Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (Rectal di atas 38o C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium Terjadi pada anak-anak yang ditandai dengan demam Pengertian Kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun ISPA Otitis Media Etiologi Pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih Hipoksemia berat, hipoglikemia, asodemia, alkalemia, dehidrasi, intoksikasi air, atau demam tinggi Suhu tubuh > 38⁰c serangan kejang berlangsung singkat Sifat bangkitan Manifestasi Tonik Klinis Klonik Tonik klonik Akinetik Umumnya kejang berhenti sendiri, Menggigit pipi atau lidah Menggertakkan gigi Tonik klonik Buang air kecil tidak terkontrol Sulit Bernapas Pucat Kejang demam sederhana Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun Kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit. Kejang bersifat umum Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam. KLASIFIKASI Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kjang normal Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukan kelainan. Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali Kejang kompleks Primary Survey Penatalaksanaan ABC Kesadaran (AVPU) Baringkan klien pada tempat yang rata dan jangan melawan gerakan klien saat kejang Miringkan klien bila Muntah Tindakan Bebaskan jalan nafas primer Oksigenasi Kolaborasikan 10 kg 0,5-0,75 mg/BB, diatas 20 kg 0,5 mg/kg BB Pemberian dosis KD Diazepam (IV/rektal) 0,3 mg/kg(IV) <10kg 5mg/kg(Rektal) >10 Kg : 10 mg tunggu 15 mnt Dpt diulangi bila KD tdk stop Kejang Berhenti
Berikan dosis awal Fenobarbital
Neonatus = 10 mg IM 1 bln - 1 thn = 50 mg IM > 1 thn = 50 mg IM 4 Jam kemudian (rumatan) Hari I+II = fenobaritol 8-10 mg/kg dibagi dlm 2 dosis Hari berikutnya = fenobaritol 4-5 mg/kg dibagi dlm 2 dosis Bia diazepam tidak tersedia langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.
D5 1/4, D5 1/5, RL (>10 mnt)
Risiko tinggi obstruksi jalan nafas b/d penutupan faring oleh lidah,spasme otot bronkus. Resiko gangguan perfusi jaringan b/d penurunan oksigen darah. Hipertermi b/d infeksi kelenjar tonsil,telinga,bronkus atau pada DIAGNOSA tempat lain.