Anda di halaman 1dari 19

INSTITUSI

BAITUL MAL

Oleh :
Asep Suryanto
Secara Etimologis

Baitul Mal

Bait Al mal

Rumah Harta Kas Negara

Suatau lembaga yang diadakan dalam


Rumah Harta pemerintahan Islam untuk mengurus
masalah keuangan negara
Baitul mal sebagai sebuah lembaga didirikan pada masa Umar
bin Khattab atas usulan Walid bin Hisyam, ketika telah muncul
kebutuhan-kebutuhan besar dari masyarakat Islam yang telah
menguasai daerah-daerah baru.
Pejabat tinggi pertama yang diangkat oleh Umar bin Khattab
adalah Abdullah bin Arqam;
Abdurrahman bin Ubaydi al Qari dan Mu’ayqib sebagai
pembantu-pembantunya;
Pembendaharaan sederhana didirikan di Madinah dan seluruh
pusat pemerintahan di semua wilayah;
Setiap wilayah memiliki pejabat pemberdaharaan tersendiri dan
mereka bebas dari intervensi dan kontrol gubernur
Kekayaan Baitul Mal sebagian terbesar berasal dari uang pajak tanah
yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dengan penggunaan yang
sangat tergantung pada petunjuk imam atau para wakilnya;
Sumber kas Baitul Mal :
Seperlima (khumus) dari ghanimah;
Pajak hasil tambang;
Pajak harta temuan;
Harta yang tidak ada pemiliknya (kekayaan seorang budak yang
lari, harta yang ditemukan dari permapok yang tertangkap);
Harta dari orang murtad;
Tanah milik atau perkebunan yang mati pemiliknya dan tidak ada
ahli warisnya.
Penggunaannya :
Untuk kepentingan-kepentingan masyarakat Islam secara
keseluruhan;
4/5-nya untuk golongan yang telah ditentukan (Keluarga nabi
Muhammad SAW, anak-anal yatim, fakir miskin, dan para
musafir);
Untuk menggaji tugas-tugas Negara, dan memelihara penjara;
Untuk membuat jalan-jalan umum, persediaan air minum,
dan memperbaiki kerusakan tanag kharaj (tanah rampasan
perang)
Dasar Umum Pengaturan Baitul Mal

1. Harta Negara adalah Harta Allah SWT

َ ‫ين ِفي ِه ۖ فَاله ِذ‬


‫ين آ َمنُوا‬ َ ‫سو ِل ِه َوأ َ ْن ِفقُوا ِم هما َجعَلَ ُك ْم ُم ْست َ ْخلَ ِف‬ ِ ‫ِآمنُوا ِب ه‬
ُ ‫اَّلل َو َر‬
ٌ ‫ِم ْن ُك ْم َوأ َ ْنفَقُوا لَ ُه ْم أ َ ْج ٌر َك ِب‬
‫ير‬
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”. (QS. Al Hadid
(57) : 7)
… ۚ ‫ّللا اله ِذي آتَا ُك ْم‬
ِ َ ‫… َوآتُو ُه ْم ِم ْن َما ِل‬
“…dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu…”. (Q.S. an Nur (24) : 33)
Dasar Umum Pengaturan Baitul Mal

2. Pengaturan harta Negara adalah pengaturan yang matang

‫ار ُزقُو ُه ْم فِي َها‬ َ ‫سفَ َها َء أ َ ْم َوالَ ُك ُم الَتِي َجعَ َل‬
ْ ‫ّللاُ لَ ُك ْم قِيَا ًما َو‬ ُّ ‫َو ََل ت ُ ْؤتُوا ال‬
‫سو ُه ْم َوقُولُوا لَ ُه ْم قَ ْو اًل َم ْع ُروفاا‬
ُ ‫َوا ْك‬
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu)
yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka kata-kata yang baik.”. (QS. An Nisa (4) : 5)
Dasar Umum Pengaturan Baitul Mal

3. Pengarahan Layanan Publik

َ َ َٰ
‫ان بَي َْن ذ ِل َك ق َوا اما‬ َ ‫َواله ِذ‬
َ ‫ين ِإ َذا أَ ْنفَقُوا لَ ْم يُ ْس ِرفُوا َولَ ْم يَ ْقت ُ ُروا َو َك‬
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”.
(QS. Al Furqan (25) : 67)
Dasar Umum Pengaturan Baitul Mal
4. Transaksi Ekonomi yang Bebas Riba

َ ِ‫الربَا ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمن‬


‫ين‬ ‫ي ِم ََ ِ ب‬
َ ‫ِق‬
ِ َ ‫ب‬ ‫ا‬‫م‬َ ‫وا‬‫ر‬ُ َ ‫ذ‬ ‫و‬
َ ‫َّللا‬
َ ‫ه‬ ‫وا‬ُ ‫ق‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬ ‫م‬
َ ‫آ‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫ه‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬َ ُّ ‫ي‬َ ‫يَا أ‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”. (QS. Al Baqarah (2) : 278)

ُ ‫سو ِل ِه ۖ َو ِإ ْن ت ُ ْبت ُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء‬


‫وس‬ ِ َ ََ ‫ب ِم‬
ُ ‫ّللا َو َر‬ ٍ ‫فَ ِإ َْ لَ ْم ت َ ْفعَلُوا فَأْذَنُوا ِب َح ْر‬
ْ ُ ‫ون َو ًَل ت‬
َ ‫ظلَ ُم‬
‫ون‬ ْ َ ‫أ َ ْم َوا ِل ُك ْم ًَل ت‬
َ ‫ظ ِل ُم‬
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al Baqarah (2) : 279)
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
1. Pengaturan Sistem Keuangan melalui Al Qur’an

Al Qur’an sebagai instrument pengaturan keuangan


Sumber pemasukan dan perencanaan pembiayaan
Negara dalam batas-batas petunjuk al Qur’an;
Perencanaan keuangan melalui musyawarah dengan
bersandar pada teks Al Qur’an. (memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan dari para pakar dan
spesialis agar rencana dan anggaran keuangan menjadi
sempurna)
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
Al Qur’an sebagai instrument pengaturan keuangan
Kaidah pemilihan seseorang, yakni atribut mendasar yang
harus melekat pada seseorang yang mengurusi keuangan
Negara, yaitu 1) komitmen menjaga harta Negara, 2)
Banyak ilmu dan pengetahuannya tentang masalah-
masalah keuangan Negara tersebut;
Kaidah pemisahan antara pengawasan dan implementasi;
Membolehkan pelaksanaan proyek publik dengan
menyewa pakar asing
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
Al Qur’an sebagai instrument pengaturan keuangan
Pengaturan sumber pemasukan Negara secara terus menerus, karena
sumber tsb adalah sumber pembiayaan layanan publik,. Di samping itu
mengatur pengelolaan sumber pemasukan dan memerinci aturan-
aturannya agar pendapatannya bisa bertambah;
Mewujudkan pengawasan keuangan Negara :
Supaya pegawai pengatur keuangan Negara (publik) istiqamah pada
jalan yang lurus dalam transaksi keuangan Negara,
Mencegah terjadinya inkonsistensi keuangan Negara.
Mencegah pengerahan harta publik (harta Allah dan harta rakyat)
kepada kesenangan dan kesejahteraan penguasa.
Mencegah mutrafin (bergaya hidup mewah), tabzir (perilaku tidak
tepat guna pada harta publik karena akan menyebabkan terjadinya
pengurasan bagian harta tsb tanpa adanya manfaat, keuntungan
atau pelayanan yang dinikmati oleh rakyat, dan menyebabkan
peningkatan biaya publik tanpa alasan)
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
1. Pengaturan Sistem Keuangan melalui Etika Rasulullah SAW
Rasul adalah contoh yang baik dalam keuangan negara
Tugas keuangan Negara adalah menanggung fakir miskin dalam
masyarakat. Pada masa Rasulullah SAW belum ada harta publik,
sehingga Rasulullah SAW menganjurkan manusia untuk membantu
saudaranya yang miskin;
Siapa yang membuat tradisi baik, maka ia mendapat pahala dan juga
pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun --- dalam
pengurusan keuangan publik penguasa bersikap sederhana dan
diteladani oleh masyarakat; pejabat Negara besikap amanah dalam
segala transaksi keuangan Negara dan rakyatpun mengikutinya
Rasulullah SAW mengatur keuangan Negara dengan bersandar pada
pendapat umat Islam
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
Rasul adalah contoh yang baik dalam keuangan negara
Rasulullah SAW menerapkan prinsip persamaan dalam mengatur
keuangan negara;
Persamaan dalam tanggung jawab kewajiban keuangan publik
Keadilan Rasulullah SAW dalam mengatur keuangan publik
Keadilan dalam menetapkan beban-beban publik, distribusi
layanan publik,dan pelaksanaannya.
Sikap rendah hati dalam administrasi keuangan Negara
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : “Aku tidaklah
memberi atau menghalangi kamu, tetapi aku hanyalah pendistribusi
yang membagi-bagikan sesuai dengan yang diperintahkan
kepadaku”
Kedudukan pemimpin keuangan publik tidak mendudukan dirinya
sebagai pemilik harta publik, tetapi pemilik harta publik itu adalah
rakyat, dan pemimpin hanyalah sebagai pendistribusi sesuai dengan
yang diperintahkan oleh rakyat
Administrasi Sistem Keuangan Baitul Mal
Rasul adalah contoh yang baik dalam keuangan negara
Rasulullah SAW mendorong orang yang amanah untuk
mengatur keuangan negara;
Ketegasan Rasulullah SAW terhadap mereka yang melampaui
batas dalam harta publik
Rasulullah SAW menetapkan bahwa mereka yang
mengelola harta Allah SWT secara tidak benar, mereka
akan dimasukan ke dalam api neraka pada hari kiamat.
Rasulullah SAW mengatur keuangan Negara berdasarkan
prinsip universalitas
Hak dan kewajiban antara muslim dan non muslim

Anda mungkin juga menyukai