Hukum+Dagang+Minggu+Ke 12
Hukum+Dagang+Minggu+Ke 12
Pertemuan Ke-12
SURAT BERHARGA adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya
sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga
berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk
membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang
diberikan SB oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa SB tersebut
telah dialihkan. Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham,
obligasi,sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan
lain atausuatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan
dalampasar modal maupun pasar uang. Surat berharga adalah sepucuk surat
yang bernilaiuang, serta memberikan hak kepada pemegangnya atas apa yang
tercantum didalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan dapat diperdagangkan
TEORI DASAR Causa yuridis sehingga suatu Surat Berharga mempunyai kekuatan
mengikat tersimpul dari 4 teori :
1. Teori Kreasi (Creatietheorie), SB mengikat penerbitnya adl krn tindakan
penerbit menandatangani SB tsb.
2. Teori Kepatutan (Redelijkheidstheorie), Penerbit SB terikat dan hrs membayar
SB kpd siapapun pemegangnya.Tp jika pemegang SB tergolong “tdk pantas”
maka penerbit tdk terikat utk membayarnya
3. Teori Perjanjian (Overeenkomsttheorie), Sebab SB mengikat Penerbitnya krn
penerbit telah membuat suatu perjanjian dg pihak pemegang SB tsb yakni
perjanjian membayarnya.
4. Teori Penunjukan (Vertoningstheorie), Sebab SB mengikat Penerbitnya krn
pihak pemegang SB menunjukkan SB tsb kpd penerbit utk mendapatkan
pembayarannya.
Surat Berharga yang diatur dalam KUHD
1. Surat Wesel
2. Surat Cek
3. Surat Sanggup
4. Promes atas unjuk
Diluar KUHD
- Belum ada waktu lahirnya KUHD / th 1848
ex obligasi
- Peraturan tsb tidak tertulis
b. BW
Wali Amanat
Wali amanat sendiri menurut Pasal 1 ayat 17 Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah pihak
yang mewakili kepentingan pemegang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) sesuai dengan yang diperjanjikan. Dari kepentingan tersebut,
menurut pasal 15 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN), makawali amanat memiliki tugas antara
lain:
a. Melakukan perikatan dengan pihak lain untuk kepentingan pemegang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN);
b. Mengawasi aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk
kepentingan pemegang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN); dan
c. Mewakili kepentingan lain pemegang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN), terkait dengan perikatan dalam rangka penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN).