Anda di halaman 1dari 7

Prinsip dan ajaran islam

dalam ilmu ekonomi


1. Novia Ningsih (20640002)
2. Siti Fatihah (20640013)
3. Sintia Tri Rahayu (20640015)
Ilmu ekonomi dalam perspektif islam
Ekonomi dalam pandangan islam merupakan tuntunan kehidupan. Para
cendekiawan menganggap kesejahteraan umat manusia merupakan hasil akhir dari
interaksi Panjang sejumlah factor ekonomi dan factor lain. Kegiatan ekonomi
merupakan anjuran yang memiliki dimensi ibadah. Harta (kekayaan materi) merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan kaum muslimin. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa islam tidak menghendaki umatnya hidup dalam keterbelakangan
ekonomi. Meskipun demikian, islam tidak menghendaki pemeluknya menjadi mesin
ekonomi yang melahirkan budaya materialism (hedonism). Rakus terhadap kekayaan
dan sikap mementingkan materi belaka sangat dicela dan tidak disukai Allah SWT.
Dalam islam, tidak ada satupun ajaran yang menganjurkan umatnya untuk
menjadi pengemis, pemalas dan msikin. Justru islam mengajarkan untuk
bisa membayar zakat, bukan menerima zakat; islam mengajarkan umatnya
untuk memberi, bukan meminta. Oleh karena itu, islam mewajibkan
umatnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja keras
untuk mencapai kesejahteraan ekonomi, mereka juga diperintahkan untuk
memilih mata pencaharian yang sesuai dengan bakat dan kecenderungan.
Penerapan ilmu ekonomi berbasis sunnatullah
dan qadarullah
Ilmu yang benar menurut syariat islam adalah ilmu yang bersumber dari Al-
Qur’an dan as-sunnah serta tanda-tanda kekuasaan Allah SWT didalam
semesta ini. Dalam al-qur’an maupun as-sunnah kita diperintahkan untuk
menuntut ilmu dan dihukumi wajib. Karena sesungguhnya ilmu merupakan
syarat utama diterimanya suatu amalan.
Seluruh aturan islam termasuk aturan ekonomi dibuat oleh Allah,
sunnatullah yang berlaku juga Allah mengatur, dan manusia hanya berusaha
menjalankan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya.
Berikut ini penerapan perekonomian dalam islam, sebagaimana Allah
menjelaskan dalam Al-Qur’an.
1. Diperbolehkannya jual beli dan diharamkannya Riba
2. Diharamkannya mengundi nasib dan judi
3. Keseimbangan hak individu dan social
Ayat dan hadist yang relevan terkait
perekonomian (muamallah)
<ْ ‫اس< بِااْل ِ ْث ِم< َواَ ْنتُم‬ ِ ‫اط ِل< َوتُ ْدلُ ْوا ِبهَٓا اِلَ<ى ْال ُح َّك ِام< لِتَْأ ُكلُ ْوا فَ ِر ْيقً<ا ِّم ْن< اَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال< الن‬ ِ َ‫َواَل تَْأ ُكلُ ْٓو< ا اَ ْم َوالَ ُك ْم< بَ ْينَ ُك ْم< بِ ْالب‬
‫ ࣖ تَ ْعلَ ُم ْو َن‬.

Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil,
dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan
maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan
jalan dosa, padahal kamu mengetahui.
‫ضالً ِّمن َّربِّ ُك ْم‬
ْ َ‫اح َأن َتْبَتغُوا ف‬ ٌ َ‫س َعلَْي ُك ْم ُجن‬ َ ‫لَْي‬
“Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Rabb-mu.” (Q.S. Al-Baqarah/2:
198).
‫َأح َّل اهللُ الَْبْي َع‬
َ ‫َو‬
“Dan Allah menghalalkan jual beli.” (Q.S. Al-Baqarah/2: 275).
ِ ِ َّ
َ ‫ين ِإذَآ َأن َف ُقوا مَلْ يُ ْس ِرفُوا َومَلْ يَ ْقُت ُروا َوَكا َن بَنْي َ ذَل‬
‫ك َق َو ًاما‬ َ ‫َوالذ‬
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Q.S. Al-Furqan/25: 67).

Anda mungkin juga menyukai