Anda di halaman 1dari 24

Larutan Elektrolit

BBaabb 11
BBaabb 55 Non
BBaabb 22
BBaabb 66 Elektrolit
BBaabb
33
BBaabb 77
BBaabb 44

dan Reaksi Redoks

BBaabb VV  

ADINDA NOVIA SALSABILLA


X MIPA 2
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
Elektrolit Kuat (Banyak
Menghasilkan Ion-Ion)
 jenis
Elektrolit
bersifat
Larutan Elektrolit Lemah (Sedikit
Menghasilkan Ion-Ion)
bersifat
Nonelektrolit

 Asam Basa Garam


 jenis jenis

 Asam Kuat Asam Lemah Basa Kuat Basa Lemah


termasuk termasuk termasuk term asuk

Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah

Netralisasi (Tidak Mengalami Perubahan Biloks)


kategori
Reaksi
Redoks (Mengalami Perubahan Biloks)
terdiri
dari
Oksidator (Zat yang Mengalami Reduksi) Reduktor (Zat yang Mengalami Oksidasi)
Reduksi: Penurunan Bilangan Oksidasi Oksidasi: Peningkatan Bilangan
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik.

 L a r u t a n n o n e l e k t r o l i t adalah larutan yang tidak dapat


menghantarkan arus listrik.
 Untuk mengetahui
suatu larutan bersifat

elektrolit atau
nonelektrolit, dapat diuji
dengan alat penguji
elektrolit.

 Alat penguji elektrolit


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Elektrolit Kuat dan Lemah


 Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menguraikan semua
zat terlarut (100%) menjadi ion-ionnya.

 Perbandingan antara zat yang terionisasi dengan zat mula-mula


disebut sebagai derajat ionisasi yang diberi lambang    .
banyaknya zat yang terurai
   100%
banyaknya zat mula - mula

 Elektrolit kuat mempunyai harga    = 1. Contohnya larutan NaCl dan


larutan HCl.
 Nonelektrolit    = 0, contohnya larutan glukosa dan larutan
urea.
 Harga    elektrolit lemah mendekati 0, misalnya asam
asetat (CH 3 COOH) dan amonium hidroksida (NH 4 OH).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Asam, Basa, dan Garam

 Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang


jika dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion
H+ .
 Basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air dapat
menghasilkan ion OH –.
 Bagian anion yang dilepaskan oleh asam di samping H +
disebut sebagai sisa asam.

  Asam kuat adalah asam yang dalam larutannya mudah


melepaskan ion H + . Asam-asam ini merupakan elektrolit kuat .
  Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya sukar
melepaskan ion H+. Asam-asam ini merupakan
elektrolit lemah.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Basa kuat adalah basa yang mudah melepaskan ion OH – dalam
larutannya. Basa-basa ini merupakan elektrolit kuat. 

 Basa lemah adalah basa yang sukar melepaskan ion OH –

dalam larutannya. Basa-basa ini merupakan elektrolit


lemah.
 Garam adalah persenyawaan yang terbentuk antara ion logam
atau ion amonium (NH 4 + ) dengan sisa asam.

 Larutan garam yang mudah larut dalam air juga merupakan


elektrolit kuat. 
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Reaksi Asam, Basa, dan Pembentukan Garam


 Reaksi-reaksi yang melibatkan asam, basa, dan garam
dapat ditulis sebagai persamaan reaksi molekuler
maupun reaksi ion.
 Reaksi antara ion H + dan ion OH – membentuk H 2 O disebut
reaksi penetralan.
 Pada saat ion H + tepat habis bereaksi dengan ion OH –

disebut titik ekuivalen.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

a. Reaksi antara Logam dan Asam


Reaksi antara besi (Fe) dengan larutan asam klorida.
Reaksi molekuler:
Fe(s) + 2 HCl(aq) → FeCl 2 (aq) + H2(g) 

Reaksi ion:
Fe(s) + 2 H + (aq) + 2 Cl –(aq) → Fe 2+ (aq) + 2 Cl –(aq) + H2(g) 
Fe(s) + 2 H + (aq) → Fe 2+ (aq) + H2(g) 

b. Reaksi antara L og a m dan Garam (Reaksi Penggantian


Logam oleh Logam Lain dari Suatu Garam)
Reaksi antara logam Zn dengan larutan CuSO 4 (aq).
Reaksi molekuler:
Zn(s) + CuSO 4 (aq) → Cu(s) + ZnSO 4 (aq)
Reaksi ion:
2+ 2+
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Reaksi antara Oksida Asam dan Basa


Reaksi antara gas SO 3 dengan larutan KOH.
Reaksi molekuler :
SO3(g)  + 2 KOH(aq) → K 2 SO 4 (aq) + H2O(l )
Reaksi ion:
2 –
SO3(g)  + 2 OH –(aq) → SO 4
(aq) + H2O(l )

d. Reaksi antara Oksida Basa dan Asam

Reaksi antara CaO dan larutan HCl.


Reaksi molekuler :
Reaksi ion: CaO(s) + 2 HCl(aq) →
CaCl 2 (aq)++2 H
CaO(s) H2O(l) 
+ (aq) → Ca 2+ (aq) + H O(l )
2
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

e. Reaksi antara Oksida Basa dan Oksida Asam


Oksida basa + oksida asam → garam
Contoh, reaksi antara CaO dengan gas CO 2 .
Reaksi molekuler: 

CaO(s) + CO2(g)  → CaCO 3 (s)


Reaksi ion: tidak ada (sama dengan reaksi molekuler karena
spesi-spesi yang terlibat dalam reaksi tidak terionisasi).

f. Reaksi antara Logam dan Nonlogam


Logam + nonlogam → garam
Contoh, reaksi pembakaran magnesium oleh oksigen.
Reaksi molekuler :

2 Mg(s) + O2(g)  → 2 MgO(s)


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

g. Reaksi
Pengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan endapan.
Contoh, reaksi antara perak nitrat dan natrium kromat
Reaksi molekuler :

2 AgNO 3 (aq) + Na 2 CrO 4 (aq) → Ag2 CrO 4 (s) + 2 NaNO 3 (aq)


Reaksi ion:
2 Ag + (aq) + CrO42 –(aq) →  Ag 2 CrO 4 (s)

h. Reaksi yang menghasilkan gas


Contoh, reaksi antara natrium karbonat dan asam
oksalat menghasilkan gas CO 2 .
Reaksi molekuler: 
NaHCO 3 (aq) + H 2 C 2 O 4 (aq) → Na 2 C 2 O 4 (aq) + H2O(l)  +
CO2(g) Reaksi ion:
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Sebanyak 1,12 liter gas karbon dioksida (0 o C, 1 atm) dialirkan ke
dalam larutan kalsium hidroksida jenuh. Berapa gram endapan
kalsium karbonat yang dapat dihasilkan ( Ar  : Ca = 40, C = 12, O
=16)?

Gas CO 2 yang ada = 1,12 L = 1,12


Jawab:
22,4 mol = 0,05 mol

Ca(OH) 2 (aq) + CO2(g)  → CaCO 3 (s) +


H2O(l )
mula-mula : 0,05 m ol 0 m ol
yang bereaksi 0,05 mol  –
: setelah r eaksi 0 m ol 0,05 m ol
:
CaCO 3 yang dihasilkan = 0,05 mol = 0,05 x Mr   (CaCO 3 )
g
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Reaksi Oksidasi dan Reduksi


1. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi

a. Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari


penggabungan dan pelepasan oksigen

Oksidasi : reaksi antara suatu zat dan oksigen.


Contoh:
2 Mg(s) + O2 (g)  → 2 MgO(s)

Reduksi : reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat. 


Contoh:
CuO(s) + H2 (g)  → Cu(s) + H2O(g) 
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan


dan penerimaan elektron

Oksidasi : melepaskan elektron


Reduksi : menerima elektron
Contoh:
2 K(s) + Cl2(g)  → 2
K+Cl –(s)

Satu atom K melepaskan 1


elektron.
K → K + + e – (oksidasi)
Satu atom Cl menerima 1
elektron.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari perubahan


bilangan oksidasi
Oksidasi : peningkatan bilangan
oksdiasR
 i eduks i: pengurangan bilangan oksidasi 
 Bilangan oksidasi (biloks) : muatan
yang dimiliki oleh suatu
atom dalam suatu ikatannya dengan
atom lain.
 Biloks positif ditunjukkan oleh
banyaknya elektron yang dilepas
oleh satu atom unsur 
 Biloks negatif ditunjukkan oleh banyaknya elektron yang
diterima oleh satu atom unsur.

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Aturan penentuan biloks:

1. Biloks unsur bebas (unsur tidak membentuk senyawa dengan unsur lain,


misalnya Mg, K, Fe, Cl2 , dan O 2 ) = 0.
2. Biloks ion sesuai dengan muatan ionnya (misalnya, biloks Cl – = –1,
2 – 3 –
SO 4 = –2, PO 4 = –3).
3.Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu molekul atau ion sama
dengan muatan molekul (0) atau muatan ionnya.
4.Dalam senyawanya:
a. Biloks O = –2 (kecuali dalam F O, biloks O = +2 dan
2
dalam peroksida seperti H2 O2 dan BaO 2 , biloks O = –1).
b. Biloks H = +1 (kecuali dalam hidrida seperti NaH dan KH, biloks
H = –1).
c. Unsur yang elektronegativitasnya lebih besar ditandai berbiloks
negatif, sedangkan unsur yang elektronegativitasnya lebih
kecil ditandai berbiloks positif.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

d. Biloks golongan alkali (golongan IA), Li, Na, K, Rb, dan Cs = +1.
e. Biloks golongan alkali tanah (golongan IIA), Mg, Ca, Sr, dan Ba =
+2.
f. Senyawa biner (senyawa yang hanya terdiri atas dua unsur),

biloks unsur-unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I) = –1, dan
golongan VIA (O dan S) = –2.

5. Unsur nonlogam dapat memiliki beberapa biloks bergantung pada


atom lain yang diikatnya.

Contoh, belerang (S) dapat menerima dua elektron (misalnya, Na 2 S),


tetapi mungkin juga belerang membentuk senyawa dengan
unsur yang lebih elektronegatif sehingga pasangan elektronnya lebih
tertarik ke arah unsur yang lain. Misalnya, dalam SO 2 biloks S

= +4 dan dalam SO 3 biloks S = +6. Dengan demikian, biloks S = –2,


+4, dan +6.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa:
 A. Na 2 O; B. K2 Cr2  O 7 .

Jawab:

 A. Na 2 O
biloks O = –2 (aturan 4a), (1 atom O) x ( –2) = –2
biloks Na = +1 (aturan 4d), (2 atom Na) x (+1) = +2
Jumlah biloks = 0 (aturan
3)
B. K2Cr2  O 7
(2 atom K) x (+1) = +2
biloks K = +1 (aturan
4d), (7 a tom O ) x ( –2) = –
biloks O = –2, 14 (2 a tom C r) x
biloks C r = ( x) Jumlah
= biloks =20 x
+2 – 14 + 2x = 0 maka x = +6. Jadi, biloks Cr = +6.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. R e a k s i Otoredoks ( Disproporsionasi )
Jika dalam suatu reaksi terdapat suatu zat yang mengalami
oksidasi dan reduksi secara bersamaan, reaksi tersebut disebut
reaksi otoredoks atau reaksi disproporsionasi. 

Reduksi

NaOH(aq) + Cl2(g)  → NaCl(aq) +


NaClO(aq) + H2O(l) 
0 +1
Oksi d–
a1si
 Zat yang mengalami oksidasi berarti menjadikan zat lain mengalami
reduksi disebut reduktor. 
 Zat yang mengalami reduksi berarti menjadikan zat lain
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Hubungan Reaksi Redoks dengan Tata Nama


Senyawa
Untuk unsur-unsur logam yang hanya mengalami satu jenis
perubahan redoks, penamaannya langsung disebutkan
nama
logam diikuti nama sisa asam.
Contoh: NaCl : Natrium klorida
CaSO 4 : Kalsium sulfat
Untuk unsur-unsur logam yang mengalami beberapa macam

redoks, ada dua cara penamaannya.


1. Cara lama
Disebutkan nama Latin logam dengan akhiran:
-o untuk logam berbilangan oksidasi rendah
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
FeCl 2 : fero klorida CoCl 2 : kobalto klorida
FeCl 3 : feri klorida CoCl 3 : kobalti klorida

2. Cara baru disebut sistem Stock.

Disebut nama logam diikuti tanpa jarak bilangan oksidasi


unsur dengan angka Romawi dalam tanda kurung (angka

Romawi), kemudian disebutkan nama sisa asamnya.


Contoh:
FeCl 2 : besi(II) klorida CoCl 2 : kobalt(II) klorida
FeCl 3 : besi(III) klorida CoCl 3 : kobalt(III) klorida
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

HBuerbouknsggi aenn B (iHlanAgOan) Oksidasi dengan Penamaan


Asam
x y

Penamaan untuk unsur A dengan bilangan oksidasi rendah,


disebutkan asam diikuti nama Latin unsur A dengan akhiran -
it .
Untuk unsur A dengan bilangan oksidasi tinggi, disebutkan
asam
Uns ur B iloks Rumus Kimia Asam Nama Asam
diikuti nama Latin unsur A dengan akhiran -at. 
N +3 HNO 2  Asam nitrit
+5 HNO 3  Asam nitrat
P +3 H 3 PO 3  Asam fosfit
+5 H 3 PO 4  Asam fosfat
S +4 H 2 SO 3  Asam sulfit
+6 H 2 SO 4  Asam sulfat
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Konsep Reaksi Redoks dalam Lingkungan


1. Peruraian Zat oleh Bakteri

 Zat-zat yang ada di alam ini pada umumnya


diuraikan oleh bakteri aerob (perlu udara) maupun bakteri
dapat
anaerob (tidak memerlukan
udara).
 Pada saat bakteri aerob bekerja >> terjadi reaksi oksidasi
 Pada saat bakteri anaerob bekerja >> terjadi reaksi
reduksi
 Bakteri anaerob menghasilkan zat-zat yang berbau
sekaligus gas metana (CH 4 ) yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar.
 Bakteri anaerob untuk mereduksi senyawa-
senyawa
organik dimanfaatkan untuk pembuatan biogas.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Pembakaran Hidrokarbon
 Pembakaran batu bara, bahan bakar minyak (BBM), dan
kayu (hutan) juga merupakan reaksi redoks.
 Pembakaran sempurna akan menghasilkan gas
karbon dioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O).

 Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan

 Gas karbon
gas karbon monoksida
monoksida (CO).
bersifat racun dan merugikan bagi
manusia karena mengganggu kerja hemoglobin.

Oksidasi

CH4(g)  + 2 O2(g)  → CO2(g)  + 2


H2O(g) 

Anda mungkin juga menyukai