Anda di halaman 1dari 56

KEMENTERIAN

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

SEMINAR LANSIA
Lansia Sehat, Lansia Berdaya, Indonesia Maju

UPTD PUSKESMAS PAKIS AJI


DESA POS TOTA L P
LANSIA L

LEBAK 1 1058 548 510


BULUNGA 1 1248 568 680
N
PLAJAN 2 1504 664 840
TANJUNG 1 597 297 300
WILAYAH PAKIS AJI
SUWAWAL 1 456 169 287
TIMUR
KAWAK 1 350 145 205
MAMBAK 1 487 237 250
SLAGI 1 225 130 95
1. OSTEOARTRITIS
2. OSTEOPOROSIS
3. DIABETES MELITUS
4. HIPERTENSI
5. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
6. GERIPAUSE
7. MENOPAUSE
8. ANDROPAUSE

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS
Osteoarthritis atau
pengapuran sendi
merupakan penyakit sendi
akibat menipisnya jaringan
tulang lunak sendi,
berkurangnya cairan sendi,
serta menyempitnya celah
sendi, yang terjadi
progresif dan ireversibel.

Gejala yang paling sering pada osteorathritis adalah nyeri yang


dapat menimbulkan disabilitas

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Beberapa faktor risiko terjadinya


osteoarthritis:
-Usia yang lanjut
-Jenis kelamin perempuan
-Faktor genetik
-Trauma pada sendi
-Tekanan yang terjadi terus-menerus
-Kegemukan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Komplikasi
 Komplikasi yang paling bermakna
adalah nyeri dan kelainan
bentuk sendi.
 Nyeri yang terjadi menyebabkan
pasien tidak mampu bergerak
(imobilisasi).
 Nyeri pada lanjut usia juga dapat
menyebabkan dampak psikologis
menjadi depresi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan

 Promotif
Melakukan penyuluhan terkait:
- Faktor-faktor risiko dan penyebab, komplikasi, dan
hendaya akibat komplikasi.
- Upaya-upaya pencegahan dan komplikasi akibat
osteoartritis.
- upaya pemulihan bila sudah terdapat hendaya akibat
osteoartritis.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan
 Preventif
- Melakukan pencegahan dengan menghindari trauma
dan tekanan terus menerus pada sendi-sendi tertentu,
serta mengurangi berat badan.
- Beberapa cara untuk menghindari tekanan yang terus
menerus; berdiri terlalu lama, jongkok atau duduk melipat
lutut terlalu lama
- Mencegah jatuh.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan
 Kuratif
- Mengurangi rasa nyeri; terlebih dahulu tanpa
menggunakan obat-obatan dan melakukan upaya
preventif.
- Selanjutnya menggunakan obat-obatan anti nyeri
yang paling ringan seperti parasetamol, untuk
menghindari efek samping nyeri lambung.
- Pada kasus-kasus yang berat, dilakukan upaya
rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOARTRITIS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Identifikasi disabilitas yang ada, seperti:
a) Gangguan aktivitas sehari-hari dan depresi
yang timbul akibat nyeri
b) Ketidakmampuan untuk bergerak yang
diakibatkan nyeri dan kelainan bentuk sendi
- Menentukan status fungsional yang masih dimiliki.
- Merancang program latihan yang sesuai serta
memotivasi agar pasien mau menjalaninya
- Menyediakan tempat latihan yang sesuai

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya jaringan


pembentuk tulang yang menyebabkan rapuh dan mudah patah.
Penyakit ini tidak bergejala, sering terabaikan dan baru disadari
ketika timbul komplikasi.

Perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis; karena


pembentukan jaringan tulang dipengaruhi oleh hormon estrogen,
yang tidak lagi diproduksi setelah menopause.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Faktor risiko :
Usia yang lanjut
Riwayat keluarga yang
mengalami osteoporosis
Diet yang rendah kalsium
Kurang terpapar sinar
matahari
Malas atau tidak bisa
bergerak (imobilisasi)
Merokok dan minum alkohol
Penggunaan obat-obat
tertentu dalam jangka panjang
(seperti kortiko-steroid)

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Komplikasi

• Komplikasi yang paling bermakna adalah terjadinya


patah tulang (fraktur) walaupun tidak ada trauma
yang berat.
• Sebelum terjadinya fraktur, osteoporosis tidak
memberikan gejala dan tanda yang jelas.
• Seorang usia lanjut yang mengalami fraktur, akan
mengalami imobilisasi. Selanjutnya akan timbul
berbagai komplikasi lainnya akibat imobilisasi.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a)Osteoporosis, faktor-faktor risiko dan penyebab,
komplikasi, dan hendaya akibat komplikasi.
b)Upaya-upaya pencegahan terjadinya osteoporosis dan
komplikasi akibat osteoporosis.
c)Pentingnya pencegahan terjadinya osteoporosis serta
upaya pemulihan bila sudah terdapat hendaya akibat
osteoporosis.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan

 Preventif
- Konsumsi bahan makanan tinggi
kalsium
- Latihan fisik ringan
- Berjemur sinar matahari.
- Hindari Jatuh

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Kuratif
- Bila terdapat jatuh dan timbul patah tulang,
maka harus dilakukan penanganan khusus;
penggunaan spalk atau gips untuk
imobilisasi sebelum dirujuk ke RS
kabupaten/provinsi untuk tindak lanjut
- Upaya kuratif osteoporosis pada usia lanjut,
memerlukan tatalaksana di pusat pelayanan
kesehatan tingkat sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
OSTEOPOROSIS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas/hendaya yang muncul
akibat osteoporosis.
- Menentukan status fungsional yang masih dimiliki.
- Merancang program latihan yang sesuai serta
memotivasi agar pasien mau menjalaninya
- Menyediakan tempat latihan khusus bagi usia lanjut
yang telah mengalami berbagai hendaya akibat
osteoporosis, agar status fungsional yang ditargetkan
dapat dicapai dan dipertahankan

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Diabetes melitus yang diderita akan terus diderita seumur


hidup, namun kadar gula darah dapat dikendalikan.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS
Komplikasi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Diabetes melitus; gejala-gejala khas diabetes, faktor-faktor
risiko, komplikasi, dan gejala-gejala akibat komplikasi.
b) Cara hidup sehat; diet sehat, aktivitas fisik teratur, kurangi
berat badan bagi yang gemuk, berhenti atau hindari
merokok.
c) Pentingnya penatalaksanaan diabetes melitus yang
menyeluruh dan terus menerus pada mereka yang sudah
mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi kronik
akibat diabetes melitus.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko diabetes
melitus.
- Memodifikasi faktor risiko yang telah diketahui.
- Deteksi dini timbulnya diabetes melitus.
- Melakukan evaluasi secara berkala komplikasi-
komplikasi yang sudah ada.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan

 Kuratif
- Melanjutkan upaya memodifikasi faktor risiko.
- Pengendalian gula darah senormal mungkin dengan
menggunakan obat antidiabetik yang tersedia di pusat
pelayanan kesehatan primer.
- Pengobatan awal terhadap komplikasi kronik yang
didapat.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi; gula darah
yang tidak/sulit terkendali, komplikasi akut dan kronik
yang memerlukan pelayanan kesehatan sekunder atau
tersier.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
DIABETES MELITUS

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik
- Menentukan status fungsional yang saat ini dialami
dan menentukan target status fungsional yang ingin
dicapai.
- Merancang program latihan yang sesuai.
- Menyediakan tempat latihan khusus
- Tetap melakukan upaya-upaya preventif, promotif,
dan kuratif sesuai dengan kondisi pengendalian gula
darah dan komplikasi yang sudah terjadi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung
koroner (PJK) adalah
penyekit penyempitan
pembuluh darah
koroner.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Beberapa faktor risiko


timbulnya PJK:
• Usia yang lanjut
• Riwayat keluarga
dengan PJK atau strok
• Diabetes melitus
• Kadar lemak yang
tinggi (dislipidemia)
• Hipertensi
• Merokok

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Komplikasi

• Serangan jantung mendadak (infark


miokard akut)
• Gagal jantung

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Penyakit jantung koroner, faktor-faktor risiko dan pencegahan,
gejala-gejala yang mungkin dirasakan.
b) Cara hidup sehat: diet sehat, aktivitas fisik teratur, kurangi
berat badan bagi yang gemuk, berhenti atau hindari merokok.
c) Pentingnya pencegahan primer dan sekunder serta
penatalaksanaan yang menyeluruh dan terus menerus pada
mereka yang sudah mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi akibat PJK
(nyeri dada dan gagal jantung).
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya
PJK.
- Memodifikasi faktor risiko; seperti perencanaan,
menurunkan berat badan, aktivitas fisik teratur.
- Deteksi dini timbulnya PJK, dengan
menanyakan keluhan-keluhan (gejala) yang
khas.
- Melakukan evaluasi dari komplikasi akibat PJK
secara berkala.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Pengelolaan
 Kuratif
- Melanjutkan modifikasi faktor risiko.
- Pengobatan guna mencegah progresifitas
penyakit
- Pengobatan awal terhadap kondisi-kondisi akibat
komplikasi kronik.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi tertentu
yang memerlukan pelayanan kesehatan
sekunder atau tersier.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik diabetes.
- Menentukan status fungsional yang saat ini dialami
dan menentukan target status fungsional yang ingin
dicapai
- Merancang program latihan yang sesuai
- Menyediakan tempat latihan khusus bagi usia lanjut
yang telah mengalami berbagai hendaya.
- Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan
kuratif sesuai dengan kondisi pengendalian gula
darah dan komplikasi yang sudah terjadi.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI
Pengelolaan
 Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
a) Penyakit hipertensi, faktor-faktor risiko, dan
komplikasinya.
b) Cara hidup sehat: diet yang sehat, aktivitas fisik teratur,
hindari atau stop merokok, istirahat cukup, hindari stres.
c) Pentingnya penatalaksanaan hipertensi yang
menyeluruh dan terus menerus pada mereka yang
sudah mengalaminya.
d) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada
mereka yang telah mengalami berbagai komplikasi
kronik akibat penyakit hipertensi.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya
hipertensi.
- Memodifikasi faktor risiko bila ditemukan
- Deteksi dini timbulnya hipertensi, dengan
pemeriksaan tekanan darah berkala setiap 6 bulan
pada mereka yang belum mengalami hipertensi dan
mempunyai faktor risiko
- Melakukan evaluasi secara berkala; komplikasi akibat
hipertensi.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI
Pengelolaan
 Kuratif
- Melanjutkan upaya modifikasi dari faktor risiko.
- Pengobatan yang bertujuan pengendalian tekanan
darah senormal mungkin secara terus-menerus;
menggunakan obat antihipertensi yang tersedia di
Puskesmas.
- Melakukan pengobatan awal terhadap kondisi yang
diduga merupakan komplikasi kronik hipertensi.
- Melakukan rujukan pada kondisi-kondisi tertentu;
hipertensi yang tidak/sulit terkendali, komplikasi
kronik hipertensi yang memerlukan pelayanan
kesehatan sekunder atau tersier.
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
HIPERTENSI

Pengelolaan
 Rehabilitatif
- Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat
komplikasi kronik hipertensI.
- Menentukan status fungsional saat ini dan target
status fungsional yang ingin dicapai.
- Merancang program latihan yang sesuai.
- Menyediakan tempat latihan khusus
- Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan
kuratif sesuai dengan beratnya hipertensi dan
komplikasi yang sudah terjadi

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
Penyakit paru obstruksi kronik dapat
disebabkan oleh beberapa penyakit

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan


kemungkinan eksaserbasi; bakteri, virus
influenza, gangguan menelan, tersedak, higiene
gigi mulut yang buruk akan meningkatkan risiko
masuknya kuman ke saluran nafas.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
GERIPAUSE
Geripause adalah suatu periode pada lanjut usia setelah
masa post menopause. Geripause pada wanita berbeda
dengan geripause pada laki-laki. Geripause pada wanita
disebut Menopause dan Geripause pada laki-laki disebut
andropause.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
MENOPAUSE

Menopasue disebut juga klimaterik dan merupakan


pertanda berakhirnya bagian kehidupan reproduksi pada
diri seorang wanita.

Pada fase ini indung telur mulai berhenti bereaksi


terhadap Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormon (LH).

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
MENOPAUSE

Tindakan Penanganan
• Pengobatan dengan suplementasi hormon, perlu konsultasi
terlebih dahulu dengan dokter spesialis.
• Masalah psikologis yang timbul biasanya tidak
memerlukan pengobatan karena gejala tersebut sewaktu-
waktu bisa hilang
• Bila gangguan sangat berat, pertimbangan untuk
pemberian obat anti depresi atau anti cemas
• Pengaturan diet
• Bila hubungan seksual tergangu karena keringnya vagina
dianjurkan penggunaan krim atau minyak pelumas.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE

Adropause pada laki-laki masih merupakan istilah yang baru


dan belum terbiasa didengar.

Pada laki-laki berusia diatas 55 tahun akan terjadi penurunan


beberapa hormone yaitu testosterone, Dehidro-epiandrosteron
(DHEA), Growth Hormone (GH), Melatonin, Insulin Like
Growth Factors (IGF).
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE
Sepuluh kriteria yang dipakai untuk menilai
seseorang sudah andropause atau belum (10
kriteria ADAM = Androgen Decline in Aging
Male), yaitu :
1.Penurunan keinginan seksual (libido)
2.Kekurangan energi atau tenaga
3.Penurunan kekuatan atau ketahanan otot
4.Penurunan tinggi badan
5.Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan
hidup
6.Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang
jelas
7.Berkurangnya kemampuan ereksi
8.Kemunduran kemampuan olahraga
9.Tertidur setelah makan malam
10.Penurunan kemampuan bekerja
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
ANDROPAUSE

Diagnosis dan Tatalaksana Geripause

Pendekatan pasien dengan geripause dilakukan dengan P3G


sesuai dengan masalah geripause yang terjadi pada pasien.

Tujuan akhir penatalaksanaan masalah pada lanjut usia adalah


meningkatkan usia harapan hidup (UHH) dengan tetap
mempertahankan kualitas hidup kelompok ini.

Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri

Anda mungkin juga menyukai