Anda di halaman 1dari 46

JOEL.

S
1.Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan terhadap objek pengawasan Lingkungan
Kerja.  

2.Lingkungan kerja adalah merupakan istilah


generik yang mencakup identifikasi dan evaluasi
faktor-faktor lingkungan yang memberikan
dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO)   
1. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
2. Penanganan bahan kimia berbahaya.
3. Pemeriksaan penggunaan pestisida
4. Pemeriksaan Hygine Industri
5. Pemeriksaan limbah industri di tempat
kerja
6. Pemeriksaan alat pelindung diri
1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja psl 2, psl 3
ayt 1, f, g, I, j, k, l, m psl 5, psl 8, psl 9 dan psl. 14

2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.


120 mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor psl 7

3. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang


syarat kesehatan kebersihan serta penerangan dalam tempat
kerja.

4. Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas


Faktor Fisika di Tempat Kerja

5. Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan


Kimia Berbahaya di Tmp Kerja.
6. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 ttg pengawasan
atas peredaran Peyimpanan dan penggunaan Pestisida

7. Permenaker No. 3 Tahun 1986 ttg syarat-syarat K3 di


tempat kerja yg mengelola pestisida

8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984


tentang Pengesahan APD

9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997


ttg NAB Faktor Kimia dll. Udara Lingkungan Kerja

10. Permenaker No. 3 tahun 1985 ttg K3 pemakaian asbes


I. UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB II - RUANG LINGKUP


Pasal 2
Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :
(1) Darat, dalam tanah, di Permukaan air, dalam air, Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg
berkaitan dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ sifat bahan
b. Cara kerja, Sifat pekerjaan, tempat kerja
c. Lingkungan kerja
d. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat
kerja
Syarat-syarat K3

Pasal 3

(1) Arah dan sasaran yang akan


dicapai melalui syarat-syarat K3 
preventif
(2) Pengembangan syarat-syarat K3 di
luar ayat (1)  IPTEK
Pasal 4
(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap
perencanaan s/d pemeliharaan
(2)Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan
produksi teknis
Pasal 5
Wewenang dan kewajiban :
 Direktur
 Peg. Pengawas
 Ahli K3
Pasal 8

(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK


(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men/1982)

Pasal 9 - Pembinaan

(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru


(2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja
(3) Pengurus wajib  pembinaan TK
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
a. Memberi keterangan yang benar (Peg. Pengawas dan ahli
K3)
b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat
K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3
dan APD
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan
peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
II. UU No.3 Tahun 1969 tentang Konvensi ILO No.120
mengenai Higiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor

a. Semua bangunan dan perlengkapannya yang digunakan oleh pekerja/buruh


harus selalu dipelihara agar mudah dioperasikan, tidak kotor, aman pada saat
digunakan dan tidak mengganggu proses produksi yang lain. (ps. 7)
b. Ventilasi udara yang cukup dan sesuai baik yang bersifat alami, buatan atau
gabungan keduanya harus menjamin dan mensuplai udara segar atau udara
yang telah dibersihkan. (ps. 8 )

c. Semua bangunan harus mempunyai sarana penerangan yang cukup dan sesuai
untuk digunakan oleh pekerja/buruh. Selain itu tempat-tempat kerja sedapat
mungkin harus mendapatkan penerangan secara alami. Jarak antara gedung
atau bangunan lainnya harus sedemikian rupa sehingga tidak menganggu
masuknya cahaya ke tempat kerja. (ps. 9 )

d. Semua gedung harus dapat mempertahankan keadaan suhu yang nyaman untuk
para pekerja/buruh. ( ps. 10 )
e. Penyediaan air minum yang cukup atau minuman lain yang sehat
harus ada bagi keperluan pekerja/buruh (ps.12)

f. Penyediaan air adalah dipergunakan untuk cuci tangan, untuk


membersihkan tangan setelah buang air, mencuci tangan
sebelum makan dan mencuci peralatan makan. (ps.13 )

g. Penyediaan fasilitas untuk mengganti, menyimpan dan


mengeringkan pakaian yang tidak dipakai pada waktu bekerja
harus disediakan dan diperlihara dengan baik. Penyediaan locker
dan ruangan untuk pakaian ganti harus sesuai dengan jumlah
pekerja/buruh dan mempunyai nilai sopan santun agar tidak
terjadi pelecehan nilai kesusilaan antar pekerja/buruh wanita
dan pria. (ps.15)

h. Bangunan di bawah tanah atau tidak berjendela tetapi dilakukan


pekerja/buruhan maka harus mempunyai dan memenuhi standar
higine yang baik. ( ps. 16 )
(1) Syarat-syarat Bangunan Perusahaan :
o Terhindar dari bahaya kebakaran dan kecelakaan
o Terhindar dari bahaya keracunan, dan penularan
penyakit
o Memajukan kebersihan dan ketertiban
o Mendapat penerangan yang cukup
o Mendapat suhu dan peredaran udara yang baik
o Terhindar dari gangguan debu, gas, uap dan bau
yang tidak menyenangkan
(2) Syarat halaman:
o Halaman harus bersih, teratur & tidak becek dan cukup luas
untuk kemungkinan perluasan dan jauh dari rumah penduduk
agar penduduk sekitar terhindar dari kebisingan mesin
perusahaan.
o Jalan di halaman tidak boleh berdebu karena debu merupakan
faktor penyebab penyebaran penyakit.
o Untuk keperluan air (Riolering) saluran harus cukup kuat dan
bersih
o Saluran air yang melintasi halaman harus tertutup
o Sampah-sampah & buangan lainnya harus terkumpul pada suatu
tempat yang rapi & tertutup
o Pada waktunya sampah itu harus dibuang ke tempat
pembuangan sampah atau dibakar pada tempat yang aman.
o Tempat pengumpulan sampah tidak boleh menjadi sarang lalat
atau binatang/serangga yang lain. Serangga merupakan vektor
penyebar penyakit terutama lalat, kecoa dll.
(3) Persyaratan Khusus Gedung:
o Gedung harus kuat buatannya dan tidak boleh ada bagian
yg mungkin rubuh
o Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin
karena untuk menghindari terjadinya terpeleset
o Lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada
dalam keadaan terpelihara dan bersih
o Dinding dan loteng serta bagian-bagian lainnya harus
dikapuri minimal sekali dalam 5 tahun
o Dinding yang dicat harus dicuci minimal 1 kali setahun
o Lantai harus dibersihkan sehingga selalu dalam keadaan
bersih
(4) Persyaratan Ruang Udara :

 Setiap tempat kerja harus dibuat & diatur shg tiap orang
yang berkerja mendapat ruang udara (cubic space) yang
minimal 10 m dan ideal adalah 15 m.
 Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah
loteng harus minimal 3 m.
 Ruang udara yang memenuhi syarat adalah ruangan yang
tidak mengganggu sirkulasi udara.
 Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap
pekerja/buruh dapat tempat yang cukup untuk bergerak
secara bebas yaitu minimal 2 m buat seorang
pekerja/buruh.
 Atap tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan perlindungan yg baik kepada
pekerja/buruh dari panas dan hujan.
 Dinding tidak boleh basah atau lembab
(5) Persyaratan Penyediaan Air :
Air yg digunakan utk makan dan minum harus
memenuhi syarat-syarat sbb :
 Air tidak boleh berbau & harus segar
 Air tidak boleh berwarna & berasa
 Air tidak boleh mengandung binatang atau bakteri yg
berbahaya

(6) Persyaratan Kakus :


 Jumlah kakus adalah sebagai berikut :
o Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus
o Untuk 16 – 30 orang buruh = 2 kakus
o Untuk 31 – 45 orang buruh = 3 kakus
o Untuk 46 – 60 orang buruh = 4 kakus
o Untuk 61 – 80 orang buruh = 5 kakus
o Untuk 81 – 100 orang buruh = 6kakus
 Dan selanjutnya untuk tiap 100 orang = 6 kakus
(7) Persyaratan Penyediaan dan
Pemeliharaan Dapur :
 Lantai dapur harus dibersihkan pada waktu-waktu
tertentu, sehingga selalu dalam keadaan bersih
 Lantai tempat kerja hrs terbuat dari bahan yang keras,
tahan air dan bahan kimia yang merusak, datar & tidak
licin
 Alat & bahan harus selalu disusun atau disimpan secara
rapi dan tertib
 Susunan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya tertimpa atau mungkin
menyebabkan buruh terjatuh.
 Buruh/tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan
tertentu dapat diwajibkan memakai pakaian kerja
menurut syarat-syarat yang ditetapkan & disediakan oleh
majikan
 Dapur, kamar makan & alat keperluan makan harus selalu bersih &
rapi
 Dapur & kamar makan serta kakus tidak boleh berhubungan
langsung dengan tempat kerja & letaknya harus dinyatakan jelas
 Alat-alat makan atau masak sesudah dipakai harus dibersihkan
dengan sabun dan air panas & dikeringkan. Alat-alat tersebut harus
dibuat dari bahan-bahan yg mudah dibersihkan
 Tempat duduk harus disesuaikan dengan postur tubuh
pekerja/buruh agar nyaman pada saat bekerja dan tidak
menimbukan sakit pada tulang belakang dan sesuai standart
Ergonomi.
 Kakus-kakus harus selalu bersih terutama lantai dan dinding serta
dibersihkan oleh pegawai tertentu
 Makanan yg disediakan untuk buruh harus menurut menu yg
memenuhi syarat-syarat kesehatan
 Semua pegawai yang mengerjakan dan melayani makanan atau
minuman harus bebas dari salah satu penyakit menular dan selalu
harus menjaga kebersihan badannya.
(8) Persyaratan Penerangan Gedung
 Tempat masuknya cahaya alami seperti: jendela, kaca dan
lobang berkaca harus dapat memasukan cahaya dan seluruhnya
harus 1/6 dari pada luas lantai tempat kerja dan diatur
agar cahaya dapat masuk merata.
 Jika tempat kerja yang tidak tercukupi cahaya matahari atau
untuk pekerja/buruhan yang dilakukan pada malam hari
maka harus diadakan penerangan buatan yang aman dan
cukup intensitasnya dan harus selalu menyediakan alat-alat
penerangan darurat.
 Apabila alat penerangan darurat menyebabkan kenaikan suhu
dalam tempat kerja maka tidak boleh melebihi 320C.
(9) Syarat Sumber Penerangan :
 Menghasilkan kadar penerangan yang tetap dan merata
 Tidak menimbulkan asap atau gas
 Tidak berkedap kedip
 Tidak menyilaukan atau menimbulkan bayangan kontras
(10) Syarat Tempat Kerja yang wajib mempunyai
penerangan darurat :
- Tempat kerja yang digunakan pada malam hari
- Jalan-jalan keluar atau gang

(11) Syarat Penerangan Darurat :


 Mempunyai sumber tenaga terpisah dari instalasi umum
 Ditempatkan pada tempat yang tidak menimbulkan bahaya
 Mempunyai kekuatan paling sedikit 5 Lux .
 Jalan atau gang di beri tanda pengenal dengan cat
luminous , bahan-bahan reflektif atau bahan
fluorescence24
No. Jenis tempat kerja / pekerja/buruhan Kekuatan
Cahaya
Minimum
( lux )
1 Halaman dan jalan lingkungan 20

2 Mengerjakan/menyisihkan barang kasar : gang-gang, gudang 50


penyimpan barang2x besar, tangga
3 Mengerjakan/membedakan barang kecil scr sepintas : Penggilingan 100
padi, pemisahan/pengupasan biji, kamar mesin/uap, tempat
menyimpan barang sedang/kecil, kakus/KM/tempat kencing
4 Membedakan barang-barang kecil agak teliti : pemasangan alat 200
ukuran sedang, pekerjaan mesin bubut, menjahit tekstil/kulit,
pengemasan daging
5 Membedakan barang kecil secara teliti : penenunan manual bahan 300
katun/wol dgn warna cerah, pekerjaan kantor (menulis, membaca,
pengarsipan)
6 Membedakan barang halus dan kontras sedang dalam waktu lama : 500-1000
pemotongan gelas kaca, menjahit tekstil dengan warna tua,
pekerjaan kantor (akuntan, mengetik manual)
7 Membedakan barang halus dan kontras rendah, dalam waktu lama : 1000
reparasi arloji, pengasahan intan, menjahit bahan pakaian warna tua
IV. Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja
Pasal 1
Ay. 3 NAB : Standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga
kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau
40 jam seminggu
Ay.4 Faktor Fisika adalah Iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang
mikro dan sinar ultra ungu
Ay. 10 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran
Pasal 3
Ayat 1 NAB kebisingan : 85 dBA utk 8 jam
Psl 4 :

Ay.1 NAB getaran alat kerja/tidak langsung :


4 m/det2
Psl 7 :

Pengukuran dan penilaian faktor fisika di TK dilaksanakan oleh Pusat & atau balai Hiperkes

atau pihak-pihak yang ditunjuk

Psl 9 : peninjauan NAB faktor fisika di TK dilakukan


sesuai dengan perkembangan IPTEK
V. Kep.Menaker No.KEP.187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja

•Bahan beracun
•Sangat Beracun
BESAR/MENENGAH • Cairan mudah terbakar
• Cairan SM terbakar

NAMA BAHAN/ZAT • Gas Mudah Terbakar

KRITERIA • Bahan mudah meledak


N A K
• Bahan reaktif

• Bahan oksidator
Potensi Bahaya Besar / Menengah
Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang
digunakan MELEBIHI atau LEBIH BESAR
dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya
yang Digunakan SAMA atau LEBIH
KECIL dari Nilai Ambang Kuantitas
(NAK)
 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
 Sistem Kerja Shift min. 5 orang
 Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan
modifikasi instalasi)
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia min. 6
bulan sekali
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 2
tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1
tahun sekali
 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang
 Sistem Kerja Shift min. 3 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Menengah
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas,
proses dan modifikasi instalasi)
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia
min. 1 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 3
tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1
tahun sekali
 Melakukan Identifikasi Bahaya
 Melaksanakan Prosedur Kerja Aman
 Melaksanakan Prosedur Penanggulangan Keadaan
Darurat
 Mengembangkan K3 Bidang Kimia
 Bekerja pada Perusahaan ybs.
 Tidak Dalam Masa Percobaan
 Hubungan Kerja Tidak Didasarkan PKWT
(Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
 Telah Mengikuti Diklat Tehnis K3 Kimia
 Pengajuan Permohonan Tertulis dari Pengusaha
atau Pengurus kpd Menteri atau Pejabat yg
Ditunjuk
 Membantu Mengawasi Pelaksanaan Peraturan Perundangan K3
Kimia
 Memberikan Laporan kpd Menteri atau Pejabat yg Ditunjuk ttg
Hasil Pelaksanaan Tugas
 Merahasiakan Segala Keterangan yg Berkaitan dgn Rahasia
Perusahaan
 Menyusun Program Kerja Pengendalian Bahaya
 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
 Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja Aman dan
Penanggulangan Keadaan Darurat kpd Pengusaha atau Pengurus
VI. PP No. 7/1973 ttg pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan Pestisida

 Permohonan pendaftran dan ijin diatur oleh


Men. Pertanian
 Ijin sementara dan ijin percobaan : 1 thn
 Ijin tetap : 5 thn (dpt dicabut setelah dilakukan
peninjauan karena pengaruh samping yang tidak
diinginkan
 Syarat TK dan pemeriksaan kesehatan
 Pemasangan LDKB
 Pemasangan tanda-tanda peringatan dan APD
 Kadar Pestisida di tempat kerja (Tidak melebihi
NAB)
 Pemasangan Inst pemadam, ventilasi
 Syarat gedung dan fasilitas higiene
 Syarat pengangkutan dan wadah
 Syarat peralatan
 Syarat pembuangan limbah
 Syarat pemusnahan
IX. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997
ttg NAB Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja

• Kemajuan IPTEK memberikan dampak negatif


terhadap keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
dan pencemaran lingkungan
• Mengantisipasi dampak negatif tersebut perlu
dilakukan upaya pengamanan
• Himbauan Menaker kpd pengusaha agar
mengendalikan lingkungan kerja secara teknis agar
kadar bahan kimia di udara tidak melampui NAB
X. Permenaker No. 3 tahun 1985 ttg K3 pemakaian
asbes
Psl 1 Asbes ad serat yang belum terikat oleh semen atau bahan
lain
Psl 2 penggunaanya tidak boleh disemprotkan
Psl 3 Crosidolit dilarang
Psl 4 ay. 1 Kewajiban pengurus :
a. Menyediakan APD
b. Penjelasan kepada TK (bahaya, cara kerja, APD)
c. Melaporkan kepada Menaker : proses,jenis, barang
jadi, lokasi
d. Memasang tanda/rambu di tmp ttt
Psl 5 pengendalian, analisa debu asbes
Psl 8 Kewajiban TK :
1). Memakai APD
2). Melepas & memakai pakaian kerja
3). Melaporkan kpd pengurus : kerusakan alat, APD, alat
ventilasi

Psl 9 Jika > NAB  APD khusus

Psl 12, 13 : alat ventilasi, kantong filternya

Psl 18, 19 : Pemeriksaan kesehatan, dokter pemeriksa


hrs melaporkan
Objek pengawasan Lingkungan Kerja
meliputi :
1. Pengendalian bahaya besar (pestisida, BKB, dll)
2. Hygine Perusahaan dan Sanitasi lingkungan
3. Faktor-faktor bahaya Lingkungan Kerja
Bahaya besar ( Major Hazard ) didefinisikan
sebagai suatu aktivitas industri yang
menghasilkan atau menggunakan bahan
berbahaya dalam jumlah yang berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan luas dan kematian atau
mencederai orang-orang, baik yang ada di dalam
atau di luar pabrik.
Pengendalian bahaya besar menyangkut masalah
pencegahan dan pengurangan akibat kecelakaan
besar yaitu kecelakaan yang dapat membahayakan
orang-orang dan harta benda, tidak saja di
tempat kerja (TK, alat), tetapi juga di lingkungan
sekeliling perusahaan tersebut.
1. Kecelakaan besar yang terjadi karena bencana alam
atau ulah manusia:
 Karena kekuatan alam ( gempa bumi, letusan gunung,
banjir, taufan,dll)
 Karena ulah manusia ( kecelakaan kapal laut, tabrakan
kereta api, jebolnya bendungan air, jatuhnya pesawat
terbang)
2. Kecelakaan besar akibat bahan kimia yang terdiri
dari :
 Kebakaran dan peledakan, dan
 Awan beracun
Adalah SESUATU YANG BERPOTENSI BURUK, YANG
DAPAT MENYEBABKAN :
- CIDERA TERHADAP MANUSIA
- KERUSAKAN ASSET PERUSAHAAN
- PENCEMARAN LINGKUNGAN KERJA
C. Pengendalian Lingkungan

1. HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF

5 APD
Hirarki Pengendalian lingkungan/Resiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Resiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai