Anda di halaman 1dari 33

PENGUNGKAPAN LAPORAN

KEUANGAN INTERIM,
PELAPORAN EMITEN BE,
PROSES IPO, LAPORAN YANG
HARUS DISIAPKAN
UNTUK IPO DAN RIGHT ISSUES
Dosen Pengampu : Dr. Novita Indrawati, SE., M.Si., Ak., CA
Kelompok 4 :

1. Jifri Syam (2110247579)


2. Fitria Nurhapizah (2110247612)
3. Tiofanni Sitanggang (2110247620)
4. Melinda Putri (2110247633)
PENDAHULUAN

Dengan semakin dinamisnya perubahaan


keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku
kepentingan (stakeholder), khususnya para
pelaku di pasar modal memerlukan informasi
keuangan yang semutakhir mungkin. Sehubungan
dengan itu disamping dengan laporan keuangan
tahunan, entitas diminta dan untuk entitas yang
terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk
menyusun laporan keuangan interim.
LAPORAN KEUANGAN INTERIM
 Pengertian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang
disajikan untuk satu periode interim. Yang dimaksud dengan
periode interim adalah suatu periode keuangan yang lebih
pendek daripada periode satu tahun buku penuh.
o PSAK yang mengatur Laporan Keuangan Interim
PSAK 3 mengatur mengenai standar penyusunan laporan
keuangan interim untuk entitas yang diwajibkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
misalnya pasar modal dan bursa efek. Sedangkan untuk jenis
usaha tertentu, seringkali diatur cara penyusunan dan
pelaporan laporan interim tersendiri oleh regulator dibidang
usaha tertentu, misalnya perbankan yang harus tunduk pada
peraturan yang ditentukan oleh Bank Indonesia selaku bank
sentral di Indonesia.
 Konsep Laporan Keuangan Interim
Konsep laporan keuangan interim yaitu
bagian integral atau tak terpisahkan dari
laporan tahunan, berarti prinsip, metode
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan laporan keuangan interim
haruslah sesuai dan berkisnambungan dengan
laporan keungan tahunan.
Dalam menerapkan Konsep ini entitas perlu
memperhatikan ketentuan ISAK 17 mengenai pelaporan
keuangan interim dan penurunan nilai
 Suatu perusahaan harus menerapkan ISAK 17 untuk
goodwill secara prospektif dari tanggal ketika perusahaan
tersebut pertama kali menerapkan PSAK 48 (Penurunan
Nilai Aset).
 Perusahaan harus menerapkan ISAK 17 untuk investasi
dalam instrument ekuitas atau dalam asset keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan secara prospektif dari
tanggal ketika perusahaan tersebut pertama kali
menerapkan kriteria pengukuran PSAK 55 (istrumen
keuangan: pengakuan dan pengukuran).
Yang Menyusun Laporan Keuangan Interim

 PSAK 3 tidak mengatur entitas mana yang harus menyusun


laporan keuangan interim. Jika suatu entitas memilih untuk
menyampaikan laporan keuangan interim sesuai dengan SAK,
maka manajemen entitas tersebut harus tunduk pada pengaturan
mengenai penyampaian laporan keuangan interim dalam PSAK
3.
 Namun Bapepam dan LK sebagai regulator pasar modal, melalui
peraturan Bapepam dan LK No. X.K.2 tentang Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik,
menetapkan bahwa setiap emiten atau perusahaan publik wajib
menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan (LKTT)
atau Laporan Keuangan Interim ke Bapepam.
 Format dan Isi Laporan Keuangan Interim
1. Laporan Keuangan Interim Lengkap
Laporan keuangan interim harus disusun sesuai
dengan ketentuan dalam PSAK 1. Peraturan
Bapepam dan LK X.K.2 menetapkan bahwa dalam
menyajikan LKTT emiten wajib menyajikan laporan
keuangan interim secara lengkap. Dengan demikian
format dan isi laporan keuangan interim tersebut
harus sesuai dengan pengaturan dalam dalam PSAK
1, kecuali terkait dengan periode perbandingan
mengikuti pengaturan dalam PSAK 3
2. Laporan keuangan interim ringkas
Komponen minimum laporan keuangan
interim sebagai berikut
 Laporan posisi keuangan (neraca) ringkas
 Laporan laba rugi komprehensif ringkas
 Laporan perubahan ekuitas ringkas
 Laporan arus kas ringkas
 Catatan atas laporan keuangan pilihan atau
tertentu
 Periode Laporan Keuangan Interim Yang
Harus Disajikan
Agar laporan laba rugi komprehensif lebih
informatif dan lebih berdaya guna untuk evaluasi dan
prediksi, perlu diperbandingkan dengan periode
sebelumnya. Perbandingan dengan periode mana akan
memberikan makna informasi yang berbeda.
 PSAK 3 mengatur periode perbandingan
untuk laporan keuangan interim
Laporan Keuangan Periode Berjalan Periode Komparatif

Laporan Posisi Keuangan Pada akhir periode interim berjalan Per akhir tahun buku sebelumnya

Laporan Laba Rugi Komprehensif Periode interim berjalan dan kumulatif Periode interim yang sama untuk tahun
untuk tahun buku berjalan sampai buku sebelumnya dan kumulatif sampai
tanggal interim tanggal interim untuk tahun buku
sebelumnya

Laporan perubahan Ekuitas Kumulatif untuk tahun buku berjalan Kumulatif sampai tanggal interim
sampai tanggal interim untuk tahun buku sebelumnya

Laporan Arus Kas Kumulatif untuk tahun buku berjalan Kumulatif sampai tanggal interim
sampai tanggal interim untuk tahun buku sebelumnya
CONTOH: JIKA ENTITAS MENYAJIKAN LAPORAN KEUANGAN
INTERIM KUARTAL PERTAMA TAHUN 2012 (JAN-MARET
2012), MAKA PERIODE YANG DISAJIKAN ADALAH

Laporan Keuangan Periode Berjalan Periode Komparatif

Laporan Posisi Keuangan 31 Maret 2012 31 Desember 2011

Laporan Laba Rugi Untuk periode 3 bulan Untuk periode 3 bulan berakhir 31
Komprehensif berakhir 31 Maret 2012 Maret 2011

Untuk periode 3 bulan Untuk periode 3 bulan berakhir 31


Laporan Perubahan Ekuitas
berakhir 31 Maret 2012 Maret 2011

Untuk periode 3 bulan Untuk periode 3 bulan berakhir 31


Laporan Arus Kas
berakhir 31 Maret 2012 Maret 2011
SEDANGKAN JIKA ENTITAS MENYAJIKAN LAPORAN
INTERIM UNTUK KUARTAL KEDUA 2012 (APRIL-JUNI
2012), MAKA PERIODE YANG DISAJIKAN ADALAH :

Laporan Keuangan Periode Berjalan Periode Komparatif

Laporan Posisi Keuangan 30 Juni 2012 31 Desember 2011

Untuk periode 3 bulan


Untuk periode 3 bulan yang
yang berakhir 30 Juni
Laporan Laba Rugi berakhir 30 Juni 2011
2012
Komprehensif Untuk periode 6 bulan berakhir
Untuk periode 6 bulan
30 Juni 2011
berakhir 30 Juni 2012

Laporan Perubahan Untuk periode 6 bulan Untuk periode 6 bulan berakhir


Ekuitas berakhir 30 Juni 2012 30 Juni 2011

Untuk periode 6 bulan Untuk periode 6 bulan berakhir


Laporan Arus Kas
berakhir 30 Juni 2012 30 Juni 2011
 Pengakuan dan Pengukuran
 Suatu perusahaan untuk menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dalam laporan keuangan
interimnya sebagaimana kebijakan yang diterapkan
dalam laporan keuangan tahunannya.
 Pengukuran untuk tujuan laporan keuangan interim
harus dilakukan dengan dasar periode awal tahun
buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan, karena laporan keuangan interim adalah
bagian dari laporan keuangan tahunannya yang lebih
luas dan juga agar frekuensi pelaporan interim suatu
perusahaan (semesteran atau triwulanan) tidak
memengaruhi pengukuran hasil tahunannya.
 Pendapatan yang diterima secara musiman, berulang, atau berkala
dalam satu tahun buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada
tanggal interim jika antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai
pada akhir tahun buku perusahaan tersebut, sedangkan beban yang
terjadi secara tidak beraturan selama tahun buku harus diantisipasi
atau ditangguhkan untuk tujuan pelaporan interim, jika hanya jika,
hal tersebut adalah tepat untuk mengantisipasi atau
menangguhkan jenis beban tersebut pada akhir tahun buku.
 Berkenaan dengan valuasi persediaan dan biaya litbang agar
pengukuran periode interim dilakukan seolah-olah seiap periode
interim berdiri sendiri sebagai periode pelaporan independen.
 Prosedur pengukuran yang digunakan dalan laporan keuangan
interim harus dibuat untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan adalah andal serta pengungkapan yang sesuai untuk
informasi keuangan material yang relevan untuk memahami posisi
atau kinerja keuangan perusahaan diungkapkan secara memadai
 Jika estimasi jumlah yang dilaporkan dalam satu
periode interim diubah secara signifikan selama
periode interim terakhir, sifat dan jumlah perubahan
tersebut harus diungkapka dalam catatan atas laporan
keuangan tahunan untuk tahun buku tersebut.
 Perubahan dalam kebijakan akuntansi harus
dijelaskan dengan menyatakan kembali laporan
keuangan periode interim sebelumnya dari tahun
buku berjalan dan periode interim komparatif dari
tahun buku sebelumnya. Hal ini untuk menjamin
bahwa kebijakan akuntansi tertentu diterapkan pada
kelompok transaksi tertentu untuk keseluruh tahun
buku yang bersangkutan.
PELAPORAN EMITEN BE
 Laporan keuangan diartikan sebagai suatu
laporan resmi mengenai keadaan keuangan
emiten dalam jangka waktu 1 tahun. Termasuk
di dalam laporan ini antara lain neraca
perusahaan, laporan Laba/rugi dan neraca arus
kas.

 Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran


Umum, yaitu penawaran Efek yang dilakukan
oleh Emiten untuk menjual Efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam peraturan Undang-undang yang berlaku.
 Adapun, fungsi utama dari emiten adalah
memberikan penawaran surat berharga kepada
publik. Selain itu, emiten juga bertanggung jawab
mengelola dana publik teresebut sebaik mungkin.

 Tujuan dari emiten adalah memberikan


penawaran surat berharga kepada publik
terhadap perusahaan tersebut. Dengan melepas
sahamnya ke publik, maka investor yang membeli
saham itu akan mendapatkan porsi kepemilikan
terhadap perusahaan tersebut dan akan
mendapatkan dividen.
PELAPORAN EMITEM BEPROSES IPO DAN LAPORAN YANG
HARUS DISIAPKAN UNTUK IPO

  Pengertian Initial Public Offering (IPO)


IPO merupakan Pasar Perdana bagi suatu
perusahaan untuk menawarkan efeknya (saham,
obligasi, dan surat-surat berharga lainnya) kepada
publik.
Proses IPO (Penawaran Umum Perdana)
1. Sebelum emisi,
2. Selama emisi dan
3. Sesudah emisi
Sebelum Emisi
• Persiapan Emisi Efek
• Pendaftaran Pernyataan Emisi

Selama Emisi
• Selama Masa Penawaran Efek
• Penawaran Umum Efek
• Pencatatan Efek di Bursa

Sesudah Emisi
• Pelaporan Emisi Efek

20
Peraturan Bapepam LK Untuk IPO
 Peraturan Nomor IX.A.1 mengenai ketentuan umum pengajuan
pernyataan pendaftaran persyaratan penyampaian pendaftaran dalam
rangka Penawaran Umum (IPO) oleh Emiten atau Perusahaan Publik
 Peraturan Nomor IX.A.2 mengenai tata cara pendaftaran dalam rangka
penawaran umum (IPO)
 Peraturan Nomor IX.A.3 mengenai Tata cara untuk meminta perubahan
dan atau tambahan informasi atas pernyataan pendaftaran (IPO)
 Peraturan Nomor IX.A.4 mengenai Prosedur penangguhan penawaran
umum
 Peraturan Nomor IX.A.5 mengenai Penawaran yang bukan merupakan
penawaran umum
 Peraturan Nomor IX.A.6 mengenai Pembatasan atas saham yang
diterbitkan sebelum penawaran umum
 Peraturan Nomor IX.A.7 mengenai Tanggung jawab manajer penjatahan
dalam rangka pemesanan dan penjatahan efek dalam penawaran umum
 Peraturan Nomor IX.A.7 mengenai Tanggung jawab manajer
penjatahan dalam rangka pemesanan dan penjatahan efek dalam
penawaran umum
 Peraturan Nomor IX. A.8 mengenai Prospektus awal dan info
memo
 Peraturan Nomor IX.A.9 mengenai Promosi pemasaran efek
termasuk iklan, brosur, atau komunikasi lainnya kepada publik
 Peraturan Nomor IX. A.10 mengenai Penawaran umum
sertifikat penitipan efek Indonesia (Indonesian Depositary
Receipt).
 Peraturan Nomor IX. A. 11 mengenai Penawaran umum efek
bersifat utang dalam denominasi mata uang selain rupiah
 Peraturan Nomor IX.A.12 mengenai penawaran umum oleh
pemegang saham
 Peraturan Nomor IX.A.13 mengenai penerbitan efek syariah
 Peraturan Nomor IX.A.14 mengenai akad-akad yang digunakan
dalam penerbitan efek syariah di pasar modal
 Peraturan Nomor IX.C.1 merupakan pedoman mengenai bentuk dan
isi pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum
 Peraturan Nomor IX.C. 2 merupakan pedoman mengenai bentuk dan
isi prospectus ringkas dalam penawaran umum
 Peraturan Nomor IX.C. 3 merupakan pedoman mengenai bentuk dan
isi prospectus ringkas dalam penawaran umum (peraturan revisi
tahun 2000)
 Peraturan Nomor IX.C. 4 mengenai pernyataan pendaftaran dalam
rangka penawaran umum reksa dana berbentuk persero
 Peraturan Nomor IX.C. 5 mengenai pernyataan pendaftaran dalam
rangka penawaran umum reksa dana berbentuk kontrak investasi
kolektif
 Peraturan Nomor IX.C. 6 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus
dalam rangka penawaran umum reksa dana
 Peraturan Nomor IX.C. 7 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan
menengah atau kecil
 Peraturan Nomor IX.C. 8 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus
dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil
 Peraturan Nomor IX.C. 9 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragun
asset (Asset Backed Securities)
 Peraturan Nomor IX.C. 10 merupakan pedoman bentuk dan isi
prospektus dalam rangka penawaran umum efek beragun asset (Asset
Backed Securities)
 Peraturan Nomor IX.C. 11 mengenai pemeringkatan efek bersifat utang
dan/atau sukuk
 Peraturan Bapepam LK lainnya untuk Emiten atau
perusahaan Publik mengenai penyajian dan
penyampaian laporan keuangan serta keterbukaan
informasi
1. Peraturan Bapepam LK Mengenai Penyajian Laporan
Keuangan (Peraturan Nomor: VIII.G.7)
2. Peraturan Bapepam LK X.K.2 Mengenai Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan
Publik
3. Peraturan Bapepam LK X.K.6 Mengenai Penyampaian
Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik
4. Peraturan Bapepam LK X.K. 1 mengenai keterbukaan
informasi yang harus segera diumumkan kepada publik
LAPORAN YANG HARUS DISIAPKAN
UNTUK RIGHT ISSUES

 Right Issues (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) yaitu hak


yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang
saham yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek
yang dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum
ditawarkan kepada Pihak lain.
 Peraturan mengenai Right Issues dan laporan yang harus
disiapkan untuk Right Issues dimuat dalam peraturan Bapepam
LK
1. Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1
2. Peraturan Bapepam LK No. IX.D.2
3. Peraturan Bapepam LK No. IX.D.3
4. Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4
5. Peraturan Bapepam LK No. IX.D.5
 PSAK 56 Laba Per Saham (LPS), terdiri dari:
 1. Saham Bonus
 2 . Hak Beli Saham (Right Issues)
KASUS PENGUNGKAPAN INFORMASI
MATERIAL-PERUSAHAAN GAS NEGARA (PT. PGN)

Kasus yang dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk di indikasi


bermula dari jatuhnya penjualan saham perusahaan tersebut dibursa efek
dimana terjadi penurunan secara signifikan harga saham PT Perusahaan
Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00 (harga
penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp 7.400,00 per lembar
saham pada tanggal 12 januari 2007.
Penurunan harga saham yang signifikan tersebut sangat erat
hubungannya dengan siaran pers yang dilakukan manajemen PT
Perusahaan Gas Negara Tbk sehari sebelum (11 januari 2007). Dalam
siaran pers tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana
besarnya volume gas yang akan dialirkan dalam proyek komersialisasi
pemipaan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dari Sumatra
Selatan sampai Jawa Barat, yaitu mulai dari (paling sedikit) 150
MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Dan terdapat Pernyataan bahwa
tertundanya proyek gas in tersebut yang semula akan dilakukan pada
akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.
 Padahal informasi tentang adanya penundaan tersebut sebenarnya
sudah diketahui oleh manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk
sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan
volume gas) dan sejak tanggal 18 Desember 2006 (informasi
tentang tertundanya gas in).
 Ada dugaan bahwa beberapa pelaku pasar telah mengetahui
informasi penting mengenai penundaan komersialisasi gas tersebut
sebelum diumumkan secara resmi oleh manajemen PT Perusahaan
Gas negara Tbk. Dan pelaku pasar yang mengetahui informasi
penting tersebut, langsung mengambil langkah yang dapat
menguntungkan mereka sendiri, dengan menjual saham PGN lebih
dulu dibanding investor lainnya. Puncaknya pada tanggal 12
Januari 2007, para investor lainnya ikut-ikutan menjual saham
PGN secara besar-besaran, yang mengakibatkan jatuhnya harga
saham PGN 23,36% dari harga Rp 9.650,00 menjadi Rp 7.400,00.
 Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK) adanya pelanggaran
terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal
yang di lakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.
(PT PGN)
a. Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas
penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN
sebanyak 35 hari
b. Terdapat pemberian keterangan yang secara material tidak
benar, yakni memberikan keterangan tentang rencana volume gas
yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ yang tidak sesuai
dengan fakta bahwa telah terjadi perubahan awal tersebut. Fakta
tersebut telah diketahui atau sepatutnya diketahui oleh direksi
yang seharusnya disampaikan saat keterangan itu diberikan kepada
publik
KESIMPULAN
 PSAK 3 mensyaratkan suatu perusahaan untuk menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interimnya sebagaimana
kebijakan yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunannya.
Namun, untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah
tanggal laporan keuangan terkini yang akan tercermin dalam laporan
keuangan tahunan berikutnya, maka kebijakan akuntansi yang baru
tersebut harus diterapkan untuk laporan interim di tahun berjalan. Hal
ini demi untuk menjaga konsistensi antara laporan keuangan interim
tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun berikutnya.

 PSAK 3 mensyaratkan bahwa pengukuran untuk tujuan laporan


keuangan interim harus dilakukan dengan dasar periode awal tahun
buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan, karena
laporan keuangan interim adalah bagian dari laporan keuangan
tahunannya yang lebih luas dan juga agar frekuensi pelaporan interim
suatu perusahaan (semesteran atau triwulanan) tidak memengaruhi
pengukuran hasil tahunannya.
LANJUTAN
 Dalam laporan interim harus mengakui perubahan estimasi year
to date dan bisa saja estimasi itu berbeda dengan laporan
keuangan interim sebelumnya tahun tersebut. Namun prinsip
pengakuan asset, liabilities, pendapatan dan beban harus sesuai
dengan laporan keuangan tahunan.
Thank U for
your Attention

Anda mungkin juga menyukai