Anda di halaman 1dari 45

Oleh

Indah Lestari,SE,SSi,MKes
ETIKA
Etika dari ethos (Yunani) = adat istiadat, kebiasaan.
Etika berkaitan dengan kebiasaan yang baik, aturan
hidup yang baik, segala kebiasaan baik yang dianut
dan diwariskan dari satu orang/kelompok orang ke
orang/kelompok orang dalam satu komunitas atau
dari satu generasi ke generasi yang lain.
Etika / Moralitas memberi petunjuk konkret yang
berkaitan dengan perintah dan larangan tentang
bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai
manusia
ETIKA ETIKET

Norma moral, Sopan santun,


yaitu aturan mengenai sikap dan adalah norma yang mengatur
perilaku manusia sebagai manusia. perilaku dan sikap lahiriah
Norma ini menjadi tolok ukur manusia: bertamu, makan dan
tentang baik buruknya, adil minum, duduk, berpakaian,
tidaknya atas tindakan dan perilaku berbicara dengan orang tua dll.
manusia sejauh ia dilihat sebagai
manusia, entah sebagai anggota
masyarakat ataupun sebagai orang
dengan jabatan atau profesi
tertentu.
Bersifat khusus,berlaku hanya di
Bersifat umum, bahkan sampai tempat atau lingkungan tertentu
tingkat tertentu bersifat universal
Mengapa saat ini Etika semakin diminati?

Perkembangan Perubahan
Kompleksitas
pesat bidang sosio-budaya
masalah-
IPTEK & dalam
masalah moral
EKONOMI masyarakat
PROFESI — PROFESIONAL — PROFESIONALISME
PROFESI
Sebagai pekerjaan yang dilakukan dan merupakan nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi (moral) yang mendalam.
PROFESIONAL
Orang profesional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi
serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya. Ia melibatkan
seluruh dirinya dengan giat, tekun, dan serius menjalankan pekerjaannya. Ia sadar
dan yakin bahwa pekerjaannya telah menyatu dengan dirinya. Pekerjaannya
membentuk identitas dan kematangan dirinya dan karena itu dirinya berkembang
bersama dengan perkembangan dan kemajuan pekerjaannya. Komitmen pribadinya
itulah yang melahirkan tanggung-jawab yang besar dan mendalam atas
pekerjaannya.
PROFESIONALISME
Adalah perwujudan dari sikap, tindakan, perilaku moral yang harus dilakukan oleh para profesional,
dengan memegang teguh dan menegakkan:
1. Prinsip Tanggung Jawab.
Tanggung jawab adalah salah satu prinsip pokok bagi orang profesional. Karena orang profesional
sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab:
- Terhadap pekerjaannya dan hasilnya. Artinya harus tuntas dan dengan mutu yang baik
- Atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya
kepentingan orang yang dilayaninya

2. Prinsip Keadilan.
Dari keahlian yang dimilikinya orang profesional tidak merugikan hak dan kepentingan pihak
tertentu,
khususnya orang yang dilayaninya. Prinsip ini juga menuntut agar dalam menjalankan
profesinya tidak
bertindak diskriminatif. Berlaku prinsip “ yang datang pertama mendapat pelayanan pertama”
3.Prinsip Otonomi.
• Sebenarnya merupakan konsekwensi dari hakekat profesi itu
sendiri karena hanya kaum profesional
• yang ahli dan terampil dalam bidang profesinya. Tidak boleh
ada orang lain yang Ikut campur tangan
• dalam pelaksanaan profesi tesebut. Sudah barang tentu
prinsip ini ada batas-batasnya, yaitu No. 1, 2, dan 4
4.Prinsip Integritas Moral.
• Orang yang profesional adalah juga orang yang punya
integritas pribadi atau moral yang tinggi.
• Karena ia punya komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran
profesinya, nama baiknya, dan juga
• kepentingan orang lain atau masyarakat. Ia tidak akan mudah
kalah dan menyerah pada godan atau
• bujukan apapun untuk lari atau melakukan tindakan yang
melanggar nilai-nilai yang dijunjung tinggi
• profesinya.
Ciri-ciri orang profesional:
□ Memiliki keahlian dan ketrampilan khusus. Keahlian dan ketrampilan khusus tersebut dimiliki dengan
kadar, lingkup, dan tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang kebanyakan lainnya.
Biasanya diperoleh dengan melalui pendidikan dan pelatihan (formal maupun informal) dijalaninya
dengan tingkat seleksi yang sangat ketat dan keras
□ Memiliki komitmen moral yang tinggi. Komitmen moral ini biasanya dituangkan dalam bentuk aturan
khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Aturan ini berlaku sebagai semacam kaidah moral yang khusus bagi orang-orang yang mempunyai
profesi tersebut. BIASANYA DISEBUT KODE ETIK
□ Orang profesional adalah orang yang hidup dari profesinya yang berarti ia hidup sepenuhnya dari
profesi tersebut. Ia menjadi dirinya berkat dan melalui profesinya
□ Pengabdian kepada masyarakat. Atas dasar tuntutan profesinya, mereka lebih mendahulukan dan
mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya
□ Pada profesi luhur biasanya diperlukan izin khusus karena khususnya profesi luhur menyangkut
kepentingan orang banyak dan terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan dll
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi, misalnya IDI, ISFI, ILKI,
PATELKI dsb.
ORGANISASI PROFESI MENJADI “ POLISI MORAL “ BAGI PARA ANGGOTANYA.
Ciri sentral profesi: kecakapan dan pengetahuan formal yang
kompleks + pendekatan etis pada praktek pekerjaan mereka (Daryl
Koehn, 1994)

Jika kaum profesional dengan sukarela berjanji melakukan praktek


menurut cara yang dibangun oleh sesama profesional untuk
membangun kepercayaan klien, maka para profesional secara resmi
terikat oleh norma yang tersirat di dalamnya agar pantas mendapatkan
kepercayaan.
Masyarakat terus menerus mengharapkan mereka yang menjalankan
praktek menaati norma, dan bila harapan itu terpenuhi, masyarakat
dapat mengakui mereka sebagai PROFESIONAL
PREDIKAT LULUSAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMKES

Sebagai:
Ahli Madya Ilmu Kesehatan bidang Teknologi Laboratorium Kesehatan
Prof. Dr. dr. Soebandrio (1999) :

Seorang ahli teknologi laboratorium kesehatan :

1. Trampil melaksanakan dan mengevaluasi prosedur laboratorium


dengan menggunakan berbagai instrumen dari yang sederhana hingga
yang kompleks

2. Memberikan konsultasi hasil uji analisis laboratorium terhadap darah,


berbagai cairan dan jaringan tubuh guna memperoleh data yang
diperlukan sebagai dasar pembuatan suatu diagnosis sehat atau sakit
dan dapat dimulai suatu tindakan medis oleh dokter secara layak
STANDAR PROFESI
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA

I. PENGERTIAN UMUM
▪ Teklabkes adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian
terhadap semua aspek laboratorik dan analisis terhadap cairan dan
jaringan tubuh serta ilmu kesehatan lingkungan
▪ Pranata Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan
ilmuwan berketrampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi
prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
▪ Latar belakang pendidikan Pranata Laboratorium Kesehatan adalah
Sekolah Analis Kesehatan (SMAK ) atau Akademi Analis Kesehatan
atau Akademi Analis Medis atau Pendidikan Ahli Madya Analis
Kesehatan atau Pendidikan Tinggi yang berkaitan dengan
laboratorium Kesehatan
▪ Standar profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
mencakup standar kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik
yang harus dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium kesehatan
Indonesia dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga
kesehatan.
II. TUGAS POKOK PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN

Tugas pokok Pranata Laboratorium Kesehatan adalah


melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Toksikologi, Kimia
Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi), Sitopatologi,
Histokimia, Imonopatologi, Patologi Molekuler, Biologi, dan Fisika
III. KEWAJIBAN PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN

1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen


2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen yang berkisar
dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai
dengan yang canggih
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan data hasil uji
5. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk
memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam
menginterpretasi hasil uji
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik Laboratorium
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
IV. KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
1. Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan
2. Ketrampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labelling, penangan, pengawetan atau fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan, dan pengiriman spesimen
3. Ketrampilan dalam melaksanakn prosedur laboratorium
4. Ketrampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar
5. Ketrampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan
6. Ketrampilam dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk pemeriksaan
laboratorium
7. Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalaian mutu dan prosedur
laboratorium
8. Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji
9. Ketrampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu
spesimen,sebelum melaporkan hasil uji
10. Ketrampilan dalam meninterpretasi hasil uji
11. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya
ANALISIS SITUASI
 GLOBALISASI & PERDAGANGAN BEBAS
Masuknya modal asing dalam bisnis laboratorium (modern managemenet)
 TEKNOLOGI INFORMASI
Integrated Information System
 IPTEK Laboratorium
Otomatisasi – Robotik – TLA
 STANDARAISASI MUTU, LAYANAN, KOMPETENSI
Akreditasi (ISO), Seritifikasi
TIGA PILAR UTAMA

Analis Kesehatan sebagai PROFESI (Medical Laboratory


Technology)

PENDIDIKAN
StandarPendidikan

QUALITY

PELAYANAN ORGANISASI
PROFESI
Standar
Pelayanan Standar Profesi &
Kode Etik
CIRI-CIRI PROFESI
-Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character)
- Diabdikan untuk kepentingan orang lain (mengutamakan pelayanan)
- Bukan didasarkan pada keuntungan finansial
- Adanya pengakuan dari otoritas yang berwenang
- Kewenangan dalam praktek profesi
- Tanggungjawab (diri sendiri, teman sejawat, masyarakat, dan Tuhan)
- Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi
- Mitra organisasi sejenis di Luar Negeri
PROFESI KESEHATAN

Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria:


- Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada
klien maupun tenaga kesehatan lain
- Mempunyai pendidikan formal untuk memperoleh pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan
- Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan standar
pelayanan yang diakui masyarakat.
ORGANISASI PROFESI KESEHATAN
(Puspronakes LN Kemenkes RI PP No.32 Tahun 1996)

No. Kelompok Tenaga Jenis Tenaga Kesehatan Organisasi Profesi


Kesehatan

1. Tenaga Medis 1. Dokter IDI

2. Dokter Gigi PDGI

2. Tenaga Keperawatan 3. Perawat PPNI

4. Bidan IBI

5. Perawart Gigi PPGI

3. Tenaga Kefarmasian 6. Apot4ker IAI

7. Analis Farmasi

8. Asisten Apoteker PAFI


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
No.370/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27
Maret 2007
TENTANG STANDAR KOMPETENSI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR
KOMPETENSI No.370/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007
Uraian mengenai Standar Kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
sesuai jenjang pendidikan SMAK,D.III, S.1 secara lengkap ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional (MUNAS) V PATELKI tanggal 22 Mei 2006 dengan
ketetapan No.08/MUNAS-V/05-2006

JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1

1. MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN :

1.1 Hematologi & TransfusiDarah v v v

1.2 Kimia Klinik v v v

1.3 Serologi-Imunologi v v v

1.4 Mikrobiologi v v v

1.5 Toksikologi - v v

1.6 Patologi Anatomi - v v

1.7 Biologi Molekuler - v v


JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN :

1.8 Komputer
V v v

1.9 Manajemen - v V

1.10 Virologi - v v
1.11 Kesehatan Lingkungan
v v v

2. MAMPU MEMBUAT PERENCANAAN /


MERANCANG PROSES :
2.1 Alur kerja proses pemeriksaan di
laboratorium - v v

2.2 Alur keselamatan kerja di


laboratorium - v v
JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
2. MAMPU MEMBUAT PERENCANAAN /
MERANCANG PROSES :
2.3 Menyusun prosedur baku di laboratorium
- v v

2.4 Menyusun prosedur cara ukur


- - V
keberhasilan proses
2.5 Menyusun program pemantapan mutu
- - v
internal
2.6 Menyusun program pemantapan mutu
- - v
eksternal
2.7 Merancang upaya keselamatan kerja di
laboratorium - - v

3. MAMPU MELAKSANAKAN PROSES TEKNIS


OPERASIONAL :
3.1 Mengambil spesimen v v
v
JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
3. MAMPU MELAKSANAKAN PROSES TEKNIS
OPERASIONAL :
3.2 Menilai kualitas spesimen V v v

3.3 Menangani spesimen (labeling, penyimpanan, v v V

pengiriman)
3.4 Mempersiapkan bahan / reagensia v v v

3.5 Memilih reagen & metode analisa - v v

3.6 Mempersiapkan alat v v v

3.7 Memilih / menentukan alat - v v

3.8 Memelihara alat v v v

3.9 Mengkalibrasi alat - v v

3.10 Menguji kelaikan alat - v v


JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
3. MAMPU MELAKSANAKAN PROSES TEKNIS
OPERASIONAL :
3.11 Mengerjakan prosedur analisa bidang :
a. Hematologi sederhana V v v

b. Hematologi khusus - v v
c. Kimia Klinik V v v

d. Serologi-Imunologi sederhana V v v

e. Serologi-Imunologi kompleks - v v

f. Mikrobiologi sederhana V v v

g. Mikrobiologi khusus - v v

h. Toksikologi - v v

i. Patologi Anatomi - v v

j. Biologi Molekuler - - v

k. Virologi (riset) - v v

3.12 Mengerjakan prosedur dalam pemantapan mutu V v v

3.13 Membuat laporan administrasi V v v


JENJANG
No.
KOMPETENSI SMAK D.III S.1

4. MAMPU MEMBERIKAN PENILAIAN (JUDGMENT) :


4.1 Mendeteksi secara dini keadaan spesimen yang
V v v
berubah
4.2 Mendeteksi secara dini perubahan kondisi alat /
V v v
reagen / kondisi analisa
4.3 Mendeteksi secara dini bila muncul
V v v
penyimpangan dalam proses teknis operasional
4.4 Menilai validitas rangkaian analisa atau hasilnya V V V

4.5 Menilai normal tidaknya hasil analisa untuk v


V V
dikonsultasikan kepada yang berwenag
4.6 Menilai layak tidaknya hasil proses pemantapan
mutu internal - v V

4.7 Menilai layak tidaknya hasil pemantapan mutu


- - v
eksternal
4.8 Mendeteksi secara dini terganggunya kemanan
- v v
lingkungan kerja
JENJANG
No. KOMPETENSI
SMAK D.III S.1
5. MAMPU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN :

5.1 Perlunya koreksi terhadap proses / alat / v


- V
spesimen / reagensia
5.2 Perlunya koreksi terhadap proses pemantapan v
- V
mutu internal
5.3 Perlunya koreksi terhadap proses pemantapan v
- -
mutu eksternal
MENTERDI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA


PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NO.PER/08/M.PAN/3/2006
Tentang
JABATAN FUNGSIONAL PRANATA
LABORATORIUM KESEHATAN DAN ANGKA
KREDITNYA

Menimbang; a. Bahwa dalam rangka pengembangan karier dan


peningkatan kualitas profesionalisme Pegawai Negeri Sipil
yang menjalankan tugas pelayanan laboratorium kesehatan
dipandang perlu mengatur kembali ketentuan dalam
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No.07/KEP/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Angka
Kreditnya
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Pranata Laboratorium Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan pada laboratorium kesehatan.
2. Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat trampil adalah Pranata Laboratorium
Kesehatan Ketrampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional
yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metode operasional di bidang
laboratorium kesehatan
3. Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat ahli adalah Pranata Laboratorium Kesehatan
Keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan pengetahuanm penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk
pemecahan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis di bidang
laboratorium kesehatan
4. Laboratorium Kesehatan adalah unit kerjayang mempunyai fungsi dan tugas pelayanan
laboratorium kesehatan secara menyeluruh meliputi salah satu atau lebih bidang
pelayanan yang terdiri dari bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi,
toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia,
imunopatologi, patologi molekuler), biologi, dan fisika
BAB II
RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN, DAN
TUGAS POKOK
Pasal 2
Jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan termasuk dalam rumpun
kesehatan
Pasal 3
Instansi Pembina jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan adalah
Departemen Kesehatan

Pasal 4
(1) Pranata Laboratorium Kesehatan berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang pelayanan laboratorium kesehatan pada sarana
pelayanan laboratorium kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan
instansi selain Departemen Kesehatan
(2) Pranata Laboratorium Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil
Pasal 5
Tugas pokok Pranata Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan tugas
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi, imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi
(histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler),
biologi, dan fisika
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 6
Unsur dan sub unsur kegiatan Pranata Laboratorium Kesehatan yang dinilai
angka kreditnya, teridiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan mendapat ijazah
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang laboratorium kesehatan
dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) atau
Sertifikat
b. Pelayanan Laboratorium Kesehatan, meliputi :
1. Persiapan kegiatan laboratorium kesehatan
2. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan
3. Pelaksanaan evaluasi dan laporan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan
4. Pelaksanaan pemecahan masalah laboratorium kesehatan
5. Pelaksaan penanganan peralatan dan bahan penunjang laboratorium
kesehatan
6. Pelaksanaan pemantapan kualitas pemeriksaan
7. Pelaksanaan pembinaan teknis kelaboratoriuman
c. Pengembangan Profesi, meliputi :
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang laboratorium kesehatan
2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang laboratorium
kesehatan
3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
laboratorium kesehatan
4. Penemuan teknologi tepat guna di bidang laboratorium kesehatan

d. Penunjang tugas Pranata Laboratorium Kesehatan, meliputi :


1. Pengajar/pelatih di bidang laboratorium kesehatan
2. Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang laboratorium kesehatan
3. Keanggotaan dalam organisasi profesi Pranata Laboratorium Kesehatan
4. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatan
5. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya
6. Perolehan penghargaan/tanda jasa
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT

Pasal 7
(1) Jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan terdiri atas Pranata
Laboratorium Kesehatan tingkat trampil dan Pranata Laboratorium
Kesehatan tingkat ahli
(2) Jenjang jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi adalah :
a. Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat trampil :
1. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana pemula
2. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana
3. Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana Lanjutan
4. Pranata Laboratorium Kesehatan

b. Pranata Laboratorium Kesehatan tingkat ahli :


1. Pranata Laboratorium Kesehatan Pertama
2. Pranata Laboratorium Kesehatan Muda
3. Pranata Laboratorium Kesehatan Madya
V. SIKAP DAN KEPRIBADIAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH
PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN

1. Teliti dan cekatan


2. Jujur, dapat dipercaya
3. Rasa tanggungjawab yang tinggi
4. Mampu berkomunikasi dengan efektif
5. Disiplin
6. Berjiwa melayani
AHLI MADYA ILMU KESEHATAN BIDANG
TEKNOLOGI LABORATORIUM
KESEHATAN

PROFESI

PROFESIONALISME

ORGANISASI PROFESI
Kaum profesional biasanya menjadi anggota
KODE ETIK
AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
INDONESIA

MUKADIMAH
Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (PATELKI) sebagai
organisasi profesi merupakan wadah bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan.
Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan memerlukan kode etik profesi yang
mengatur tatacara dan etika kerja dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan
profesinya.
Kode Etik Profesi ini sebagai landasan moral profesi yang harus diamalkan dan
dilaksanakan oleh seluruh anggota persatuan tenaga ahli teknologi laboratorium
kesehatan.
BAB I
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

1. Harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan profesi,


menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya
2. Berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai
dengan perkembangan Iptek
3. Senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar
prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku, dan kode etik
profesi
4. Harus menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

1. Memperlakukan teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku


sebagaimana dia sendiri ingin diperlkukan
2. Berkewajiban menjunjung tinggi kesetiakawanan pada teman seprofesi
dalam melaksanakan profesinya
3. Harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati
dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN / PEMAKAI JASA

1. Harus bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam


memberikan pelayananan kepada pasien / pemakai jasa secara profesional
2. Harus menjaga kerahasiaan inofrmasi dan hasil pemeriksaan pasien /
pemakai jasa serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak
3. Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih
ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1. Memiliki tanggung jawa untuk menyumbangkan kemampuan


profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan
kepentingan masyarakat
2. Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta
norma-norma yang berkembang pada masyarakat
3. Harus dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan
upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
PENUTUP
▪ Setiap anggota, baik sebagai unsur pelayanan maupun
sebagai unsur penelitian harus berusaha dengan
sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan tugas
sesuai kode etik.
▪ Kode etik ini mengikat bagi setiap anggota dalam
menjalankan tugas profesinya.
▪ Apabila terdapat praduga seseorang anggota telah
melakukan pelanggaran kode etik maka penyelesaiannya
melalui MAJELIS KODE ETIK.

Anda mungkin juga menyukai