Go Green!
Guru Pembimbing :
Disusun Oleh
Kelompok :
1. Billy Pratama
2. Elia Simanjuntak
3. Esther Sari
4. Joshua Revito
5. Mega Rukmana
Kelas : IX Wisdom
Semester II
Semester II
Indonesia
Peneliti
Pencari Informasi :
- Mega Rukmana
- Elia Simanjuntak
- Billy Pratama
- Joshua Revito
Kata Pengantar
Sebelum melakukan penyusunan Karya Ilmiah yang berbentuk makalah ini, penulis bersyukur
dan ber-terima kasih banyak atas kasih karuniaNya kepada kami masing-masing. Berkat Tuhan
Serta tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Guru Pembimbing kami, yaitu Ms.
Nengsih Pasaribu yang telah mengajak kami untuk mencoba membuat Penulisan Makalah
mengenai Karya Ilmiah ini untuk bekal kami kedepan dalam melakukan pendidikan kejurusan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dalam bab
“Menulis Karya Tulis Ilmiah Sederhana dengan Menggunakan Berbagai Sumber”, semester II,
Dari Penulisan makalah ini, penulis mengangkat judul “Kegiata Go Green” bertema “Go Green”
untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kehidupan yang lebih hijau untuk kita semua
Sekian dari sepatah kata oleh penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami selaku kelompok siswa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun pembaca yang budiman demi
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Judul ................................................................................................................................i
Halaman
Jilid ................................................................................................................................ii
Kata
Pengantar ..............................................................................................................................ii
Daftar
Isi .........................................................................................................................................iv
Bab
I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................
......1
Bab
II ........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................
.....5
Green? ...............................................6
Green? ..................6
4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green
ini? .......................6
lingkungan? .........................................................6
kita? .............................................6
ini? ............................8
Bab
III ....................................................................................................................................8
PENUTUP ..................................................................................................................................
...8
A.
Kesimpulan ...................................................................................................................................
.....8
B.
Saran ...................................................................................................................................
....9
Daftar
Pustaka ............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan
berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator
arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling
penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan
baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan,
Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain,
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu
berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda
karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk
lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di
hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembab, yang
berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti
segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup
Rincian dari atas kita tahu bahwa kesimpulannya adalah pengertian hutan. Masyarakat pemuda
dan pemudi yang biasa disebut dengan generasi muda, seharusnya dapat sadar dan bisa mengajak
kaum muda yang belum sadar ataupun untuk kaum tua untuk melestarikan serta memberdayakan
hutan sebaik-baiknya.
Dalam beberapa tahun belakangan ini perbincangan tentang isu Pemanasan Global’ bukan lagi
monopoli para Aktivis Lingkungan, para kepala pemerintahan di berbagai negara, tapi juga
sudah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat awam. istilah-istilah dan
kalimat “Climate Change” dan “Pemanasan Global” tampaknya juga sudah mulai akrab ditelinga
kita dan hampir tiap hari bisa kita temukan baik di koran, majalah, TV, internet, billboard,
poster, spanduk maupun di tempat-tempat umum lainnya seperti di mall, pasar, terminal, pusat
rekreasi, kantor, sekolah, dll. Mungkin kalau kita coba menanyakan hal tersebut kepada
seseorang yang kebetulan kita jumpai ditengah jalan barangkali kita akan memperoleh jawaban
yang lugas tentang hal tersebut, walaupun mungkin pemahaman orang tersebut tentang hal yang
Walaupun demikian, hal tersebut setidaknya sudah mengisyaratkan dan menunjukkan kepada
kita bahwa ditengah masyarakat kita saat ini, ternyata sudah ada pemahaman serta rasa
keprihatinan, bahkan rasa ketakutan yang cukup mendalam tentang “hantu” yang disebut
pemanasan global atau climate change, yang diyakini suatu waktu akan datang dan dapat
mengancam kehidupan umat manusia di bumi. Persepsi yang demikian adalah tidak keliru bila
dikaitkan dengan berbagai isyarat/tanda-tanda dan fenomena alam yang muncul akhir-akhir ini
dengan silih berganti seolah tak henti menghampiri kita. Sebut saja banjir, rob, erosi pantai,
intrusi air laut, kekeringan yang panjang, suhu yang sangat ekstrim yang kita rasakan sehari-hari,
Seperti diketahui Perubahan iklim (climate change) adalah gejala naiknya suhu permukaan bumi
akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan terjadinya pemanasan
global.
Kenaikan suhu udara ini dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di
atmosfer, diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia seperti kegiatan
pembakaran bahan bakar fosil (mis: minyak, gas, batubara) yang banyak digunakan untuk
industri, transportasi, rumah tangga, pembangkit, dll. Menurut para ahli, dalam waktu 70 tahun
sejak tahun 1940 suhu udara rata-rata di bumi diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 0,50 C.
Pemanasan global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan kenaikan permukaan air
laut akibat mencairnya es di kutub, kemudian gelombang panas akan mengacaukan iklim dan
Disadari atau tidak fenomena pemanasan global tersebut sebagian besar adalah akibat dari ulah
aktivitas manusia di bumi yang kelewat tinggi sejalan dengan trend gaya hidup manusia modern,
dimana setiap hari kita saksikan jutaan industri dan kendaran bermotor memuntahkan gas-gas
polutan ke atmosfer khususnya CO2. Kondisi atmosfer kita saat ini ibaratnya seperti keranjang
sampah raksasa, yang berfungsi sebagai wadah dari bermacam-macam gas yang dimuntahkan
dari bumi. Kondisi ini semakin diperparah dengan semakin tingginya laju pemusnahan
vegetasi/pohon oleh manusia yang ada di bumi, seperti pembalakan hutan yang seakan tiada
hentinya, yang tidak diimbangi dengan upaya-upaya pemulihan dan pelestarian, sehingga diluar
Dengan kondisi atmosfer kita yang demikian, Lantas hal-hal apa kiranya yang dapat kita lakukan
dalam upaya mengantisipasi atau minimal memperlambat fenomena pemanasan global tersebut
Dewasa ini bila kita perhatikan, secara perlahan namun pasti, tampaknya telah mulai tumbuh
kesadaran masyarakat secara global khususnya di Negara-negara maju untuk mulai mengoreksi,
kemudian mengadakan perubahan mendasar dalam semua pola pandang serta gaya hidup (Life
Style) yang selama ini dipraktekkan, khususnya dalam berinteraksi dengan alam lingkungannya.
Oleh karena itu, jangan heran saat ini hampir semua aktivitas ataupun kegiatan mereka, termasuk
gaya hidupnya banyak yang sudah bernuansa lingkungan. Segi-segi lingkungan tampaknya
hampir melekat di semua bidang dan sendi kehidupan mereka. Hampir semua kegiatan
pembangunan dan aktivitas mereka juga diupayakan berorientasi lingkungan. Pola hidup mereka
Telah kita ketahui bersama bahwa saat ini permasalahan hidup semakin meningkat. Dari masalah
sampah hingga perubahan iklim, baik yang disebabkan oleh individu hingga industri skala besar.
Semua permasalahan tersebut terjadi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia khususnya di
Ibukota Jakarta.
Permasalahan lingkungan hidup terjadi diakibatkan oleh berbagai steakholder, salah satunya
adalah generasi muda ( pemuda, mahasiswa maupun pelajar ). Itu terjadi karena masih
kurangnya pengetahuan dalam usaha pentingnya menyelamatkan lingkungan hidup sehingga
masih kurangnya generasi muda dilibatkan dalam upaya-upaya / aksi peduli lingkungan hidup,
Di sisi lain, generasi muda merupakan generasi pelaksana masa depan, generasi yang akan
melakukan kepemimpinan dan proses-proses kehidupan baik dalam rumah tangga hingga
berbangsa dan bernegara sehingga ketika generasi muda kurang memahami ataupun kurang
menyadari pentingnya upaya pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup maka masa
Generasi muda merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki jumlah yang sangat besar.
Generasi muda adalah generasi enerjik - penuh semangat, generasi yang masih mencari jati diri.
Potensi semangat dan kreatifitas yang mereka miliki perlu diarahkan atau diajak kearah yang
positif sehingga dengan kondisi tersebut generasi muda akan lebih peduli, lebih memiliki sense
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas menghasikan adanya Rumusan Masalah yang dapat dibahas
3) Siapakah yang seharusnya pelaku pertama yang terlibat dalam kegiatan Go Green?
4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green ini?
7) Mengapa kegiatan Go Green harus diangkat sebagai judul dari makalah ini?
C. Identifikasi Masalah
Dari makalah ini, kami mengambil Tema mengenai “Go Green” dan hanya mengangkat
Judul Makalah yaitu “Kegiatan Go Green” dimana kami hanya membahas mengenai kegiatan,
pelaku, cara, tempat, dan waktu, untuk melaksanakan Go Green. Karena berhubungan Go Green
adalah pengetahuan yang cukup luas, sehingga kami mengangat poin yang lebih dominan
dibahas dalam umum untuk para remaja sebagai generasi muda. Selain itu dalam pembahasan
makalah ini yang berjudulkan Kegiatan Go Green, kami sekelompok tidak menyangkut-pautkan
kepada pihak yang berwenang dalam Organisasi Go Green untuk mencampuri urusan pembuatan
D. Tujuan Penelitian
1. Melatih untuk mengembangkan kebiasaan hidup yang lebih hijau dari sekarang bersama
lingkungan disekitar.
2. Menyadari apa permasalahan yang akan timbul apabila kita memandang Kegiatan Go Green
3. Menyadari akan pentingnya kehidupan yang lebih hijau untuk diri sendiri, sesama, dan
7. Agar dapat membuktikan bahwa kita sebagai Generasi Muda dapat menghasilkan
Pemberdayaan Lingkungan.
8. Menumbuhkan Etos Ilmiah yang dapat dilakukan secara nyata untuk ikut berperan serta dalam
E. Metode Penelitian
Cara pelaksanaan penelitian makalah ini dilakukan dengan mengumpulkan bagian dari
data ke data yang ada di internet dan dirangkum menjadi satu serta menggunakan metode
Metode Pustaka yaitu cara yang dilakukan untuk melakukan pembuatan Karya Ilmiah melalui
buku, jurnal, ataupun informasi-informasi yang ada di dunia internet. Kami tidak melakukan
penelitian dengan cara Metode Lapangan, yaitu metode yang dilakukan secara terjun lansung di
lapangan untuk melakukan dan menghasilkan penelitian ataupun Metode Gabungan yaitu
Demikian Metode Penelitian yang kami lakukan untuk membuat dan merangkum Karya Tulis
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk membahas dan menjawab pelbagai Rumusan Masalah, mari kita pelajari Pembahasan
yang berkaitan dengan Kegiatan Go Green untuk mencapai Tujuan Penelitian yang telah kita
lihat.
Dalam melakukan kegiatan Go Green sebelumnya dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri
akan pentingnya lingkungan hijau, barulah akan tumbuh motivasi serta ke-optimisan dalam
membangun kegiatan Go Green. Dalam kegiatan Go Green, kita dapat membiasakan diri sendiri
dari hal yang sangat kecil, yaitu contohnya: membuang sampah pada tempatnya. Hingga
kegiatan yang besar yaitu mengadakan kreatifitas daur ulang bersama (recycle). Untuk ulasan
melakukan 4 konsep, yaitu: memanfaatkan sampah kembali atau daur ulang (Re-cycling),
menggunakan kembali bahan-bahan atau alat-alat yang ada setelah dipakai (Re-Use), kemudian
ada juga upaya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang dihutan (Re-planting)
b) Dalam lingkungan rumah kita, kita dapat melakukan kegiatan ini dengan cara memilah
sampah yang kita hasilkan sehari-hari antara sampah organik dan anorganik, penghematan air
yang digunakan (mandi, cuci, minum, menyiram tanaman, cuci mobil, dll), penghematan sumber
energy listrik (mis: penerangan, kulkas, TV, mesin cuci, computer, dll).]
mungkin untuk ditanami, sekecil apapun lahan yang tersedia, hiasi rumah kita dengan tanaman-
tanaman di pot, bila lahan masih cukup tersedia upayakan dibuat sumur resapan ataupun biopori
kembali air tanah yang sangat dibutuhkan pada saat musim kemarau panjang tiba.
Sesuai rincian diatas, kita sudah dapat tahu, siapa saja pelaku yang harusnya terlibat
dalam kegiatan ini. Tentunya diri kita sendiri masing-masing, keluarga kita / lingkungan rumah
kita , masyarakat didaerahmu serta Pemerintah yang dapat turun tangan untuk memberikan
fasilitas kepada rakyatnya untuk membenahi lingkungan yang bersih dan hijau.
3) Siapakah yang seharusnya pelaku pertama yang terlibat dalam kagiatan Go Green?
Pelaku pertama untuk melakukan kegiatan ini adalah DIRI SENDIRI. Tanpa kesadaran
hatimu sendiri dan ke-optimisanmu, kamu tidak akan bisa ter-motivasi untuk membuat
lingkungan menjadi lingkungan yang lebih hijau. Mengapa? Karena kesadaran dari diri kitalah
bisa membuat masyarakat disekitar terbangun pula untuk menjalankan kehidupan yang bersih
4) Kapan saja kita harus menjaga kelestarian lingkungan dalam hal Go Green ini ?
Untuk menjaga kelestarian lingkungan ini kita tidak perlu sungkan untuk membatasi
waktu hanya untuk menjaga kelestarian lingkungan demi mewujudkan Go Green. Jadi, dimana
ada waktu luang, gunakanlah waktumu itu bisa dengan memberdayakan tumbuhan sekitar
rumahmu. “1 pohon dapat memberikan kehidupan kepada 1000 orang”, begitulah kata pepatah.
Tempat yang dapat kita lakukan adalah dimana saja saat kamu berada, baik di rumahmu,
di area sekolahmu, di area masyarakat, serta di area kawasan hutan kita bersama. Hutan adalah
Jantung Bumi.
Ketika anda sedang berada di pantai, anda mungkin ingin menghindari silaunya sinar matahari
dengan memakai kacamata hitam atau sebuah topi. Beberapa ilmuwan mengusulkan strategi
serupa dalam menurunkan pemanasan global: membuat sebuah cincin pemantul sinar matahari
Ide ini akan menurunkan jumlah radiasi sinar matahari yang mengenai planet dan beberapa
pemicu gas rumah kaca. Ide liar ini akan berbiaya sangat mahal, dengan potensi harga sekitar
Ini adalah ide dasarnya: proses fotosintesis plankton memerlukan karbon dioksida dari udara
untuk membuat makanan. Ketika plankton mati, mereka akan tenggelam ke dasar lautan bersama
Karena besi merangsang pertumbuhan plankton, beberapa orang menyatakan untuk memupuk
lautan dengan material besi untuk menciptakan banyak plankton yang dapat menghisap karbon
dioksida.Beberapa perusahaan swasta bergabung untuk menumpahkan besi ke dalam laut untuk
menjual kredit karbon, tetapi para ilmuwan mempertanyakan seberapa efektifkah penyerapan
karbon. Beberapa kelompok pecinta lingkungan juga memperingatkan bahwa besi dapat melukai
ekosistem lokal.
Ahli lingkungan dan pakar masa depan James Lovelock, pencipta hipotesa Gaia, membuat skema
yang lucu dalam mengatasi pemanasan global. Ide lovelock adalah menggunakan pipa untuk
menstimulasi bercampurnya lautan-lautan di dunia, sampai ke kedalaman, air kaya nutrsi akan
memberi makan kumpulan ganggang yang akan mengisap karbon dioksida dari atmosfir dan
tenggelam bersama ganggang ke dasar lautan ketika mati. Tetapi metode ini hanya bersifat
Beberapa tipe aerosol atau penyegar udara, partikel-partikel kecil akan terperangkap di udara dan
Efek pendinginan pada iklim bumi biasanya dapat terlihat setelah letusan gunung berapi, yang
mana memuntahkan berjuta-juta ton belerang ke dalam atmosfir. Beberapa ilmuwan menyatakan
bahwa untuk mentetralkan pemanasan global, kita dapat meniru perilaku alam dengan
menginjeksikan belerang ke dalam atmosfir. Satu masalah yang akan muncul adalah rencana ini
Cacing dapat berguna dengan meletakkan mereka ke dalam sampah organik yang selanjutnya
Jika orang Amerika banyak berjalan dan menghindari makan daging merah, kita dapat
Seorang ilmuwan telah menghitung bahwa jika semua orang Amrika berusia antara 10 sampai 74
tahun berjalan kaki setengah jam sehari sebagai pengganti naik mobil, maka itu akan memotong
emisi karbon dioksida sebanyak 64 juta ton (dan juga beberapa kilogram berat tubuh).
Badan pangan PBB, Food and Agriculture Organization melaporkan bahwa industri daging
merah bertanggung jawab atas 18% dari emisi gas, melalui penggunaan pupuk buatan, pupuk
kandang dan energi yang diperlukan untuk transportasi pakan ternak dan daging merah.
Ketika kita terus memanasi bumi dengan karbon dioksida, beberapa ilmuwan mengusulkan untuk
menarik gas karbon dioksida yang berlebih dan menyimpannya ke suatu tempat, mungkin di
bawah tanah, lapisan batu bara atau ladang gas dan minyak yang sudah kosong.
Untuk melakukannya, karbon dioksida harus di pisahkan dari pabrik, di kompresi dan di
injeksikan ke bawah tanah, yang mana akan bertahan selama ribuan tahun. Masih terdapat
beberapa pertanyaan mengenai biaya penyedotan karbon dioksida dari pabrik, dan masalah
Ini bukan berarti anda harus berhenti membuang sampah setiap minggu dan memulai hidup di
lautan tisu dan pembungkus makanan. Seorang ahli teknik dari University of Leeds di Inggris
telah membuat material bangunan dari bahan limbah (seperti kaca daur ulang, abu bekas
pembakaran).
Bitublocks ini dapat digunakan untuk membangun rumah. Selain itu dalam pembuatannya juga
memakan energi lebih sedikit dibandingkan dengan pembuatan batako. Ilmuwan lain juga telah
mengajukan proposal penggunaan material limbah dari peternakan unggas, seperti bulu ayam
Proposal untuk merubah polusi yang dihasilkan oleh pembangkit energi, membatasi jumlah
karbon dioksida pada bisnis, industri atau negara, atau pengenaan pajak terhadap emisi gas akan
membawa emisi ke level yang lebih rendah secara menyeluruh, dan banyak negara telah
menandatangani secara sukarela janji untuk memotong emisi pada Protokol Kyoto. Beberapa
negara bagian, terutama California, telah mendorong suatu regulasi untuk mengatasi karbon
dioksida.
Ini mungkin terdengar seperti keputusan yang terburu-buru, tetapi San Francisco, Cina dan
“polusi putih” — kantong-kantong plastik yang menyumbat jalan dan pembuangan air.
Australia berharap memotong emisi gas rumah kaca dan menurunkan tagihan listrik rumah
tangga dengan menghapus secara bertahap pemakaian lampu pijar. Beberapa ukuran telah meraih
momentum-nya dalam tahun terakhir dengan campur tangan pemerintah dalam melawan sampah
plastik dan lampu yang tidak efisien. Tetapi sebelum anda khawatir mengenai bagaimana anda
membawa barang grosir anda, terdapat beberapa alternatif seperti: kantong kertas daur ulang dan
7) Mengapa kegiatan Go Green harus diangkat sebagai judul dari makalah ini?
Kegiatan Go Green dapat terkatakan penting, bahkan sangat penting. Mengapa? Tahukah kamu
bahwa bumi kita sedang menangis? Ya, menangis karena kelakuan ulah manusia yang sangat
sangar dalam menebang pohon, sedangkan pohon adalah sumber kehidupan. Banyak pohon
ditebang karena dibabat habis oleh manusia demi kebutuhan bisnis. Dan itu menyebabkan
lapisan Ozon yang untuk melindungi bumi sudah berlubang sebesar benua Afrika. Ozon adalah
gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat
merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena
ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Sudah ada
berbagai negara khusus untuk rakyatnya yang telah terkena Sinar Ultraviolet dari matahari. Sinar
ini dapat membuat kanker kulit pada tubuh seseorang dan katarak pada manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Pembahasan yang telah kita lihat dan telah kita baca, Kegiatan Go Green sebenarnya semata
untuk menghindari Pemanasan Global atau yang sering kita sebut “Global Warming”. Tapi
masalah ini tidak dapat dipandang sebelah mata, karena hal ini termasuk hal yang serius, untuk
diri kita sendiri , keluarga, masyarakat sekitar rumah kita, teman-teman kita, serta pemerintah
kita. Memang Pemanasan Global ini tidak dapat dihindari, namun, dapat dicegah melalui
Kegiatan Go Green. Karena itu baiklah kita menghindari hal-hal yang macam-macam,
contohnya: Menggunakan gas pendorong spray aerosol dan media pendingin. Dan melakukan
kegiatan-kegiatan yang dapat menambah lapisan Ozon di Atmosfer untuk tetap dapat melindungi
Dengan begitu, dapat kita simpulkan cara yang efektif dalam melestarikan lingkungan
b) Menggunakan kembali bahan-bahan atau alat-alat yang ada setelah dipakai (Re-Use).
c) Melakukan upaya penanaman kembali pohon-pohon yang sudah ditebang dihutan atau
reboisasi (Re-planting).
Marilah kita menjaga kelestarian lingkungan kita bersama-sama, janganlah kita hanya hidup
seperti peribahasa mengatakan “Ayam bertelur diatas padi” yang artinya “Hidup dalam
kesenangan dan kemewahan” namun jadilah seperti yang peribahasa katakan berikut “Berkayuh
sambil kehilir” yang artinya “Sekali mengerjakan sesuatu dua tiga maksud tercapai.”
B. Saran
1. Sebaiknya hal-hal diatas dapat kita lakukan dan secepatnya diterapkan dalam diri kita
masing-masing agar kita dapat ikut serta dalam melestarikan hidup bersih dan hijau.
2. Sebaiknya juga kita tidak teledor dalam melakukan segala sesuatu hal, agar tidak
terjadi penyelewengan dan dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.
Daftar Pustaka
http://maphiablack.blogspot.com
http://edukasi.kompasiana.com
http://mugi.or.id
http://www.1miliarpohon.com
http://www.gogreenindonesiaku.com .
http://hiber-greenmission.blogspot.com
http://id.wikipedia.org .
Nurhadi, Dawud, Pratiwi. Yuni. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX.
Jakarta:Penerbit Erlangga
Jakarta:Penerbit Erlangga
Surabaya:Penerbit Kartika
Tangerang:Wahyumedia
Jakarta:Penerbit Erlangga
SE@terr_myblog di 05.19
Berbagi
3 komentar:
Balas
Balasan
Balas
keren
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Foto Saya
SE@terr_myblog
Haii! Aku Eterr .. Ini halaman blog ku , Semoga ini bisa nambah"in infomu yaa , Thank you =)