Anda di halaman 1dari 131

Pelatihan Pemberian Makan

Bayi dan Anak

Adaptasi Sistem Daring


1. Konsep PMBA
Tujuan Pembelajaran Umum
• Mampu memahami konsep PMBA.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
• Mampu menjelaskan pentingnya PMBA.
• Mampu menjelaskan situasi umum yang mempengaruhi PMBA
Pentingnya PMBA

• 1000 HPK: Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan sejak awal kehamilan
sampai ulang tahun ke 2 (dua) anak merupakan masa kritis yang
menentukan kesehatan, kesuksesan, dan kesejahteraan anak di masa
datang.
• Stunting: anak dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Stunting
terjadi akibat kekurangan gizi berulang dalam waktu yang lama, pada saat
janin hingga anak berusia 2 (dua) tahun.
Stunting pada anak dapat berakibat fatal bagi kemampuan belajar di sekolah,
dan bagi produktivitas mereka di masa dewasa
Pentingnya PMBA • Ibu menyusui: ibu yang memberikan ASI kepada bayinya,
baik secara langsung dari payudara maupun menggunakan
ASI perah untuk bayinya.
• Bayi: dari lahir sampai usia 1 tahun.
• Anak (dalam konteks PMBA) dari usia 12 bulan sampai
usia 2 tahun.
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu
dimulai segera setelah lahir yang dilakukan dengan cara
kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu yang
berlangsung selama minimal 1 (satu) jam.
• Pemberian ASI ekslusif: Hanya memberikan ASI saja
kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan.
Definisi ASI Eksklusif

Bayi tidak
Definisi Bayi harus Bayi boleh menerima boleh
menerima
menerima
Pemberian ASI (termasuk ASI Obat tetes, sirup(vitamin, air putih,
ASI Eksklusif perah atau dari mineral, obat atau Oralit) yang minuman atau
ibu susu ) diresepkan oleh petugas makanan lain
kesehatan
• Makanan Pendamping ASI (MP ASI): makanan
yang dimasak dari bahan lokal yang tersedia
(dari dapur, kebun atau pasar) yang tepat
digunakan sebagai makanan pendamping ASI.
MPASI dimulai usia 6 bulan saat ASI menjadi
tidak lagi mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi.
Pentingnya • Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP
PMBA ASI): proses berawal ketika ASI saja tidak lagi
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,
oleh karena itu cairan dan makanan lain
diperlukan bersamaan dengan pemberian ASI.
Pemberian MP ASI diberikan mulai usia 6
sampai 24 bulan.
Faktor-faktor Yang
Menjadikan Ibu Hamil
Dan Ibu Menyusui
Berstatus Gizi Baik Dan
Sehat
Faktor-faktor
Yang
Menjadikan
Anak Berstatus
Gizi Baik Dan
Sehat
Beberapa Situasi Umum Yang Mempengaruhi
PMBA
• Pemberian Kolostrum
• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi Prematur dan pengasuhan Ibu
Kanguru
• Bayi sakit di bawah 6 Bulan dan Bayi sakit di atas 6 bulan
• Kehamilan Baru (hamil saat masih menyusui balita)
• Bayi Menangis
• Ibu yang sakit dan Ibu yang kurus atau kurang gizi atau ibu stres
Beberapa Situasi Umum Yang Mempengaruhi
PMBA
• Makan selama kehamilan
• Makan selama menyusui
• BAB Sembarangan
• Kebersihan Diri Ibu Selama Hamil dan Menyusui
• PMBA dalam konteks bencana
2. Pemberian ASI

Tujuan Pembelajaran Umum:


• Mampu menjelaskan praktik pemberian ASI yang direkomendasikan.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
• Mampu menjelaskan cara menyusui yang baik.
• Mampu menjelaskan praktik menyusui yang direkomendasikan.
• Mampu menjelaskan cara menangani kesulitan-kesulitan pemberian
ASI.
Cara Menyusui Yang Baik

Anatomi payudara, cara


produksi ASI, dan
pengeluarannya
Cara Menyusui Yang Baik

Posisi dan pelekatan yang baik


Empat ciri posisi menyusui yang baik:
• Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
• Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting
• Badan bayi dekat ke tubuh ibu
• Ibu menggendong/mendekap badan bayi secara utuh
Posisi Menyusui
Cara Menyusui Yang Baik
Empat tanda pelekatan yang baik:
• Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar,
• Dagu bayi menyentuh payudara,
• Bagian areola di atas lebih banyak terlihat dibanding di bawah mulut bayi, dan
• Bibir bawah bayi memutar keluar (dower).
Latihan Mengenali Posisi dan
Pelekatan
Memerah ASI Dengan Tangan Dan
Memberikan ASI Perah Dengan Cangkir

Kadang ibu perlu memerah ASI untuk bayinya:


• Bayi terlalu lemah atau terlalu kecil untuk menghisap dengan aktif.
• Bayi memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya untuk belajar menghisap; misalnya karena
puting terbenam.
• Memberi makan bayi dengan berat badan rendah yang tidak dapat menyusu (periksa Kartu
Konseling 8).
• Memberi makan bayi sakit.
• Untuk menutupi kebutuhan ASI ketika ibu atau bayi sakit.
• Melonggarkan saluran ASI yang tersumbat atau pembengkakan payudara.
• Ibu harus berpisah dengan bayinya selama beberapa jam.
Simpan ASI perah dalam wadah yang bersih dan ditutup serta
diberi label tanggal ASI diperah.

ASI perah dapat disimpan selama 4 jam di suhu ruang 27°C -


32°C.
Penyimpanan
ASI Perah ASI perah dapat disimpan selama 6 sampai 8 jam bila kondisi
ASI perah sangat bersih dan disimpan dii tempat yang sejuk
bersuhu lebih rendah dari suhu ruang (kurang dari 25°C).

ASI perah bisa disimpan di kulkas dengan suhu 4°C selama 48


jam (2 hari) sampai dengan 72 jam (3 hari).
Penyimpanan ASI Perah
• Bila ASI yang baru diperah tidak akan digunakan dalam 72 jam (3 hari), ASI perah
didinginkan lebih dulu di rak kulkas (bisa dijadikan dalam 1 wadah untuk masa perah 24
jam) sebelum dibekukan. Simpan ASI perah sebanyak 15-60 ml per wadah untuk
menghindari ASI perah terbuang karena tidak habis diminum oleh bayi.
• ASI perah yang dibekukan di dalam freezer dengan suhu –15°C dapat disimpan selama 2
minggu.
• ASI perah yang dibekukan di dalam freezer dengan suhu –18°C dapat disimpan selama 3
bulan dan selama 6 bulan dengan suhu - 20°C.
• ASI perah beku yang sudah dicairkan selama 24 jam, tidak boleh diletakkan di suhu ruang
selama lebih dari 2 jam.
Bagi Bayi
Risiko Tidak Bagi Ibu
Memberikan
ASI
Bagi Keluarga

Bagi Masyarakat / Bangsa


IMD: (1) Segera lakukan kontak kulit antara ibu dan bayi
segera setelah lahir (KK 2)

Praktik-praktik IMD: (2) Biarkan bayi mencari puting dan menyusu


sampai puas minimal satu jam pertama kelahiran (KK 2)
Pemberian ASI
Yang ASI Eksklusif (tidak ada makanan atau minuman lain)
Direkomendasika sejak usia 0 sampai 6 bulan (KK 3 dan KK 4)
n
Sering menyusui bayi, siang dan malam (KK 5)

Menyusui ketika bayi meminta disusui (KK 5)


• Biarkan bayi menyelesaikan dan
melepaskan sendiri satu payudara sebelum
Praktik-praktik ia berganti ke payudara yang lain (KK 5)
• Posisi dan pelekatan yang baik (KK 6, KK 7,
Pemberian ASI KK 8)
• Teruskan pemberian ASI sampai anak
Yang berusia 2 tahun atau lebih (KK 12, KK 13,

Direkomendasikan KK 14, KK 15)


• Terus memberikan ASI ketika bayi atau ibu
sakit (KK 17)
• Ibu perlu makan dan minum untuk
menghilangkan rasa lapar dan haus (KK 1)
• Hindari pemberian ASI/susu dengan botol
(KK 11, KK 12, KK 13, KK 14, KK 15, KK 16)
Rekomendasi Jadwal Kunjungan Konseling
PMBA
• Kontak 1 dan 2 (Selama Kehamilan)
• Kontak 3: Persalinan
• Kontak 4: Dalam 24 Jam
• Kontak 5: Dalam minggu pertama setelah melahirkan (7 hari)
• Kontak 6: Dalam 2 minggu pertama
• Kontak 7:1 bulan
• Sesi imunisasi
• Promosi Pemantauan Pertumbuhan
Rekomendasi Jadwal Kunjungan Konseling
PMBA
• Kontak 7; 6 minggu
• Sesi Keluarga Berencana
• Promosi Pemantauan Pertumbuhan
• Klinik Anak Sakit
• Tindak lanjut masyarakat
Rekomendasi Jadwal Kunjungan Konseling
PMBA
• Dari 5 sampai 6 bulan
• Pemantauan Pertumbuhan
• Faskes untuk merujuk Anak Sakit
• Pemantauan oleh masyarakat
Kesulitan-kesulitan Pemberian ASI
• Payudara bengkak, puting lecet, mastitis, dan ASI tidak cukup

• Sebutkan gejala, pencegahan, dan penanganannya


Payudara Bengkak

Gejala Pencegahan Yang perlu dilakukan


Terjadi pada kedua payudara Letakkan bayi kontak kulit dengan ibu Perbaiki pelekatan
Membengkak Mulai berikan ASI dalam satu jam Berikan ASI lebih sering
Lunak pertama kelahiran Usap payudara dengan lembut untuk
Hangat Pelekatan yang baik merangsang aliran ASI
Agak kemerahan Sering-sering memberikan ASI bila Tekan di sekitar areola untuk mengurangi
Sakit diminta (sesering dan selama yang pembengkakan dan untuk membantu
Kulit mengkilat, kencang dan puting susu diinginkan anak) siang dan malam: 8 bayi mengisap
rata dan sulit diisap anak sampai 12 kali sehari semalam Tawarkan kedua payudara
Bisa terjadi pada hari ke 3 sampai ke 5 Perah susu untuk mengurangi tekanan
setelah melahirkan (bila produksi susu sampai bayi bisa mengisap
meningkat drastis dan anak belum bisa Kompres dengan air hangat untuk
menyusu) membantu aliran ASI sebelum diperah
Kompres dengan air dingin untuk
mengurangi bengkak setelah diperah
Puting Lecet

Gejala Pencegahan Yang perlu dilakukan


Payudara/puting terasa sakit Pelekatan yang baik Jangan berhenti menyusui
Perbaiki pelekatan dengan memastikan
Retak di ujung puting atau di Jangan gunakan botol susu (cara bahwa bayi datang dari bawah payudara
dasarnya menghisap yang berbeda dan didekap erat
Kadang berdarah dengan menghisap puting Mulai menyusui pada sisi yang kurang
Bisa terjadi infeksi sehingga terjadi bingung puting) terasa sakit
Ubah posisi menyusui
Jangan gunakan sabun atau Biarkan bayi melepaskan sendiri
krim pada puting isapannya
Oleskan cairan ASI ke puting
Jangan gunakan sabun atau krim pada
puting
Jangan tunggu sampai payudara penuh
untuk menyusui
Jangan gunakan botol susu
Mastitis

Gejala Pencegahan Yang perlu dilakukan


Payudara membengkak keras Minta bantuan dari keluarga Jangan berhenti menyusui (jika ASI tidak
dikeluarkan, ada risiko terjadinya abses;
Terasa sangat sakit untuk melakukan tugas rumah biarkan bayi menyusu sesering yang ia
Kemerahan di satu tempat tangga yang tidak terkait inginkan)
Umumnya ibu merasa tidak dengan perawatan bayi Kompres dengan air hangat (pakai
enak badan Pastikan pelekatannya baik handuk)
Pegang bayi dalam posisi yang berbeda-
Susui bayi saat ia menginginkan, beda sehingga lidah bayi/dagunya dekat
dan biarkan bayi melepaskan dengan saluran yang tersumbat/mastitis
sendiri isapannya (daerah yang kemerahan). Lidah/dagu
akan memijit payudara dan
Jangan memegang payudara mengeluarkan air susu dari bagian
dengan pegangan “gunting” payudara itu
Hindari memakai pakaian ketat Pasti pelekatannya baik
Untuk saluran yang tersumbat: lakukan
pijitan lembut pada payudara dengan
telapak tangan, menggulungkan jari
ASI Tidak Cukup

Ibu “merasa”
tidak punya
cukup ASI

ASI “tidak • Berat badan bayi tidak bertambah: garis pertumbuhan


untuk bayi usia kurang dari 6 bulan mendatar atau menurun
cukup” yang • Untuk bayi setelah umur 4 sampai 6 minggu: paling kurang
sesungguhnya: 6 kali pipis dan 3-4 kali buang air besar
Relaktasi

Relaktasi adalah melakukan pemberian ASI kembali setelah ibu berhenti, apakah itu masih
baru atau sudah lama.
• Siapa yang dapat melakukan relaktasi?
• Apa yang diperlukan untuk keberhasilan relaktasi?
• Berapa lama relaktasi itu?
Video-Video ASI dan Foto
Posisi-Pelekatan Menyusui
Hari Ke-2
KONSELING PMBA-1
Tujuan Pembelajaran Umum:
• Peserta mampu melakukan konseling PMBA.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
• Mampu menjelaskan konsep konseling
• Mampu menjelaskan peran ayah dalam gizi ibu dan anak
• Mampu melakukan konseling PMBA
Konseling adalah cara bekerjasama dengan orang lain, dimana kita berusaha memahami
perasaan mereka, serta membantu mereka memutuskan apa yang sebaiknya perlu
dilakukan.
Mendengarkan dan mempelajari
Komunikasi non verbal: • Gunakan komunikasi non verbal

• kepala anda sejajar dengan kepala ibu • Ajukan pertanyaan terbuka.


atau pengasuh • Gunakan respon dan isyarat yang menunjukkan
bagaimana mereka tertarik.
• berikan perhatian atau kontak mata
• Mendengarkan keluhan ibu/pengasuh.
• singkirkan penghalang • Ulangi kembali apa yang dikatakan ibu/pengasuh.
• sediakan waktu • Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.
• sentuhan yang wajar
Tahapan Perubahan Perilaku
Untuk mengubah perilaku
Tahapan seseorang tidak cukup hanya
dengan memberikan informasi saja,
Perubahan tetapi harus melalui beberapa
tahapan di atas.
Perilaku
PEMBERIAN MAKANAN IBU HAMIL, IBU
MENYUSUI, DAN MPASI

Tujuan Pembelajaran Umum:


• Peserta mampu melakukan pemberian makan ibu hamil, menyusui dan MP ASI.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


• Peserta mampu menjelaskan pemberian makan ibu hamil, ibu menyusui dan MP ASI
• Peserta mampu melakukan praktik pemberian makan ibu hamil, ibu menyusui dan MP ASI
Pentingnya melanjutkan pemberian ASI
setelah bayi berusia 6 bulan
• Energi
• Dari usia 0 sampai 6 bulan ASI memberikan seluruh kebutuhan energi anak.
• Dari usia 6 sampai 9 bulan ASI terus memberikan dua pertiga kebutuhan energi anak;
sepertiga lagi dari kebutuhan energi itu harus diberikan dari makanan pendamping (MP ASI).
• Dari usia 9 sampai 12 bulan ASI terus memberikan sekitar setengah kebutuhan energi anak;
setengah lagi dari kebutuhan energi itu harus diberikan dari makanan pendamping (MP ASI).
• Dari usia 12 sampai 24 bulan ASI terus memberikan sekitar sepertiga kebutuhan energi anak,
sisanya harus diberikan dari makanan pendamping.
• Di samping memberikan gizi, pemberian ASI akan terus: memberikan perlindungan kepada anak
terhadap berbagai macam penyakit, dan memberikan kedekatan, kenyamanan, dan kontak yang
membantu pertumbuhannya.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian
MP ASI bagi setiap kelompok umur

Hal-hal yang harus kita pertimbangkan waktu berbicara tentang pemberian MPASI:
• U = Usia
• Fre = Frekuensi
• Ju = Jumlah
• Tek = Tekstur(kekentalan /konsistensi)
• Va = Variasi
• Res = Pemberian makan aktif/responsif
• Bersih = Kebersihan
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika
seperti ini? Kebersihan
• Berikan makan kepada bayi dalam mangkuk/piring yang
bersih; jangan gunakan botol karena susah dibersihkan
dan dapat menyebabkan bayi mengalami diare.
• Cuci tangan Anda dengan sabun sebelum menyiapkan
makanan, sebelum makan dan sebelum memberi makan
anak.
• Cuci tangan anak Anda dengan sabun sebelum ia makan.
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika seperti ini?
Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi
(perhari) Setiap kali makan (kekentalan/
konsistensi)

Mulai berikan 2 sampai 3 kali Mulai dengan 2 Bubur kental ASI (bayi disusui sesering yang
makanan tambahan makan ditambah ASI sampai 3 sendok diinginkan)
ketika anak berusia 6 makan. + Makanan
bulan Mulai dengan hewani
pengenalan rasa dan (makanan lokal)
secara perlahan + Makanan
tingkatkan jumlahnya Pokok (bubur,
Makanan lokal lainnya)
+ Kacang (makanan lokal)
+
Buah-buah/sayuran(makanan
lokal)
+
Tabur gizi/Taburia
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika
seperti ini? Usia Frekuensi
(perhari)
Berapa banyak
Setiap kali makan
Tekstur
(kekentalan/
konsistensi)
Variasi

Dari usia 6 2-3 kali 2 sampai 3 Bubur kental ASI (bayi disusui sesering
yang diinginkan)
sampai 9 makan sendok /makanan + Makanan
Bulan ditambah ASI makan penuh keluarga yang hewani
1-2 kali setiap kali dilumatkan (makanan lokal)
+ Makanan
makanan makan Pokok (bubur,
selingan Tingkatkan Makanan lokal lainnya)
secara + Kacang (makanan lokal)
+
perlahan Buah-buah/
sampai ½ sayuran(makanan lokal)
(setengah) +
Tabur gizi/Taburia
mangkuk
berukuran 250
ml
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika seperti ini?

Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi


(perhari) Setiap kali makan (kekentalan/
konsistensi)
Dari usia 9 sampai 3-4 kali makan ½ (Setengah) Makanan ASI (bayi disusui sesering
yang diinginkan)
12 Ditambah ASI sampai ¾ (tiga keluarga yang + Makanan
bulan 1-2 kali perempat) dicincang/ dicacah. hewani
makananselingan mangkuk Makanan dengan (makanan lokal)
berukuran 250 ml potongan kecil + Makanan
Pokok (bubur,
yang dapat Makanan lokal lainnya)
dipegang Makanan + Kacang (makanan lokal)
yang diiris- iris +
Buah-buah/
sayuran(makanan lokal)
+
Tabur gizi/Taburia
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika seperti ini?
Usia Frekuensi Berapa Tekstur Variasi
(perhari) banyak (kekentalan/
Setiap kali konsistensi)
makan
Dari usia12-24 3 sampai 4 kali ¾ (tigaperempat) Makanan ASI (bayi disusui sesering
yang diinginkan)
bulan makan sampai 1 (satu) yang diiris- iris + Makanan
Ditambah ASI mangkuk ukuran makanan keluarga hewani
1sampai 2 kali 250 ml (makanan lokal)
makanan selingan + Makanan
Pokok (bubur,
Makanan lokal lainnya)
+ Kacang (makanan lokal)
+
Buah-buah/
sayuran(makanan lokal)
+
Tabur gizi/Taburia
Usia Frekuensi Berapa banyak Tekstur Variasi
(perhari) Setiap kali (kekentalan/
makan konsistensi)
Tambahkan Sama dengan di Sama dengan Sama dengan
Jika anak 1-2 kali atas- menurut diatas- diatas, dengan
kurang dari 24 makan kelompok menurut penambahan1
bulan tidak ekstra Usia kelompok sampai 2 gelas
Kondisi khusus diberi ASI* 1sampai 2
kali makanan
usia susu per hari
+ 2 sampai 3
selingan bisa kali cairan
diberikan tambahan
terutama
didaerah
dengan udara
panas
Bagaimana
membaca ini?
Bagaimana jika seperti ini?

• Makanan Pokok: biji-bijian, seperti jagung, gandum, beras, sagu dan umbi-umbian
seperti singkong dan kentang
• Makanan kaya zat besi bersumber hewani seperti daging sapi, ayam, hati dan telur;
dan makanan bersumber hewani lainnya seperti ikan, susu dan produk susu lainnya.
Makanan hewani harus dimulai saat anak telah mencapai usia 6 bulan.
• Kacang-kacangan seperti kedelai,kacang hijau,kacang polong, kacang tanah dan biji-
bijian seperti wijenBuah-buah/sayuran (makanan lokal)
• Buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin A seperti mangga, pepaya,
jeruk, daun-daunan hijau, wortel, ubi jalar dan labu; dan buah-buahan dan sayuran
lain seperti pisang, nenas, alpukat, semangka, tomat, terung dan kol.
Aktif Responsif
• Pemberian makan secara aktif/responsif adalah
bersikap perhatian dan responsif terhadap tanda-
tanda yang disampaikan anak bahwa ia siap untuk
makan; berikan dorongan secara aktif kepada anak
Anda untuk makan, tapi jangan paksa dia.
Zat besi
• Cadangan zat besi yang sudah ada sejak bayi lahir secara perlahan terpakai sampai usia 6 bulan.
• Tidak banyak zat besi yang berasal dari ASI (meskipun itu mudah diserap). Setelah berusia 6
bulan, kebutuhan bayi akan zat besi harus dipenuhi oleh makanan yang ia makan.
• Sumber terbaik untuk zat besi adalah makanan hewani, seperti hati, daging dan telur.
• Beberapa makanan vegetarian seperti kacangan juga mengandung zat besi. Sumber- sumber lain
adalah makanan yang diberi zat besi dan suplemen zat besi.
• Tumbuhan seperti buncis, kacang-kacangan dan bayam merupakan sumber zat besi.
• Memakan makanan yang kaya vitamin C secara bersamaan waktu atau sesudah makan akan
meningkatkan serapan zat besi.
• Minum teh dan kopi waktu makan akan mengurangi serapan zat besi.
Vitamin A

• Sumber vitamin A terbaik adalah buah-buahan dan sayuran berwarna


kuning (seperti pepaya, mangga, markisa, jeruk, wortel, labu, ubi jalar
kuning); sayuran hijau, dan jeroan (hati) dari hewan; telur, susu dan
makanan yang terbuat dari susu, seperti mentega; susu bubuk dan
makanan lain yang diperkaya dengan vitamin A.
• Catatan: Perlu dipastikan bahwa anak usia 6 sampai 11 bulan
mendapatkan kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU) dan anak
usia 12 sampai 59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A berwarna
merah (200.000 IU) pada bulan Februari dan Agustus.
Contoh Menu
Dengan 4 Jenis
Kelompok
Makanan Dari
Bahan Mentah
Contoh Menu
Dengan 4 Jenis
Kelompok
Makanan Dari
Makanan
Keluarga
Rekomendasi Pemberian Makanan Ibu Hamil
dan Ibu Menyusui
Bahan Makanan Ibu Ibu Hamil Ibu Hamil Ibu menyusui Ibu menyusui Keterangan
Tidak Hamil & Trimester 1 Trimester 2 & 3 bayi 0-6 bulan bayi 7-12 bulan
tidak menyusui
(WUS)
Nasi atau makanan 5p 5p 6p 6p 6p 1 p = 100 gr atau
pokok ¾ gelas nasi
Protein hewani 3p 4p 4p 4p 4p 1 p = 50 gr atau 1
seperti: ikan, telur, potong sedang
ayam, dan lainnya
Protein nabati 3p 4p 4p 4p 4p 1 p = 50 gr atau 1
seperti: tempe, potong sedang
tahu dan kacang-
kacangan
Sayuran 3p 4p 4p 4p 4p 1 p = 100 gr atau 1
mangkuk sayur
matang tanpa air
Buah 5p 4p 4p 4p 4p 1 p = 100 gr atau 1
potong sedang
Minyak 5p 5p 6p 6p 7p 1 p = 5 gr atau 1
sendok teh
Gula 2p 2p 2p 2p 2p 1 p = 10 gr atau 1
sendok makan
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil dan
Menyusui 2500 kkal
Waktu Menu Makanan Bahan Makanan Berat Ukuran Rumah
Makan (gram) tangga
(URT)
Pagi Nasi goreng  Nasi 150 1 ¼ gelas
+sayuran  Kecap   secukupnya
  25 ¼ gelas
 Wortel
  25 ¼ gelas
   Buncis /sawi 5 1 sdt
   Minyak kelapa 75 1 buah sedang
Tempe bumbu  Timun 50 2 potong sedang
kecap - Tempe 2,5 ½ sdt
  - Minyak kelapa   Secukupnya
  - Kecap 50 1 btr
Telur dadar 2,5 ½ sdt
- Telur ayam
  50 1 buahkecil
Pisang Ambon - Minyak kelapa
Pisang Ambon
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil dan
Menyusui 2500 kkal
Waktu Menu Makanan Bahan Makanan Berat Ukuran Rumah
Makan (gram) tangga
(URT)
10.00 Kolak Pisang Ubi Pisang 25 ½ buah kecil
  Ubi 135 1 buah besar
  Gula Merah 10 1 sdm
Santan Encer 50 ½ gelas kecil
Siang Nasi Nasi 200 1 ½ gelas
Sayur bayam + labu  labu siam 100 1 gelas
siam  bayam 50 ½ gelas
  100 4 potong sedang
 Tempe
Tempe Bumbu Bali 5 1 sdt
   Minyak kelapa 40 1 potong sedang
  - Ayam 55 1 btr
Perkedel Ayam - Telur ayam 5 1 sdt
  - Minyak kelapa    
    50 1 buah kecil
Pisang Ambon Pisang Ambon
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil dan
Menyusui 2500 kkal
Waktu Menu Makanan Bahan Makanan Berat Ukuran Rumah
Makan (gram) tangga
(URT)
16.00 Ubi Goreng Ubi Kuning 135 1 biji sedang
  Tepung terigu 3 ½ sdt
Jeruk Manis Minyak kelapa 5 1 sdt
Jeruk Manis 50 1 buah kecil
Malam Nasi Nasi 150 1 ¼ gelas
Cah kangkung Kangkung 100 1 gelas
  Minyak kelapa 5 1 sdt
Tahu goreng Tahu 110 1 potong besar /2
  Minyak kelapa 5 ptg
Semur telur ayam Telur ayam 55 1 sdt
  Minyak kelapa 5 1 btr
Pisang Ambon Pisang Ambon 50 1 sdt
Susu Susu 200 cc 1 buah kecil
Gula 5 1 gelas
1 sdt
Fortifikasi & Suplementasi

Fortifikasi adalah Suplementasi adalah


penambahan zat gizi mikro pemberian zat gizi mikro
pada bahan makanan pada sasaran tertentu
tertentu yang bertujuan dengan maksud memenuhi
untuk meningkatkan nilai gizi kebutuhan akan zat gizi
bahan makanan tersebut. mikro tersebut.
Lima (5) kunci makanan yang aman

• Jagalah kebersihan (tangan, tempat kerja, peralatan)


• Pisahkan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak
• Gunakan makanan segar dan masak sampai matang (daging, ayam,
telur dan ikan)
• Simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan jenis
makanannya
• Gunakan air bersih yang aman
Video MPASI
Hari ke-3
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
• Mampu menjelaskan cara menimbang berat badan dan mengukur panjang badan/tinggi badan anak.
• Mampu melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan/tinggi badan anak
• Mampu melakukan pengisian KMS dalam buku KIA dengan benar.
• Mampu melakukan penentuan status pertumbuhan pada KMS dalam buku KIA dan tindak lanjutnya.
Menimbang berat badan dan mengukur
panjang badan / tinggi badan anak

Apa yang dipahami selama Alat timbang apa yang ada


ini mengenai penimbangan di lingkungan Posyandu,
Kegiatan apa saja yang
di Posyandu? Mengapa dan bagaimana pendapat
dilakukan di Posyandu?
harus ditimbang setiap mereka tentang alat
bulan? timbang yang benar?
Langkah-langkah Mempersiapkan Dacin
Cara • Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan pakaian
menimbang seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak
lurus.
menggunakan • Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung
bandul geser.
dacin • Catat hasil penimbangn dengan benar di kertas/buku bantu
dalam kg dan ons.
• Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari
sarung/celana/ kotak timbang.
Menimbang anak menggunakan dacin
dengan benar
Persiapan Menimbang Jelaskan pada ibu alasan untuk menimbang anak,
sebagai contoh, untuk memantau pertumbuhan
anak, menilai proses penyembuhan, atau melihat
reaksi anak terhadap perubahan pengasuhan dan
pemberian makanan.
Gunakan pakaian seminimal mungkin. Jelaskan,
hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil
timbangan yang akurat. Penggunaan popok basah,
atau sepatu dan jeans, dapat menambah berat
lebih dari 0,5 kg. Bayi harus ditimbang tanpa
pakaian. Jika terlalu dingin untuk menanggalkan
pakaian, atau anak menolak untuk ditanggalkan
pakaiannya, perlu diberi catatan bahwa anak
ditimbang menggunakan pakaian. Hindari anak
menjadi takut/jengkel.
Menimbang anak menggunakan dacin
dengan benar
Persiapan Alat Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti
penyangga kaki tiga atau pelana rumah atau kosen
pintu atau dahan pohon yang kuat.
Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung
kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus, maka
timbangan perlu ditera atau diganti dengan yang
baru.
Pastikan bandul geser berada pada angka NOL.
Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak
timbang yang kosong pada dacin.
Seimbangkan dacin dengan memberi kantung
plastik berisikan pasir/batu diujung batang dacin,
sampai kedua jarum tegak lurus.
Menimbang anak menggunakan dacin
dengan benar
Pelaksanaan Penimbangan Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
sampai jarum tegak lurus.
Baca berat badan balita dengan melihat angka
diujung bandul geser.
Catat hasil penimbangan dengan benar di
kertas/buku bantu dalam kg dan ons.
Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan
balita dari sarung/celana/kotak timbang.
Cara Mengukur panjang/ tinggi badan anak

• Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk
berdiri. Mengukur panjang dilakukan dengan cara anak telentang. Sedangkan mengukur
tinggi anak berdiri tegak.
• Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang
• Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran dilakukan
dengan berdiri tegak.
• Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya (berdiri) maka
ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan
• Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan diukur panjangnya (telentang) maka
dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.
Persiapan Mengukur Panjang Badan

• Alat yang digunakan untuk mengukur panjang/tinggi badan anak, menggunakan alat ukur
dengan kriteria sebagai berikut :
• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 cm
• Sudah dikalibrasi
• Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI)  
Persiapan Mengukur
Panjang Badan
• Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan
alat ukur panjang badan
• Lepaskan kunci pengait yang berada di samping
papan pengukur
• Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
• Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding
tempat menempelnya kepala dan pastikan meteran
menunjuk angka nol dengan mengatur skrup skala
yang ada di bagian kaki balita
• Geser kembali papan penggeser pada tempatnya
Pelaksanaan • Sebelum diukur, pastikan sepatu anak, kaus kaki, dan hiasan
rambut sudah dilepas. Jika bayi diukur telanjang, alas papan
pengukur dengan menggunakan kain kering pada daerah
Pengukuran kepala untuk menghindari cedera, dan jika ruang tempat
pengukuran dalam keadaan dingin maka selimuti anak agar
Panjang tetap hangat sambil menunggu pengukuran.

Badan Anak • Ibu dapat diminta membantu proses pengukuran dengan


tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak.
• Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan posisi
kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak
lurus (papan yang tidak dapat bergerak)
• Pengukur 2 memastikan bagian puncak kepala anak
menempel pada bagian
• papan yang statis, posisi kepala anak harus sesuai garis
frankfort tegak lurus terhadap papan pengukur
Pelaksanaan Pengukuran Panjang Badan
Anak
• Posisikan Seluruh bagian belakang badan anak menempel secara tepat pada papan
pengukur
• Pengukur 1 menggeser bagian papan yang bergerak. Pastikan posisi telapak kaki
menempel tegak lurus pada papan geser dan jari kaki menghadap ke atas. (dengan cara
menekan bagian lutut anak).
• Bila sulit dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel tegak lurus di
papan geser.
• Pengukur 1 membaca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat.
Mata Pengukur I tegak lurus papan skala saat membaca.
Mengukur
panjang
badan anak
Persiapan Mengukur Tinggi Badan

• Letakkan microtoise di lantai yang datar


dan menempel pada dinding yang rata
• Tarik pita meteran tegak lurus ke atas
sampai angka pada jendela baca
menunjukkan angka nol
• Tempelkan ujung pita meteran pada
dinding dengan menggunakan
lakban/selotip
• Kurang lebih jarak 50 cm dari ujung pita
diberi lakban/selotip agar tidak
bergerak
• Geser kepala microtoise ke atas dan ke
bawah
Pelaksanaan Pengukuran tinggi badan
• Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki, hiasan rambut, dan tutup kepala sudah dilepaskan.
• Pengukur 1 memposisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi
dinding, pandangan anak lurus ke depan. Pastikan posisi kepala sesuai garis Frankfort dan
sudah berada di bawah alat geser microtoise
• Pengukur 1 memastikan 5 bagian tubuh anak menempel di dinding :
• Bagian Belakang Kepala
• Punggung
• Bokong
• Betis
• Tumit
Pelaksanaan Pengukuran tinggi badan
• Pengukur 2 memposisikan kedua lutut anak rapat dan dengan lembut menekan perut anak
• Pengukur 1 memegang dagu dan menarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak dan
membaca angka pada jendela baca, mata pembaca sejajar dengan garis merah pada papan
baca
• Angka yang dibaca dari angka kecil ke arah angka besar
• Catat hasil pengukuran tinggi badan
Untuk anak obese
• Pada anak dengan obesitas, minimal 3 bagian tubuh menempel di dinding yaitu punggung,
bokong dan betis/tumit
Mengukur tinggi badan
Video Antropometri
Mengisi KMS dalam buku KIA dengan
benar
KMS Balita Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang
memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan KMS gangguan
pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat
diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat
sebelum masalahnya lebih berat.
Memilih KMS sesuai jenis kelamin KMS Anak Laki-Laki berwarna biru untuk anak laki-
laki dan KMS Anak Perempuan berwarna merah
muda untuk anak perempuan
KASUS 1
Tanggal BeratBadan Catatan Pemberian ASI
 
• Seorang anak laki-laki bernama Yusuf 26 Juni 2010 3,5 kg Pilek Diberi pisang

Abidin lahir pada tanggal 28 Mei 2010


dengan berat badan 3,1 kg dan panjang 27 Juli 2010 4,6 kg   ASI

badan 48 cm. Orangtua Yusuf bernama


Pak Zainudin dan Ibu Salmah. Mereka 26 September 2010 4,7 kg Batuk Diberi bubur

tinggal di Kebon Kosong, Jakarta Pusat.


27 Oktober 2010 5,5 kg Tidak mau makan -
• Yusuf dibawa pertama kali ke Posyandu
Melati di dekat rumahnya pada tanggal 27 November 2010 6 kg   -
26 Juni 2010. Pada saat itu berat badan
Yusuf diketahui 3,5 kg. Pada bulan-bulan 26 Desember 2010 6,1 kg Diare -

berikutnya, data penimbanganYusuf di


Posyandu adalah sebagai berikut:
KASUS 2
• Seorang anak perempuan bernama
Tanggal Berat Badan Catatan Pemberian ASI

Rahmi Amanda lahir pada tanggal 20 27 Juli 2010 4,1 kg   ASI

Juni 2010 dengan berat badan 3 kg dan


panjang badan 48 cm. Orangtua Rahmi 27 Agustus 2010 4,6 kg   ASI

bernama Pak Paiman dan Ibu Siti.


Mereka tinggal di Metro, Lampung. 26 September 2010 4,7 kg Diare Diberi pisang

• Rahmi dibawa pertama kali ke Posyandu 27 November 4,5 kg Panas -

Anggrek di dekat rumahnya pada


tanggal 27 Juli 2010. Pada saat itu berat 27 Desember 2010 4,6 kg   -

badan Rahmi diketahui 4,1 kg. Pada 26 Januari 2011 4,8 kg   -


bulan-bulan berikutnya, data
penimbangan Rahmi di Posyandu
adalah sebagai berikut:
Instruksi

Lakukan pengisian
KMS dengan benar
Pilih KMS sesuai Tentukan status
dan lengkap sesuai
jenis kelaminnya. pertumbuhannya
data yang
diberikan
• Memberi pujian kepada ibu yang telah membawa Yusuf ke Posyandu
• Memberikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya
yang tertera pada KMS secara sederhana
• Memberikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan di bawah garis
merah (BGM) tanpa menyalahkan ibu.
• Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui kembali tanpa perlu memberi
makanan/minuman lainnya karena hal tersebut dapat membantu Yusuf supaya lekas
sembuh dan naik berat badannya
• Menganjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
• Merujuk Yusuf ke pelayanan kesehatan

Yang dapat dilakukan oleh kader pada saat kunjungan Yusuf dan pengasuhnya ke
Posyandu di bulan September
Yang dapat dilakukan oleh kader pada saat
kunjungan Rahmi dan pengasuhnya ke
Posyandu di bulan September
• Memberi pujian kepada ibu yang telah membawa Rahmi ke Posyandu
• Memberikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada
KMS secara sederhana
• Memberikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik dan diare tanpa
menyalahkan ibu.
• Menganjurkan kepada ibu untuk untuk menyusui kembali karena hal tersebut dapat membantu Rahmi
supaya lekas sembuh dan naik berat badannya
• Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan praktik perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan
pakai sabun supaya bisa mencegah diare
• Menganjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya
• Merujuk Rahmi ke pelayanan kesehatan
RUJUKAN ANAK SAKIT KE
FASILITAS KESEHATAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
• Mampu memahami kapan merujuk anak sakit ke fasilitas
kesehatan.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


• Mampu menjelaskan hubungan sakit dan pemberian makan.
• Mampu menjelaskan praktik pemberian makan bayi dan anak
sakit.
• Mampu menjelaskan tanda-tanda anak sakit perlu dirujuk ke
fasilitas kesehatan.
Hubungan
sakit dan
pemberian
makan
Hubungan sakit dan pemberian makan

Anak yang sakit (diare, ISPA,


Jika anak tidak makan atau tidak
cacar, demam) biasanya tidak
Kekuatan itu datang dari menyusu selama sakit, ia butuh
ingin makan, tapi ia perlu lebih
makanan yang ia makan. lebih banyak waktu untuk
banyak tenaga untuk melawan
sembuh.
penyakitnya.

Oleh sebab itu, sangatlah


penting untuk mendorong anak
Anak akan menderita penyakit Anak butuh lebih banyak waktu
yang sakit untuk terus menyusu
dalam jangka lama dan gizi untuk sembuh, atau kondisi anak
atau minum dan makan selama
buruk yang dapat menyebabkan semakin memburuk; bahkan ia
sakit, dan makan lebih banyak
kecacatan fisik atau intelektual. bisa meninggal.
selama masa penyembuhan
untuk pemulihan.
Praktik pemberian makan bayi dan anak
sakit
Anak sakit kurang dari 6 bulan: Anak sakit di atas 6 bulan:
• Lebih sering memberikan ASI sewaktu bayi sakit • Lebih sering menyusu selama bayi dalam keadaan
termasuk saat diare, untuk membantu bayi melawan sakit seperti diare, untuk membantu bayi melawan
penyakitnya, mengurangi kehilangan berat badan dan penyakit, mengurangi kehilangan berat badan dan
sembuh lebih cepat. sembuh lebih cepat.
• Menyusu juga memberikan kenyamanan pada bayi
yang sakit. Jika bayi menolak untuk disusui maka
• Memberikan lebih banyak makanan dan cairan
berikan motivasi kepada ibu untuk terus menyusui dan yang disukai anak sewaktu sakit (dalam porsi kecil
menawarkan payudara sesering mungkin kepada bayi. dan sering).
• Bila bayi terlalu lemah untuk menyusu, perah ASI dan • Berikan makanan yang mudah dicerna seperti
berikan kepada bayi dengan cangkir atau sendok. Ini bubur dan hindari makanan pedas dan berlemak.
akan membantu ibu untuk mempertahankan pasokan • Susu hewani dan cairan lainnya dapat menambah
ASI dan mencegah masalah pada payudara. diare, kecuali ASI. Hentikan pemberian susu (non-
• Bila ibu sakit, susui terus bayinya. Ibu perlu makanan ASI) atau cairan lainnya, termasuk air putih
ekstra dan dukungan untuk terus menyusui. (kecuali Oralit).
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
Praktik Anak sakit kurang dari 6 Anak sakit lebih dari 6 bulan setelah sembuh:

bulan setelah sembuh: • Meningkatkan pemberian makan sesuai

pemberian
dengan: usia, frekwensi pemberian, jumlah,
tekstur/kekentalan/konsistensi, variasi
• Memberikan ASI sesering makanan, pemberian makanan secara

makan bayi
aktif/responsif, dan selalu menjaga
mungkin, lebih sering kebersihan
dari waktu sehat • Menawarkan lebih banyak makan lebih dari
dan anak sakit • Memberikan ASI perah
biasanya (tambahkan makanan padat setiap
hari)

bila perlu • Memberikan makan dengan prinsip ‘4


bintang’
• Hindari memberikan susu • Memberikan ASI lebih sering selama dua
formula dan memberikan minggu untuk mendapatkan kembali berat
badan yang hilang selama sakit.
minum memakai botol • Melaksanakan perawatan anak sesuai
susu dengan pendekatan Manajemen Terpadu
Bayi Sakit (MTBS)
• Memberikan perhatian
dan kasih saying dengan
memeluknya
Tanda-tanda anak sakit perlu dirujuk ke
fasilitas kesehatan
Segera rujuk bayi dan anak ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala–gejala sebagai berikut:
• Bayi menolak disusui dan terlihat sangat lemah.
• Muntah (tidak ada makanan/cairan yang dapat masuk).
• Diare lebih dari 3 kali mencret dalam sehari selama dua hari atau lebih dan/atau ada darah
dalam kotorannya, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat).
• Kejang (tangan menyentak, mata membelalak).
• Sesak nafas, batuk tidak sembuh dalam 2 hari, demam (Infeksi saluran pernafasan).
• Demam tinggi (≥37,5 derajat Celcius) 
Tanda-tanda
anak sakit perlu
dirujuk ke
fasilitas
kesehatan
Tujuan Pembelajaran Umum:
• Mampu memahami gizi dan kesehatan ibu.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


• Mampu menjelaskan siklus/rantai terjadinya
GIZI DAN kurang gizi pada bayi, anak, remaja,
perempuan dewasa, ibu hamil, dan ibu
KESEHATA menyusui.
• Mampu menjelaskan tindakan/kegiatan
N IBU perbaikan gizi dan kesehatan yang dapat
memutus siklus/rantai kurang gizi.
• Mampu menjelaskan waktu yang
direkomendasikan untuk memberikan jarak
persalinan dan kriteria untuk Lactation
Amenorrhea Method (LAM).
Rantai/siklus terjadinya kurang gizi pada bayi, anak, remaja,
perempuan dewasa, serta ibu hamil dan ibu menyusui

• Apa saja konsekuensi kurang gizi


pada perempuan? Anak
kurang gizi

 
Remaja
Bayi kurang kurang Gizi
gizi

Ibu Hamil dan ibu


menyusui kurang gizi Perempuan
dewasa
kurang gizi
Konsekuensi dari Kurang Gizi Pada Ibu
Ibu KEK sebelum dan selama kehamilan; pendek  Risiko kematian ibu meningkat
 Terkait dengan 50 persen berat badan lahir
rendah (BBLR)
Keterbatasan pertumbuhan janin  Menyebabkan 20 persen stunting pada anak
 Penyebab dasar 12 persen kematian balita
Lahir terlalu kecil  Kompromi/penyesuaian perkembangan mental/
motorik
 Peningkatan obesitas, hipertensi, penyakit
jantung dan diabetes saat dewasa
Tindakan/kegiatan perbaikan gizi dan
kesehatan untuk memutus siklus kurang
gizi
• Bagaimana kita memutus siklus sehingga bayi kurang gizi dapat menjadi anak dengan
gizi baik?
• Bagaimana kita memutus siklus sehingga anak kurang gizi dapat menjadi remaja
dengan gizi baik
• Bagaimana kita memutus siklus sehingga remaja kurang gizi dapat menjadi perempuan
dewasa dengan gizi baik?
• Bagaimana kita memutus siklus sehingga perempuan dewasa kurang gizi dapat menjadi
ibu hamil dan ibu menyusui dengan gizi baik?
• Bagaimana memutus siklus ibu hamil dan ibu menyusui kurang gizi dapat memiliki bayi
sehat?
Rantai/siklus gizi
yang baik Anak
bergizi baik

• Jika seluruh siklus sudah berhasil


diputus
 
Bayi bergizi
Remaja
baik bergizi baik

Ibu Hamil dan ibu


menyusui bergizi baik Perempuan
dewasa
bergizi baik
Akibat kekurangan zat gizi mikro
Zat Gizi Akibat
Seng (zinc) Ketuban pecah dini, partus lama, kelahiran
kurang bulan, bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), kematian ibu dan bayi
Asam folat Anemia pada ibu, pembentukan saluran saraf
tidak sempurna, serta BBLR
B6 dan B12 Anemia pada ibu, gangguan perkembangan
otak bayi, gangguan saraf pada bayi
Waktu yang direkomendasikan untuk memberikan jarak persalinan dan kriteria untuk
Lactation Amenorrhea Method (LAM)
Metode Amenore Laktasi
• Data dari The Nutritional Institute of Central America and Panama menyarankan 6 bulan ASI
eksklusif yang dilanjutkan dengan pemberian ASI setidaknya selama 18 bulan dengan tambahan
makanan, dan setidaknya 6 bulan tidak menyusui atau hamil untuk anak tumbuh optimum.
Dengan demikian jarak persalinan selama 39 bulan.
• LAM (MAL): Menyusui sangat penting untuk kelangsungan hidup seorang anak. Ada banyak
manfaat untuk anak dan ibunya, termasuk untuk KB
• L = Lactation, A = Amenorrhoea, M= Method
• LAM (MAL) akan efektif (>98%) apabila 3 kriteria di bawah ini terpenuhi:
• Amenorhoea (tidak menstruasi)-tidak mens setelah 8 minggu paska melahirkan.
• Menyusui secara eksklusif-tidak lebih dari 4 jam antara waktu menyusui dan hanya satu kali
dalam satu hari tidak lebih dari 6 jam (dalam kurun 24 jam) di antara waktu menyusui.
• Usia bayi kurang dari 6 bulan.
Metode kontrasepsi

Jangka panjang:
• Metode Operasi Wanita (MOW), metode Operasi Pria (MOP).
• Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/spiral, jangka waktu penggunaan bisa sampai 10
tahun.
• Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3 tahun.
Jangka pendek:
• Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3 bulan. Untuk
ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1 bulan, karena akan
mengganggu produksi ASI.
• Pil KB.
• Kondom
Membangun Kepercayaan Diri
Dan Memberikan Dukungan
KONSELIN
G PMBA Peran ayah dalam gizi ibu dan
BAG. 2 anak

Langkah-langkah konseling
PMBA
Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan ibu/pengasuh.

Kenali dan puji apa yang dilakukan oleh ibu/pengasuh dan


Membangun bayi dengan benar.
Berikan bantuan praktis.
Percaya Diri
dan Memberi Berikan sedikit informasi yang relevan.
Dukungan
Gunakan bahasa yang sederhana.

Gunakan kartu konseling yang tepat.

Berikan satu atau dua saran, bukan perintah.


Dampingi istri/ pasangan ke klinik pada saat pemeriksaan
antenatal (ANC), ingatkan dia untuk meminum Tablet
Tambah Darah (TTD)
Berikan/sediakan makanan ekstra untuk
istri/pasangannya selama masa kehamilan dan menyusui.
Peran ayah
dalam gizi Bantu pasangan dengan mengerjakan pekerjaan rumah
tangga yang tidak terkait dengan bayi guna meringankan
ibu dan anak beban kerja pasangan/istrinya.
Buat rencana transportasi yang aman (bilamana
diperlukan) menuju ke fasilitas kesehatan ketika
melahirkan.
Dorong pasangan/istri untuk meletakkan bayi di
dada/payudara ibu segera setelah bayi lahir (IMD).
• Dorong pasangan/istri untuk memberikan ASI kekuningan pertama
(kolostrum) ke bayinya.
• Berbicara dengan ibu (mertua istri mengenai rencana pemberian
makanan, kepercayaan dan kebiasaan yang ada).
• Pastikan bahwa bayi diberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama.

Peran ayah
• Berikan/sediakan berbagai ragam makanan bagi anak usia di atas 6
bulan. Memberi makan anak adalah cara berinteraksi ayah yang paling
sempurna dengan anaknya.

dalam gizi • Bantu dengan pemberian makan aktif dan responsif pada anak usia
lebih dari enam bulan, beberapa kali dalam sehari (lebih sering dan

ibu dan
dalam porsi yang lebih besar ketika anak tumbuh lebih besar).
• Bawa anak ke fasilitas kesehatan ketika anak sakit atau dampingi istri
saat membawa anak sakit ke faskes.

anak • Bawa anak ke fasilitas kesehatan/posyandu untuk penimbangan dan


imunisasi.
• Menyediakan kelambu bagi keluarga bila keluarga tinggal di daerah
endemis malaria dan pastikan bahwa istri/pasangan hamil dan anak
dapat tidur di bawah kelambu tiap malam.
• Mendorong pendidikan anak perempuan.
Peran ayah
dalam gizi
ibu dan
anak
Langkah- • Proses konseling langkah-langkah PMBA meliputi:

langkah • Menilai pemberian makan yang sesuai usia dan kondisi


ibu/pengasuh dan anak: tanya, dengarkan dan amati.
konseling • Menganalisa kesulitan pemberian makan: identifikasi
kesulitannya dan jika ada lebih dari satu, prioritaskan
PMBA kesulitan tersebut.
• Melakukan tindakan dengan mendiskusikan, berikan
sejumlah kecil informasi yang relevan, sepakati pilihan yang
mungkin dilakukan yang dapat dicoba oleh ibu/pengasuh.
Menilai • Ucapkan salam pada ibu/pengasuh
• Lengkapi formulir Penilaian PMBA
pemberian • Siapa nama ibu dan nama anak ibu?

makan yang • Amati kondisi ibu/pengasuh.


• Berapa usia anak ibu?
sesuai usia dan • Apakah anak ibu akhir-akhir ini sakit? Jika sakit, rujuk ibu ke fasilitas
kesehatan.
kondisi • Di daerah dimana ada KMS/Buku KIA, tanyakan pada ibu/pengasuh

ibu/pengasuh apakah bisa melihat KMS/Buku KIA anaknya. Apakah grafik


pertumbuhannya meningkat? Apakah menurun? Apakah sama saja?

dan anak: tanya, Apakah ibunya tahu bagaimana pertumbuhan anaknya?


• Tanyakan pada ibu bagaimana keadaan anaknya, apakah sang anak
dengarkan dan bertambah berat badannya (jangan hanya percaya pada apa yang
ada dalam KMS/Buku KIA)
amati • Di daerah di mana tidak ada KMS/Buku KIA, tanyakan pada
ibu/pengasuh bagaimana menurut mereka pertumbuhan anaknya?
• Tanyakan tentang asupan makanan anak
Menilai pemberian • Tanyakan tentang pemberian ASI:
makan yang sesuai • Berapa kali sehari ibu biasanya menyusui bayinya?
(frekuensi)
usia dan kondisi • Bagaimana pengaruh menyusui itu bagi Ibu?
ibu/pengasuh dan kemungkinan masalah
anak: tanya, • Amati kondisi ibu dan bayi.
dengarkan dan • Amati posisi bayi dan pelekatannya
amati • Tanyakan tentang pemberian MP ASI/makanan tambahan
• Apakah anak mendapat makanan lain? sejenis apa?
• Berapa kali sehari ibu memberikan makan anak ibu?
(Frekuensi)
• Seberapa banyak makanan yang ibu berikan buat anak
ibu? Jumlah
• Seberapa kental makanan yang ibu berikan pada anak
ibu? (kepekatan/kekentalan, dilumatkan,diiris,
dipotong)
• Tanyakan tentang susu lain
Menilai • Apakah anak ibu minum susu lain?
• Berapa kali sehari anak ibu minum susu? (frekuensi)
pemberian • Seberapa banyak? (jumlah)

makan yang • Jika anak diberi ASI, apakah menurut ibu anak masih perlu
susu tambahan?

sesuai usia dan • Tanyakan tentang cairan lain:


• Apakah anak ibu minum cairan lain? (sejenis apa)
kondisi • Berapa kali sehari anak ibu minum cairan lain? (frekuensi)
• Seberapa banyak? (Jumlah)
ibu/pengasuh • Apakah anak ibu menggunakan cangkir? (Jika ibu

dan anak: tanya, mengatakan ―Tidak, lalu tanyakan ―Apa yang


dipakai anak ibu untuk minum?

dengarkan dan • Siapa yang membantu anak untuk makan?


• Apakah ada hal lain yang dihadapi ibu dalam
amati memberi makan anaknya?
Apakah pemberian makan sesuai
dengan usia? Identifikasi kesulitan
dalam pemberian makan (jika ada)

Menganalisa/Berpikir Jika ada lebih dari satu kesulitan,


prioritaskan kesulitan itu

Jawab pertanyaan ibu (jika ada)


Melakukan/Bertindak
• Tergantung dari usia anak dan analisis Anda (di atas), pilih sejumlah kecil INFORMASI YANG RELEVAN
dengan situasi ibu. (Jika tidak ada kesulitan, berikan pujian pada ibu karena telah melakukan pemberian
ASI dan pemberian makanan tambahan yang dianjurkan).
• Berikan pujian pada ibu ketika ibu telah melakukan hal yang benar
• Untuk kesulitan yang ditemui, diskusikan dengan ibu/pengasuh bagaimana mengatasi kesulitan itu
• Berikan pilihan/perilaku yang mungkin dilakukan dan bantu ibu memilih satu yang ibu bisa coba lakukan
untuk mengatasi kesulitan itu.
• Tunjukkan kepada ibu/pengasuh Kartu Konseling yang tepat dan diskusikan.
• Minta ibu untuk mengulangi perilaku baru yang sudah disepakati untuk melihat pemahamannya.
Melakukan/ • Beri tahu ibu bahwa anda akan menindaklanjuti dengannya
Bertindak pada kunjungan minggu berikutnya.
• Beri tahu dimana ibu bisa mendapatkan dukungan tambahan
(misalnya; menghadiri ceramah pendidikan, Kelompok
Dukungan PMBA di masyarakat, pastikan bahwa ibu tahu
(atau ia tahu bagaimana mengaksesnya). Program Pemberian
Makanan Tambahan (jika ada) dalam hal dimana ketersediaan
makanan merupakan kendala dalam pemberian makan anak,
atau program perlindungan sosial untuk anak-anak rentan, jika
ada.
• Beri rujukan bila perlu
• Ucapkan terima kasih pada ibu atas waktunya.
Contoh kasus Seorang ibu:
• Memberikan ASI setiap kali Ahmad (anaknya) yang berusia 7
bulan menangis
• Merasa produksi ASI-nya tidak cukup
• Memberikan Ahmad bubur encer 2 kali sehari (bubur itu
terbuat dari jagung) sebanyak 2 sendok makan, ibu menyuapi
sendiri anaknya
• Tidak memberikan susu lain atau minuman kepada Ahmad, BB
bulan lalu 7 kg, BB sekarang 6,5 kg, kondisi lemah, selalu cuci
tangan pakai sabun
Menilai/Bertanya
• Mengucapkan salam pada ibu dan memperkenalkan diri.
• Memberikan kesempatan pada ibu untuk memperkenalkan diri dan bayi/anaknya.
• Menggunakan keterampilan mendengarkan dan mempelajari dan keterampilan
membangun kepercayaan diri dan memberikan dukungan.
• Menyelesaikan formulir: Penilaian PMBA Pasangan Ibu/Anak.
• Mendengarkan keluhan Tamina, dan mengamati Ahmad dan Tamina.
• Menerima apa yang dilakukan Tamina tanpa menyatakan setuju atau tidak setuju dan
memuji Tamina atas perilaku yang baik.
Menganalisa/Berpikir
Konselor mencatat bahwa:
• Tamina menunggu sampai Ahmad menangis sebelum menyusuinya-sebuah tanda bahwa
anak dalam keadaan yang sangat lapar (terlambat-menunggu sampai anak menangis)
• Tamina cemas ASInya tidak mencukupi
• Tamina tidak memberikan Ahmad MP ASI yang sesuai dengan usianya
Melakukan/Bertindak
• Memuji Tamina yang telah menyusui Ahmad
• Mengkonfirmasi kepada Tamina tentang frekuensi pemberian ASI dan apakah ia menyusui
Ahmad kapan pun ia mau dan selama ia mau, siang dan malam. Apakah Ahmad
melepaskan sendiri isapannya? Apakah Ahmad disusui waktu ia meminta? (Praktik
pemberian ASI sesuai usia yang direkomendasikan)
• Sarankan pada Tamina untuk menyusui Ahmad bila kelihatannya ia ingin menyusui
(sebelum ia menangis)
• Perlihatkan dan diskusikan dengan Tamina KK 5: Pemberian ASI waktu diminta, siang
dan malam, (8 sampai 12 kali sehari) untuk meningkatkan produksi ASI dan perlihatkan
Brosur: Bagaimana Menyusui Bayi Anda.
Melakukan/Bertindak
• Bicarakan dengan Tamina tentang karakteristik pemberian MP ASI
• Berikan pilihan/hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan pemberian MP ASI
yang memadai: F = Frekuensi pemberian ASI, T = Tekstur (kepekatan/kekentalan), dan V =
variasi
• Bantu Tamina untuk memilih satu perilaku baru yang bisa ia coba (misalnya, menyusui lebih
sering siang dan malam, bubur yang kental, menambahkan makanan keluarga selama minggu
ini).
• Bagi dan bicarakan dengan Tamina KK 5: Menyusui saaat diminta, Baik siang maupun malam
(8 – 12 kali) untuk memperbanyak ASI, KK 16 : Variasi Makanan, KK 13: Pemberian MP ASI
dari usia 6 sampai 9 bulan, KK 11: Praktik Kebersihan yang baik dapat mencegah penyakit
dan Brosur:Bagaimana Memberi Makan Bayi usia di atas 6 bulan.
Melakukan/Bertindak
• Minta Tamina untuk mengulang secara lisan perilaku yang disepakati.
• Katakan pada Tamina bahwa seorang Konselor akan menindaklanjuti ini bersamanya
minggu depan.
• Katakan pada Tamina dimana ia bisa mendapatkan dukungan (menghadiri penyuluhan,
Kelompok Pendukung PMBA di masyarakat, Program Pemberian Makanan Tambahan, dan
merujuk pada kader).
• Beri rujukan bila perlu.
• Ucapkan terima kasih pada Tamina atas waktunya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai