ACCEPTANCE QUALITY LEVEL = AQL

• MAKSIMUM PROPORSI DEFECT ATAU CACAT YANG

MASIH DAPAT DITERIMA DALAM PROSES PRODUKSI

• AQL DINYATAKAN DALAM PERSEN (%)

• CONTOH

NILAI AQL = 2.5 % DARI UKURAN LOT = 400 UNIT

MAKA MAKSIMUM CACAT YANG DAPAT
DITOLERANSI
DALAM 400 UNIT ADALAH SEBANYAK 10 UNIT
LEVEL PEMERIKSAAN
• LEVEL PEMERIKSAAN KHUSUS ATAU SPECIAL
TERBAGI ATAS 4 KATEGORI YAITU LEVEL S-1 S-2 S-3 S-4
• LEVEL PEMERIKSAAN UMUM ATAU GENERAL
TERBAGI ATAS 3 KATEGORI YAITU LEVEL I II III

PENGGUNAAN LEVEL PEMERIKSAAN

• JIKA TAK ADA KETENTUAN KHUSUS MAKA UMUMNYA
DIGUNAKAN LEVEL PENERIMAAN UMUM II
• LEVEL PENERIMAAN UMUM UNTUK PRODUK NON DESTRUKTIF
• LEVEL PENERIMAAN KHUSUS UNTUK PRODUK YANG
• DESTRUKTIF
UNTUK JUMLAH LOT YANG SAMA MAKA UKURAN SAMPEL
TERKECIL DIPEROLEH SECARA BERURUTAN DARI LEVEL S1,
S2, S3, S4, I, II, III
ARTI SIMBOL UJI
N = BANYAKNYA PRODUK YANG AKAN DIUJI atau LOT SIZE
n = BANYAKNYA PRODUK YANG DIAMATI atau UKURAN SAMPEL PRODUK

Ac = BILANGAN PENERIMAAN atau MAKSIMUM DEFEKTIF YANG DAPAT

DITOLERIR BERADA DALAM SAMPEL (n) AGAR LOT (N) DAPAT DITERIMA
Re = BILANGAN PENOLAKAN atau MINIMUM DEFEKTIF YANG BERADA DALAM

SAMPEL (n) SEHINGGA LOT (N) HARUS DITOLAK

n1 = BANYAKNYA PRODUK YANG DIAMATI PADA SAMPEL PERTAMA
n2 = BANYAKNYA PRODUK YANG DIAMATI PADA SAMPEL KE DUA
Ac1 = BILANGAN PENERIMAAN SAMPEL PERTAMA atau MAKSIMUM DEFEKTIF
PADA SAMPEL PERTAMA YANG MEMBOLEHKAN LOT DITERIMA
Ac2 = BILANGAN PENERIMAAN DUA SAMPEL GABUNGAN atau MAKSIMUM
DEFEKTIF PADA GABUNGAN SAMPEL PERTAMA DAN KE DUA YANG

MEMBOLEHKAN LOT DITERIMA

• SAMPLING TUNGGAL
JIKA KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK LOT
DIDASARKAN
HANYA PADA SATU KALI PENGAMBILAN SAMPEL
• SAMPLING GANDA
JIKA KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK LOT DAPAT
DILAKUKAN PADA PENGAMBILAN SAMPEL PERTAMA
ATAU SAMPEL KEDUA SESUAI MUTU SAMPEL YANG
DIPEROLEH
• SAMPLING MULTIPLE
JIKA KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK LOT DAPAT
DILAKUKAN PADA PENGAMBILAN SAMPEL PERTAMA,
KEDUA
KETIGA DAN SETERUSNYA SESUAI MUTU SAMPEL
DIPEROLEH
• SAMPLING TUNGGAL
• BILA UNIT CACAT LEBIH KECIL DARI Ac MAKA LOT
• DITERIMA
BILA UNIT CACAT LEBIH BESAR DARI Ac MAKA LOT
DITOLAKGANDA
• SAMPLING
• BILA PADA SAMPEL PERTAMA (n1) JUMLAH UNIT CACAT
KURANG DARI Ac1 MAKA LOT DITERIMA
• BILA PADA SAMPEL PERTAMA (n1) JUMLAH UNIT CACAT
LEBIH DARI Ac2 atau Re1 MAKA LOT DITOLAK
• BILA PADA SAMPEL PERTAMA (n1) JUMLAH UNIT CACAT LEBIH
DARI Ac1 TAPI KURANG DARI Ac2 atau Re1 MAKA AMBIL SAMPEL
• KE 2 (n2)
BILA PADA SAMPEL GABUNGAN (n1 + n2) JUMLAH UNIT
CACAT KURANG DARI Ac1+ Ac2 atau Re2 MAKA LOT
• DITERIMA
BILA PADA SAMPEL GABUNGAN (n1 + n2) JUMLAH UNIT
CACAT LEBIH DARI Ac1+ Ac2 atau Re2 MAKA LOT
DITOLAK
• TENTUKAN UKURAN LOT
• TETAPKAN LEVEL PEMERIKSAAN
• GUNAKAN TABEL K
• PILIH LEVEL PEMERIKSAAN S-1, S-2, S-3, I, II, atau III
• DARI TABEL DIPEROLEH SAMPLE SIZE CODE LETTER
• TETAPKAN RENCANA SAMPLING YANG DIGUNAKAN
• PILIH RENCANA SAMPLING TUNGGAL, GANDA, MULTIPLE
• TETAPKAN RENCANA PEMERIKSAAN
• PILIH CARA PEMERIKSAAN NORMAL, DIPERKETAT,
• DIPERLONGGAR
TETAPKAN NILAI AQL
DARI TABEL ACCEPTANCE SAMPLING ATTRIBUTE DIPEROLEH
INFORMASI
 UKURAN SAMPEL atau SAMPLE SIZE = n
 BILANGAN PENERIMAAN = Ac atau c
 BILANGAN PENOLAKAN = Re
Dasar Metode = Military Standar 105 E
Level Pemeriksaan = Spesial - S 3
Jenis Pemeriksaan = Normal
Rencana Sampling = Tunggal
KRITIS MAJOR MINOR
UKURAN AQL 1.5 % AQL 4.0 % AQL 6.5 %
NO UKURAN LOT (PCS)
SAMPEL (PCS)
Ac Re Ac Re Ac Re
01 2 -9 2 0 1 0 1 0 1
02 9 -15 2 0 1 0 1 0 1
03 16 -25 3 0 1 0 1 0 1
04 26 – 50 3 0 1 0 1 0 1
05 51 – 90 5 0 1 0 1 1 2
06 91 – 150 5 0 1 0 1 1 2
07 151 – 200 8 0 1 1 2 1 2
08 201 - 500 8 0 1 1 2 1 2
09 501 - 1200 13 0 1 1 2 2 3
10 1201 – 3200 13 0 1 1 2 2 3
11 3201 – 10.000 20 1 2 2 3 3 4
12 10.001 – 35.000 20 1 2 2 3 3 4
13 35.001 – 150.000 32 1 2 3 4 5 6
14 150.001 – 500.000 32 1 2 3 4 5 6
15  500.001 50 3 4 5 6 7 8