Anda di halaman 1dari 12

MATERI

KEWIRAUSAHAAN
(ENTREPREUNERSHIP)
Oleh :
Danang Bangkit Kr . SE ,MM, Dipl.Cim
MUTIARA KEGIATAN WIRAUSAHA
MENURUT ISLAM
 Motif Berwirausaha dalam Bidang Perdagangan
1) Dagang Buat Cari Untung?
Jika ini yang menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka menghalalkan
berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Adalah sifat tidak baik apabila
orang banyak berbicara dan banyak bohongnya, bila dipercaya selalu khianat,
bila berjanji sering ingkar, punya utang selalu ditunda pembayarannya, bahkan
mengelak untuk membayar, bila punya kekuasaan ia menindas dan
mempersulit orang lain, tidak pernah ia memberi kemudahan dalam hal yang
menjadi wewenangnya. Atau dalam menagih piutang, ia bisa berlaku tidak
manusiawi dan sebagainya. Perilaku demikian sangat ditentang dalam ajaran
Islam, seperti diungkapkan dalam sebuah hadis yang artinya:
Allah mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual, waktu membeli dan
waktu menagih utang.
2) Berdagang adalah Hobi
Konsep berdagang adalah hobi, kebanyakan dianut oleh para pedagang
Cina. Inilah suatu karakter dari orang Cina yang selalu berusaha tampil
baik agar dipercaya orang lain, dan iapun selalu menguji kejujuran orang
lain.

3) Berdagang adalah Ibadah


Bagi orang Muslim, kegiatan berdagang sebenarnya lebih tinggi
derajatnya, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Berdagang adalah sebagian dari hidup kita yang harus ditujukan untuk
beribadah kepada-Nya, dan wadah untuk berbuat baik kepada sesama.
Ada sebuah hadis yang menyatakan:
“Sekali-sekali tidaklah seorang Mukmin akan merasa kenyang (puas)
mengerjakan kebaikan, sampai puncaknya ia memasuki surga” (HR.
Tirmidzi).

Hadispun mengingatkan kepada kita bahwa:


“Sesungguhnya amal itu berdasarkan niat, dan sesungguhnya bagi
setiap manusia pahala menurut apa yang diniatkannya” (Muttafaq’alaih).
Misalnya, seorang pedagang membeli barang ke pabrik atau grosir,
kemudian diangkut ke tempatnya berdagang, niatkan bahwa itu
ibadah kita, agar memberi kemudahan kepada pembeli yang
membutuhkan barang itu. Berdasarkan niat kita di atas, maka para
pembeli tidak perlu pergi jauh-jauh ke kota atau ke pabrik untuk
membeli satu jenis barang. Kemudian kita jual barang itu dengan
harga yang tidak terlalu tinggi, dengan niat dapat membantu
mensejahterakan kehidupan masyarakat.

 Berbuat Baik Dapat Menenangkan Otak dan Menyehatkan Badan


Berwirausaha memberi peluang kepada seseorang untuk banyak
berbuat baik, bukan sebaliknya. Misalnya membantu kemudahan bagi
orang yang berbelanja, kemudahan memperoleh alat pemenuhan
kebutuhan, pelayanan cepat memberi potongan, memuaskan hati
konsumen, dan sebagainya.
Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah buku yang
berjudul “The Healing Brain” (Otak yang menyembuhkan)
yang ditulis oleh Robert Ornstein dan Dokter David
Sobel, yang telah memenangkan American Health Award
(Majalah Tempo, 25 Juni 1988).
Diungkapkannya bahwa fungsi otak yang utama bukan
untuk berfikir, tetapi untuk mengendalikan sistem
kesehatan tubuh. Menurutnya, vitalitas otak dalam
menjaga kesehatan ternyata banyak bergantung pada
frekuensi perbuatan baik. Manusia adalah makhluk sosial,
bergaul, bermuamalah, bekerjasama, tolong menolong,
dan kegiatan komunikasi dengan orang lain adalah sebuah
aspek kerja otak.
 Perintah Kerja Keras
Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha
kerja keras. Menurut Murphy dan Peck, guna mencapai sukses
dalam seseorang, harus dimulai dengan kerja keras. Setelah itu
diikuti dengan mencapai tujuan dengan orang lain, penampilan
yang baik, keyakinan diri, membuat keputusan, pendidikan,
dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi.
Sebagai seorang Muslim, kita dituntut agar tidak hanya
mementingkan atau mengutamakan kerja keras untuk dunia saja
atau akhirat saja, tetapi ditengah-tengah antara keduanya,
maksudnya jangan sampai kita dilalaikan oleh pekerjaan
mencari harta saja, tapi berusahalah dan selalu dekat kepada
Allah SWT. Seperti dinyatakan dalam Al-Quran, yang artinya :
Carilah kebahagiaan yang telah disediakan Allah di akhirat
kelak, dan jangan kalian melupakan kebahagiaan kalian di dunia
ini (QS. Al-Qashas : 77).
Berusaha dan kerja keras sangat ditekankan oleh
Rasululloh Saw., kita tidak boleh berpangku tangan,
mengharapakan rizki hanya dengan berdoa saja. Berdoa
tanpa usaha tidak ada gunanya. Diriwayatkan bahwa Umar bin
Khatab selesai salat menjumpai sekelompok orang yang
membenamkan dirinya di mesjid, dengan alasan tawakkal dan
berdoa kepada Allah, maka beliau memperingatkan:
Janganlah sekali-kali di antara kalian ada yang duduk-
duduk malas mencari rizki dan membaca doa Ya Allah
limpahkanlah rizki kepadaku, padahal mereka mengetahui
bahwa dari langit tidak akan turun hujan emas dan perak.
Oleh sebab itu, kita harus rajin berusaha di samping tetap
berdoa. Seperti ditekankan oleh Rasululloh Saw.: Apabila
kalian selesai salat subuh, jangan kalian tidur dan malas
mencari rizki. (HR. Thabarani)
 Perdagangan Pekerjaan Mulia dalam Islam
Jika kita tinjau pekerjaan dagang sebagai suatu bagian dari
bisnis, maka pekerjaan dagang ini mendapat tempat terhormat
dalam ajaran agama.
Dalam Al-Quran Allah berfirman, yang artinya:
Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba (QS. Al-Baqarah: 275).
Secara lengkap arti Surat A-Baqarah: 275 sebagai berikut:
Orang-orang yang makan riba, tidak dapat berdiri melainkan
ia berdiri seperti orang yang kemasukan setan. Mereka
mengatakan bahwa jual beli itu sama saja dengan riba.
Barangsiapa yang telah sampai seruan ini kepadanya, dan
berhenti memakan riba, maka baginya apa yang telah
diperolehnya itu, dan urusannya kembali kepada Allah. Dan
barangsiapa yang masih meneruskan praktik riba, maka
mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
 Perilaku Terpuji dalam Perdagangan
Menurut Imam Al-Ghazali ada enam sifat perilaku yang
terpuji dilakukan dalam perdagangan, yaitu:
1. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim
dalam dunia dagang.
2. Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang
miskin, ini adalah amal yang lebih baik daripada sedekah
biasa. Artinya jika anda membeli barang dari seorang
penjual yang keadaannya miskin, maka lebihkanlah
pembayaran dari harga semestinya.
3. Memberi potongan kepada pembeli yang miskin, ini akan
memiliki pahala yang berlipat ganda.
4. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari
waktu yang telah ditentukan.
5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini
sejalan dengan prinsip “Customer is King” dalam ilmu marketing.
6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan,
maka jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk
membayarnya, dan membebaskan mereka dari utang jika
meninggal dunia.

 Manajemen Utang Piutang


Orang yang terlilit utang, kemudian lemah imannya, maka
mereka bisa terjerumus ke perbuatan yang lebih hina, misalnya
bunuh diri. Benarlah Rasululloh yang selalu berdoa:
Ya Allah, saya mohon perlindungan-Mu daripada duka cita dan
kesedihan, saya mohon perlindungan-Mu daripada kelemahan
dan kemalasan, saya mohon perlindungan-Mu daripada
tumpukan utang dan tekanan orang (HR. Abu Daud).
Dilain pihak ada pula orang yang senang menunda
pembayaran utangnya, walaupun sebenarnya ia mampu
melunasi atau mencicil.
Siapa saja orang yang berutang, sedang ia sengaja untuk
tidak membayarnya, maka ia akan bertemu dengan Allah
sebagai pencuri. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
Dosa utang ini tidak akan hapus sebelum dibayar atau
dibayarkan, bahkan orang yang mati syahidpun dosa
utangnya tidak berampun. Akan kuampuni orang yang
mati syahid semua dosanya kecuali utangnya (HR.
Muslim).
Yang memberi pinjaman, niatkan untuk ikut membantu
meringankan beban sesama, ikut mengatasi kesulitan
orang atau meningkatkan kesejahteraan orang lain, bukan
menyengsarakan orang.
 Membina Tenaga Kerja Bawahan
Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan adalah
partner pengusaha. Tidak boleh terjadi pertentangan
kepentingan pengusaha dengan pekerja, sebab mereka
saling membantu dalam menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat banyak. Oleh karena itu,
pengusaha harus memberikan upah yang layak bagi
pekerjanya.

Anda mungkin juga menyukai