Anda di halaman 1dari 22

contoh Karya Ilmiah : Go Green

Go Green!

Penulisan Karya Ilmiah

Guru Pembimbing :

Ms. Nengsih Pasaribu

Disusun Oleh

Kelompok :

1. Billy Pratama

2. Elia Simanjuntak

3. Esther Sari

4. Joshua Revito

5. Mega Rukmana

Kelas : IX Wisdom

Sekolah Kristen Kalam Kudus 2 Dutamas , Batam

Semester II

Tahun 2011 – 2012

Pelajaran Bahasa Indonesia

Sekolah Kristen Kalam Kudus 2 DutaMas

Semester II

Tahun Ajaran 2011-2012

Membuat Karya Ilmiah berjudulkan “Go Green”


Batam, Kepulauan Riau

Indonesia

Tema Karya Ilmiah : Go Green

Judul Makalah : Kegiatan Go Green

Peneliti

Penulis : Esther Sari

Pencari Informasi :

- Mega Rukmana

- Elia Simanjuntak

- Billy Pratama

- Joshua Revito

Guru Pembimbing : Ms. Nengsih Pasaribu

Kata Pengantar

Sebelum melakukan penyusunan Karya Ilmiah yang berbentuk makalah ini, penulis bersyukur

dan ber-terima kasih banyak atas kasih karuniaNya kepada kami masing-masing. Berkat Tuhan

Yesus lah penulis dapat menyusun ini dengan baik.

Serta tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Guru Pembimbing kami, yaitu Ms.

Nengsih Pasaribu yang telah mengajak kami untuk mencoba membuat Penulisan Makalah
mengenai Karya Ilmiah ini untuk bekal kami kedepan dalam melakukan pendidikan kejurusan

yang lebih tinggi.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dalam bab

“Menulis Karya Tulis Ilmiah Sederhana dengan Menggunakan Berbagai Sumber”, semester II,

Sekolah Kristen Kalam Kudus 2 Dutamas, Batam.

Dari Penulisan makalah ini, penulis mengangkat judul “Kegiata Go Green” bertema “Go Green”

untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kehidupan yang lebih hijau untuk kita semua

serta bumi kita dengan melakukan aktivis dari Go Green.

Sekian dari sepatah kata oleh penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami selaku kelompok siswa

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun pembaca yang budiman demi

kesempurnaan makalah ini.

Batam, 26 Februari 2012

Penulis

Daftar Isi

Halaman

Judul ................................................................................................................................i

Halaman

Jilid ................................................................................................................................ii
Kata

Pengantar ..............................................................................................................................ii

Daftar

Isi .........................................................................................................................................iv

Bab

I .........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................

......1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................3

C. Identifikasi Masalah .......................................................................................................3

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................................4

E. Metode Penelitian ......................................................................................................4

Bab

II ........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................

.....5

1) Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan Go Green ini? .........................................................5

2) Siapa sajakah yang harusnya terlibat dalam kegiatan Go

Green? ...............................................6

3) Siapakah yang seharusnya pelaku pertama yang terlibat dalam kagiatan Go

Green? ..................6
4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green

ini? .......................6

5)Dimana kah kita dapat menjaga kelestarian

lingkungan? .........................................................6

6) Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan disekitar

kita? .............................................6

7) Mengapa kegiatan Go Green harus diangkat sebagai judul dari makalah

ini? ............................8

Bab

III ....................................................................................................................................8

PENUTUP ..................................................................................................................................

...8

A.

Kesimpulan ...................................................................................................................................

.....8

B.

Saran ...................................................................................................................................

....9

Daftar

Pustaka ............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan

lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan

berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator

arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling

penting.

Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan

baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan,

di pulau kecil maupun di benua besar.

Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain,

yang menempati daerah yang cukup luas.

Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu

berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda

karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk

tajuk (mahkota daun) yang jelas.


Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi

lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di

hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang

berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti

segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup

lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.

Rincian dari atas kita tahu bahwa kesimpulannya adalah pengertian hutan. Masyarakat pemuda

dan pemudi yang biasa disebut dengan generasi muda, seharusnya dapat sadar dan bisa mengajak

kaum muda yang belum sadar ataupun untuk kaum tua untuk melestarikan serta memberdayakan

hutan sebaik-baiknya.

Dalam beberapa tahun belakangan ini perbincangan tentang isu Pemanasan Global’ bukan lagi

monopoli para Aktivis Lingkungan, para kepala pemerintahan di berbagai negara, tapi juga

sudah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat awam. istilah-istilah dan

kalimat “Climate Change” dan “Pemanasan Global” tampaknya juga sudah mulai akrab ditelinga

kita dan hampir tiap hari bisa kita temukan baik di koran, majalah, TV, internet, billboard,

poster, spanduk maupun di tempat-tempat umum lainnya seperti di mall, pasar, terminal, pusat

rekreasi, kantor, sekolah, dll. Mungkin kalau kita coba menanyakan hal tersebut kepada

seseorang yang kebetulan kita jumpai ditengah jalan barangkali kita akan memperoleh jawaban

yang lugas tentang hal tersebut, walaupun mungkin pemahaman orang tersebut tentang hal yang

dimaksud hanya sepenggal-sepenggal dan kulit luarnya nya saja.

Walaupun demikian, hal tersebut setidaknya sudah mengisyaratkan dan menunjukkan kepada

kita bahwa ditengah masyarakat kita saat ini, ternyata sudah ada pemahaman serta rasa

keprihatinan, bahkan rasa ketakutan yang cukup mendalam tentang “hantu” yang disebut
pemanasan global atau climate change, yang diyakini suatu waktu akan datang dan dapat

mengancam kehidupan umat manusia di bumi. Persepsi yang demikian adalah tidak keliru bila

dikaitkan dengan berbagai isyarat/tanda-tanda dan fenomena alam yang muncul akhir-akhir ini

dengan silih berganti seolah tak henti menghampiri kita. Sebut saja banjir, rob, erosi pantai,

intrusi air laut, kekeringan yang panjang, suhu yang sangat ekstrim yang kita rasakan sehari-hari,

puting beliung, badai dahsyat, dll.

Seperti diketahui Perubahan iklim (climate change) adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi

akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan

global.

Kenaikan suhu udara ini dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di

atmosfer, diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kegiatan

pembakaran bahan bakar fosil (mis: minyak, gas, batubara) yang banyak digunakan untuk

industri, transportasi, rumah tangga, pembangkit, dll. Menurut para ahli, dalam waktu 70 tahun

sejak tahun 1940 suhu udara rata-rata di bumi diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 0,50 C.

Pemanasan global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air

laut akibat mencairnya es di kutub, kemudian gelombang panas akan mengacaukan iklim dan

menimbulkan badai dahsyat yang dapat memporakporandakan bangunan di berbagai kota.

Disadari atau tidak fenomena pemanasan global tersebut sebagian besar adalah akibat dari ulah

aktivitas manusia di bumi yang kelewat tinggi sejalan dengan trend gaya hidup manusia modern,

dimana setiap hari kita saksikan jutaan industri dan kendaran bermotor memuntahkan gas-gas

polutan ke atmosfer khususnya CO2. Kondisi atmosfer kita saat ini ibaratnya seperti keranjang

sampah raksasa, yang berfungsi sebagai wadah dari bermacam-macam gas yang dimuntahkan

dari bumi. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin tingginya laju pemusnahan
vegetasi/pohon oleh manusia yang ada di bumi, seperti pembalakan hutan yang seakan tiada

hentinya, yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya pemulihan dan pelestarian, sehingga diluar

kemampuan alam untuk menetralisir & mendaurulang kembali gas-gas tersebut.

Dengan kondisi atmosfer kita yang demikian, Lantas hal-hal apa kiranya yang dapat kita lakukan

dalam upaya mengantisipasi atau minimal memperlambat fenomena pemanasan global tersebut

sehingga tidak semakin parah?

Dewasa ini bila kita perhatikan, secara perlahan namun pasti, tampaknya telah mulai tumbuh

kesadaran masyarakat secara global khususnya di Negara-negara maju untuk mulai mengoreksi,

kemudian mengadakan perubahan mendasar dalam semua pola pandang serta gaya hidup (Life

Style) yang selama ini dipraktekkan, khususnya dalam berinteraksi dengan alam lingkungannya.

Oleh karena itu, jangan heran saat ini hampir semua aktivitas ataupun kegiatan mereka, termasuk

gaya hidupnya banyak yang sudah bernuansa lingkungan. Segi-segi lingkungan tampaknya

hampir melekat di semua bidang dan sendi kehidupan mereka. Hampir semua kegiatan

pembangunan dan aktivitas mereka juga diupayakan berorientasi lingkungan. Pola hidup mereka

sudah mulai lagi berpaling ke alam (Back to Nature).

Telah kita ketahui bersama bahwa saat ini permasalahan hidup semakin meningkat. Dari masalah

sampah hingga perubahan iklim, baik yang disebabkan oleh individu hingga industri skala besar.

Semua permasalahan tersebut terjadi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia khususnya di

Ibukota Jakarta.

Permasalahan lingkungan hidup terjadi diakibatkan oleh berbagai steakholder, salah satunya

adalah generasi muda ( pemuda, mahasiswa maupun pelajar ). Itu terjadi karena masih
kurangnya pengetahuan dalam usaha pentingnya menyelamatkan lingkungan hidup sehingga

dengan kurangnya pengetahuan/pemahaman menyebabkan kurangnya kesadaran. Selain itu

masih kurangnya generasi muda dilibatkan dalam upaya-upaya / aksi peduli lingkungan hidup,

sehingga ketidakpedulian terhadap lingkungan hidup masih terus terjadi.

Di sisi lain, generasi muda merupakan generasi pelaksana masa depan, generasi yang akan

melakukan kepemimpinan dan proses-proses kehidupan baik dalam rumah tangga hingga

berbangsa dan bernegara sehingga ketika generasi muda kurang memahami ataupun kurang

menyadari pentingnya upaya pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup maka masa

depan lingkungan hidup akan semakin memprihatinkan.

Generasi muda merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki jumlah yang sangat besar.

Generasi muda adalah generasi enerjik - penuh semangat, generasi yang masih mencari jati diri.

Potensi semangat dan kreatifitas yang mereka miliki perlu diarahkan atau diajak kearah yang

positif sehingga dengan kondisi tersebut generasi muda akan lebih peduli, lebih memiliki sense

of crisis, salah satunya sense of crisis terhadap lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas menghasikan adanya Rumusan Masalah yang dapat dibahas

dalam pembahasan, yaitu sebagai berikut :

1) Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan Go Green ini?

2) Siapa sajakah yang harusnya terlibat dalam kegiatan Go Green?

3) Siapakah yang seharusnya pelaku pertama yang terlibat dalam kegiatan Go Green?

4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green ini?

5)Dimana kah kita dapat menjaga kelestarian lingkungan?


6) Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan disekitar kita?

7) Mengapa kegiatan Go Green harus diangkat sebagai judul dari makalah ini?

C. Identifikasi Masalah

Dari makalah ini, kami mengambil Tema mengenai “Go Green” dan hanya mengangkat

Judul Makalah yaitu “Kegiatan Go Green” dimana kami hanya membahas mengenai kegiatan,

pelaku, cara, tempat, dan waktu, untuk melaksanakan Go Green. Karena berhubungan Go Green

adalah pengetahuan yang cukup luas, sehingga kami mengangat poin yang lebih dominan

dibahas dalam umum untuk para remaja sebagai generasi muda. Selain itu dalam pembahasan

makalah ini yang berjudulkan Kegiatan Go Green, kami sekelompok tidak menyangkut-pautkan

kepada pihak yang berwenang dalam Organisasi Go Green untuk mencampuri urusan pembuatan

Karya Tulis berbentuk Makalah ini.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian Kegiatan Go Green, dalam pembuatan makalah

ini adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Melatih untuk mengembangkan kebiasaan hidup yang lebih hijau dari sekarang bersama

lingkungan disekitar.

2. Menyadari apa permasalahan yang akan timbul apabila kita memandang Kegiatan Go Green

hanya sebelah mata.

3. Menyadari akan pentingnya kehidupan yang lebih hijau untuk diri sendiri, sesama, dan

lingkungan tempat tinggal kita dibumi.

4. Mengenalkan Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Go Green.

5. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan tentang alam sekitar.


6. Memperoleh Ilmu Pengetahuan akan keadaan lingkungan dengan adanya Kegiatan Go Green

yang dilakukan bersama-sama.

7. Agar dapat membuktikan bahwa kita sebagai Generasi Muda dapat menghasilkan

Pemberdayaan Lingkungan.

8. Menumbuhkan Etos Ilmiah yang dapat dilakukan secara nyata untuk ikut berperan serta dalam

melestarikan kehidupan yang lebih hijau.

E. Metode Penelitian

Cara pelaksanaan penelitian makalah ini dilakukan dengan mengumpulkan bagian dari

data ke data yang ada di internet dan dirangkum menjadi satu serta menggunakan metode

pengetikan di komputer atau yang disebut dengan Metode Pustaka.

Metode Pustaka yaitu cara yang dilakukan untuk melakukan pembuatan Karya Ilmiah melalui

buku, jurnal, ataupun informasi-informasi yang ada di dunia internet. Kami tidak melakukan

penelitian dengan cara Metode Lapangan, yaitu metode yang dilakukan secara terjun lansung di

lapangan untuk melakukan dan menghasilkan penelitian ataupun Metode Gabungan yaitu

Gabungan dari Metode Pustaka dan Metode Lapangan.

Demikian Metode Penelitian yang kami lakukan untuk membuat dan merangkum Karya Tulis

berbentuk Makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN
Untuk membahas dan menjawab pelbagai Rumusan Masalah, mari kita pelajari Pembahasan

yang berkaitan dengan Kegiatan Go Green untuk mencapai Tujuan Penelitian yang telah kita

lihat.

1. Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan Go Green ini?

Dalam melakukan kegiatan Go Green sebelumnya dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri

akan pentingnya lingkungan hijau, barulah akan tumbuh motivasi serta ke-optimisan dalam

membangun kegiatan Go Green. Dalam kegiatan Go Green, kita dapat membiasakan diri sendiri

dari hal yang sangat kecil, yaitu contohnya: membuang sampah pada tempatnya. Hingga

kegiatan yang besar yaitu mengadakan kreatifitas daur ulang bersama (recycle). Untuk ulasan

yang lebih jelas, demikian uraian dari kegiatan Go Green :

a) Membiasakan diri sendiri, keluarga, masyarakat, sampai ke Negara/ Pemerintah untuk

melakukan 4 konsep, yaitu: memanfaatkan sampah kembali atau daur ulang (Re-cycling),

menggunakan kembali bahan-bahan atau alat-alat yang ada setelah dipakai (Re-Use), kemudian

ada juga upaya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang dihutan (Re-planting)

atau reboisasi, dan menghemat penggunaan sumberdaya alam (efisiensi).

b) Dalam lingkungan rumah kita, kita dapat melakukan kegiatan ini dengan cara memilah

sampah yang kita hasilkan sehari-hari antara sampah organik dan anorganik, penghematan air

yang digunakan (mandi, cuci, minum, menyiram tanaman, cuci mobil, dll), penghematan sumber

energy listrik (mis: penerangan, kulkas, TV, mesin cuci, computer, dll).]

c) Manfaatkan lahan-lahan atau pekarangan yang ada di lingkungan rumah sedapat

mungkin untuk ditanami, sekecil apapun lahan yang tersedia, hiasi rumah kita dengan tanaman-

tanaman di pot, bila lahan masih cukup tersedia upayakan dibuat sumur resapan ataupun biopori

untuk menampung air hujan agar tidak sia-sia terbuang ke laut.


d) Membuat sumur resapan dapat berfungsi sebagai cadangan air yang dapat mengisi

kembali air tanah yang sangat dibutuhkan pada saat musim kemarau panjang tiba.

2) Siapa sajakah yang harusnya terlibat dalam kegiatan Go Green?

Sesuai rincian diatas, kita sudah dapat tahu, siapa saja pelaku yang harusnya terlibat

dalam kegiatan ini. Tentunya diri kita sendiri masing-masing, keluarga kita / lingkungan rumah

kita , masyarakat didaerahmu serta Pemerintah yang dapat turun tangan untuk memberikan

fasilitas kepada rakyatnya untuk membenahi lingkungan yang bersih dan hijau.

3) Siapakah yang seharusnya pelaku pertama yang terlibat dalam kagiatan Go Green?

Pelaku pertama untuk melakukan kegiatan ini adalah DIRI SENDIRI. Tanpa kesadaran

hatimu sendiri dan ke-optimisanmu, kamu tidak akan bisa ter-motivasi untuk membuat

lingkungan menjadi lingkungan yang lebih hijau. Mengapa? Karena kesadaran dari diri kitalah

bisa membuat masyarakat disekitar terbangun pula untuk menjalankan kehidupan yang bersih

dan hijau untuk mengatasi masalah “Pemanasan Global”.

4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green ini ?

Untuk menjaga kelestarian lingkungan ini kita tidak perlu sungkan untuk membatasi

waktu hanya untuk menjaga kelestarian lingkungan demi mewujudkan Go Green. Jadi, dimana

ada waktu luang, gunakanlah waktumu itu bisa dengan memberdayakan tumbuhan sekitar

rumahmu. “1 pohon dapat memberikan kehidupan kepada 1000 orang”, begitulah kata pepatah.

5)Dimana kah kita dapat menjaga kelestarian lingkungan ?

Tempat yang dapat kita lakukan adalah dimana saja saat kamu berada, baik di rumahmu,

di area sekolahmu, di area masyarakat, serta di area kawasan hutan kita bersama. Hutan adalah

Jantung Bumi.

6) Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan disekitar kita?


Untuk mengatasi masalah yang seringkali kita temui, berikut terdapat 10 cara atau ide unik untuk

mengatasi masalah lingkungan hidup kita, yaitu :

a. Melingkari bumi dengan kaca pemantul sinar

Ketika anda sedang berada di pantai, anda mungkin ingin menghindari silaunya sinar matahari

dengan memakai kacamata hitam atau sebuah topi. Beberapa ilmuwan mengusulkan strategi

serupa dalam menurunkan pemanasan global: membuat sebuah cincin pemantul sinar matahari

dan debua angkasa di orbit sekitar daerah khatulistiwa.

Ide ini akan menurunkan jumlah radiasi sinar matahari yang mengenai planet dan beberapa

pemicu gas rumah kaca. Ide liar ini akan berbiaya sangat mahal, dengan potensi harga sekitar

trilyunan dollar Amerika.

b. Mengisi laut dengan material besi

Ini adalah ide dasarnya: proses fotosintesis plankton memerlukan karbon dioksida dari udara

untuk membuat makanan. Ketika plankton mati, mereka akan tenggelam ke dasar lautan bersama

dengan karbon yang di hisapnya.

Karena besi merangsang pertumbuhan plankton, beberapa orang menyatakan untuk memupuk

lautan dengan material besi untuk menciptakan banyak plankton yang dapat menghisap karbon

dioksida.Beberapa perusahaan swasta bergabung untuk menumpahkan besi ke dalam laut untuk

menjual kredit karbon, tetapi para ilmuwan mempertanyakan seberapa efektifkah penyerapan

karbon. Beberapa kelompok pecinta lingkungan juga memperingatkan bahwa besi dapat melukai

ekosistem lokal.

c. Terus gerakkan dan campurkan lautan

Ahli lingkungan dan pakar masa depan James Lovelock, pencipta hipotesa Gaia, membuat skema

yang lucu dalam mengatasi pemanasan global. Ide lovelock adalah menggunakan pipa untuk
menstimulasi bercampurnya lautan-lautan di dunia, sampai ke kedalaman, air kaya nutrsi akan

memberi makan kumpulan ganggang yang akan mengisap karbon dioksida dari atmosfir dan

tenggelam bersama ganggang ke dasar lautan ketika mati. Tetapi metode ini hanya bersifat

sementara, karena pemanasan akan terus terjadi.

d. Mengisi udara dengan belerang

Beberapa tipe aerosol atau penyegar udara, partikel-partikel kecil akan terperangkap di udara dan

mengakibatkan efek pendinginan di atmosfir. Partikel-partikel ini akan menghalangi beberapa

radiasi panas matahari dan menghamburkannya kembali ke angkasa.

Efek pendinginan pada iklim bumi biasanya dapat terlihat setelah letusan gunung berapi, yang

mana memuntahkan berjuta-juta ton belerang ke dalam atmosfir. Beberapa ilmuwan menyatakan

bahwa untuk mentetralkan pemanasan global, kita dapat meniru perilaku alam dengan

menginjeksikan belerang ke dalam atmosfir. Satu masalah yang akan muncul adalah rencana ini

akan mengakibatkan hujan asam.

e. Biarkan cacing berada di dapur

Cacing dapat berguna dengan meletakkan mereka ke dalam sampah organik yang selanjutnya

berubah menjadi kompos.

f. Rubah pola makan

Jika orang Amerika banyak berjalan dan menghindari makan daging merah, kita dapat

menurunkan emisi karbon dioksida dan menyerang epidemi kegemukan.

Seorang ilmuwan telah menghitung bahwa jika semua orang Amrika berusia antara 10 sampai 74

tahun berjalan kaki setengah jam sehari sebagai pengganti naik mobil, maka itu akan memotong

emisi karbon dioksida sebanyak 64 juta ton (dan juga beberapa kilogram berat tubuh).
Badan pangan PBB, Food and Agriculture Organization melaporkan bahwa industri daging

merah bertanggung jawab atas 18% dari emisi gas, melalui penggunaan pupuk buatan, pupuk

kandang dan energi yang diperlukan untuk transportasi pakan ternak dan daging merah.

g. Mengubur gas karbon

Ketika kita terus memanasi bumi dengan karbon dioksida, beberapa ilmuwan mengusulkan untuk

menarik gas karbon dioksida yang berlebih dan menyimpannya ke suatu tempat, mungkin di

bawah tanah, lapisan batu bara atau ladang gas dan minyak yang sudah kosong.

Untuk melakukannya, karbon dioksida harus di pisahkan dari pabrik, di kompresi dan di

injeksikan ke bawah tanah, yang mana akan bertahan selama ribuan tahun. Masih terdapat

beberapa pertanyaan mengenai biaya penyedotan karbon dioksida dari pabrik, dan masalah

lingkungan terhadap bocornya gas dari dalam tanah.

h. Hidup dengan sampah

Ini bukan berarti anda harus berhenti membuang sampah setiap minggu dan memulai hidup di

lautan tisu dan pembungkus makanan. Seorang ahli teknik dari University of Leeds di Inggris

telah membuat material bangunan dari bahan limbah (seperti kaca daur ulang, abu bekas

pembakaran).

Bitublocks ini dapat digunakan untuk membangun rumah. Selain itu dalam pembuatannya juga

memakan energi lebih sedikit dibandingkan dengan pembuatan batako. Ilmuwan lain juga telah

mengajukan proposal penggunaan material limbah dari peternakan unggas, seperti bulu ayam

untuk membuat plastik ramah lingkungan.

i. Memotong emisi gas

Proposal untuk merubah polusi yang dihasilkan oleh pembangkit energi, membatasi jumlah

karbon dioksida pada bisnis, industri atau negara, atau pengenaan pajak terhadap emisi gas akan
membawa emisi ke level yang lebih rendah secara menyeluruh, dan banyak negara telah

menandatangani secara sukarela janji untuk memotong emisi pada Protokol Kyoto. Beberapa

negara bagian, terutama California, telah mendorong suatu regulasi untuk mengatasi karbon

dioksida.

j. Membatasi penggunaan kantong plastik dan lampu pijar

Ini mungkin terdengar seperti keputusan yang terburu-buru, tetapi San Francisco, Cina dan

Australia semua sudah menerapkannya. Cina menginginkan membersihkan negaranya dari

“polusi putih” — kantong-kantong plastik yang menyumbat jalan dan pembuangan air.

Australia berharap memotong emisi gas rumah kaca dan menurunkan tagihan listrik rumah

tangga dengan menghapus secara bertahap pemakaian lampu pijar. Beberapa ukuran telah meraih

momentum-nya dalam tahun terakhir dengan campur tangan pemerintah dalam melawan sampah

plastik dan lampu yang tidak efisien. Tetapi sebelum anda khawatir mengenai bagaimana anda

membawa barang grosir anda, terdapat beberapa alternatif seperti: kantong kertas daur ulang dan

lampu neon yang lebih efisien.

7) Mengapa kegiatan Go Green harus diangkat sebagai judul dari makalah ini?

Kegiatan Go Green dapat terkatakan penting, bahkan sangat penting. Mengapa? Tahukah kamu

bahwa bumi kita sedang menangis? Ya, menangis karena kelakuan ulah manusia yang sangat

sangar dalam menebang pohon, sedangkan pohon adalah sumber kehidupan. Banyak pohon

ditebang karena dibabat habis oleh manusia demi kebutuhan bisnis. Dan itu menyebabkan

lapisan Ozon yang untuk melindungi bumi sudah berlubang sebesar benua Afrika. Ozon adalah

gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat

merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena

ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Sudah ada
berbagai negara khusus untuk rakyatnya yang telah terkena Sinar Ultraviolet dari matahari. Sinar

ini dapat membuat kanker kulit pada tubuh seseorang dan katarak pada manusia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Pembahasan yang telah kita lihat dan telah kita baca, Kegiatan Go Green sebenarnya semata

untuk menghindari Pemanasan Global atau yang sering kita sebut “Global Warming”. Tapi

masalah ini tidak dapat dipandang sebelah mata, karena hal ini termasuk hal yang serius, untuk

diri kita sendiri , keluarga, masyarakat sekitar rumah kita, teman-teman kita, serta pemerintah

kita. Memang Pemanasan Global ini tidak dapat dihindari, namun, dapat dicegah melalui

Kegiatan Go Green. Karena itu baiklah kita menghindari hal-hal yang macam-macam,

contohnya: Menggunakan gas pendorong spray aerosol dan media pendingin. Dan melakukan

kegiatan-kegiatan yang dapat menambah lapisan Ozon di Atmosfer untuk tetap dapat melindungi

warga bumi dari ancaman Sinar Ultraviolet.

Dengan begitu, dapat kita simpulkan cara yang efektif dalam melestarikan lingkungan

yang hidup dan hijau yaitu :

a) Memanfaatkan sampah kembali atau daur ulang (Re-cycling).

b) Menggunakan kembali bahan-bahan atau alat-alat yang ada setelah dipakai (Re-Use).

c) Melakukan upaya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang dihutan atau

reboisasi (Re-planting).

d) Menghemat penggunaan sumber daya alam (efisiensi).

Marilah kita menjaga kelestarian lingkungan kita bersama-sama, janganlah kita hanya hidup

seperti peribahasa mengatakan “Ayam bertelur diatas padi” yang artinya “Hidup dalam
kesenangan dan kemewahan” namun jadilah seperti yang peribahasa katakan berikut “Berkayuh

sambil kehilir” yang artinya “Sekali mengerjakan sesuatu dua tiga maksud tercapai.”

B. Saran

1. Sebaiknya hal-hal diatas dapat kita lakukan dan secepatnya diterapkan dalam diri kita

masing-masing agar kita dapat ikut serta dalam melestarikan hidup bersih dan hijau.

2. Sebaiknya juga kita tidak teledor dalam melakukan segala sesuatu hal, agar tidak

terjadi penyelewengan dan dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.

Daftar Pustaka

http://maphiablack.blogspot.com

http://edukasi.kompasiana.com

http://mugi.or.id

http://www.1miliarpohon.com

http://www.gogreenindonesiaku.com .

http://hiber-greenmission.blogspot.com

http://id.wikipedia.org .

Nurhadi, Dawud, Pratiwi. Yuni. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX.

Jakarta:Penerbit Erlangga

Kosasih. E, Restuti. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas IX.

Jakarta:Penerbit Erlangga

Santoso, Ananda. Priyanto, S.1995.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Surabaya:Penerbit Kartika

Kamisa.1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.


Surabaya:Penerbit Kartika

Dianawati, Ajen.2004.Kamus Peribahasa Bahasa Indonesia.

Tangerang:Wahyumedia

Kartono, Bambang.2012.Seri Pendalaman Materi Plus.

Jakarta:Penerbit Erlangga

SE@terr_myblog di 05.19

Berbagi

3 komentar:

musicandfaithspekatoz30 November 2012 03.51

Thanks yah, etter. XD~ skarang aku dah dpt solusinya.

Balas

Balasan

SE@terr_myblog22 Januari 2013 04.50

Okee , trimkasihh balekk ya.. :D

Balas

Na Ta8 Februari 2013 02.02

keren

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya
Foto Saya

SE@terr_myblog

Haii! Aku Eterr .. Ini halaman blog ku , Semoga ini bisa nambah"in infomu yaa , Thank you =)

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai