Anda di halaman 1dari 75

RSU PKU MUHAMMADIYAH BANJARNEGARA

PNEUMONIA CORONA VIRUS DISEASE (COVID 19)


OUTBREAK

Shanti Kirana
PENDAHULUAN
•Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus baru yang
pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Tiongkok Tengah dan telah menyebar ke kota
domestik serta ke banyak negara.

•Kasus pertama mengenai corona virus ini dilaporkan pada 31 Desember 2019, di
Wuhan, Hubei, Tiongkok.

•Pengetahuan tetang COVID-19 ini masih terbatas dan terus berkembang.

•Sebagai bagian dari coronavirus ternyata sejauh ini pneumonia karena coronavirus ini
tidak lebih mematikan dibandingkan dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome atau (SARS).

Pneumonia Covid 19. PDPI 2020


2
PENDAHULUAN
•Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa dunia harus siap menghadapi
adanya kemungkinan wabah baru COVID-19.

•Data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar
seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.

•Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus,
jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).

•Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru
tersebut Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Pneumonia Covid 19. PDPI 2020


3
Pneumonia 2019-nCoV
• Laporan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
31/12/ • Awalnya per tgl 3 Januari hanya 44 pasien
19

• Outbreak dicurigai terkait dengan suatu pasar di Wuhan


• The Huanan Seafood wholesale di Wuhan di tutup
1/1/20

• Secara epidemiologi outbreak berkaitan dengan paparan satu pasar di Kota Wuhan
 11-  sampel isolat untuk diidentifikasi mikroorganisme penyebab  tipe baru Coronavirus (10/1/20)
12/1/20 • Transmisi hewan ke manusia

• 15 pekerja medis terinfeksi, 1 pasien dalam kondisi kritis,


 22/1/20
• Tim di China mengonfirmasi virus Wuhan dapat transmisi melalui manusia ke manusia

Sumber gambar: https://www.marketwatch.com/story/how-the-mysterious-coronavirus-from-china-has-spread-so-quickly-2020-01-21


4
Kematian terkait Pnemonia COVID-19
• Tingkat kematian 2-3%

• Dari lebih 43.000 kasus, 1000-an pasien meninggal (semuanya di China) dengan lokasi yang
berbeda2, bahkan ada didaerah dengan jarak 2400 km dari Wuhan

• Dari 17 pasien yang meninggal, pada pasien usia tua dan penyakit penyerta, ADANYA
preexisting conditions dan pasien dengan komorbid.

• 13 laki-laki dan 4 perempuan.

• Pasien termuda yang meninggal usia 48 tahun perempuan dengan memiliki riwayat diabetes
dan
stroke.Kemudian usia 53 tahun, 5 pasien usia 60an, 2 pasien usia 70an dan 8 pasien 80an.

• Tercatat 95 pasien dengan kondisi berat.

5
Lokasi kasus terkonfirmasi
infeksi 2019-nCoV

•China • Japan • Vietnam


•Hong Kong • Filipina • Finlandia
•Macau • Malaysia • Uni Emirat Arab
•Taiwan • Nepal • Spanyol
•Australia • Sri Lanka • Belgia
•Cambodia • Singapore • Swedia
Health assurance / Surat keterangan
•Canada •Thailand • Italia
sehat (8 Maret 2020)
•France •The Republic of Korea Finlandia
•Germany • Iran
• Tibet •United States January 28, 2020 source: National Center for Immunization
•India and Respiratory Diseases (NCIRD), Division of Viral 6
7
8
9 9
Apa itu Coronavirus?
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi dari
hewan ke manusia

• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan,


seperti kelelawar, unta, luwak, kucing, dan ular.

• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan Gambaran mikroskopik 2019-nCoV


menginfeksi manusia  kasus MERS dan SARS serta kasus
outbreak saat ini (2019-nCoV)

• Epidemi dua betacoronavirus  SARS dan MERS  10.000


kasus (tingkat kematian 10 % untuk SARS dan 37% untuk
MERS)

• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like


Bats, dan mungkin bermutasi sebelum menginfeksi
manusia
Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png
10
CORONA VIRUS
•virus RNA strain tunggal positif
•berkapsul dan tidak bersegmen
•tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae
•Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan karakteristik genom.
•Terdapat empat genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma
coronavirus.

Karakteristik
•memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, pleimorfik
•diameter sekitar 50-200m.
•genom RNA sangat panjang.
•Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S di permukaan virus.
•Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan
struktur utama untuk penulisan gen.
•Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein
S dengan reseptornya di sel inang)

11
CORONA VIRUS

1. sensitif terhadap panas


2. secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan mengandung klorin, pelarut
lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat,
detergen non-ionik, formalin, oxidizing
agent dan kloroform.
3. KECUALI Klorheksidin tidak efektif dalam
menonaktifkan virus.

12
Patogenesis

Hewan
Host
pembawa/
perantara:
natural host:
Seperti: the
Kelelawar,
civet
musang,
(musang
ular
luwak):
diduga
pada
SARS
Virus masuk ke saluran napas atas  bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas  menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
shedding virus dari saluran napas dan virus dapat  di gastrointestinal
 Respon imun innate dan spesifik
https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
13
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan
mengaktifkan T-helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2)
cytokines (eg, IL4 and IL10)
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU  ditemukan
GCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα
konsentrasi lebih tinggi dibandingkan yang tidak
membutuhkan ICU  cytokine storm
• BADAI sitokin berkaitan dengan derajat
keparahan
14
DEFINISI PNEUMONIA COVID 19

 Pneumonia Coronavirus adalah peradangan pada parenkim


yang disebabkan oleh Coronavirus (COVID19)
 Dalam keadaan berat termasuk ke dalam Severe Acute
Respiratory Infection (SARI) yaitu infeksi saluran napas akut
dengan:
 Riwayat demam atau saat pengukuran suhu tubuh > 38 C
dan batuk, sesak nafas
 Onset dalam waktu 10 - 14 hari terakhir
 Membutuhkan perawatan Rumah Sakit

15
DEFINISI PNEUMONIA
Definisi Pneumonia

Patogen Penyebab Pneumonia

• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP


• Pneumonia dapat menyerang siapa aja:
anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut Salah satunya: Coronavirus
usia
• lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Sumber gambar:
-
-
-
https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-death.jpg
https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-bronkopneumonia/15438
16
GEJALA
1. Gejala infeksi saluran Penunjang
pernapasan: •Rontgen dada memberikan gambaran
 Batuk adanya perubahan di kedua lapangan
 Demam (90%) paru.
 kasusLetih-lemah-lesu 80% •Pemeriksaan mikroskopis sediaan
 Sesak napas (20%), darah umumnya memberikan gambaran
 Distress pernapasan (15%).
hitung sel darah putih yang rendah
(leukopenia dan limfopenia).

2. Riwayat bepergian ke dan atau dari Wuhan/China dalam 14 hari terakhir.


3. Riwayat kontak erat dengan pasien pneumonia COVID-19.
4. Riwayat kontak hewan atau produk hewan, contohnya unggas, kelelawar, ular, dan mamalia
lainnya.
5. Mengunjungi fasilitas kesehatan di negara dimana infeksi 2019-nCoV terkait rumah sakit
telah dilaporkan 17
KRITERIA KASUS KASUS KASUS DALAM
SUSPEK PENGAWASAN
Kriteria
Kasus:
GEJALA:
Demam / Riwayat demam V V
Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan V V
Pneumonia V
FAKTOR RISIKO:
1. Riwayat ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala V V

2. Kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV V


3. Mengunjungi fasilitas kesehatan di negara dimana infeksi 2019-nCoV terkait
rumah sakit telah dilaporkan V

4. Kontak dengan hewan (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di negara


yang diketahui kasus 2019-nCoV bersirkulasi pada hewan atau pada manusia
akibat penularan hewan (zoonosis). V
Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan
Sumber: Ditjen Pencegahn dan pengendalian penyakit, Kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV. Jan.2020.kemenkes
18
Penularan COVID-19
• Tranmisi dari manusia ke manusia:

• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika

menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan

• Kontaminasi feses

19
Penularan
•Transmisi melalui Droplet/percikan sekret saluran nafas
• Transmisi melalui kontak  kontak erat, kontak
lingkungan tercemar
Droplet dapat dihasilkan pada saat tertawa, bicara, batuk bersin
 aerosol infeksius
Bersin memproduksi sampai 40 000 droplet
yang akan evaporasi memproduksi droplet dengan ukuran 0.5-12
um diameter
Batuk  3000 droplets
Bicara 5 menit  3000
TRANSMISI DROPLETS
• Droplet/ percikan: suatu cairan yang berisi partikel dengan diameter >
5um
• Droplets dapat melampaui jarak tertentu (umumnya 1 m) pada
permukaan mukosa yang rentan, karena ukuran nya besar maka tidak
akan bertahan lama di udara 20
Jaffar A Al Tawfiq . J of Infect and Public Health (2013) 6, 319
Transmisi kontak

• Kontak langsung, pathogen ditransmisikan melalui


kontak langsung dengan membrane mukosa atau kulit
• Darah atau cairan tubuh masuk ke badan melalui membrane
mukosa atau kulit yang rusak ( terutama dalam transmisi
virus)
• Transmisi disebabkan kontak langsung dengan sekret yang
berisi pathogen

21
Diagnosis laboratorium: Pengumpulan spesimen
Kultur darah
• kultur darah untuk bakteri, idealnya sebelum terapi antibiotik (jangan menunda terapi antibiotik
dengan menunggu kultur darah)

Sampel spesimen saluran napas


• saluran napas atas (nasofaring dan orofaring)
• saluran napas bawah (sputum, aspirat endotrakeal, atau bilasan broncoalveolar)
• KEDUANYA diambil
• tes nCoV oleh RT-PCR
• mungkin hanya mengambil sampel dari saluran napas bawah jika tersedia segera seperti pasien
dengan ventilator

Serologi
• hanya jika RT-PCR tidak tersedia.

Kasus terkonfirmasi nCoV


• Ulangi pengambilan sampel dari saluran napas atas dan bawah untuk petunjuk klirens dari virus.
Frekuensi: 2-4 hari sampai 2 kali hasil negatif dari kedua sampel serta secara klinis perbaikan setidaknya
24 jam. spesimen di ambil sesering mungkin harian bila diperlukan untuk kepentingan PPI.
22
DIAGNOSIS BANDING

1. Pneumonia bakteri
2. Pneumonia jamur
3. Pneumonia virus yang lain
3. Edema paru kardiogenik (gagal jantung)

23
Orang dalam pemantauan
• Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa
pneumonia riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang
terjangkit,
• DAN TIDAK memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat
kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV;
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit),
• Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular
sudah teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit); 24
Pasien dalam pengawasan (1)
1. Seseorang mengalami:
a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis Perlu
waspada pasien immunocompromised gejala dan tanda tidak jelas.

DAN minimal satu berikut:

a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU

b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi
penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian; ATAU

25
Pasien dalam pengawasan (2)
• Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari
sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:
• a. Riwayat kontak erat kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit); ATAU
• c. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit); ATAU
• d. Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau
ada riwayat demam 26
Kasus probable

Kasus suspek yang diperiksa untuk 2019-
nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan- coronavirus atau
betacoronavirus

Kasus konfirmasi
• Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV
dengan hasil pemeriksaan laboratorium 27
Kasus terkonfirmasi
• Individu dengan hasil tes 2019-nCoV positif
Kasus dengan onset muncul paling awal di berbagai
tempat seperti rumah, sekolah, dan rumah
primer sakit. Onset yang muncul kurang 24 jam dari
onset kasus primer diganggap sebagai kasus
co-primer

Kasus • kontak yang menjadi kasus dengan onset


gejala 24 jam atau lebih setelah onset
sekunder terakhir dari kasus primer dan/atau kasus co-
primer

Kasus yang • kasus dengan riwayat perjalanan dari daerah


yang terdampak dalam 14 hari sebelum onset
didapat penyakit

28
KOMPLIKASI

1. Pneumonia berat
2. Sepsis
3. Syok sepsis
4. Gagal napas
5. Multiorgan Dysfunction Syndrome (MODS)
6. Kematian

29
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)

• Dari ke 41 pasein, secara demografik rata rata usia 49 tahun, tidak ada anak yang
terinfeksi, laki-laki 30 orang dan perempuan 11 orang
• 66% terpapar satu pasar di China Tanda dan gejala yang muncul:
Demam (98%),batuk (76%), myalgia atau fatique (44%),
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan sesak hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU
RR>24 (29%), sesak (55%), diare (3%), sakit kepala
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien (8%)
hipertensi 30
Hasil penunjang (A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-
laki 40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
Pada pemeriksaan 15 setelah onset
penunjang: gejala.
- Leukosit dominan
(B) CT Toraks
normal (45%)
transversal, wanita
- Dominan 53 tahun,
neutropenia opasitas ground-
- D-dimer meningkat glass bilateral dan
area
pada pasien yang subsegmental
berat (ICU) konsolidasi, hari
- Procalsitonin ke-8 setelah onset
gejala.
dominan normal
- Laktat (C) Dan bilateral
dominan ground-glass
meningkat opacity setelah 12
hari onset gejala.
- Dari hasil rongten :
Kedua paru
terinfeksi (98% atau
40 dari 41 orang) 31
Tatalaksana dan outcome
(laporan penelitian 41 pasien
pertama Pneumonia nCoV)

- Komplikasi yang muncul ARDS (29%)


 ICU (85%)

- Syok  7%

- Terapi yang diberikan: antibiotik


(100%), antiviral (93%), penggunaan
kortikosteroid (22%; WHO tidak
merekomendasikan)

- Pemakaian ventilator: 5% (2 kasus)

- Prognosis: Dirawat 17%; Pulang


68%,
Meninggal 15%
32
PENATALAKSANAAN
1. Isolasi pada semua kasus
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Serial foto toraks
4. Terapi oksigen (O2)
5. Antibiotik empiris berdasarkan epidemiologi dan pola kuman setempat
secepat mungkin sampai diagnosis ditegakkan
6. Kortikosteroid tidak dianjurkan
7. Terapi simptomatik
8. Terapi cairan
9. Cegah komplikasi selama perawatan
10. Anti COVID-19 belum ada
11. Vaksin belum ada

33
Triase: Deteksi dan pemisahan pasien SARI curiga infeksi nCoV

Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas

Infeksi saluran napas akut berat (Severe Acute Respiratory Infection-SARI):

Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari terakhir dan perlu
perawatan di RS. Tidak adanya demam tidak mengeksklusi infeksi virus

Sumber gambar: https://www.worldaware.com/resources/blog/health-and-travel-implications-novel-coronavirus-activity


34
35
Alur Pneumonia nCoV
Pasien dengan gejala:
 Demam
 Batuk
 Sesak atau kesulitan bernapas

Foto Toraks: gambaran pneumonia

Bila iya Tanyakan Riwayat Bepergian ke China Bila tidak Perlakukan sebagaimana
Hubungi Posko KLB
dalam 2 minggu terakhir tatalaksana pneumonia
Coronavirus
pada umumnya
Bila iya

Periksa:
 DPL
 Fungsi hepar, fungsi
ginjal
 PCT/CRP

Bila curiga kearah infeksi Coronavirus

Rujuk ke RS Rujukan yang Bila tidak bisa dirujuk


telah ditunjuk oleh Dinkes karena beberapa alasan:
setempat

 Isolasi
 Swab tenggorokan untuk pemeriksaan Coronavirus (Hubungi Lab
Litbangkes)
 Serial foto toraks sesuai indikasi
 Terapi simptomatik
 Terapi cairan
 Ventilator mekanik (bila gagal napas)
 Bila ada disertai infeksi bakteri dapat diberikan antibiotik
36
PENCEGAHAN
1. Menjaga kebersihan tangan dan mencuci tangan 6 langkah sesuai
standar WHO
2. Etika batuk dan bersin
3. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke
fasilitas layanan kesehatan.
4. Hindari bepergian ke daerah outbreak, hindari menyentuh hewan atau
burung serta mengunjungi peternakan atau pasar hewan hidup.
5. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran
napas.

37
38
TAKE HOME MESSAGES

THANK YOU!
Email: sansan_real@yahoo.com
Instagram: @shanti.kirana
RSU PKU MUHAMMADIYAH BANJARNEGARA
TERIMA KASIH

40
41
es, Feb, 2020
Tatalaksana spesifik anti-nCoV

• Belum ada!

• Dilaporkan pemakaian obat anti HIV

• Ada institusi yang memberikan Oseltamivir

• Vaksin belum ada

43
Terapi dan Monitoring
Isolasi • Semua kasus (ringan-berat)

• Hand hygiene, APD lengkap, Kewaspadaan tertusuk benda


Implementasi PPI tajam, pembersihan alat kesehatan dan lingkungan RS,
waspada pencegahan tindakan saluran napas

Serial foto toraks • Untuk melihat perjalanan atau perkembangan penyakit

• Target saturasi SpO2≥90% (tidak hamil) ≥92-95% (hamil)


Suplementasi oksigen • Anak dengan tanda kegawatan target SpO2 ≥94%, jika tidak ≥90%

• Sesuai diagnosis klinis, berdasarkan epidemiologi lokal dan


panduan tatalaksana
Antimikroba empiris • Pemberian antibiotik dalam satu jam dari asesmen awal
untuk
kortikosteroid sistemik tidak pasien dengan sepsis
• Belum terbukti manfaatnya, cenderung harm, kecuali ada indikasi
diberikan rutin untuk tatalaksana lain
pneumonia virus atau ARDS 44
Terapi dan Monitoring
Terapi simptomatik • Demam, batuk

Terapi cairan • Terapi cairan konservatif jika tidak ada bukti syok

Ventilasi Mekanis • Bila gagal napas

• Apabila syok sepsis


Penggunaan vasopressor • norepinefrin, epinefrin, vasopresin, dan dopamin

• Perburukan klinis: gagal napas cepat progresif dan


Observasi sepsis, dan penerapan tatalaksana suportif segera

Pahami kondisi co-morbid pasien • Pemilahan terapi penyakit penyerta.


untuk menyesuaikan tatalaksana
kondisi kritis dan prognosis • Komunikasi dengan pasien dan keluarga: prognosis 45
Vaksin Pneumonia ini, bukan untuk
Coronavirus
• Vaksin Pneumokokus (PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)
• merek dagang Prevnar®
• kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang
Vaksin PCV13 paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia.
• Masa perlindungan sekitar 3 tahun.
• Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2
tahun.
• Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®)
• proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus
Vaksin PPSV23 • Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. usia
65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus
• Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib)
merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama.
Vaksin Hib • Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi
untuk bayi.

BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
46
47
48
PENGOBATAN
Belum ada vaksinasi maupun
pengobatan yang tersedia saat ini
untuk infeksi dari virus 2019-nCoV
Medical Journal Lancet menyatakan
“terdapat percobaan klinis dalam
penggunaan Rononavir dan Lopinavir
untuk kasus 2019-nCoV”
Pemberian 2 tablet Lopinavor dan
Rinoanvir dua kali sehari dengan
nebulizer alpha-interpheron dua kali
sehari dapat diberikan, namun belum
ada hasil uji klinis

S U M B E R D A R I H T T P S : / / W W W . B L O O M B E R G . C O M / N E W S / A R T I C L E S / 2 0 2 0 - 01 - 2 6 / C H - N A M E S - A B B V I E - S - H I V - D R U G S - IN - T R E A T M E N T - P L A N - F O R - N E W - V I R U
S
PENGOBATAN
Pasien dirawat di Rumah Sakit
rujukan

Terapi yang diberikan bersifat suportif dengan


penberian O2, cairan dan elektrolit, nutrisi dan
antibiotik

Pada pasien dengan infeksi yang berat


dan dengan gagal napas perlu dirawat di
ICU untuk mendapat bantuan ventilator
mekanik

S U M B E R D A R I H T T P S : / / W W W . B L O O M B E R G . C O M / N E W S / A R T I C L E S / 2 0 2 0 - 01 - 2 6 / C H - N A M E S - A B B V I E - S - H I V - D R U G S - IN - T R E A T M E N T - P L A N - F O R - N E W - V I R U
S
51
52
Sindro klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
m
Uncomplicate Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
d illness Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90%
udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress
napas berat (co: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum,
penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu
ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau
nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti
echocardigrafi.
Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output
berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati,
trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal
Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan
MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat
dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.
53
kes, Feb, 2020
kes, Feb 2020
DIAGNOSIS INFEKSI 2019 NOVEL CORONAVIRUS

Gejala klinis.
Riwayat berpergian ke daerah terjangkit.
Pemeriksaan laboratorium rutin.
Pemeriksaan foto dada.
Pengambilan spesimen usap hidung dan tenggorok.
Spesimen sebaiknya dikirim dalam 1 x 24 jam, ditujukan ke
Laboratorium Pusat Litbangkes di Jl Percetakan Negara No.
23A, Jakarta Pusat.
Lokasi Pengambilan
Nasopharing

Sumber: Dokumentasi Litbang


Implementasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
• PPI : bagian vital dan terintegrasi dalam managemen klinis pasien dan harus dimulai
dititik pasien masuk ke rumah sakit (IGD)

Standar pencegahan

hand hygiene alat pelindung diri


Pembersihan/perawatan lingkungan
rumah sakit

pencegahan tertusuk jarum


atau benda tajam pencucian dan desinfektan
Sumber gambar: google.com
managemen pembuangan limbah medis peralatan medis 58
Implementasi PPI (2)
Triase - Masker medis untuk pasien suspek
- Ruang isolasi atau area terpisah
- Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
- Ajari etika batuk dan bersin
- Hand hygiene

Pencegahan transmisi - Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
droplet - Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
- Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko epidemiologi sama, dengan
pemisahan spasial
- Gunakan pelindung mata jika menangani pasien dari jarak dekat
- Batasi aktvitas pasien keluar ruangan

Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang terkontaminasi


- Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
- Jika memungkinkan gunakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
- Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan pasien seperti gagang pintu
- Ventilasi ruangan adekuat
- Hand Hygiene
- hindari pemindahan pasien

Penerapan pencegahan seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.


airborne ketika - APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
melalkukan prosedur alat - Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
saluran napas - Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
- Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya

59
Jenis Masker
Masker N95 :
Dapat menfilter 95% 0.3um partiker dan menahan virus. Digunakan
untuk penyakit yang ditukarkan secara airborne

Masker Bedah :
• Ada 3 lapis, paling luar waterproof untuk mencegah percikan/
droplets masuk ke masker; Lapis tengah untuk filtrasi yang
dapat menahan 90% partiker 5 um. Lapisan dalam digunakan
untuk absorbsi yang lembab/basah

Masker Cotton:
• Efisiensi anti virus rendah, tebal, dan pengap

60
Pembersihan dan Disinfeksi
• Coronavirus sensitive terhadap panas dan efektif diinaktifkan
oleh
pelarut lipid seperti : 56℃ selama 30 minutes, ether, 75% alcohol,
chlorine- disinfectant, peroxyaceticacid dan chloroform,
Chlorhexidineis tidak efektif dalam inaktivasi virus
• Penggunaan alcohol 75% dapat digunakan untuk kulit
• Pemanasan 20 menit setelah mendidih untuk peralatan makan dan
pakaian
• Sterilisasi alat yang yang memerlukan perendaman, dipanaskan 100℃
digunakan untuk peralatan kecil, mainan tertentu, botol bayi dll
• Sinar ultraviolet alamiah : sinar matahari
• Udara bersih, pertukaran Ventilasi
• Larutan 5‰ potassium permanganate digunakan untuk disinfeksi peralatan
makan, sayuran, dan buah setelah direndam 1 menit dicuci kemudian dengan
air minum bersihBleach 1-3% bleach dapat digunakan untuk meja kursi lantai
tembok 61
Perbedaan ANTISEPTIK , ANTIBIOTIK, DAN DISINFEKTAN

ANTISEPTIK : senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat


pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan
membran mukosa.[1][2]

ANTIBIOTIK : digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh

DISINFEKTAN : digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati, [2]

Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit


karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.[5]

1. Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Jain M. 2004. Competition Science Vision. India: Pratiyogita Darpan.
4. Havard CMH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th Edition. USA: Barnes & Noble Books.
5. Kansas State Board of Health. 2008. Annual Report of The State Board of Health of The State of Kansas. USA: BiblioBazaar
62
Health Advice (WHO)
Cegah diri sendiri dari penyakit Cegah orang lain tertular/sakit
Tutup mulut dan hidung
Hindari kontak dengan tissue atau Hindari bepergian
langsung siku ketika batuk atau
bersin
jika sakit atau
tanpa bepergian ke
terproteksi Terapka Buang tissue ke tempat tempat outbreak
dengan orang n hand sampah tertutup
sakit saluran hygiene
napas dan hewan Cuci tangan setelah batuk Gunakan masker
peliharaan atau bersin atau kontak
jika sakit
ataupun orang sakit
hewan
liar Ketika berbelanja di Pasar
Makanan yang aman Ketika bekerja di Pasar

Cuci tangan setelah


menyentuh hewan atau
produk hewan Gunakan proteksi tubuh,
Sering cuci tangan,
sarung tangan dan wajah
terutam setelah
Masak matang ketika memegang produk
Hindari menyentuh memegang produk
dan higienis hewan
hewan
Hindari kontak hewan Lepaskan baju pelindung
sakit dan spoil meat setelah bekerja, cuci setiap hari

Hindari kontak stray Desinfektan tempat


animal dan sampah atau Hindari keluarga terpapar kerja, sehari sekali
pakaian kerja
cairan 63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75

Anda mungkin juga menyukai