Anda di halaman 1dari 37

- Roshintya Utari (202051133)

- Satrio Akbar Maulana (202051138)


- Shafa Tasha Salsadillah (202051143) Medical
- Fhondy Ageng report
2022

“FORMULASI BEDAK TABUR DAN EYE


SHADOW”
KELOMPOK 3
FORMULA
SI BEDAK
TABUR
Pendahuluan
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat
yang diserbukkan, karena mempunyai luas permukaan
yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih
larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. (FI
III : 23). Serbuk diracik dengan cara mencampurkan
bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan
dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Dalam
mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat
dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada
dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat
keras dan dalam jumlah kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :

01 02
Obat yang berbentuk Kristal / Obat yang berkhasiat keras dan
bongkahan besar hendaknya jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
digerus halus dulu. penambah ( konstituen ) dalam mortir.

03 04 05
Obat yang berlainan warna Obat yang jumlahnya Obat yang volumenya
diaduk bersamaan agar sedikit dimasukkan kecil dimasukkan terlebih
tampak bahwa serbuk terlebih dahulu. dahulu.
sudah homogen.
Serbuk Tabur
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus, untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan
100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian
yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada
100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya,
yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai
seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak,
dicampur dan diaduk lagi. Jangan digunakan serbuk
sebelum tercampur homogen seluruhnya. (FI III 23, FI
IV 14, IMO 47).
Aturan pembuatan serbuk tabur
1. Serbuk tabur yang mengandung
1 lemak diayak dengan ayakan No. 44.

2. Serbuk tabur yang tidak


2 mengandung lemak diayak dengan
ayakan No. 100.

3. Seluruh serbuk harus terayak


3 semuanya.

4. Serbuk tabur harus bebas dari butiran


4 kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Cara membuat
serbuk tabur yang
mengandung :
01
Adeps lanae, vaselin, emplastrum
oxydipumblici
dilarutkan dalam eter atau aseton kemudian
dikeringkan dengan baik.
02
Ichytyol
diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol
96 % kemudian dikeringkan dengan talk.
03
Parafin cair, minyak jarak
dicampur dengan talk sama banyak kemudian sisa
talk ditambahkan sedikit demi sedikit.
04
Kamfer, menthol, timol, asam
salisilat, balsam peru
dilarutkan dengan eter atau etanol 96 %.
05
Larutan formaldehid
jika dalam jumlah kecil dicampur terakhir dan jika jumlah
banyak dibuat dengan mengganti dengan para
formaldehid padat 1/3 x bobotnya
06
Minyak atsiri
campur terakhir ke dalam campuran serbuk yang
telah diayak. (Farmasetika : 89 )
Resep Bedak
Tabur
FARMAKOLOGI
1. Asam Salisilat
Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi
5–100 %. Asam salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi
jamur ringan. Sering kali asam ini dikombinasikan dengan asam benzoat (salep
whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum) yang keduanya memiliki kerja fungistatis
maupun bakteriostatis. (OOP : 105).

2. Asam Borat
Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah. Asam
borat dapat diabsorbsi oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan anak kecil,
untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai racun kumulatif. Oleh karena itu
penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan lagi. (OOP : 251)
FARMAKOLOGI
3. Talkum
Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk pori-pori
yang menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas keluar.
Penggunaannya semakin sistematis dengan daya tahan tubuh yang lemah. Efek
sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya (demam, merinding) dan terutama
gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan lamanya penggunaan, guna
mengurangi nefrotoksisitasnya. (OOP : 103).

4. Zink Oksida
Bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang berbentuk bedak halus
yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif digunakan untuk menutupi kulit
atau membran mukosa dan untuk mencegah terjadinya dengan iritan. (Fater : 533).
URAIAN
BAHAN
1. Acid Salicyl (FI III : 56)
 Nama resmi : Acidum salicylum
 Nama lain : Asam salisilat
 RM/BM : C7H6O3/138,12
 Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih,
hampir tidak barbau, rasa agak manis dan tajam..
 Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P,
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam larutan
amonnium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan natrium
sitrat P.
 Khasiat : Keratolikum, Antifungi
 Kegunaan : Zat Aktif
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
2. Acid Boric (FI III : 49)
 Nama resmi : Acidum boricum
 Nama lain : Asam borat
 RM/BM : H3BO3/61,83
 Pemerian : Hablur , serbuk putih atau sisik mengkilap tidak berwarna,
kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit.
 Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,
dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
 Khasiat : Antiseptikum ekstern.
 Kegunaan : Zat tambahan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
3. Oleum rosari (FI III : 459)
 Nama resmi : Oleum rosae
 Nama lain : Rose oil, minyak mawar
 RM/BM : C10H18O/154,35
 Pemerian : cairan berwarna kuning, bau menyerupai bunga mawar rasa
khas pada suhu 25o kental didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi
massa hablur.
 Kelarutan : Larut dalam larutan jernih dalam 1 kloroform.
 Khasiat : Pengaroma.
 Kegunaan : Zat tambahan (Pewangi)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
URAIAN
BAHAN
4. Talk (FI III : 591)
 Nama resmi : Talkum
 Nama lain : Talk
 RM : H8Mg3
 Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit
bebas dari butiran, warna putih atau serbuk hablur, hablur kelabu.
 Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
 Khasiat : Antasidum.
 Kegunaan : Zat tambahan.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
URAIAN
BAHAN
5. ZnO (FI III : 636)
 Nama resmi : Zinci oxydum
 Nama lain : Seng oksida
 RM/BM : ZnO/81,38
 Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak
larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidriksida.
 Khasiat : Antiseptikum lokal.
 Kegunaan : Zat tamabahan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
METODE KERJA

ALAT BAHAN
1. Alhokol 70% 1. Acid salicyl 1 %
2. Cawan porselin 2. Acid boric 1 %
3. Mortir 3. Kertas perkamen
4. Neraca analitik 4. Lap kasar
5. Pengayak No.40 5. Oleum rosari q.s
6. Pipet 6. Talkum ad 50 g
7. Sendok tanduk 7. Tisu
8. Stemper 8. ZnO 10 %
9. Sudip
CARA KERJA
1 2 3
Disiapkan alat dan Dibersihkan alat dengan alkohol 70 % Ditimbang semua
bahan bahan
agar terhindar dari mikroba organisme.
(FI III : 60).
4 6
Gerus acid salicyl, 5
tetesi etanol (+) ZnO yang sudah
(+) acid borid, gerus
diayak, gerus
homogen
7 8 homogen

(+) ol. Rosae, gerus Ayak sediaan dengan pengayak no 40,


masukkan kedalam wadah, beri etiket
homogen biru
Formulasi eyeshadow
ekstrak air buah
Syzygium cumini dalam
bentuk compact powder
Pendahuluan
Salah satu sediaan kosmetik dekoratif adalah
eyeshadow yang digunakan untuk memberikan warna,
bayangan dan efek berkilau pada mata, sehingga
membutuhkan adanya zat pewarna. Salah satu zat yang
berpotensi sebagai zat warna alami adalah antosianin.
Tumbuhan Indonesia yang kaya akan kandungan
antosianin yakni buah Syzygium cumini atau yang
dikenal dengan nama jamblang. Kandungan total
antosianin monomerik buah Syzygium cumini matang
yang tumbuh di Indonesia rata-rata sebesar 161 mg/100
g buah segar dan pada bagian kulit sebesar 731 mg/100
g kulit buah segar
Pada penelitian ini sediaan eyeshadow dibuat dalam
bentuk compact powder karena memiliki adhesifitas
yang baik terhadap kulit, mudah diaplikasikan serta
lebih nyaman dan efisien. pada penelitian ini akan
dibuat sediaan eyeshadow menggunakan ekstrak kental
dengan beberapa variasi konsentrasi ekstrak yakni 20
% (Formula I), 25 % (Formula II) dan 30 % (Formula
III). Penggunaan ekstrak kental dipilih karena dapat
menghasilkan zat warna yang lebih intense sehingga
dapat memberikan mutu fisik dan efektivitas yang
diinginkan.
CARA KERJA
ALAT-ALAT
Alat-alat yang digunakan yaitu blender, timbangan analitik, thermostatic water bath,
oven, pH meter, plat silica gel F254, chamber, pipa kapiler, lampu UV 254 nm dan 366
nm, mortir, stamper, ayakan mesh 100, mesin cetak eyeshadow, siever analyzer,
penetrometer, alat uji stabilitas dan peralatan gelas lainnya.

BAHAN
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Syzygium cumini
yang berasal dari Desa Duwek Buter, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan,
Madura dan dideterminasi oleh UPT. Materia Medika, Batu, Jawa Timur. Bahan
pembuat sediaan compact powder eyeshadow meliputi talkum, zink stearat, mika,
isopropil miristat, metil paraben, propil paraben
TAHAPAN
PENELITIAN
Penyiapan dan Standarisasi Ekstrak Buah
Syzygium cumini

Ekstrak kental buah Syzygium cumini diperoleh dengan cara ekstrasi


menggunakan juicer. Hasil juicer yang diperoleh selanjutnya ditambahkan
HCl 1% hingga pH 2 untuk meningkatkan penarikan dan stabilitas pada suhu
kamar. Setelah itu dilakukan penyaringan. Sari buah Syzygium cumini yang
telah diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan thermostatic
water bath pada suhu 40-6-oC. Ekstrak kental yang diperoleh selanjutnya
dilakukan standarisasi, meliputi non spesifik dan standarisasi spesifik.
TAHAPAN
PENELITIAN
Pembuatan Sediaan Compact Powder Eyeshadow
Ekstrak Air Buah Syzygium cumini
Pembuatan Sediaan Compact Powder Eyeshadow Ekstrak Air Buah Syzygium cumini Bahan-bahan
serbuk yakni talk, zink stearat, mika, propil paraben dan metil paraben masing-masing digerus lalu
diayak dengan ayakan mesh 100 dan ditimbang. Bahan-bahan tersebut selanjutnya digerus dalam
satu mortir hingga halus dan homogen. Ekstrak kental dan isopropil miristat ditimbang, kemudian
ekstrak kental tersebut dilevigasi dengan isopropil miristat hingga homogen. Ekstrak yang telah
dilevigasi ditambahkan ke dalam massa serbuk secara perlahan-lahan di bawah tekanan rendah
hingga semua bahan tercampur merata. Sediaan tersebut kemudian diayak menggunakan ayakan
mesh 100 lalu ditimbang sebanyak 2 gram dan selanjutnya dikompres
Evaluasi Sediaan Compact Powder Eyeshadow Ekstrak Air Buah Syzygium cumini Uji Mutu Fisik
Uji mutu fisik yang dilakukan meliputi organoleptis, pH, ukuran partikel, dispersi warna, kerapuhan
dan kekerasan.
TAHAPAN
PENELITIAN
Uji Efektivitas
Uji efektivitas yang dilakukan adalah uji oles. Uji ini dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan
pada kulit punggung tangan menggunakan aplikator, kemudian diamati banyaknya warna yang
menempel. Persyaratan uji oles adalah sediaan dapat disapukan oleh aplikator dan mudah
dioleskan pada kulit

Uji Keamanan
Uji keamanan yang dilakukan adalah uji iritasi. Uji ini dilakukan dengan cara mengoleskan
sediaan pada punggung tangan panelis bagian dalam. Reaksi iritasi ditandai dengan adanya
kemerahan, gatal-gatal hingga bengkak.

Uji Aseptabilitas
Uji kesukaan merupakan uji aseptabilitas yang dilakukan terhadap 10 orang panelis tidak terlatih.
Panelis menilai sediaan yang halus, mudah dioleskan dan memberikan warna yang menarik.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Uji Mutu Fisik
Peningkatan konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini cenderung meningkatkan intensitas warna
sediaan eyeshadow dari merah muda hingga merah kecoklatan. Sediaan berbentuk compact powder
dengan bau khas ditemukan pada formula yang menggunakan ekstrak buah Syzygium cumini.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pemeriksaan pH

Peningkatan konsentrasi ekstrak buah


Syzygium cumini menurunkan nilai pH
sediaan karena ekstrak tersebut bersifat asam
dengan nilai pH 2,90 ± 0,00. Penggunaan
basis yang memiliki pH 6,72 ± 0,08 akan
meningkatkan nilai pH sediaan sehingga
sediaan menghasilkan pH sediaan yang
normal pada rentang 5,0± 0,5.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Uji Distribusi
Uji distribusi warna bertujuan untuk mengetahui apakah zat warna dan partikel pembawanya
dalam sediaan dapat tercampur merata. Hasil pengamatan pada keempat formula adalah
tercampur. Perbedaan konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi distribusi warna pada
sediaan.

Uji Kekerasan
Uji kekerasan bertujuan untuk mempertahankan bentuk agar tidak hancur selama proses
pengemasan dan distribusi. Pengujian kerapuhan bertujuan untuk memastikan sediaan tidak
mudah retak selama penanganan normal. Hasil pengujian diketahui bahwa formula I dan blangko
mudah retak sedangkan formula II dan III tidak. Peningkatan konsentrasi ekstrak pada sediaan
eyeshadow ekstrak air buah Syzygium cumini cenderung menurunkan tingkat kerapuhan. Hal ini
dipengaruhi oleh sifat ekstrak kental yang menambah daya ikat partikel dalam.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Uji Efektivitas
Uji efektivitas sedian dilakukan melalui uji oles yang bertujuan untuk mengetahui apakah
sediaan compact powder eyeshadow dapat tersapukan pada aplikator dan dapat dioleskan pada
kulit. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Hasil
analisa statistik menggunakan uji KruskalWallis diperoleh nilai chi-squarehitung (0,000) < chi-
squaretabel (14,067). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antar formula
sediaan

Uji Iritasi
Uji iritasi bertujuan untuk memastikan sediaan yang dihasilkan aman dan tidak menimbulkan
iritasi bila digunakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua formula tidak menyebabkan
iritasi (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak tidak berpengaruh
pada hasil uji iritasi. Uji kesukaan bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan panelis terhadap
produk yang dihasilkan. Hasil pengujian diketahui bahwa semua sediaan disukai tetapi yang
paling disukai adalah formula III.
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa perbedaan
konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini berpengaruh signifikan
terhadap hasil uji mutu fisik yakni pH, kekerasan dan ukuran partikel,
tetapi tidak berpengaruh pada hasil uji efektivitas yakni uji oles. Formula
II dengan konsentrasi ekstrak buah Syzygium cumini 25% dipilih sebagai
formula terbaik karena memenuhi spesifikasi sediaan yang diinginkan
berdasarkan hasil uji tersebut.

Anda mungkin juga menyukai