Anda di halaman 1dari 16

2022

DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR KEMENTERIAN


PENGEMBANGAN KOMPETENSI PNS MELALUI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
JALUR PENDIDIKAN
Surat Edaran Menteri PANRB No. 28 Tahun 2021
Mempermudah akses belajar oleh seluruh
Pegawai MERDEKA BELAJAR

Memperbanyak konten belajar

Menyederhanakan ketentuan
pemberian ijin untuk belajar

Mengarahkan Pegawai untuk belajar dari


experiential learning dibanding formal
learning

Menindaklanjuti Arahan Presiden dan Wakil Presiden

KemenPANRB telah mengeluarkan SE MenPANRB No. 28 Tahun 2021


tentang Pengembangan Kompetensi bagi PNS melalui Jalur Pendidikan
MODEL MANAJEMEN TALENTA ASN
PRIORITAS
PEMBANGUNAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
NASIONAL
KELOMPOK RENCANA SUKSESI
KOTAK MANAJEMEN
VISI, MISI, TUJUAN,
PENGUJIAN, PENGUKURAN, TALENTA
SASARAN & STRATEGI DAN/ATAU PEMERINGKATAN 7, 8, 9
4 7 9 INSTANSI

KINERJA
 Hasil Penilaian Kinerja
 Assesment Center
AKUISISI  Uji Kompetensi 2 5 8

NASIONAL
Rekam Jejak 9
 Pertimbangan Lain 1 3 6
POTENSIAL
7, 8, 9 JIKA ADA
POSISI LOWONG
PNS
7,8,9 9
PENGEMBANGAN RETENSI PENEMPATAN

KOMPETENSI ASN CORPORATE UNIVERSITY, PEMBELAJARAN


DALAM/LUAR KANTOR, PENGEMBANGAN LAINNYA
EKSTERNAL INTERNAL  RENCANA SUKSESI INSTANSI
 ROTASI JABATAN
KARIER SEKOLAH KADER  PENGAYAAN JABATAN
 PERLUASAN JABATAN
CPNS
 PENGHARGAAN NASIONAL
KUALIFIKASI TUGAS BELAJAR
PPPK
DISCLAIMER:
T h i s d o c u m e n t i s s t r i c t l y p r i v a t e , c o n f i d e n t i a l a n d p e r s o n a l t o i t s r e c i p i e n t s a n d s h o u l d n o t b e c o p i e d , d i s t r i b u t e d o r r e p r o d u c e d i n w h o l e o r i n p a r t , n o r p a s s e d t o a n y t h i r d p a r t y w i t h o u t t h e c o n s e n t a n d p r i o r a p p r o v a l o f t h e A u t h o r.
JENIS KELAMIN
SDM PNS DI INDONESIA
Source : BKN (2020)

48,3% JENIS JABATAN


(1.990.215)
STRUKTURAL (11,3%)
FUNGSIONAL (50,9%)
PELAKSANA (37,8%)
51,7%
(2.130.961)

TOTAL
PUSAT 23% (946.606)
4.121.176 DAERAH 77% (3.174.570)

TINGKAT PENDIDIKAN (mayoritas S-1)

USIA (mayoritas 51-55 th)


URGENSI TRANSFORMASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
MELALUI JALUR PENDIDIKAN

Kebijakan Tugas Belajar sudah tidak sesuai dengan


A perkembangan hukum, sehingga perlu diganti;
A

Adanya transformasi metode dan model pembelajaran


B
B (Pandemi Covid-19)

Adanya kesenjangan kualifikasi, kompetensi, dan


C
C tuntutan kebutuhan peningkatan kompetensi bagi PNS

Penyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi


D D dalam pelaksanaan Tugas Belajar bagi PNS

Perubahan mindset tugas belajar, yang merupakan


E E penugasan untuk mendukung kinerja organisasi

“…mendukung transformasi kebijakan bidang SDM Aparatur…”


PEMBERIAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI PNS
MELALUI JALUR PENDIDIKAN
dibiayai dan tidak
Rencana Pengembangan
Kompetensi Instansi (HCDP)
diberhentikan dari jabatan

dapat tidak dibiayai/diberhentikan dari


jabatan
kondisi tertentu
Tugas Belajar dengan pertimbangan :
“…penugasan yang diberikan oleh 1. kebutuhan organisasi; dan/atau
2. sistem penyelenggaraan 1. perkuliahan daring;
PPK kepada PNS dalam rangka 2. Double degree
memenuhi kebutuhan standar pendidikan.
3. Study by Research;
kompetensi jabatan dan tujuan 4. dst.
pengembangan karier melalui
pendidikan formal”.
1. meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
2. membantu orang lain belajar.
3. melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

selaras dengan panduan perilaku kompeten


-Core Values ASN “BerAKHLAK”-

source : storyset.com
PENGATURAN DALAM SE 28/2021

1. PERSYARATAN
2. PENYELENGGARAAN DAN PERSYARATAN PROGRAM STUDI
3. PENDANAAN DAN JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR
4. PERPANJANGAN TUGAS BELAJAR
5. TUGAS BELAJAR BERKELANJUTAN
6. KEDUDUKAN DAN HAK PNS YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR
7. PEMBATALAN DAN PENGHENTIAN TUGAS BELAJAR
8. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
9. KETENTUAN LAIN-LAIN
1. PERSYARATAN DAN PENETAPAN TUGAS BELAJAR

Instansi Pemerintah Rencana Pengembangan Kompetensi Instansi


(Kementerian/Lembaga/Daerah) menyusun (Human Capital Development Plan/HCDP)

PERSYARATAN TIDAK SEDANG :


 masa kerja > 1 (satu) tahun sejak diangkat PNS  dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau tindak pidana;
 sisa masa kerja pegawai (mempertimbangkan masa pendidikan normatif  menjalani pidana penjara atau kurungan dan/atau hukuman disiplin
dan masa ikatan dinas) paling kurang: sedang atau hukuman disiplin berat;
1) 3 (tiga) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun  menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/atau menjalani
jabatan, untuk tugas belajar yang diberhentikan dari jabatan; atau pemberhentian sementara sebagai PNS;
2) 2 (dua) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun
jabatan, untuk tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatan.
TIDAK PERNAH :
 SKP 2 (dua) tahun terakhir paling rendah dengan predikat baik
 dijatuhi hukuman disiplin paling kurang tingkat sedang dalam 1
 sehat jasmani dan rohani (satu) tahun terakhir;
 memenuhi persyaratan lain dan lulus seleksi yang dilaksanakan oleh  dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan
instansi asal, pemberi bantuan, dan perguruan tinggi (tugas belajar yang pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dalam 1 (satu) tahun
dibiayai) terakhir;
 menandatangani perjanjian terkait pemberian tugas belajar  dibatalkan atau dihentikan tugas belajarnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam waktu 2 (dua)
tahun terakhir.
SIMULASI
Contoh Perhitungan Batas Usia:
1. Jika PNS akan menempuh tugas belajar Sarjana (S1) yang diberhentikan dari dari jabatan dengan
waktu normatif prodi maksimal 4 tahun (n) dan Batas Usia Pensiun (BUP) Jabatan 58 tahun maka
perhitungan usia maksimal menjadi:
Masa Pendidikan + Ikatan Dinas = (n+1) + 2(n+1) = (4+1) + 2(4+1) = 5+10 = 15
BUP = 58 – 15 = 43 Tahun
2. Jika PNS akan menempuh tugas belajar Sarjana (S1) yang tidak diberhentikan dari jabatan
dengan waktu normatif prodi maksimal 4 tahun (n) dan Batas Usia Pensiun (BUP) jabatan 58 tahun
maka perhitungan usia maksimal menjadi:
Masa Pendidikan + Ikatan Dinas = (n+1) + 1(n+1) = (4+1) + 1(4+1) = 5+5 = 10
BUP = 58 – 10 = 48 Tahun
3. Jika PNS akan menempuh tugas belajar Sarjana (S1) dengan biaya mandiri yang diberhentikan
dari dari jabatan dengan waktu normatif prodi maksimal 4 tahun (n) dan Batas Usia Pensiun (BUP)
Jabatan 58 tahun maka perhitungan usia maksimal menjadi:
Masa Pendidikan + Ikatan Dinas = (n+1) + 1(n+1) = (4+1) + 1(4+1) = 5+5 = 10
BUP = 58 – 10 = 48 Tahun
2. PENYELENGGARAAN DAN PERSYARATAN PROGRAM STUDI

diselenggarakan pada Perguruan Tinggi

dalam negeri dan/atau luar negeri Program Studi

 perguruan tinggi mengakomodir “diakui oleh negara yang


negeri; double degree bersangkutan dan  sesuai HCDP instansi;
 perguruan tinggi Kemendikbud”  penyelenggaraannya dalam jenis akademik, vokasi, atau
kedinasan; dan/atau
 perguruan tinggi profesi;
swasta.
 akreditasi (program studi dalam negeri) paling kurang:
1) B atau baik sekali; atau
“dapat dilakukan secara
jarak jauh, kelas malam 2) C atau baik (bagi program studi yang di daerahnya belum
dan/atau sabtu-minggu terakreditasi > B/baik sekali) atas persetujuan Menteri
sepanjang telah memiliki
izin/persetujuan PANRB;
penyelenggaraan program source : storyset.com
studi dari Kemendikbud”  program studi perguruan tinggi luar negeri harus diakui oleh
Kemendikbud.
- akreditasi berpedoman pada Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020-

“…menjawab adanya transformasi pembelajaran masa kini…”


3. PENDANAAN DAN JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR

PENDANAAN JANGKA WAKTU

 APBN;  Tugas belajar diselenggarakan untuk jangka waktu tertentu,


 APBD; dan/atau sesuai dengan batas waktu normatif program studi yang
 sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan berlaku pada masing-masing perguruan tinggi.
ketentuan peraturan perundang-undangan.  Jangka waktu tugas belajar diperhitungkan sebagai masa kerja
diatur lebih lanjut oleh masing-masing PPK PNS.
“…mengakomodir perbedaan batas waktu normatif setiap program studi…”
sumber lain yang sah : bantuan swasta, badan, yayasan, lembaga,
perusahaan, atau organisasi berbadan hukum dalam/luar negeri
yang tidak mengikat.

dapat berasal lebih dari 1 (satu) sumber dana, sepanjang tidak


membiayai komponen biaya tugas belajar yang sama.

“…kerangka pendanaan yang fleksibel, guna memenuhi kebutuhan PNS tugas belajar…”
source : storyset.com
4. PERPANJANGAN WAKTU TUGAS BELAJAR

Jangka waktu tugas belajar dapat diperpanjang


paling banyak 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun.

kriteria perpanjangan:
1. perubahan kondisi sistem studi/perkuliahan;
2. keterlambatan penerimaan dana biaya tugas belajar; dan/atau
3. penyelesaian tugas akhir membutuhkan tambahan waktu karena terdapat
situasi dan kondisi diluar kemampuan PNS yang sedang menjalani tugas
belajar.

Perpanjangan jangka waktu tugas belajar dapat dikecualikan, dalam hal terjadi
keadaan kahar yang dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang (perang,
pandemi, dll).

Perpanjangan jangka waktu tugas belajar ditetapkan oleh PPK dan diperhitungkan sebagai
keseluruhan jangka waktu tugas belajar.

dalam hal PNS tidak dapat menyelesaikan tugas belajar setelah diberikan perpanjangan, maka PPK
mencabut status Tugas Belajar PNS yang bersangkutan.
5. TUGAS BELAJAR BERKELANJUTAN DAN BIAYA MANDIRI

TUGAS BELAJAR BERKELANJUTAN


PNS dapat melaksanakan tugas belajar berkelanjutan secara
berturut-turut untuk paling banyak 1 (satu) kali jenjang
pendidikan di atasnya, setelah memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. mendapat persetujuan PPK (berdasarkan HCDP Instansi);
2. prestasi pendidikan berpredikat paling rendah cumlaude
atau setara;
3. tidak pernah menjalani perpanjangan jangka waktu tugas
belajar; dan
4. mempertimbangkan sisa masa kerja setelah menyelesaikan
tugas belajar.

TUGAS BELAJAR BIAYA MANDIRI


 Dalam kondisi tertentu, pemberian tugas belajar dapat
dilakukan dengan biaya mandiri.
 Ketentuan pemberian tugas belajar dengan biaya mandiri
berlaku mutatis mutandis terhadap ketentuan pemberian
“…kebutuhan organisasi vs kebutuhan individu…”
tugas belajar yang diatur dalam Surat Edaran.
6. KEWAJIBAN PNS TUGAS BELAJAR

dapat dilaksanakan di instansi pemerintah yang lain sepanjang memenuhi


persyaratan yang diatur masing-masing PPK atas persetujuan Menteri.

IKATAN DINAS
 2 (dua) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani tugas belajar yang
diberhentikan dari jabatannya.
 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani tugas belajar yang tidak
diberhentikan dari jabatannya.
 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani tugas belajar biaya mandiri
yang diberhentikan dari jabatannya.
 PNS yang menjalani tugas belajar biaya mandiri yang tidak diberhentikan dari jabatannya, tidak
menandatangani wajib menjalani ikatan dinas.
perjanjian tugas belajar  PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar berkelanjutan, melaksanakan ikatan dinas secara
paling sedikit memuat kumulatif.

1. subjek perjanjian;
2. kesepakatan para pihak; dan
3. objek yang diperjanjikan, antara lain nama perguruan tinggi,
“PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar wajib melapor kepada
program studi dan akreditasi program studi, jangka waktu
PPK paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya masa
(masa) tugas belajar, hak dan kewajiban para pihak,
tugas belajar”.
konsekuensi atas pelanggaran kewajiban, keadaan kahar (force
majeur), dan penyelesaian sengketa

mempertimbangkan sumber pendanaan dan kedudukan PNS


7. PEMBATALAN DAN PENGHENTIAN

harus disertai alasan dan data dukung yang diperlukan


source : storyset.com

PEMBATALAN PENGHENTIAN
 sebelum keberangkatan ke tempat pelaksanaan tugas belajar  Alasan penghentian, antara lain:
 Alasan pengusulan pembatalan, antara lain: 1. tidak dapat melaksanakan tugas belajar karena keadaan kahar;
1. terbukti tidak memenuhi syarat pemberian tugas belajar; 2. dinyatakan tidak sehat jasmani dan rohani oleh tim penguji kesehatan
sehingga tidak memungkinkan menyelesaikan tugas belajar sesuai dengan
2. sedang menjalani pidana penjara atau kurungan, dan/atau sedang dalam batas waktu yang ditentukan;
penjatuhan hukuman disiplin paling kurang tingkat sedang;
3. tidak mampu menyelesaikan tugas belajar berdasarkan hasil evaluasi
3. sedang menjalani proses pemeriksaan atas dugaan tindak pidana perguruan tinggi penyelenggara tugas belajar;
penyalahgunaan kewenangan jabatan yang mengakibatkan kerugian keuangan 4. tidak melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas belajarnya dan telah diberi
negara; peringatan tertulis oleh instansinya;
5. terbukti melakukan tindakan melawan hukum; dan/atau
4. tidak berangkat ke tempat pelaksanaan tugas belajar sesuai jadwal yang telah 6. Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK.
ditentukan tanpa alasan yang sah;
5. mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai PNS tugas belajar;
dan/atau
6. Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK.

PNS yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai jangka waktu, wajib
hasil pemeriksaannya dinyatakan tidak bersalah, maka PNS yang bersangkutan dapat mengembalikan biaya yang dikeluarkan oleh negara selama masa tugas belajar
melanjutkan tugas belajar kepada kas negara sesuai ketentuan peraturan perundangan.
Thank you!
Asisten Deputi Manajemen Karier dan Talenta SDM Aparatur

Anda mungkin juga menyukai