PELAYANAN RESEP

PELAYANAN : ?
RESEP : ?
TAHAP TAHAP PELAYANAN RESEP
1) SKRINING RESEP
A. PERSYARATAN ADMINISTRATIF
 NAMA, ALAMAT DAN SIP DOKTER
 TGL PENULISAN RESEP
 TANDA TANGAN/ PARAF DOKTER PENULIS RESEP
 IDENTITAS PASIEN : NAMA, ALAMAT, JENIS KELAMIN, UMUR,
BB
 NAMA OBAT, POTENSI, DOSIS, JUMLAH
 CARA PEMAKAIAN
 INFORMASI LAIN
B. KESESUAIAN FARMASETIK
 BENTUK SEDIAAN
 DOSIS
 POTENSI
 STABILITAS
 INKOMPATIBILITAS
 CARA PEMBERIAN
 LAMA PEMBERIAN
C. PERTIMBANGAN KLINIS
 RIWAYAT ALERGI
 ESO
 INTERAKSI

2. PENYIAPAN OBAT
A. PERACIKAN
B. PEMBERIAN ETIKET
C. PENGEMASAN

3. PENYERAHAN OBAT
A. PEMERIKSAAN AKHIR
B. KIE : CARA PEMAKAIAN, JANGKA WAKTU
PENGGUNAAN, CARA PENYIMPANAN, AKTIVITAS
SERTA MAKANAN/ MINUMAN YANG HARUS
DIHINDARI SELAMA TERAPI
C. MONITORING, TERUTAMA UNTUK PASIEN PENYAKIT
KRONIS SEPERTI TBC, DIABETES, KARDIOVASKULER,
DSB
BILA ADA MASALAH KONSULTASIKAN DENGAN DOKTER
PENULIS RESEP

MASALAH ?
 TULISAN TIDAK JELAS
 OVER DOSIS
 ALERGI
 PENGGANTIAN OBAT
 HARGA
 PENAMBAHAN ATAU PENGURANGAN TERAPI
 INTERAKSI
 DSB

KOMUNIKASI DENGAN SEJAWAT TENAGA KESEHATAN

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN PELAYANAN RESEP

 PELAYANAN OWA
OWA : OBAT WAJIB APOTEK
: OBAT KERAS ( TERTENTU ) YANG DAPAT
DISERAHKAN TANPA RESEP DOKTER OLEH
APOTEKER DI APOTEK.

KRITERIA OBAT YANG DAPAT DISERAHKAN TANPA

RESEP
(PERMENKES NO : 919/MENKES/PER/X/1993)

1. TIDAK DIKONTRAINDIKASIKAN UNTUK PENGGUNAAN

PADA WANITA HAMIL, ANAK DI BAWAH USIA 2 TH DAN
ORANG TUA BDI ATAS 65 TH
2. PENGOBATAN SENDIRI DENGAN OBAT DIMAKSUD TIDAK
MEMBERIKAN RESIKO PADA KELANJUTAN PENYAKIT.
3. PENGGUNAANNYA TIDAK MEMERLUKAN CARA DAN ATAU
ALAT KHUSUS YANG HARUS DILAKUKAN OLEH TENAGA
KESEHATAN
4. PENGGUNAANNYA DIPERLUKAN UNTUK PENYAKIT YANG
PREVALENSINYA TINGGI DI INDONESIA.
5. OBAT DIMAKSUD MEMILIKI RASIO KHASIAT KEAMANAN
YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN.
OWA I
SK MENKES NO 347/MENKES/SK/VII/1990
TANGGAL : 16 JULI 1990

I. ORAL KONTRASEPSI
II. OBAT SALURAN CERNA
A. ANTASIDA + SEDATIF / SPASMODIK
B. ANTI SPASMODIK
C. ANTI SPASMODIK + ANALGETIK
D. ANTI MUAL
E. LAKSAN
III. OBAT MULUT DAN TENGGOROKAN
IV. OBAT SALURAN NAFAS
A. OBAT ASMA
B. SEKRETOLITIK
V. OBAT YANG MEMPENGARUHI SISTEM
NEUROMUSKULER
A. ANALGETIK ANTIPIRETIK
B. ANTIHISTAMIN
VI. ANTI PARASIT
VII. OBAT KULIT TOPIKAL
A. ANTIBIOTIK
B. KORTIKOSTEEROID
C. ANTISEPTIK LOKAL
D. ANTI FUNGI
E. ANESTESI LOKAL
F. ENZIM ANTI RADANG
G. PEMUCAT KULIT
OWA NO. 2
SK MENKES NO. 924/MENKES/PER/X/1993
1. ALBENDAZOLE
2. BACITRACIN ( TOPIKAL )
3. BISMUT SUBNITRAT
4. CARBINOXAMINE
5. CLINDAMISIN ( TOPIKAL )
6. DEXAMETASONE ( TOPIKAL )
7. DEKSPANTHENOL ( TOPIKAL )
8. DIKLOFENAK ( TOPIKAL )
9. DIPONIUM
10. FENOTEROL INHALASI
11. FLUMETASON ( TOPIKAL )
12. HIDROKORTISON ( TOPIKAL )
13. IBUPROFEN
14. ISOKONAZOLE ( TOPIKAL )
15. KETOKONAZOLE ( TOPIKAL )
16. LEVAMIZOLE
17. METILPREDNISOLONE
18. NIKLOSAMIDE
19. NORETISTERON
20. OMEPRAZOLE
21. OKSIKONAZOLE ( TOPIKAL )
22. PIPAZETATE
23. PIRATIASIN
24. PIRENZEPINE
25. PIROKSIKAM
26. POLIMIKSIN ( TOPIKAL )
27. PREDNISOLONE ( TOPIKAL )
28. SCOPOLAMINE
29. SILVERSULFADIAZIN ( TOPIKAL )
30. SUKRALFAT
31. SULFASALAZIN
32. TIOKONAZOLE ( TOPIKAL )
33. UREA ( TOPIKAL )
OWA 3
SK NO. 1176 / MENKES/ SK/ X/ 1999

1. SALURAN PENCERNAAN DAN METABOLISME

- FAMOTIDIN
- RANITIDIN
2. OBAT KULIT
- ASAM AZELEAT
- ASAM FUSIDAT
- MOTRETINIDA
- TRETINOIN
3. ANTI INFEKSI : ANTI TBC
4. SISTEM MUSKULOSKELETAL
- ALLOPURINOL
- DIKLOFENAK NATRIUM
- PIROKSIKAM
5. SISTEM SALURAN PENCERNAAN
- KLEMASTIN
- MEQUITAZIN
- ORSIPRENALIN
- PROMETAZINE
- CETIRIZINE
- SIPROHEPTADINE
6. ORGAN-ORGAN SENSORIK
- GENTAMYCIN TETES DAN SALEP MATA
- KLORAMFENICOL TETES, SALEP MATA DAN TETES TELINGA