Anda di halaman 1dari 65

KEMENTERIAN MATERI INTI 3

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

PELAYANAN PENYAKIT
DEGENERATIF DAN
GERIPAUSE

Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan


Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
bagi Petugas Puskesmas

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
TUJUAN

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Penyakit degeneratif yang sering didapat pada lanjut usia


Osteoarthritis atau pengapuran sendi merupakan penyakit
sendi akibat menipisnya jaringan tulang lunak sendi,
berkurangnya cairan sendi, serta menyempitnya celah
sendi, yang terjadi progresif dan ireversibel.
Gejala yang paling sering pada osteorathritis adalah nyeri
yang dapat menimbulkan hendaya (disabilitas)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Beberapa faktor risiko terjadinya osteoarthritis,


antara lain:
-Usia yang lanjut
-Jenis kelamin perempuan
-Faktor genetik
-Trauma pada sendi
-Tekanan yang terjadi terus-menerus pada sendi,
misalnya sering naik-turun tangga
-Kegemukan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Komplikasi
 Komplikasi yang paling bermakna adalah nyeri dan
kelainan bentuk sendi.
 Nyeri yang terjadi menyebabkan pasien tidak mampu
bergerak (imobilisasi), yang akan mengakibatkan
komplikasi lainnya dan berdampak sangat besar bagi
status kesehatan lanjut usia.
 Nyeri pada lanjut usia juga dapat menyebabkan dampak
psikologis yang bermakna; menjadi depresi.
 Kelainan bentuk sendi memudahkan seorang usia lanjut
jatuh dengan berbagai dampak lainnya

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan

 Promotif
Melakukan penyuluhan terkait:
- Faktor-faktor risiko dan penyebab, komplikasi, dan
hendaya akibat komplikasi.
- Upaya-upaya pencegahan dan komplikasi akibat
osteoartritis.
- upaya pemulihan bila sudah terdapat hendaya akibat
osteoartritis.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS
Pengelolaan
 Preventif
- Melakukan pencegahan atau memperlambat
terjadinya osteoartritis; dengan menghindari
trauma dan tekanan terus menerus pada sendi-
sendi tertentu, serta mengurangi berat badan.
- Beberapa cara untuk menghindari tekanan yang
terus menerus; berdiri terlalu lama, jongkok atau
duduk melipat lutut terlalu lama
- Mencegah jatuh.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan
 Kuratif
- Mengurangi rasa nyeri; terlebih dahulu tanpa
menggunakan obat-obatan dan melakukan upaya
preventif.
- Selanjutnya menggunakan obat-obatan anti nyeri
yang paling ringan seperti parasetamol, untuk
menghindari efek samping nyeri lambung.
- Pada kasus-kasus yang berat, dilakukan upaya
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Identifikasi disabilitas yang ada, seperti:
a)gangguan aktivitas sehari-hari dan depresi yang
timbul akibat nyeri
b)ketidakmampuan untuk bergerak yang
diakibatkan nyeri dan kelainan bentuk sendi
- Menentukan status fungsional yang masih dimiliki.
- Merancang program latihan yang sesuai serta
memotivasi agar pasien mau menjalaninya
- Menyediakan tempat latihan yang sesuai

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya jaringan
pembentuk tulang yang menyebabkan rapuh dan mudah
patah.

Penyakit ini tidak bergejala, sering terabaikan dan baru


disadari ketika timbul komplikasi.

Perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis; karena


pembentukan jaringan tulang dipengaruhi oleh hormon
estrogen, yang tidak lagi diproduksi setelah menopause.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Beberapa faktor risiko terjadinya osteoporosis,


antara lain:
-Usia yang lanjut
-Riwayat keluarga yang mengalami osteoporosis atau
patah tulang yang disebabkan osteoporosis
-Diet yang rendah kalsium
-Kurang terpapar sinar matahari
-Malas atau tidak bisa bergerak (imobilisasi)
-Merokok dan minum alkohol
-Penggunaan obat-obat tertentu dalam jangka panjang
(seperti kortiko-steroid)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Komplikasi
• Komplikasi yang paling bermakna adalah
terjadinya patah tulang (fraktur) walaupun
tidak ada trauma yang berat.
• Sebelum terjadinya fraktur, osteoporosis tidak
memberikan gejala dan tanda yang jelas.
• Seorang usia lanjut yang mengalami fraktur,
akan mengalami imobilisasi. Selanjutnya akan
timbul berbagai komplikasi lainnya akibat
imobilisasi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a)Osteoporosis, faktor-faktor risiko dan penyebab,
komplikasi, dan hendaya akibat komplikasi.
b)Upaya-upaya pencegahan terjadinya osteoporosis dan
komplikasi akibat osteoporosis.
c)Pentingnya pencegahan terjadinya osteoporosis serta
upaya pemulihan bila sudah terdapat hendaya akibat
osteoporosis.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Preventif
- Anjuran mengkonsumsi bahan makanan tinggi kalsium,
latihan fisik dan kebiasaan memajankan diri terhadap sinar
matahari.
- Mencegah terjadinya patah tulang
- Jatuh pada lanjut usia dapat disebabkan; ketidakstabilan
akibat gaya/cara berjalan, perubahan tekanan darah pada
perubahan posisi, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan dan kondisi lingkungan (seperti jalan yang
basah/licin, jalan yang miring atau berundak-undak, tidak
adanya tempat berpegang)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Kuratif
- Bila terdapat jatuh dan timbul patah tulang,
maka harus dilakukan penanganan khusus;
penggunaan spalk atau gips untuk
imobilisasi sebelum dirujuk ke RS
kabupaten/provinsi untuk tindak lanjut
- Upaya kuratif osteoporosis pada usia lanjut,
memerlukan tatalaksana di pusat pelayanan
kesehatan tingkat sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas/hendaya yang muncul
akibat osteoporosis.
- Menentukan status fungsional yang masih dimiliki.
- Merancang program latihan yang sesuai serta
memotivasi agar pasien mau menjalaninya
- Menyediakan tempat latihan khusus bagi usia lanjut
yang telah mengalami berbagai hendaya akibat
osteoporosis, agar status fungsional yang ditargetkan
dapat dicapai dan dipertahankan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Prevalensi dan insidensi pada usia lanjut lebih tinggi


dibandingkan usia muda.

Terjadinya gangguan toleransi glukosa (kadar gula


dalam darah) pada lanjut usia; mudah mengalami
diabetes melitus.
Diabetes melitus yang diderita akan terus diderita
seumur hidup, namun kadar gula darah dapat
dikendalikan.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Beberapa faktor risiko timbulnya diabetes


melitus:
-Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
-Diet tinggi kalori dan lemak
-Aktivitas fisik kurang
-Kegemukan
-Penggunaan obat-obatan tertentu

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS
Komplikasi
• Penyakit diabetes melitus dapat menyebabkan
berbagai komplikasi akut dan kronik.
• Komplikasi kronik, antara lain: penyakit ginjal kronik
akibat nefropati diabetik, penyakit jantung koroner,
stroke, penyakit pembuluh darah tepi, kebutaan
akibat retinopati diabetik, luka yang sulit sembuh,
terutama di kaki
• Komplikasi akut terjadi karena gula darah yang
sangat tinggi atau gula darah yang sangat rendah.
Komplikasi akut bersifat mengancam jiwa, maka
harus cepat mendapatkan perawatan di pusat
pelayanan kesehatan sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Diabetes melitus; gejala-gejala khas diabetes, faktor-faktor
risiko, komplikasi, dan gejala-gejala akibat komplikasi.
b) Cara hidup sehat; diet sehat, aktivitas fisik teratur, kurangi
berat badan bagi yang gemuk, berhenti atau hindari
merokok.
c) Pentingnya penatalaksanaan diabetes melitus yang
menyeluruh dan terus menerus pada mereka yang sudah
mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi kronik
akibat diabetes melitus.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko diabetes
melitus.
- Memodifikasi faktor risiko yang telah diketahui.
- Deteksi dini timbulnya diabetes melitus.
- Melakukan evaluasi secara berkala komplikasi-
komplikasi yang sudah ada.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan

 Kuratif
- Melanjutkan upaya memodifikasi faktor risiko.
- Pengendalian gula darah senormal mungkin dengan
menggunakan obat antidiabetik yang tersedia di pusat
pelayanan kesehatan primer.
- Pengobatan awal terhadap komplikasi kronik yang
didapat.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi; gula darah
yang tidak/sulit terkendali, komplikasi akut dan kronik
yang memerlukan pelayanan kesehatan sekunder atau
tersier.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik
- Menentukan status fungsional yang saat ini dialami
dan menentukan target status fungsional yang ingin
dicapai.
- Merancang program latihan yang sesuai.
- Menyediakan tempat latihan khusus
- Tetap melakukan upaya-upaya preventif, promotif,
dan kuratif sesuai dengan kondisi pengendalian gula
darah dan komplikasi yang sudah terjadi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyekit


penyempitan pembuluh darah koroner.

Seiring peningkatan usia terjadi pengerasan pembuluh


darah (aterosklerosis) yang diperberat oleh faktor-faktor
risiko lain (diabetes melitus, dislipidemia, hipertensi) yang
juga sering dijumpai pada orang berusia lanjut.

Prevalensi dan insidensi pada usia lanjut lebih tinggi


dibandingkan usia muda.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Beberapa faktor risiko timbulnya PJK:


• Usia yang lanjut
• Riwayat keluarga dengan PJK atau strok
• Diabetes melitus
• Kadar lemak yang tinggi (dislipidemia)
• Hipertensi
• Merokok

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Komplikasi

• Serangan jantung mendadak (infark


miokard akut)
• Gagal jantung

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Penyakit jantung koroner, faktor-faktor risiko dan pencegahan,
gejala-gejala yang mungkin dirasakan.
b) Cara hidup sehat: diet sehat, aktivitas fisik teratur, kurangi
berat badan bagi yang gemuk, berhenti atau hindari merokok.
c) Pentingnya pencegahan primer dan sekunder serta
penatalaksanaan yang menyeluruh dan terus menerus pada
mereka yang sudah mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi akibat PJK
(nyeri dada dan gagal jantung).
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya
PJK.
- Memodifikasi faktor risiko; seperti perencanaan,
menurunkan berat badan, aktivitas fisik teratur.
- Deteksi dini timbulnya PJK, dengan
menanyakan keluhan-keluhan (gejala) yang
khas.
- Melakukan evaluasi dari komplikasi akibat PJK
secara berkala.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Pengelolaan
 Kuratif
- Melanjutkan modifikasi faktor risiko.
- Pengobatan guna mencegah progresifitas
penyakit
- Pengobatan awal terhadap kondisi-kondisi akibat
komplikasi kronik.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi tertentu
yang memerlukan pelayanan kesehatan
sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik diabetes.
- Menentukan status fungsional yang saat ini dialami
dan menentukan target status fungsional yang ingin
dicapai
- Merancang program latihan yang sesuai
- Menyediakan tempat latihan khusus bagi usia lanjut
yang telah mengalami berbagai hendaya.
- Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan
kuratif sesuai dengan kondisi pengendalian gula
darah dan komplikasi yang sudah terjadi.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Adanya arteriosklerosis pada pembuluh darah,


menyebabkan banyaknya PJK pada lanjut usia
Panduan pengobatan tidak berbeda dari hipertensi
pada umumnya.
Bila terjadi peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg),
dengan atau tanpa terjadi kerusakan organ target pada
penderita hipertensi, segera dirujuk ke Rumah Sakit.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Penyakit hipertensi, faktor-faktor risiko, dan
komplikasinya.
b) Cara hidup sehat: diet yang sehat, aktivitas fisik teratur,
hindari atau stop merokok, istirahat cukup, hindari stres.
c) Pentingnya penatalaksanaan hipertensi yang
menyeluruh dan terus menerus pada mereka yang
sudah mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi
kronik akibat penyakit hipertensi.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya
hipertensi.
- Memodifikasi faktor risiko bila ditemukan
- Deteksi dini timbulnya hipertensi, dengan
pemeriksaan tekanan darah berkala setiap 6 bulan
pada mereka yang belum mengalami hipertensi dan
mempunyai faktor risiko
- Melakukan evaluasi secara berkala; komplikasi akibat
hipertensi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI
Pengelolaan
 Kuratif
- Melanjutkan upaya modifikasi dari faktor risiko.
- Pengobatan yang bertujuan pengendalian tekanan
darah senormal mungkin secara terus-menerus;
menggunakan obat antihipertensi yang tersedia di
Puskesmas.
- Melakukan pengobatan awal terhadap kondisi yang
diduga merupakan komplikasi kronik hipertensi.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi tertentu;
hipertensi yang tidak/sulit terkendali, komplikasi
kronik hipertensi yang memerlukan pelayanan
kesehatan sekunder atau tersier.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik hipertensI.
- Menentukan status fungsional saat ini dan target
status fungsional yang ingin dicapai.
- Merancang program latihan yang sesuai.
- Menyediakan tempat latihan khusus
- Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan
kuratif sesuai dengan beratnya hipertensi dan
komplikasi yang sudah terjadi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

Penyakit paru obstruksi kronik dapat


disebabkan oleh beberapa penyakit
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan
kemungkinan eksaserbasi; bakteri banal, virus
influenza, gangguan menelan, tersedak,
higiene gigi mulut yang buruk akan
meningkatkan risiko masuknya kuman ke
saluran nafas.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
GERIPAUSE

Geripause adalah suatu periode pada lanjut usia


setelah masa post menopause. Geripause pada
wanita berbeda dengan geripause pada laki-laki.
Geripause pada wanita disebut Menopause dan
Geripause pada laki-laki disebut andropause.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
MENOPAUSE

Menopasue disebut juga klimaterik dan merupakan


pertanda berakhirnya bagian kehidupan
reproduksi pada diri seorang wanita.
Pada fase ini indung telur mulai berhenti bereaksi
terhadap Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormon (LH).

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
MENOPAUSE

Tindakan Penanganan
• Pengobatan dengan suplementasi hormon, perlu
konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis.
• Masalah psikologis yang timbul biasanya tidak
memerlukan pengobatan karena gejala tersebut
sewaktu-waktu bisa hilang
• Bila gangguan sangat berat, pertimbangan untuk
pemberian obat anti depresi atau anti cemas
• Pengaturan diet
• Bila hubungan seksual tergangu karena keringnya
vagina dianjurkan penggunaan krim atau minyak
pelumas.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE

Adropause pada laki-laki masih merupakan istilah yang


baru dan belum terbiasa didengar.
Pada laki-laki berusia diatas 55 tahun akan terjadi
penurunan beberapa hormone yaitu testosterone,
Dehidro-epiandrosteron (DHEA), Growth Hormone (GH),
Melatonin, Insulin Like Growth Factors (IGF).

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE
Sepuluh kriteria yang dipakai untuk menilai seseorang sudah
andropause atau belum (10 kriteria ADAM = Androgen
Decline in Aging Male), yaitu :
1.Penurunan keinginan seksual (libido)
2.Kekurangan energi atau tenaga
3.Penurunan kekuatan atau ketahanan otot
4.Penurunan tinggi badan
5.Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup
6.Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang jelas
7.Berkurangnya kemampuan ereksi
8.Kemunduran kemampuan olahraga
9.Tertidur setelah makan malam
10.Penurunan kemampuan bekerja
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE

Diagnosis dan Tatalaksana Geripause

Pendekatan pasien dengan geripause dilakukan dengan


P3G sesuai dengan masalah geripause yang terjadi pada
pasien.

Tujuan akhir penatalaksanaan masalah pada lanjut usia


adalah meningkatkan usia harapan hidup (UHH) dengan
tetap mempertahankan kualitas hidup kelompok ini.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
LEMBAR KASUS PELAYANAN
PENYAKIT DEGENERATIF DAN
GERIPAUSE

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Keluhan Utama

10 bulan 7 bulan 5 bulan 3 bulan 2 hari

(r. inap) (r. jalan) (r.inap) (r. jalan) (r. inap)

Keluhan Utama : batuk dan sesak


memberat 2 hari sebelum berobat.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Riwayat Penyakit Sekarang
 Sesak dan batuk memberat sejak 2 hari sebelum
berobat.
 Batuk berdahak sulit dikeluarkan. Demam (+).
 Sesak makin berat, pasien tidak bisa tidur dan gelisah.
Kadang terdengar bunyi mengi.
 Pasien diketahui menderita PPOK sejak 2 tahun, obat
rutin yang dikonsumsi adalah inhalasi beta2 agonis dan
steroid. Sehari-hari sering menggunakan oksigen 3 liter
permenit.
 PPOK kambuh terutama bila pasien kena flu atau
radang paru.
 Dalam 1 tahun pasien bisa terkena flu atau radang
paru 4-5 kali sampai perlu dirawat.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Riwayat Penyakit Sekarang

 Sebelum sakit (2 tahun sebelum berobat)


aktivitas mandiri
 2 tahun terakhir pasien mobilisasi dengan
kursi roda karena bila aktivitas terlalu lelah
menyebabkan pasien sesak.
 Riwayat jatuh (-)
 Pikun (-). Gangguan tidur (-)
 Pasien masih dapat menahan BAB dan BAK

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien diketahui menderita hipertensi


sejak 20 tahun SMRS. TD berkisar
130/90 mmHg
• Th/ : amlodipin 1 x 5 mg.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Riwayat Sosial Kemasyarakatan
• Pasien kadang pergi ke mesjid (melakukan
kegiatan keagamaan), silatuhrami dengan
anak dan cucu pasien.
• Pasien jarang pergi berekreasi dengan
keluarga
• Kegemaran pasien: memasak dan
menonton TV (saat ini jarang dilakukan).
• Saat ini kegiatan lebih banyak di rumah
saja.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Pemeriksaan Fisik

• TSB, CM, TD: 150/80 mmHg TB/BB: 162 cm/54 kg


• Nadi : 98 x/menit, regular, isi cukup
• Napas : 28 x/menit, regular, ekspirasi memanjang
• Suhu : 37,9 OC

• Mulut : oral higiene buruk


• Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
• Leher : JVP 5-2 cmH20
• KGB : tidak teraba pembesaran

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Pemeriksaan Fisik
• Paru : vesikuler, rh +/+ wh+/+, ekspirasi
memanjang.
• Jantung : BJ I dan II normal, murmur-,
gallop –
• Abdomen: datar lemas, H/L ttb, BU+N
• Ekstremitas : akral hangat, cap refill < 2
detik.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Daftar Masalah

 Pneumonia
 PPOK eksaserbasi akut
 Oral hygiene buruk
 Risiko malnutrisi
 Hipertensi terkontrol
 Imobilisasi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
TUGAS dan PERTANYAAN

1. Adakah dari masalah diatas yang dikelompokkan


sebagai penyakit degeneratif ?
Jelaskan alasan atas jawaban anda diatas ?
2. Bagaimana penatalaksanaan masalah degeneratif
tersebut ?

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENGANTAR JAWABAN KASUS
PELAYANAN PENYAKIT
DEGENERATIF DAN GERIPAUSE

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Penyakit Degeneratif
1. Osteoarthrosis
2. Osteoporosis
3. Diabetes Melitus
4. Penyakit Jantung Koroner
5. Hipertensi
6. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
1. Daftar Masalah

 Pneumonia
 PPOK eksaserbasi akut
 Oral hygiene buruk Penyakit
 Risiko malnutrisi Degeneratif
 Hipertensi terkontrol
 Imobilisasi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
2. TATALAKSANA HIPERTENSI

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Penyakit hipertensi, faktor-faktor risiko, dan
komplikasinya.
b) Cara hidup sehat: diet yang sehat, aktivitas fisik teratur,
hindari atau stop merokok, istirahat cukup, hindari stres.
c) Pentingnya penatalaksanaan hipertensi yang menyeluruh
dan terus menerus pada mereka yang sudah
mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi kronik
akibat penyakit hipertensi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan

 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya hipertensi.
- Memodifikasi faktor risiko bila ditemukan
- Deteksi dini timbulnya hipertensi, dengan pemeriksaan
tekanan darah berkala setiap 6 bulan pada mereka yang
belum mengalami hipertensi dan mempunyai faktor risiko
- Melakukan evaluasi secara berkala; komplikasi akibat
hipertensi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI
Pengelolaan
 Kuratif
- Melanjutkan upaya modifikasi dari faktor risiko.
- Pengobatan yang bertujuan pengendalian tekanan
darah senormal mungkin secara terus-menerus;
menggunakan obat antihipertensi yang tersedia di
Puskesmas.
- Melakukan pengobatan awal terhadap kondisi yang
diduga merupakan komplikasi kronik hipertensi.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi tertentu;
hipertensi yang tidak/sulit terkendali, komplikasi kronik
hipertensi yang memerlukan pelayanan kesehatan
sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik hipertensI.
- Menentukan status fungsional saat ini dan target
status fungsional yang ingin dicapai.
- Merancang program latihan yang sesuai.
- Menyediakan tempat latihan khusus
- Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan
kuratif sesuai dengan beratnya hipertensi dan
komplikasi yang sudah terjadi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
TATALAKSANA PPOK

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Tata laksana PPOK pada Usia Lanjut
• Promotif:
– Edukasi mengenai penyakit, faktor risiko, dan
komplikasi
– Edukasi mengenai gaya hidup sehat
• Preventif:
– Pencegahan primer (bila belum terjadi PPOK):
mengentikan merokok dan mengatasi faktor risiko lain
– Pencegahan sekunder (bila PPOK sudah terjadi):
jangan terjadi eksaserbasi  mencegah infeksi
saluran napas dan paru
– Pencegahan tersier: jangan sampai terjadi disabilitas

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Tata Laksana PPOK pada Usia Lanjut
• Kuratif:
– Aktivitas fisik
– Diet
– Obat-obatan untuk mengontrol penyakit dan
mengatasi eksaserbasi
• Rehabilitatif:
– Latihan pernapasan yg efektif
– Mengidentifikasi disabilitas yang terjadi dan
mempertahankan/memperbaiki status
fungsional dengan berbagai latihan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri

Anda mungkin juga menyukai