Anda di halaman 1dari 16

ANALGETIK

APT. ZAMHARIRA MUSLIM, M.FARM


ANALGETIK

Senyawa yang dalam dosis terapeutik


meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa
memiliki kerja anastesi umum

Nyeri adalah perasaan dan pengalaman


emosional yang tidak menyenangkan yang
terkait dengan adanya kerusakan jaringan
potensial atau aktual
Seberapa Nyeri Anda Sekarang…?
0 :Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi


dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,


menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat


mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi


berkomunikasi, memukul.
Jenis nyeri berdasarkan lama dan
tempatnya, yaitu:
Jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:

Nyeri ringan
Contohnya: sakit gigi,sakit kepala,sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid, dll.

Nyeri Sedang
Contohnya: rheumatik dan arthritis. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik
anti-inflamasi.

Nyeri kuat
Contohnya: nyeri organ dalam, usus, batu ginjal,batu empedu, nyeri setelah
operasi, nyeri tumor, Infark jantung, udem paru-paru akut, dll.
MEKANISME KERJA ANALGETIK

Menghambat tumbuhnya rangsangan dalam reseptor nyeri

Menghalangi penyaluran rangsangan dalam saraf sensorik

Menghambat pusat nyeri


Penggolongan Analgetika

1. Analgetik Narkotika

2. Analgetika Non-Narkotika
1. Analgetik Narkotika

 Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari


tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa sintetik.

 Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat


dan nyeri yang bersumber dari organ viseral, seperti rasa sakit akibat
kanker, serangan jantung akut, pasca operasi dan kolik usus atau
ginjal.

 Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan


toleransi dan ketergantungan.
1. Analgetik Narkotika

Mekanisme aksi obat analgetika narkotika adalah dengan menghambat


adenilat siklase dari neuron, sehingga terjadi penghambatan sintesis c-
AMP (Cyclic Adenosin MonoPhosphat), selanjutnya menyebabkan
perubahan keseimbangan antara neuron noradrenergik, serotonik dan
kolinergik.

Efek samping analgetik kuat biasanya depresi pernafasan, efek


hipotensif, obstipasi spastik pada penggunaan jangka panjang, dan
ketergantungan psikis dan toleransi.
1. Analgetik Narkotika

Contoh analgetika golongan narkotik.

Turunan morfin (morfin 10-60 mg, heroin)


Turunan dihidromorfin ( hidromorfin 2mg, oksikodon 10-20mg)
Petidin 25-50mg
Kelompok Metadon (levometadon 2.5-7.5mg, Dekstromoramid 3.45-6.9mg
Kelompok fentanil (fentanil 0.05-0.1mg, alfentanil 15-40µg/kg IV)
Agonis parsial (pentazosin 30-60mg, buprenorfin 0.3mg, tilidin 50mg)
Tramadol analgetik sedang hingga kuat 50-100mg oral
Turunan benzoksazosin (Nefopam 60 mg)
2. Analgetik Non-Narkotika

Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik


Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan
rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau
bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran.

 Analgetik non-narkotik dapat untuk pengobatan simptomatik yang


hanya meringankan gejala penyakit tetapi tidak menyembuhkan
atau menghilangkan penyebab penyakit.

Penggunaan Analgetik Non-Narkotik diperuntukan sebagai terapi


nyeri ringan hingga sedang
2. Analgetik Non-Narkotika

Hampir seluruh obat golongan Non-narkotik merupakan Non Steroid


Antiinflamatory Drugs (NSAID/OAINS).

Mekanisme kerja NSAID adalah penghambatan isoenzim COX-1


(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2).

Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan


prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin
yang terlibat dalam proses nyeri.
Mekanisme
Analgetik Non-Narkotika

Contoh analgetika golongan non-narkotik:


Derivat asam salisilat, misalnya aspirin
Derivat paraaminofenol, misalnya parasetamol
Derivat asam propionat, misalnya ibuprofen, ketoprofen,
naproksen.
Derivat asam fenamat, misalnya asam mefenamat
Derivat asam fenilasetat, misalnya diklofenak.
Derivat asam asetat indol, misalnya indometasin.
Derivat pirazolon, misalnya fenilbutazon dan oksifenbutazon
Derivat oksikam, misalnya piroksikam dan meloksikam.
The End

Anda mungkin juga menyukai