Anda di halaman 1dari 64

PEDOMAN PELAKSANAAN KESEHATAN

DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI


PETUGAS SANITASI

Oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura

JULI 2017
PENGANTAR
KESELAMATAN & KESEHATAN
KERJA (K3)
Ilmu dan penerapan teknologi pencegahan
Keilmuan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

PENYEBAB KECELAKAAN :
A. TINDAKAN/PERBUATAN TIDAK AMAN
(BERBAHAYA)
B. KONDISI YANG TIDAK AMAN (BERBAHAYA)
Keselamatan Bapak
menentukan masa
depan saya lho,
Habis kalau bapak
celaka, siapa yang
akan membiayai saya
??
TINDAKAN TIDAK AMAN
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan

KONDISI TIDAK AMAN


Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
KENAPA PERBUATAN TIDAK AMAN
DILAKUKAN ?
 KURANG PENGETAHUAN
 KURANG TERAMPIL/ PENGALAMAN
 TIDAK ADA KEMAUAN
 FAKTOR KELELAHAN
 JENIS PEKERJAAN YG TIDAK SESUAI
 GANGGUAN MENTAL
 KESALAHAN DALAM SIFAT DAN TINGKAH
LAKU MANUSIA
PERBUATAN BERBAHAYA
(UNSAFE ACTION)
 Menjalankan Mesin/  Mengambil posisi pada
Peralatan tanpa tempat yang berbahaya
wewenang  Membetulkan mesin dalam
 Menjalankan Mesin/ keadaan jalan
Peralatan dgn  Lalai memberikan
kecepatan yg tidak peringatan atau lupa
semestinya mengamankan tempat kerja
 Membuat Alat  Bersenda gurau tidak pada
Pengaman tidak tempatnya
berfungsi  Memaksakan diri untuk
 Lalai menggunakan bekerja walaupun sakit
APD  Merancang /memasang
 Mengangkat barang peralatan tanpa pengaman
dengan cara yg salah
KONDISI BERBAHAYA
(UNSAFE CONDITION)

 Pelindung atau
 Kebersihan lingkungan
pembatas/pengaman kerja yang jelek
yang tidak memadai  Polusi udara di ruangan
 Peralatan/ perkakas kerja (gas, uap, asap,
dan bahan yang rusak debu, dsb.)
tetap digunakan  Kebisingan yang
 Penempatan barang berlebihan
yang salah  Pemaparan Radiasi
 Sistem peringatan  Ventilasi yang tidak
yang tidak memadai
memadai
 Pengabaian terhadap
perkiraan bahaya
 Penerangan yang tidak
kebakaran/peledakan memadai
PENYEBAB DAN AKIBAT
KERUGIAN

PENYEBAB
LEMAHNYA SEBAB TAK INSIDEN
(Kontak) KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

• MANUSIA
• PERALATAN
KERUGIAN

• MATERIAL
• LINGKUNGAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing

INSIDEN

CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar


 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN


 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS

SEBAB LANGSUNG
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA


 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK  PENGADAAN (PURCHASING)
SEBAB DASAR
LAYAK  KURANG PERALATAN
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  MAINTENANCE
 STRESS MENTAL  STANDAR KERJA
 KURANG PENGETAHUAN  SALAH PAKAI/SALAH
 KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB TAK
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

LEMAHNYA PENGENDALIAN

 PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

 STANDARD TIDAK SESUAI


 KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik -Fisik
-Mental -Kimia
-Biologi
-Ergonomi
Kapasitas kerja -Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- Usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
TUJUAN PENGAWASAN
LINGKUNGAN KERJA
Upaya perlindungan kepada :
• Tenaga Kerja
• Orang Lain

Dari potensi bahaya yang berasal dari :


1. Mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan energi
2. Lingkungan kerja
3. Sifat pekerjaan
4. Cara kerja
5. Proses produksi
Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
Faktor Fisika
bising, getaran, radiasi,
Penerangan kurang baik,
temperature extremes

Faktor Biologi Faktor Kimia


virus, bakteri, jamur, debu, gas, uap,
parasites, insects, dll asap, kabut, dll.

Faktor Ergonomi
Tenaga terlalu diporsir, berdiri lama/berlebihan,
salah gerakan, angkat beban terlalu berat, job
monotony, dll
Faktor Psikologi
Hub dg : orang, pekerjaan, dan lingk. kerja
1). Faktor Fisika

a. Kebisingan (Noise)
b. Iklim Kerja
c. Ventilasi
d. Penerangan
(Illumination)
e. Getaran
KEBISINGAN
Nilai Ambang Batas (NAB) : 85 dB
Dampak Kebisingan :
 Trauma akustik: kerusakan gendang telinga
secara mendadak, karena energi suara yg
berlebihan
 Ketulian sementara
 Ketulian menetap
 Gangguan komunikasi
 Gangguan psikologi
 Pengendalian Kebisingan
Dilakukan dengan cara antara lain :
• Desain mesin yang baik, Machinery enclosure yang terdiri dari:
transmision los material, damping material, absorbent
material, vibration isolator, mufflers dan sealents
• Pengoperasian alat sesuai dengan kemampuan mesin
• Merawat mesin secara teratur
• Rotasi pekerjaan
• Ruang kontrol
• Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
• Pemeriksaan kesehatan
• Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran intensitas kebisingan)
• Alat Pelindung Diri
- Sumbat telinga (ear plug) mereduksi 15 - 20 dBA
- Tutup telinga (ear muff ) mereduksi 20 - 30 dBA
NAB KEBISINGAN

Waktu Intensitas Waktu Intensitas


pemajanan / kebisingan pemajanan / Kebisingan
Hari (dB.A ) hari (dB.A )
8 jam 85 28,12 detik 115
4 jam 88 14,06 detik 118
2 jam 91 7,03 detik 121
1 jam 94 3,52 detik 124
30 menit 97 1,76 detik 127
15 menit 100 0,88 detik 130
7,5 menit 103 0,44 detik 133
3,75 menit 106 0,22 detik 136
1,88 menit 109 0,11 detik 139
0,94 menit 112

Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB.A, walaupun sesaat
IKLIM KERJA
 Sumber panas: matahari, tanur, dapur,
genset, boiler, bejana uap, lighting
 Tekanan panas dipengaruhi:
sumber panas, radiasi matahari, panas
tubuh, kec.udara, kelembaban udara
 Suhu nyaman : 24 - 26 derajat Celcius,
selisih suhu didlm & diluar tdk lbh 5 derajat
Celcius
 Kelembaban udara yg baik : 65 - 95%
NAB Iklim Kerja
 Tabel lampiran ISBB yang diperkenankan
ISBB (0C)
Pengaturan waktu kerja setiap jam
Beban kerja
Waktu kerja Waktu Ringan sedang berat
istirahat
Kerja terus menerus - 30.0 26.7 25.0

(8 jam sehari)
75% 25% 30.6 28.0 25.9
50% 50% 31.4 29.4 27.9
25% 75% 32.2 31.1 30.0

Catatan : - Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 Kkal/jam


- Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 - 350 Kkal/jam
- Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 - 500 Kkal/jam
Dampak Iklim Kerja yang
Buruk
 Prickly heat/ heat rash/mikaria rubra yaitu timbulnya
bintik-bintik merah di kulit dan agak gatal karena
terganggunya fungsi kelenjar keringat
 Heat cramps yaitu timbulnya kelainan seperti otot kejang
dan sakit, terutama otot anggota badan atas dan bawah
 Heat Exhaustion yaitu tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit
 Heat stroke yaitu heat stress yang paling berat,
mengakibatkan thermoregulatory terganggu, jantung
berdebar, nafas pendek dan cepat,tekanan darah naik atau
turun dan tidak mampu berkeringat, suhu badan tinggi,
hilang kesadaran
 Pengendalian Tekanan Panas
Dilakukan dengan cara antara lain :
 Isolasi Sumber Panas
 Local exhaust ventilation
 Localized cooling at work station
 Ventilasi umum
 Permeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan secraa
khusus.
 Pengadaan air minum harus disediakan dalam jumlah yang
memadai
 Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan
 Pengaturan lamanya kerja dan istirahat
 Alat Pelindung Diri
• Kacamata (goggles), Topi, Celemek, Pakaian kerja yang
dilapisi dengan alumunium, Sarung tangan dari kulit atau
gaunlets, Sepatu kerja.
Ventilasi
 Penting untuk meningkatkan dan memelihara kualitas udara
ditempat kerja
 Tujuan:
• Meningkatkan dan mempertahankan kondisi udara, agar tetap segar
dan nyaman
• Menurunkan kadar kontaminan di udara

 NAB : - Pergantian udara per-jam di pabrik = 6 x/ jam


- Volume udara setiap orang = 18 m3/ jam/ orang
(Sumber: SNI 03 - 6572 - 2001 tentang Tata Cara Penanganan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung)
Penerangan
 Penerangan yg baik adalah apabila:
a. tdk menyilaukan
b. tdk menimbulkan panas berlebih
c. tdk menghasilkan gas
d. tdk menimbulkan bayangan kontras
e. tdk berkedip
f. pencahayaannya rata

 Sumber penerangan :
a. cahaya alam : matahari
luas jendela : 1/6 - 1/10 luas lantai
b. cahaya buatan : lampu filamen (pijar), fluoresen (neon),
merkuri
Dampak Penerangan yang Buruk
 Kelelahan mata & berkurangnya daya, serta efisiensi
kerja
 Kelemahan mental
 Pegal disekitar mata dan rasa sakit kepala disekitar
mata
 Kerusakan indera mata
 Dapat mengakibatkan kecelakaan
Getaran
 Jenis getaran:
a. whole body vibration (getaran seluruh tubuh)
b. tool hand vibration (getaran tangan)
 Getaran tangan, NAB : 4 m/detik2
 Getaran seluruh tubuh, NAB : 0.5 m/detik2

Dampak Getaran :
 Kelainan peredaran darah dan syaraf
 Kerusakan pd persendian dan tulang, rasa nyeri
sampai dengan mati rasa
 Pengendalian Getaran
• Dipasang bantalan berupa karet atau pegas pd
alat/mesin
• Penggantian komponen mesin yg sdh aus
• Penguatan baut/ikatan yg longgar
NAB GETARAN
NAB GETARAN
Jumlah waktu pemajanan Nilai percepatan pd frek
dominan
per hari kerja Meter per detik Grafitasi
kuadrat (m/det 2) (G)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0.40
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0.61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0.81
kurang dari 1 jam 12 1.22
Catatan : 1 G = 9.81 m /
det 2
2). Faktor Kimia
 Bahan Kimia : semua bahan baku yg digunakan dlm
proses produksi dan atau proses kerja, serta sisa-sisa
proses produksi dan atau proses kerja
 Dpt berbentuk padatan, gas/uap, cairan
 Padat : debu, serat, atau partikel yang dapat berasal
dari debu rokok, debu logam, debu mineral (silika,
asbes).
 Cair : misalnya semprotan pembasmi seranggga.
 Gas dan uap seperti O2, N2, CO2, Pb, NO2, H2S, dsb.
 Pengendalian Faktor Kimia
Pengendalian secara mekanis atau teknis bertujuan
untuk mengeliminasi atau mengurangi pemaparan
dengan cara sebagai berikut :
 Substitusi
 Otomatisasi
 Isolasi Sumber Kontaminan
 Segregasi (proses pemisahan/pemencilan)
 Ventilasi
3). Faktor Biologi
 Virus
 Bakteri

 Jamur

 Cacing

 Microorganisme yang dapat berinteraksi


dengan manusia adalah : Bakteri, Jamur,
Virus dan Protozoa.
Bahaya faktor Biologi :
• Menimbulkan infeksi akut/ kronis
• Parasit dalam tubuh.
• Menghasilkan toxin atau racun bagi tubuh.
• Menimbulkan reaksi alergi.
• Menimbulkan iritasi

CARA MASUK BIOLOGICAL AGENTS KE


DALAM TUBUH
1. Inhalasi (pernafasan)
2. Digesti (pencernaan)
3. Kontak di kulit, mata, hidung dan mulut.
 Pengendalian Faktor Biologi
1.Gunakan peralatan yang bersifat melindungi dari
bahaya kontak langsung (safety equipment and
facility design)
2.Peran pekerja dalam pengendalian bahaya di
tempat kerja (worker initiated workplace controls)
3.Bekerja/teknik dengan azas kehati – hatian
(carefully executed techniques)
4.Gunakan alat pelindung diri
4). Faktor Psikologi

 Stress kerja, karena :


- Hubungan dengan orang
(Relationship)
- Hubungan dengan pekerjaan
- Hubungan dengan lingkungan kerja
5). Faktor Ergonomi

 Posisi Kerja
 Cara Kerja

 Tata Letak

 Beban Kerja
Tempat Kerja dalam ruang sempit (terbatas)

Bahaya Penyebab Effect Rincian


Defisiensi -Api (pengelasan) Pekerja dapat lemas Udara normal kadar O2
oksigen -O2 digunakan bakteria mendadak >18%
-Akumulasi berbagai gas <18% berbahaya
Gas beracun -Carbon monoksida, Iritasi mata, hidung, Sementara gas beracun
-Hydrogen sulfida, tenggorok Menyebabkan tidak berbau
-Sulfur dioksida sakit dan mati Pekerja Tidak dapat dideteksi
lemas
Gas mudah -Termasuk bahan bakar Dapat menyebabkan Beberapa gas mudah
terbakar -Solven kebakaran dan ledakan terbakar uapnya juga
beracun
Bahan kimia -Solven cat Iritasi kulit, ritasi mata -
Toksisitas sistemik
Panas -Suhu tinggi Penyebaran panas Efek dapat dipercepat bila
Pusing ventilasi burukPelindung
panas thd muka dan tubuh
tidak sesuai
Noise - Suara berisik (>85dB) Mengganggu komunikasi Efek tergantung intensitas,
Hearing loss frekuensi dan durasi
Resiko Bahan Kimia terhadap Kulit
Bahaya Penyebab Effect A.P.D.

-kulit menjadi merah


sarung tangan karet, vinyl
-solvent - nyeri
atau neoprene untuk
- Melepuh

cacat, melepuh, luka gunakan sarung tangan


-asam (mis: air keras
BAHAN kerusakan paru (untuk tahan asam
aki =H2SO4,
KIMIA asam yang menguap gunakan pelindung
-air keras patri =HCl
seperti HCl) pernapasan

gunakan cream pelindung


-caustics (soda api) Cacat melepuh luka
sarung tangan
TAHAPAN PENGENDALIAN RISIKO

1. Peniadaan 2. Substitusi 3. Engineering

4. Administrasi 5.ORGANISASI 6. APD


LISTRIK
SENTUH LANGSUNG & SENTUH TIDAK
LANGSUNG PADA INSTALASI LISTRIK BISA
BERBAHAYA ATAU TIDAK TERGANTUNG DARI :

 TEGANGAN
 ARUS
 WAKTU dan
 KONDISI BADAN MANUSIANYA.
KEBAKARAN KARENA LISTRIK

• Pembebanan lebih
• Sambungan tidak sempurna
• Perlengkapan tidak standar
• Pembatas arus tidak sesuai
• Kebocoran isolasi
• Sambaran petir
TABLE
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu Maksimum


(Volt) Yang Diijinkan (Detik)

 50 ~
50 5

75 1

90 0.5

110 0.2

150 0.1

220 0.05

280 0.03
NO ARUS PENGARUH TERHADAP WAKTU
LISTRIK TUBUH MANUSIA
1 1 mA Menimbulkan kejutan kecil pada 10 menit
badan sehingga Tidak berbahaya
(Aman).

2 2 mA Mulai terasa kejang pada bagian 30 detik


badan yg awal dialiri arus listrik,
rasa kejang akan hilang
memerlukan waktu beberapa
hari.

3 5 mA Memberikan stimulasi (rangsangan) yg 20 detik


cukup tinggi pada otot badan yg awal
dialiri arus listrik, rasa sakit akan hilang
memerlukan waktu dan pengobatan.
NO ARUS PENGARUH TERHADAP WAKTU
LISTRIK TUBUH MANUSIA
4 10 mA Memberikan stimulasi (rangsangan) yang 10 detik
cukup tinggi pada otot badan (organ tubuh yg
peka) shg terasa sakit yang hebat, untuk
penyembuhan memerlukan waktu untuk
istirahat dan pengobatan.
5 15 mA Memberikan stimulasi (rangsangan) yang 5 detik
cukup tinggi pada otot badan, sehingga
menyebabkan terjadinya pengerutan sebagian
otot organ tubuh yg peka thd aliran listrik
(jantung) yg berakibat tingkat kesadaran mulai
berkurang karena gerakan jantung sedikit
terganggu/berhenti maka darah ke otak ikut
terganggu, untuk penyembuhan memerlukan
waktu yang cukup dan pengobatan,
kemungkinan bisa timbul cacat fungsi sebagian
badan.
NO ARUS PENGARUH TERHADAP WAKTU
LISTRIK TUBUH MANUSIA
6 20 mA Menyebabkan terjadinya pengerutan 2 detik
pada otot badan yang cukup hebat
khususnya jantung, sehingga darah ke
otak berhenti sesaat yg mengakibatkan
KESADARAN HILANG, maka untuk
melepaskan sentuhan aliran listrik
diperlukan bantuan orang lain.
7 30 mA Menyebabkan pengerutan otot badan 1 detik
sangat hebat , jika tak tertolong
kemungkinan cacat fungsi tetap.

8 40 mA SANGAT BERBAHAYA bagi orang yang 0,2 detik


dialiri listrik.

CATATAN : Arus listrik 1 (satu) Ampere = 1000 mili Ampere


Tegangan listrik 220 / 380 Volt.
APA YANG SALAH DENGAN GAMBAR INI ????

07/26/22
Tegangan sentuh yang berbahaya:
 > 50 V di ruang normal,
 > 25 V di ruangan lembab
 Daya > 100 Watt

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak (cm)
1 50
PROTEKSI BAHAYA 12 60
“JARAK AMAN” 20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK

Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk mengindarkan


pengaruh arus listrik, berada pada papan kering, kain kering,
pakaian, alas yang serupa itu yang bukan logam (kayu, karet).
Jika tidak mungkin kedua tangan penolong dibalut dengan kain
kering, pakaian kering atau bahan serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga
diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan memutuskan
sakelar atau gawai pengaman, penghantar ditarik sampai
terlepas dari penderita dengan menggunakan benda kering
bukan logam, kayu atau tali yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan yang
dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
Instalasi Listrik Ketel Uap

Alat penerangan dan alat listrik lainnya tidak


diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50 Volt
Jika digunakan kabel fleksibel harus berselubung
karet atau berperisai logam fleksibel.

Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka


bagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung karet
dan berperisai logam
BUDAYA KERJA YANG HARUS
DIKEMBANGKAN
MENINGKATKAN :
1. KINERJA PERUSAHAAN

2. SEBAGAI CONTOH PADA “ANAK”

NILAI-NILAI BUDAYA KERJA


 Integritas apa yang dilakukan sama dengan apa
yang diucapkan.
 Profesionalisme
 Kepuasan konsumen
 Keteladanaan
CIRI-CIRI PROFESIONAL

 Memiliki keahlian khusus dibidangnya


 Kemampuan mengkonversikan keahlian tersebut
dalam praktek
 Bekerja berdasarkan SOP
 Mencari cara untuk membuat berbagai hal
menjadi lebih mudah
 Antisipasi dan inisiatif
 Memahami orang yang dilayani
 Bertanggung jawab
BUDAYA KERJA
 SEMANGAT KERJA
 PROFESIONALISME
 MEMILIKI SIFAT ULET
 ASPEK KETELADANAN
 SUKA MENOLONG
 BEKERJA SECARA OPTIMAL
 KOMITMEN TERHADAP PEKERJAAN
 INOVATIF DAN KREATIF
 SERIUS DAN TUNTAS DALAM PEKERJAAN
 POSITIF THINKING
 LOYALITAS
SEMANGAT KERJA

 Kerja adalah rahmat bangga dan bersyukur


 Kerja adalah amanah sehingga harus jujur dan
dapat dipercaya
 Kerja adalah kesempatan penampilan diri
kompak dan sinergi
 Kerja adalah ibadah
 Kerja adalah kehormatan proaktif dan inovatif
 Kerja adalah pengabdian berjuang dan berkorban
 Kerja adalah pelayanan melayani dan menolong
PROFESIONALISME
 Perhatian dan menaruh kepercayaan terhadap
perusahaan
 Peduli dan tanggung jawab
 Rasa memiliki

SIFAT ULET YANG HARUS DIMILIKI


 Tidak mudah putus asa dalam melakukan
pekerjaan
 Bekerja keras tekun, dan tidak mudah menyerah
dalam menghadapi tantangan dan kendala
ASPEK KETELADANAN
 Aspek moral yang bisa dijadikan panutan pekerja
memiliki standar moral yang tinggi
 Aspek prestasi kerja
 Aspek sikap yang berkaitan dengan interaksi
sesama pekerja
 Aspek penampilan

SUKA MENOLONG
 Membantu rekan kerja atau bagian lain apabila
dibutuhkan
 Menjawab pertanyaan dari rekan kerja berkaitan
penyelesaian pekerjaan
 Membagi informasi dan pengalaman yang
bermanfaat
BEKERJA SECARA OPTIMAL
 Menggunakan seluruh pengetahuan kemampuan
dan ketrampilan yang dimiliki untuk bekerja
 Meningkat hasil kerja diatas standar
 Menjalankan proses kerja dengan cermat dan
teliti

KOMITMEN TERHADAP PEKERJAAN


 Menjaga dan mempertahankan prestasi kerja
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan SOP
 Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target
waktu yang ditetapkan
INOVATIF
 Melakukan pekerjaan dengan menghasilkan ide-
ide dan metode-metode baru
 Mencari metode yang lebih baik yang ada pada
saat ini
 Mengimplementasikan metode-metode terbaru
untuk menghadapi daya saing

KREATIF
 Mencari jalan keluar terhadap permasalahan
 Mencari cara menyelesaikan pekerjaan dengan
seefisien mungkin
SERIUS DALAM MELAKSANAKAN
PEKERJAAN
 Melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-
sungguh, konsentrasi penuh dan fokus
 Berpikir sebelum memulai pekerjaan
 Melakukan detail pekerjaan dengan benar

TUNTAS DALAM MELAKSANAKAN


PEKERJAAN
 Tidak setengah-setengah dalam menyelesaikan
pekerjaan
 Menyelesaikan pekerjaan setiap bagian pekerjaan
secara menyeluruh
 Melakukan pekerjaan dari awal sampai selesai
POSITIVE THINKING
 Tidak menduga-duga sesuatu tanpa fakta jelas
 Mengkonfirmasi bila mendengar berita negatif
 Tidak berprasangka atau melakukan penilaian
buruk terhadap rekan kerja dan atasannya

LOYALITAS
 Membela/cinta terhadap perusahaan
 Mempertahankan apabila ada gangguan
 Mencari informasi dan inovasi untuk kemajuan
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai