Indah Lestari,SE,SSi,MKes
ETIKA
Etika dari ethos (Yunani) = adat istiadat, kebiasaan.
Etika berkaitan dengan kebiasaan yang baik, aturan
hidup yang baik, segala kebiasaan baik yang dianut
dan diwariskan dari satu orang/kelompok orang ke
orang/kelompok orang dalam satu komunitas atau
dari satu generasi ke generasi yang lain.
Etika / Moralitas memberi petunjuk konkret yang
berkaitan dengan perintah dan larangan tentang
bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai
manusia
ETIKA ETIKET
Perkembangan Perubahan
Kompleksitas
pesat bidang sosio-budaya
masalah-
IPTEK & dalam
masalah moral
EKONOMI masyarakat
PROFESI — PROFESIONAL — PROFESIONALISME
PROFESI
Sebagai pekerjaan yang dilakukan dan merupakan nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi (moral) yang mendalam.
PROFESIONAL
Orang profesional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi
serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya. Ia melibatkan
seluruh dirinya dengan giat, tekun, dan serius menjalankan pekerjaannya. Ia sadar
dan yakin bahwa pekerjaannya telah menyatu dengan dirinya. Pekerjaannya
membentuk identitas dan kematangan dirinya dan karena itu dirinya berkembang
bersama dengan perkembangan dan kemajuan pekerjaannya. Komitmen pribadinya
itulah yang melahirkan tanggung-jawab yang besar dan mendalam atas
pekerjaannya.
PROFESIONALISME
Adalah perwujudan dari sikap, tindakan, perilaku moral yang harus dilakukan oleh para profesional,
dengan memegang teguh dan menegakkan:
1. Prinsip Tanggung Jawab.
Tanggung jawab adalah salah satu prinsip pokok bagi orang profesional. Karena orang profesional
sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab:
- Terhadap pekerjaannya dan hasilnya. Artinya harus tuntas dan dengan mutu yang baik
- Atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya
kepentingan orang yang dilayaninya
2. Prinsip Keadilan.
Dari keahlian yang dimilikinya orang profesional tidak merugikan hak dan kepentingan pihak
tertentu,
khususnya orang yang dilayaninya. Prinsip ini juga menuntut agar dalam menjalankan
profesinya tidak
bertindak diskriminatif. Berlaku prinsip “ yang datang pertama mendapat pelayanan pertama”
3.Prinsip Otonomi.
• Sebenarnya merupakan konsekwensi dari hakekat profesi itu
sendiri karena hanya kaum profesional
• yang ahli dan terampil dalam bidang profesinya. Tidak boleh
ada orang lain yang Ikut campur tangan
• dalam pelaksanaan profesi tesebut. Sudah barang tentu
prinsip ini ada batas-batasnya, yaitu No. 1, 2, dan 4
4.Prinsip Integritas Moral.
• Orang yang profesional adalah juga orang yang punya
integritas pribadi atau moral yang tinggi.
• Karena ia punya komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran
profesinya, nama baiknya, dan juga
• kepentingan orang lain atau masyarakat. Ia tidak akan mudah
kalah dan menyerah pada godan atau
• bujukan apapun untuk lari atau melakukan tindakan yang
melanggar nilai-nilai yang dijunjung tinggi
• profesinya.
Ciri-ciri orang profesional:
□ Memiliki keahlian dan ketrampilan khusus. Keahlian dan ketrampilan khusus tersebut dimiliki dengan
kadar, lingkup, dan tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang kebanyakan lainnya.
Biasanya diperoleh dengan melalui pendidikan dan pelatihan (formal maupun informal) dijalaninya
dengan tingkat seleksi yang sangat ketat dan keras
□ Memiliki komitmen moral yang tinggi. Komitmen moral ini biasanya dituangkan dalam bentuk aturan
khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Aturan ini berlaku sebagai semacam kaidah moral yang khusus bagi orang-orang yang mempunyai
profesi tersebut. BIASANYA DISEBUT KODE ETIK
□ Orang profesional adalah orang yang hidup dari profesinya yang berarti ia hidup sepenuhnya dari
profesi tersebut. Ia menjadi dirinya berkat dan melalui profesinya
□ Pengabdian kepada masyarakat. Atas dasar tuntutan profesinya, mereka lebih mendahulukan dan
mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya
□ Pada profesi luhur biasanya diperlukan izin khusus karena khususnya profesi luhur menyangkut
kepentingan orang banyak dan terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan dll
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi, misalnya IDI, ISFI, ILKI,
PATELKI dsb.
ORGANISASI PROFESI MENJADI “ POLISI MORAL “ BAGI PARA ANGGOTANYA.
Ciri sentral profesi: kecakapan dan pengetahuan formal yang
kompleks + pendekatan etis pada praktek pekerjaan mereka (Daryl
Koehn, 1994)
Sebagai:
Ahli Madya Ilmu Kesehatan bidang Teknologi Laboratorium Kesehatan
Prof. Dr. dr. Soebandrio (1999) :
I. PENGERTIAN UMUM
▪ Teklabkes adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian
terhadap semua aspek laboratorik dan analisis terhadap cairan dan
jaringan tubuh serta ilmu kesehatan lingkungan
▪ Pranata Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan
ilmuwan berketrampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi
prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
▪ Latar belakang pendidikan Pranata Laboratorium Kesehatan adalah
Sekolah Analis Kesehatan (SMAK ) atau Akademi Analis Kesehatan
atau Akademi Analis Medis atau Pendidikan Ahli Madya Analis
Kesehatan atau Pendidikan Tinggi yang berkaitan dengan
laboratorium Kesehatan
▪ Standar profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
mencakup standar kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik
yang harus dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium kesehatan
Indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga
kesehatan.
II. TUGAS POKOK PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
PENDIDIKAN
StandarPendidikan
QUALITY
PELAYANAN ORGANISASI
PROFESI
Standar
Pelayanan Standar Profesi &
Kode Etik
CIRI-CIRI PROFESI
-Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character)
- Diabdikan untuk kepentingan orang lain (mengutamakan pelayanan)
- Bukan didasarkan pada keuntungan finansial
- Adanya pengakuan dari otoritas yang berwenang
- Kewenangan dalam praktek profesi
- Tanggungjawab (diri sendiri, teman sejawat, masyarakat, dan Tuhan)
- Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi
- Mitra organisasi sejenis di Luar Negeri
PROFESI KESEHATAN
4. Bidan IBI
7. Analis Farmasi
JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
1.3 Serologi-Imunologi v v v
1.4 Mikrobiologi v v v
1.5 Toksikologi - v v
1.8 Komputer
V v v
1.9 Manajemen - v V
1.10 Virologi - v v
1.11 Kesehatan Lingkungan
v v v
pengiriman)
3.4 Mempersiapkan bahan / reagensia v v v
b. Hematologi khusus - v v
c. Kimia Klinik V v v
d. Serologi-Imunologi sederhana V v v
e. Serologi-Imunologi kompleks - v v
f. Mikrobiologi sederhana V v v
g. Mikrobiologi khusus - v v
h. Toksikologi - v v
i. Patologi Anatomi - v v
j. Biologi Molekuler - - v
k. Virologi (riset) - v v
Pasal 4
(1) Pranata Laboratorium Kesehatan berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang pelayanan laboratorium kesehatan pada sarana
pelayanan laboratorium kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan
instansi selain Departemen Kesehatan
(2) Pranata Laboratorium Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pasal 5
Tugas pokok Pranata Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan tugas
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi
(histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler),
biologi, dan fisika
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 6
Unsur dan sub unsur kegiatan Pranata Laboratorium Kesehatan yang dinilai
angka kreditnya, teridiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan mendapat ijazah
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang laboratorium kesehatan
dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) atau
Sertifikat
b. Pelayanan Laboratorium Kesehatan, meliputi :
1. Persiapan kegiatan laboratorium kesehatan
2. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan
3. Pelaksanaan evaluasi dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan
4. Pelaksanaan pemecahan masalah laboratorium kesehatan
5. Pelaksaan penanganan peralatan dan bahan penunjang laboratorium
kesehatan
6. Pelaksanaan pemantapan kualitas pemeriksaan
7. Pelaksanaan pembinaan teknis kelaboratoriuman
c. Pengembangan Profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang laboratorium kesehatan
2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang laboratorium
kesehatan
3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
laboratorium kesehatan
4. Penemuan teknologi tepat guna di bidang laboratorium kesehatan
Pasal 7
(1) Jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan terdiri atas Pranata
Laboratorium Kesehatan tingkat trampil dan Pranata Laboratorium
Kesehatan tingkat ahli
(2) Jenjang jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi adalah :
a. Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat trampil :
1. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana pemula
2. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana
3. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana Lanjutan
4. Pranata Laboratorium Kesehatan
PROFESI
PROFESIONALISME
ORGANISASI PROFESI
Kaum profesional biasanya menjadi anggota
KODE ETIK
AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
INDONESIA
MUKADIMAH
Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI) sebagai
organisasi profesi merupakan wadah bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan.
Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan memerlukan kode etik profesi yang
mengatur tatacara dan etika kerja dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan
profesinya.
Kode Etik Profesi ini sebagai landasan moral profesi yang harus diamalkan dan
dilaksanakan oleh seluruh anggota persatuan tenaga ahli teknologi laboratorium
kesehatan.
BAB I
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI