokal.
Kegunaan : Zat tamabahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
METODE KERJA
ALAT BAHAN
1. Alhokol 70% 1. Acid salicyl 1 %
2. Cawan porselin 2. Acid boric 1 %
3. Mortir 3. Kertas perkamen
4. Neraca analitik 4. Lap kasar
5. Pengayak No.40 5. Oleum rosari q.s
6. Pipet 6. Talkum ad 50 g
7. Sendok tanduk 7. Tisu
8. Stemper 8. ZnO 10 %
9. Sudip
CARA KERJA
1 2 3
Disiapkan alat dan Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % Ditimbang semua
bahan bahan
agar terhindar dari mikroba organisme.
(FI III : 60).
4 6
Gerus acid salicyl, 5
tetesi etanol (+) ZnO yang sudah
(+) acid borid, gerus
diayak, gerus
homogen
7 8 homogen
BAHAN
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Syzygium cumini
yang berasal dari Desa Duwek Buter, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan,
Madura dan dideterminasi oleh UPT. Materia Medika, Batu, Jawa Timur. Bahan
pembuat sediaan compact powder eyeshadow meliputi talkum, zink stearat, mika,
isopropil miristat, metil paraben, propil paraben
TAHAPAN
PENELITIAN
Penyiapan dan Standarisasi Ekstrak Buah
Syzygium cumini
Uji Keamanan
Uji keamanan yang dilakukan adalah uji iritasi. Uji ini dilakukan dengan cara mengoleskan
sediaan pada punggung tangan panelis bagian dalam. Reaksi iritasi ditandai dengan adanya
kemerahan, gatal-gatal hingga bengkak.
Uji Aseptabilitas
Uji kesukaan merupakan uji aseptabilitas yang dilakukan terhadap 10 orang panelis tidak terlatih.
Panelis menilai sediaan yang halus, mudah dioleskan dan memberikan warna yang menarik.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Uji Mutu Fisik
Peningkatan konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini cenderung meningkatkan intensitas warna
sediaan eyeshadow dari merah muda hingga merah kecoklatan. Sediaan berbentuk compact powder
dengan bau khas ditemukan pada formula yang menggunakan ekstrak buah Syzygium cumini.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pemeriksaan pH
Uji Kekerasan
Uji kekerasan bertujuan untuk mempertahankan bentuk agar tidak hancur selama proses
pengemasan dan distribusi. Pengujian kerapuhan bertujuan untuk memastikan sediaan tidak
mudah retak selama penanganan normal. Hasil pengujian diketahui bahwa formula I dan blangko
mudah retak sedangkan formula II dan III tidak. Peningkatan konsentrasi ekstrak pada sediaan
eyeshadow ekstrak air buah Syzygium cumini cenderung menurunkan tingkat kerapuhan. Hal ini
dipengaruhi oleh sifat ekstrak kental yang menambah daya ikat partikel dalam.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Uji Efektivitas
Uji efektivitas sedian dilakukan melalui uji oles yang bertujuan untuk mengetahui apakah
sediaan compact powder eyeshadow dapat tersapukan pada aplikator dan dapat dioleskan pada
kulit. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Hasil
analisa statistik menggunakan uji KruskalWallis diperoleh nilai chi-squarehitung (0,000) < chi-
squaretabel (14,067). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antar formula
sediaan
Uji Iritasi
Uji iritasi bertujuan untuk memastikan sediaan yang dihasilkan aman dan tidak menimbulkan
iritasi bila digunakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua formula tidak menyebabkan
iritasi (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak tidak berpengaruh
pada hasil uji iritasi. Uji kesukaan bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan panelis terhadap
produk yang dihasilkan. Hasil pengujian diketahui bahwa semua sediaan disukai tetapi yang
paling disukai adalah formula III.
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa perbedaan
konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini berpengaruh signifikan
terhadap hasil uji mutu fisik yakni pH, kekerasan dan ukuran partikel,
tetapi tidak berpengaruh pada hasil uji efektivitas yakni uji oles. Formula
II dengan konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini 25% dipilih sebagai
formula terbaik karena memenuhi spesifikasi sediaan yang diinginkan
berdasarkan hasil uji tersebut.