Anda di halaman 1dari 40

LARUTAN DAN KELARUTAN PADA KRISTAL

Mata Kuliah: Pertumbuhan Kristal

Oleh:
Muhamad Nurissalam
1327011010

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
PENDAHULUAN

KRISTAL
YANG BAIK PELARUT

EFISIEN DAN KELARUTAN


MURAH YANG TEPAT

MENGHASILKAN VARIASI
BENTUK KRISTAL BIAYA MURAH
Larutan dan Titik lebur

pelarut
Larutan
(gas, cair atau padat
homogen)
Campuran Zat
Homogen terlarut

Pelarut dalam jumlah lebih banyak


Zat terlarut dalam jumlah lebih sedikit
Contoh: KNO3 dicampur dengan sedikit air
Seleksi Pelarut
ihan
e leb mudah didapatkan
k

relative lebih murah


Air pelarut
universal rentang cairan tinggi (~4 - 100C)
melarutkan substansi ionik dengan
baik
n gan
ku ra
ke
pelarut tidak baik untuk senyawa kovalen

tidak begitu baik untuk reaksi reaksi redoks

reaksi asam basa kadang ikut berpengaruh

hidrolisis terhadap reagen dapat terjadi


Kristalisasi Hasil baik

Pelarut
ru t
an pela
il ih
Pem
Berdasarkan tingkat kepolaranya Campuran beberapa Pelarut

Melarutkan pengotor
rut
s ifat pela Tidak bereaksi dengan kristal
Sifat

Mudah di hilangkan dari kristal Tidak mudah menguap/terbakar


Jenis Jenis Pelarut
Non Polar Polar aprotik

Heksana (2) Air (80) DMSO (47)

Benzena (2,3) Asam format (58) DMF (38)

Toluena (2,4) Metanol (33) Asetonitril(37)

Heksana (4,3) Etanol (30) Aseton (21)

Kloroform (4,8) Propanol (20) DCM (9,1)

Etil Asetat (6,0) Butanol (18) THF (7,5)

As. Asetat (6,2)

Polar Protik
Kelarutan berbagai Pelarut

Pelarut Polar Saling Larut Pelarut Polar

Pelarut non Saling Larut Pelarut non


Polar Polar

Pelarut Polar Pelarut Non


Tidak Larut
Polar
Pelarut Berbahaya
DAPAT DIPISAHKAN

PEMILIHAN PELARUT
TERJERAT

RACUN KRISTAL

STABIL

TIDAK TERURAI

TIDAK TEROKSIDASI

TIDAK BEREAKSI
DENGAN GASKET
KOMPOSISI LARUTAN

Persentasi
Konsentrasi KOMPOSISI
LARUTAN
10 persen larutan natrium sulfat

10g dari Na2SO4 dalam 100 g air massa per satuan


massa pelarut

10g dari Na2SO4 dalam 100 g larutan


massa per satuan
volume pelarut
10g dari Na2SO4 10H2O dalam 100 g air
massa per satuan
10g dari Na2SO4 10 H2O dalam 100 g larutan volume Larutan
Jika 10 g anhidrat Na2SO4 dalam 100 g air

yang dimaksudkan deskripsi dari

konsentrasi larutan, kemudian akan

menjadi setara dengan.

9.1 g Na2SO4 dalam 100 g larutan

20.6 g Na2SO4 10 H2O dalam 100 g larutan

26.0 g Na2SO4 10 H2O dalam 100 g air


INTERKONVERSI BERBAGAI
KOMPOSISI
FRAKSI MOL

Hubungan antara komposisi fraksi dan dinyatakan dalam mol di unit lain diberikan oleh
KORELASI KELARUTAN

MENINGKAT
OLEH NAIKNYA
SUHU
KELARUTAN
ZAT

ADA
PENGECUALIAN
Kurva kelarutan untuk beberapa garam dalam air: (a) kurva
halus, (b) menunjukkan terjadinya perubahan fase
Teori Hasil kristal

PELARUT YANG Bentuk Kristal


HILANG KARENA
KRISTALISASI

Ukuran KRistal
Sulitnya mencari
pelarut yang
sesuai dan
kompetitif

Resiko Efisiensi
menghilangkan penghilangan
pelarut terjerat pelarut
Perhitungan pelarut hilang
 

C1: konsentrasi awal larutan Kg garam anhidrat per Kg pelarut

C2 : konsentrasi akhir larutan Kg garam anhidrat per Kg pelarut

W: Massa Pelarut (Kg)

V : Pelarut hilang karena penguapan

R: rasio Mr hidrat per Mr anhidrat

Y: Kristal Hasil
Perhitungan pelarut hilang

Total pelarut hilang: Y = W. C1

Pelarut tidak hilang: Y = W (C1 – C2)

Pelarut hilang sebagaian: Y = W (C1 – C2(1-V)

Total kehilangan bebas pelarut:WR


Y =(CW.R.C
– C )1
1 2
Tidak ada pelarut hilang Y =
1 – C2(R – 1)

W.R (C1 – C2 (1-V)


Kehilangan pelarut sebagian: Y =
1 – C2(R – 1)
Contoh soal
Contoh soal:
 

Hitungalah hasil kristal teori dari kristal murni dari larutan 100Kg dari

Na2SO4 (Mr= 142) dalam 500 Kg air suhu 10oC. Kelarutan pada suhu

tersebut sebesar 9 Kg dari garam anhidratnya per 100 Kg air, dan kristal

anhidrat (Mr= 322). Asumsi 2 persen air hilang karena penguapan pada

proses.
Jawab W.R (C1 – C2 (1-V)

Kehilangan pelarut sebagian: Y = 1 – C2(R – 1)

500. 2,27 . (0,2-0,09). ( 1-0,02


=
R = 322/ 142 = 2,27 1 – 0,09 (2,27-1)
C1 = 0,2 Kg per Kg air

C2 = 0,09 Kg per Kg air


W = 500 Kg air
= 143 Kg Na2SO4. 10 H2O
V = 0,02 Kg per Kg hilang
Larutan Ideal dan Non Ideal

Interaksi Pelarut dan


Larutan ideal zat terlarut sangat
identik

Jika terlarut dan pelarut membentuk sebuah larutan ideal,

kelarutan diperkirakan bisa menjadi persamaan van 't hoff:

x adalah mol zat terlarut, t adalah suhu larutan (K), tf adalah suhu campuran (titik leleh) zat

terlarut (K), ∆Hf adalah molal enthalpy fusi terlarut ( j mol-1) dan R adalah gas konstan ( 8, 314 j
Aktifitas kekuatan ion

Sifat ion
Sifat Koligatif larutan

Larutan Larutan Non


elektrolit elektrolit

µ= µoc RT Ln c

Dimana c adalah konsentrasi sedangan z adalah valensi


Contoh soal
Hitunglah kekuatan ionik dari campuran NaCl
dan CaCl2

I = ½ ([Na+. 12]+[Ca2+ . 22]+[Cl- . 12])


= ½ (0,1 . 1)+(0,1 . 4)+ (0,3 . 1)
= 0,4 mol/L
Asosiasi disosiasi

Pada larutan elektrolit, faktor Vant Hoff (i) sangat


menentukan sifat koligatif larutan. Dimana i
dalam persamaan diungkapkan sebagai berikut:
 
i = 1 + (n-1)α

Non elektrolit Elektrolit kuat Elektrolit lemah

i= 1 i= n i = 1 + (n-1)α

α=0 α=1 0<α <1


Hasil Kali Kelarutan
jika satu molekul elektrolit dalam larutan
membentuk x kation dan y anion dalam
persamaan:

M x Ay xMz+ + yAz-

Dimana z adalah valensi dari iion. Larutan (c+)x (c-)y =


konstanta = Kc

Pada saat setimbang c+ dan c- pada konsentrasi yang


sama maka di kenal dengan c*. Besarnya C* ditentukan
sesuai senyawa elektrolitnya, bervelens 1,2, atau 3.
Contoh soal
Jika diketahui hasil kali kelarutan AgBr, PbI2, Al(OH)3 berturut
turut adalah 4,1 . 10-13, 9,3 . 10-9, 1,1. 10-15. Hitunglah kelarutan pada
temeperatur yang sama dengan perhitungan Kc nya.

AgBr
C* = (4,1 . 10-13)1/2
= 6,4 . 10-7mol/L
PbI2
C* = ((7,5 . 10-9)/4 )1/3
= 1,2 . 10-3 mol/L
Al(OH)3
C* = ((1,1 . 10-15)/27)1/4
= 8,0 . 10-5 mol/L\
Terjadi penambahan kelarutan
relatif jika zat terlarut
dilarutkan dalam pelarut yang
mengandung ion. Pada gambar
ini menunjukkan bahwa terjadi
penambahan kelarutan oleh
adalanya ikatan ion pada
larutanya.
Kenaikan relatif dari kelarutan dengan penambahan
ikatan ion. (a) BaSO4 dalam larutan KNO3, (b) AgCl
dalam larutan KNO3
Ukuran Partikel dan Kelarutan

Hubungan kelarutan
dan ukuran partikel

Di mana c (r) adalah kelarutan partikel dari ukuran (radius) r,

c* adalah keseimbangan normal kelarutan dari substansi, R

adalah gas konstan, mutlak t adalah suhu, ῤ adalah kepadatan

padat, m adalah massa molar dari padat dalam larutan dan γ

merupakan ketegangan antarmuka padat dalam kontak

dengan larutan. v adalah jumlah ion dengan asumsi v =1 pada

larutan non elektrolit.


Contoh
BaSO4 pada 250C; T= 298K, Mr=
233, v =2, ῤ =4500, γ= 0,13, R 8,3 .
103, 1µm, kristal r = 5. 10-7,
c/c* = 1,005 (penambahan 0,5%), for
0,1 µm c/c* = 1,06 (artinya ada
penambahan 6% dan untuk 0,01 µm
c/c* = 1,72 ( artinya ada
penambahan 72%).
Efek kelarutan terhadap ukuran partikel
Efek Kelarutan Oleh Pengotor

Larutan murni hanya Industri menggunakan


di Laboratorium pelarut kurang murni
(alasan biaya
produksi)
Adanya
Pengotor
Kemungkinan tidak Efek pengotor
bereaksi mempengaruhi
karakteristik
Kemungkinan
pengotor bereaksi
membentuk kompleks

Menjenuhkan larutan Dapat mengubah


sistem kristal
Tidak Menjenuhkan
larutan
Pengukuran kelarutan

Teknik pengukuran Tidak ada metode


kelarutan sudah satu untuk semua
banyak dilakukan kasus

Informasi awal begitu


penting

Persyaratan Hemat

Kurang dari 1%
pelarut hilang
Prediksi Kelarutan

Pengukuran berulang
Keakuratan data yang
kali untuk nilai
tinggi
kelarutan

Mencari kelarutan
yang tepat

Persyaratan Hemat
Supersolubility

Pendinginan secara
Supersolubility
pelan pelan

Pelarut yang berlebih


dipisahkan dari endapan

Penjenuhan
tiga zona
• 1. Stabil (zona tersebut tak jenuh) di mana
kristalisasi adalah mustahil.
• 2. The metastable zona, antara kurva kelarutan
dan kejenuhan, di mana kristalisasi spontan adalah
mustahil. Jika kristal benih sedang ditempatkan
sedemikian sebuah larutan metastable, akan
terjadi pada pertumbuhan itu.
• 3. Tidak stabil adalah zona di mana kristalisasi
spontan adalah mungkin, tapi tidak tak terelakkan.
Solubility±supersolubility diagram
Struktur Larutan

Air Pelarut yang unik

Zat terlarut dalam air


mengubah sifat zat
cai

Sifat elektrolit Gaya antar molekul

Perlunya
memperhatikan
struktur larutan
Penutup

Demikianlah penyajian dari makalah berisi


tentang kajian pelarut dan kelarutan yang
merupakan hasil intisari pada Bab 3 dari
buku yang berjudul “Crystallization” yang
merupakan karya hebat dari J.W. Mullin,
emeritus Professor of Chemical
Engineering, University of London.
Semoga Bermanfaat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai