Anda di halaman 1dari 9

LUKA BAKAR

KELOMPOK 12
ISMAWATI
VIGI
RISAL
A. Latar belakang

Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem


yang berat. Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar
dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga
terlatih dan terampil. Oleh karena itu,penanganan
luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim trauma
yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah
plastik, bedah thoraks, bedah umum), intensifis,
spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik,
psikiatri, dan psikologi.
B. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat
membakar (asam kuat, basa kuat)
Derajat Lokasi Tanda yang dialami oleh kulit Keterangan Lain
Luka
C. Derajat Luka Bakar
Bakar
Grade I lapisan luar kemerahan, sedikit oedem, dan
epidermis, tetapi terasa nyeri.
tidak sampai
mengenai
daerah dermis
Grade II meliputi tampak kemerahan, oedem dan Akan sembuh
epidermis dan rasa nyeri lebih berat daripada dengan sendirinya
lapisan atas dari luka bakar grade I dalam 3 mingu
dermis Ditandai dengan bula yang
muncul beberapa jam setelah
terkena luka
Luka sangat sensitive dan akan
menjadi lebih pucat bila terkena
tekanan
Grade kulit, lemak Rasa sakit kadang tidak terlalu
III subkutis sampai terasa karena ujung-ujung saraf
mengenai otot dan pembuluh darah sudah
dan tulang hancur.
Grade Hampir seluruh Bekas luka bakan berwarna hitam
IV tubuh
C. Pertolongan pertama pada luka bakar

Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh.


Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang
membuat efek Torniket.
rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya
dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima
belas menit.
D. Swamedikasi pada luka bakar
Penanangan yang dapat diberikan untuk luka bakar derajat I
adalah dengan memberikan obat yang mengandung oleum
licoris aselli (minyak ikan).
Contoh obat yang mengandung minyak ikan yang ada
dipasaran adalah Levertraan.

jika luka sudah terjadi infeksi sebaiknya jangan diberikan


salep minyak ikan. Untuk luka bakar derajat 1 dan 2 yang
telah terjadi infeksi dapat diberikan salep yang mengandung
silver sulfadiazin. Contoh obat yang mengandung silver
sulfadiazin dan beredar dipasaran yaitu burnazin dan
dermazin.
E. Peringatan dan Kontraindikasi

Kulit yang pernah mengalami luka bakar lebih rentan


terhadap sinar matahari selama beberapa minggu setelah
cedera awal. Pasien harus menghindari paparan sinar
matahari dan menggunakan agen tabir surya selama periode
ini.

Pasien sebaiknya tidak menggunakan salep dan krim ke


daerah luka bakar dari kemasanya secara langsung. Pasien
harus menggunakan tisu atau perantara khusus yang steril
saat mengoleskan salep
F. Tindak Lanjut

Semua pasien dengan luka bakar harus melakukan


pemeriksaan kembali setelah 24-48 jam.
Jika luka bakar tampak membaik setelah 24-48 jam,
swamedikasi dapat dilanjutkan, jika perlu sampai 7
hari setelah terjadi luka bakar.
Jika luka bakar berkembang atau memburuk setelah
24-48 jam, pasien harus dirujuk ke pelayanan
kesehatan yang tepat untuk evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan

Swamedikasi pada luka bakar hanya dilakukan pada


derajat 1 dan 2.
Obat-obatan yang dapat digunakan adalah :
 Grade I : obat-obat yang mengandung minyak ikan (oleum
licoris aseli) seperti Levertran
 Grade II : obat-obatan yang mengandung silver sulfadiazin
seperti burnazin dan dermazin
Jika luka bakar berkembang atau memburuk setelah
24-48 jam, pasien harus dirujuk ke pelayanan
kesehatan yang tepat untuk evaluasi lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai