Anda di halaman 1dari 30

HP : 08136998 7446

Referensi
1. Fisika, jilid 1, Halliday & Resnick
2. Fisika Universitas, Jilid 1, Sears & Zemansky
3. Fisika Dasar I, Sutrisno (ITB)
4. Physics for Scientists & Engineers, Serway
& Jewett
5. Fisika, Jilid I, Giancoli
6. Fisika Universitas, Schaum’s
7. Fisika, Untuk Sains dan Teknik,Jilid 1,
Tipler.
FISIKA
Merupakan ilmu yang paling dasar dari :
Ilmu pengetahuan
Rekayasa dan teknologi

“Fisika adalah ilmu eksperimental”

Fisikawan mengamati fenomena alam dan berusaha


menemukan pola dan prinsip yang menghubungkan
fenomena-fenomena ini.
FISIKA

Fisika Teknik Fisika Elektro

- Kinematika
- Dinamika
- Gerak Lingkar dan Aplikasi Hukum Newton
- Kerja & Energi
- Momentum Linear dan Tumbukan
Mekanika - Rotasi benda tegar di sekitar sumbu tetap
- Momentum Sudut
- Mekanika Fluida
- Osilasi & Gelombang Mekanik
- Optik
-Termodinamika
Kinematika

Kinematika adalah bagian dari mekanika yang


mempelajari gerak suatu benda tanpa memandang gaya
yang bekerja pada benda tersebut (massa benda
diabaikan).

Jadi jarak yang ditempuh benda selama geraknya hanya


ditentukan oleh kecepatan v dan atau percepatan a.
Gerak yang paling sederhana adalah gerak “partikel” disepanjang garis lurus.

Besaran dasar dalam kinematika adalah :


- panjang (meter)
- waktu (detik)
Dari kedua besaran dasar tersebut diperoleh :

* Kecepatan (m / dt )

* Percepatan 2
(m / dt )
Nilai-nilai ini terbagi atas :

- nilai rata-rata
V , a 
- nilai sesaat
Vt , at 
Posisi dan Perpindahan
• Letak sebuah partikel dalam ruang dinyatakan oleh
vektor posisi r. Vektor posisi ini dapat dituliskan
dalam komponen-komponen nya.

• Bila partikel bergerak, posisinya berubah terus


terhadap waktu. Jadi partikel yang bergerak
memiliki vektor posisi yang merupakan fungsi
waktu, demikian juga komponen-komponennya:
Gambar 1. Posisi vs. waktu

Misalkan pada saat t1 partikel berada di titik 1 dengan vektor posisi r1


= r(t1), dan pada saat t2 benda di titik 2 dengan vektor posisi r2 = r(t2).

Perpindahan partikel dalam selang waktu ini dinyatakan dengan


vektor Δr dari titik 1 ke titik 2. Vektor Δr ini disebut vektor
perpindahan:

Δr = r2 – r1
Selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
perpindahan dari titik 1 ke titik 2 adalah:

Kecepatan rata-rata didefenisikan sebagai:

Kecepatan ini disebut kecepatan rata-rata karena


tidak menggambarkan kecepatan benda yang sesungguhnya,
melainkan hanya kecepatan rata-rata selama selang waktu
tersebut.
Kecepatan rata-rata adalah besaran vektor.
Untuk selang waktu yang sangat
kecil t  0  , maka vektor
perpindahan mendekati garis
singgung lintasan seperti ditunjukkan
dalam gambar 2.
Gambar 2. Tangen garfik posisi vs waktu

Kecepatan rata-rata menjadi kecepatan sesaat di titik 1 dan


arahnya menyinggung kurva lintasan:
Gambar 3. Grafik kecepatan vs. waktu
• Benda yang bergerak dengan kecepatan berubah
disebut mengalami percepatan. Percepatan adalah
ukuran cepat-lambatnya perubahan kecepatan.
• Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan
antara perubahan vektor kecepatan terhadap selang
waktu yang dipakai untuk perubahan tersebut.
Percepatan rata-rata:

Percepatan sesaat di suatu titik, didefenisikan sebagai


limitpercepatan rata-rata untuk selang waktu yang sangat kecil,
yaitu:

Gambar 4. Grafik tangen kecepatan vs. waktu


Hubungan antar posisi, kecepatan dan percepatan

Kita mempunyai dua hubungan yang mendefinisikan bagaimana


posisi, kecepatan, dan percepatan berhubungan satu sama lain:

dr
v
dt d r 2
a 2
dv dt
a
dt
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Maka posisi partikel/benda dengan lintasan horisontal diperoleh sbb:
Persamaan ini juga dapat diperoleh dengan proses
integrasi:
Dari persamaan-persamaan diatas dapat diperoleh
hubungan berikut:

v f  vi  2ax  2a x f  xi 
2 2
Ringkasan Persamaan Kinematika
Bagaimana dengan

gerak partikel dalam arah

“vertikal ??????????

Vt = 0 V0=0
a = -g
a = -g

Tempatkan persamaan dasar dalam peristiwa


ini !!!!!!!!
GERAK JATUH BEBAS
y

vt  v0  at a

-x x

-y

a = -g
} vt  v 0  ( a )t  vt  gt
v0  0
2
x  v0t  at 1
2
2 2
y  v0t  (a)t  y  gt
1
2
1
2
Sehingga didapat formulasi untuk gerak jatuh bebas
sebagai berikut :

v0  0
a  g
vt  gt
2
y 1
2 gt
Bagaimana dengan gerak ke atas ?????????
Gerak ke atas

vt  0
vt  v0  at
a  g
vt  v0  ( g )t  0  v0  gt  v0  gt
2
x  v0t  at1
2
x
y  v0t  12 ( g )t 2  y  v0t  12 gt 2
y
Jadi,peristiwa di atas dapat diformulasikan sebagai berikut :

a  g
a
vt  0
v0  gt
2
y  v0t  1
2 gt
Pada gerak jatuh bebas diperoleh :

Gerak Jatuh Bebas GLBB

g a
9,8 atau 10 bervariasi
y x
vt  vo  gt vt  v0  at
y  v0t  1
2 gt 2 x  v0t  1
at 2
2

vt2  v02  2 gy vt2  v02  2ax


Pada gerak ke atas diperoleh :

Gerak ke atas GLBB


-g a
2
9,8 atau 10 m / dt bervariasi

y x
v0  gt vt  v0  at
2
y  v0t  12 gt 2 x  v0t  12 at
vt2  v02  2 gt vt2  v02  2ax

Anda mungkin juga menyukai