Ketahanan keluarga merupakan kondisi dinamis suatu
keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan secara fisik, psikis, mental dan spiritual guna hidup mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya sehingga tercipta keluarga yang harmonis sejahtera lahir dan batin. Komponen Ketahanan Keluarga Pertama, ketahanan psikologis, yakni kemampuan keluarga untuk mengelola emosinya sehingga menghasilkan konsep diri yang positif, dan kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas perkembangan keluarga. Kemampuan mengelola emosi dan konsep diri yang baik menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah keluarga yang bersifat non fisik. Kedua, ketahanan Ekonomi, yakni terkait dengan kemampuan ekonomi keluarga. Ketahanan ekonomi adalah kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi dari luar sistem keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, papan (perumahan), pendidikan dan Kesehatan. Komponen Ketahanan Keluarga Ketiga, ketahanan sosial, yakni kemampuan keluarga untuk membangun interaksi sosial sebagai bagian dari anggota masyarakat. Ketahanan sosial mencakup kemampuan untuk memelihara ikatan dan komitmen, komunikasi efektif, penerimaan peran, penetapan tujuan serta dorongan untuk maju yang akan menjadi kekuatan, serta memiliki hubungan sosial yang positif. Keempat, ketahanan spiritual, merupakan kekuatan keluarga dalam menerapkan nilai agama, dan menjadikan agama sebagai benteng, tumpuan dan sandaran dalam menghadapi berbagai persoalan. Ketahanan spiritual mencakup pemahaman nilai-nilai agama yang mendasar, kemampuan untuk mengarahkan diri sesuai dengan nilai yang dipahami, dan meyakini bahwa semua peristiwa yang terjadi tidak lepas dari kehendak dan kekuasaan yang Maha Kuasa. Bagaimana membangun ketahanan keluarga? firman Allah dalam QS At-Tahrim (66) ayat 6 اد اَّلٞ ظ ِش َدٞ وا قُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َوَأ ۡهلِي ُكمۡ نَ ٗارا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ۡٱل ِح َجا َرةُ َعلَ ۡيهَا َم ٰلَِٓئ َكةٌ ِغاَل َ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ ْ ُين َءا َمن ون َما ي ُۡؤ َمرُون َ ُُون ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َرهُمۡ َويَ ۡف َعل َ يَ ۡعص Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Cara membangun ketahanan keluarga 1. Membangun ketahanan psikologis dibutuhkan kesadaran diri untuk meningkatkan kematangan kepribadian. memelihara, mengembangkan, dan menguatkan konsep diri, sikap, dan perilaku positif. Menyadari bahwa kesulitan yang dihadapi saat ini dirasakan setiap anggota keluarga. Siap beradaptasi dengan berbagai perubahan ketika pandemi Covid-19 terjadi. Mensyukuri sekecil apapun nikmat yang diterima 2. Membangun ketahanan ekonomi Membangun ketahanan pangan di tingkat keluarga menjadi tugas pertama. Penghematan harus dilakukan. Pengelolaan keuangan perlu lebih hati-hati, dengan memprioritaskan kebutuhan pokok terlebih dahulu. Beberapa hal sederhana juga bisa dilakukan, seperti menanam tanaman hortikultura di sekitar rumah. Menanam sayuran, buah-buahan atau ubi-ubian yang bisa dipanen dalam waktu singkat di sekitar rumah, perlu digerakkan 3. Membangun ketahanan sosial. membangun jiwa gotong royong, saling membantu dan saling menguatkan dalam menghadapi situasi genting pandemi covid-19. Bila seseorang memiliki kepedulian kepada masyarakat di sekitarnya, maka saat ia mengahapi kesulitan orang lainpun akan ringan memberikan bantuan dan dukungan. Membantu orang lain tidak menunggu berlebih, namun menunda kebutuhan sekunder untuk berbagi akan memberikan kehidupan yang lebih bermakna. 4.Membangun Ketahanan Spiritual menganjurkan semua ada di rumah dapat diambil sebagai kesempatan untuk sholat berjamaah dan ibadah bersama keluarga sepanjang waktu. Anggota keluarga dapat diarahkan untuk memahami nilai dan ajaran dasar agama. Selain itu juga perlu mengarahkan segala sikap dan perilaku agar sesuai dengan syariat agama. Faktor utama yang menyebabkan lemahnya ketahanan keluarga muslim adalah kurangnya pemahaman Islam yang diterapkan dalam keluarga. Terima kasih