Anda di halaman 1dari 46

INTI ATOM DAN

RADIOAKTIVITAS
TEORI
ATOM
Pengertian

Kata atom berasal dari bahasa Yunani “Atomos” yang berarti tidak
dapat dibagi-bagi. Semua material di dunia ini memiliki bagian yang
kecil-kecil, sehingga jika bagian tersebut dibagi lagi, maka terdapatlah
bagian paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi, hal itulah yang disebut
dengan atom. Atom adalah penyusun materi terkecil dari segala materi
yang ada.
Teori Atom
1. John Dalton
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan
hukum susunan tetap (hukum prouts).
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik
dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
2. JJ. Thomson

Menurut Thomson, atom terdiri


dari suatu bulatan bermuatan positif
dengan rapat muatan yang merata. Di
dalam muatan positif ini tersebar
elektron dengan muatan negatif yang
besarnya sama dengan muatan positif.
Secara garis besar teori atom thomson
adalah “Atom merupakan bola pejal
yang bermuatan positif dan didalamya
tersebar muatan negatif elektron.”    
3. Rutherford
Rutherford mengemukan
sebuah model atom yang
dikenal dengan model atom
Ruthreford yaitu ” Atom
terdiri dari inti atom yang
sangat kecil dan bermuatan
positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan
negatif.” 
4. Niels Bohr

Menurut model atom bohr,


elektron-elektron mengelilingi
inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit
elektron atau tingkat energi.
Tingkat energi paling rendah
adalah kulit elektron yang
terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor
kulitnya dan semakin tinggi
tingkat energinya.
5. Model Atom Modern
Berdasarkan pengertian dasar yang diperoleh dari model-model atom klasik
 bahwa atom terdiri dari elektron, proton, dan neutron, maka dapat dimungkinkan
adanya model yang lebih rumit dan lengkap mengenai atom yang hingga sekarang
masih dikatakan misterius. 
Salah seorang yang menjelaskan tentang model atom modern adalah Erwin
Schrodinger (1926). Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner
Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.”
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Schrodinger.
Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk
mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas
kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi


y= Fungsi gelombang
m= massa
ђ= h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14 
e= Energi total
V= Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan
elektron ini disebut model atom modern
atau model atom mekanika kuantum
yang berlaku sampai saat ini. Awan
elektron di sekitar inti menunjukan
tempat kebolehjadian elektron.

Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital


dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk
sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit. Dengan
demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri
dari beberapa orbital.
STRUKTUR
INTI ATOM
STRUKTUR INTI ATOM
Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton dan netron.
Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon.
Simbol nuklida

Ket :
A = nomor massa
Z = jumlah proton dalam inti = jumlah elektron di kulit
terluar
N = A - Z = jumlah netron di dalam inti atom
Proton bermuatan positif = 1,6 x 10-19 C dan netron tidak
bermuatan.
Isoton
Atom-atom unsur tertentu ( Z sama) dengan nomor massa
berbeda.

Isoton
kelompok nuklida dengan jumlah netron sama tetapi Z berbeda.

Isobar
kelompok nuklida dengan A sama tetapi Z berbeda.

Massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nukleon-nukleon
pembentuknya
REAKSI INTI

Reaksi Inti adalah proses perubahan


yang terjadi dalam inti atom akibat
tumbukan dengan partikel lain atau
dengan sendirinya. Reaksi inti
ditemukan oleh Rutherford pada
tahun 1919.
Persamaan Reaksi Inti

Keterangan
Q : kalor (joule)
X : Inti sasaran
Y : Inti baru
a : Partikel penembak
b : Partikel yang dihasilkan bersama inti baru
Besarnya energi yang timbul dapat dicari dengan persamaan :

Q = {(mA + ma) – (mB + mb)} × 931 MeV

dengan :
(mA + ma) = jumlah massa inti atom sebelum reaksi
(mB + mb) = jumlah massa inti atom sesudah reaksi
Q = energi yang timbul selama reaksi terjadi
Jenis Reaksi Inti
Hukum-Hukum yang Mendasari
Terjadinya Reaksi Inti

o Hukum kekekalan momentum, yaitu jumlah momentum sebelum


dan setelah tumbukan adalah sama.
o Hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi sebelum dan sesudah
tumbukan adalah sama.
o Hukum kekekalan nomor atom, yaitu jumlah nomor atom sebelum
dan sesudah tumbukan adalah sama.
o Hukum kekekalan nomor massa, yaitu jumlah nukleon sebelum dan
sesudah tumbukan harus sama
REAKSI INTI
1. Energi Reaksi

Energi reaksi merupakan energi yang diperlukan atau dilepas dalam


sebuah reaksi. Besarnya energi reaksi yaitu :

Dengan catatan :
- Jika E>0 maka terjadi reaksi eksoterm
- Jika E<0 maka terjadi reaksi endoterm
2. REAKSI FUSI
Reaksi Fusi adalah reaksi penggabungan dua inti atom yang
ringan menjadi inti atom yang lebih berat dan partikel elementer,
disertai pelepasan energi yang sangat besar.

Inti yang lebih berat di sini bukan berarti sesudah reaksi


massa inti menjadi lebih besar dibandingkan dengan massa
sebelum reaksi. Justru sebaliknya, massa sesudah reaksi lebih
ringan dibandingkan dengan massa sebelum reaksi sehingga
dilepaskan energi.

Pengertian lebih berat maksudnya adalah nomor massa inti


hasil reaksi lebih besar dibandingkan dengan nomor massa
masing-masing inti reaktan (pereaksi).
Reaksi fusi disebut juga raksi termonuklir karena
untuk menggabungkan inti-inti ringan dibutuhkan suhu
yang sangat tingi yaitu sekitar 1. 108 derajat celcius. Suhu
yang tinggi menyebabkan inti bergerak dengan kelajuan
yang tinggi, sehingga gaya tolak Coulumb antara dua
muatan listrik antara proton-proton dalam inti atom
dapat diatasi.
Aplikasi Reaksi Fusi

A. Reaksi fusi nuklir pada bintang (matahari)

Persamaan reaksi ada 3 tahap yaitu:

1. 11H  11 H  12H  01e    0,42 MeV

2. 12H  11H  23He    5,49 MeV


3. 23He  23He  24He  11H  12,86 MeV
Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali, kedua positron saling
menghilangkan dengan sebuah elektron dan menghasilkan radiasi
elektromagnet , reaksi di atas dapat ditulis:
2 4 
4 H  He  2e  2  2  26,7 MeV
1 2
B. Reaksi fusi nuklir pada bom hidrogen

Bahan baku bom hidrogen adalah inti deuterium dan tritium yang akan
bergabung membentuk inti helium sambil membebaskan energi yang sangat
besar. Untuk menggabungkan inti-inti tersebut diperlukan suhu yang sangat
tinggi yang diperoleh dari ledakan atom biasa yang dihasilkan dari reaksi fisi
sebagai pemicu berlanggsungnya reaksi fusi bom hidrogen yang akan
menghasilkan ledakan bom yang lebih dahsyat. Persamaan reaksi fusi untuk bom
hidrogen dapat ditulis:

2 3 4 1
1 H  H  He  n  17,6MeV
1 2 0
3. REAKSI FISI

Reaksi fisi adalah reaksi yang terjadi pada inti berat yang ditumbuk oleh
sebuah partikel (umumnya neutron) kemudian membelah menjadi dua inti
baru yang lebih ringan.

Neutron lebih mudah diserap oleh inti karena neutron tidak bermuatan,
sehingga neutron tersebut tidak mengalami gaya Coulomb yang bersifat
menolak ketika neutron mendekati permukaan inti.
Reaksi Inti Berdasarkan Model
Tetes Cairan

Netron lambat diserap oleh inti U-235 memberikan


energi tambahan dalam inti. Energi tambahan dalam inti
menyebabkan inti berubah bentuk menjadi memanjang.
Ketika inti memanjang gaya Coulomb lebih besar dari
gaya ikat inti, kemudian inti membelah menjadi dua inti
yang baru.

235
U  1n  236 U * 142 Ba  92Kr  21n
235
U 142Ba  92Kr  1n
m  m A  (mB  mC  mD )
A B C  D
Q  m A  (mB  mC  mD 931 MeV
Q  (massa reak tan  massa produk ) 931 MeV
Reaksi Berantai

Reaksi berantai ada 2 yaitu reaksi berantai tak terkendali (contoh:bom atom)
dan reaksi berantai terkendali (contoh:reaktor atom)
a.Reaksi Berantai Tak Terkendali

Reaksi berantai tak terkendali


dapat menghasilkan energi
yang sangat besar. Untuk satu
pembelahan inti rata-rata
energi yang dibebaskan 208
MeV.

Reaksi berantai tak terkendali terjadi ketika neutron yang


dihasilkan (rata-rata 2,5 neutron) dari setiap pembelahan inti
menumbuk inti lain dan proses ini berlanggsung terus-menerus, energi
yang terlepas akan terjadi sangat cepat sehingga terjadi ledakan
(seperti dalam bom atomik).
a. Reaksi Berantai Terkendali

Reaksi berantai terkendali dilakukan dengan cara membatasi jumlah


neutron yang membelah inti dalam lingkungan inti atau mengkondisikan
tiap pembelahan inti menyumbang hanya satu neutron yang akan
menyebabkan pembelahan satu inti lainnya.
Kelemahan fusi sebagai sumber energi
dibandingkan dengan fisi adalah dibutuhkan suhu
yang sangat tinggi, dana yang besar dan
pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah
sumber energi dari reaksi fusi, sedangkan
kelebihannya energi yang dihasilkan lebih besar
dan bahan bakar untuk reaktor fusi yaitu
deuterium sangat berlimpah tersedia dalam air
laut.
RADIOAKTIVITAS
Pengertian
• Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran sinar radioaktif secara spontan
disertai peluruhan (pembelahan) inti atom menjadi inti atom yang stabil

• Gejala radioaktivitas pertama kali ditemukan oleh Antonie Henri Becquerel pada
tahun 1896-1908 yang menyatakan senyawa uranium yang memancarkan sinar
tampak yang dapat menembus bahan yang tidak tembus cahaya serta
mempengaruhi emulsi fotografi.

• W.C. Rontgen menemukan sinar X (sinar rontgen)

• P. Curie dan M. Curie menemukan polonium dan radium


Jenis Jenis Sinar Radioaktif
Bila berkas sinar radioaktif dilewatkan melalui medan listrik dan medan magnet, ternyata
hanya 3 jenis sinar pancaran yang lazim disebut sinar ,sinar  dan sinar 

1. Radiasi Alfa (α)


Radiasi alfa terbentuk saat suatu unsur radioaktif memancarkan partikel alfa dan memebentuk unsur baru dalam proses yang
disebut peluruhan alfa. Sifat-sifat sinar :
1. Sinar merupakan inti helium () yang bermuatan positif.
2. Dapat menghitamkan film yang dilewatinya.
3. Dapat membelok di dalam medan listrik dan medan magnet.
4. Memilikidaya ionisasi paling kuat dibanding sinar radioaktif lainnya.
5. Memilikidaya tembus paling lemah di antarasinar radioaktif lainnya.
6. Berjangkauan beberapa cm di udara dan mm di dalam logam.
7. Di udara lajunya ± 0,054 c sampai dengan 0,07 c.

Rumus persamaan reaksi atom yang mengalami peluruhan Energi reaksi dirumuskan sebagai berikut:
radiasi alfa:

atau
2. Radiasi Beta ( )
Inti tidak stabil yang memiliki jumlah neutron lebih banyak daripada jumlah
protonnya akan memancarkan partikel beta. Pada peristiwa pemancaran beta,
terbentuk sinar beta yang dapat berupa elektron(bermuatan listrik negatif) atau
berupa positron( bermuatan listrik positif).
Sifat-sifat sinar beta:
• Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi berasal dari inti atom bukan dari
kulit atom dan bermuatan 1,6 x C
• Dapat membelok dalam medan magnet dan medan listrik.
• Daya tembusnya lebih kuat dari daya tembus sinar alfa, tetapi daya ionisasinya
lebih lemah dibanding sinar alfa.
• Laju di udara ± 0,32 c samapai 0,9 c.
• Jangkauan di udara dan logam lebih jauh dibanding sinar alfa.
Ada 3 macam peluruhan beta:
1. Peluruhan Beta Negatif ( ) Radiasi (sinar) beta negatif disamakan dengan
pemancaran elektron dari suatu inti atom. Bentuk radiasi ini terjadi pada inti yang
kelebihan elektron dan pada umumnya disertai dengan radiasi gamma. Pada radiasi
beta negatif, nomor atom bertambah satu, sedangkan nomor massanya tetap.

2. Peluruhan Beta Positif ( ) Radiasi ini sama dengan pancaran positron (elektron
positif) dari inti atom. Radiasi beta positif akan selalu diikuti dengan peristiwa
anihilasi atau peristiwa penggabungan.

3. Penangkapan elektron
3. Radiasi Gamma ( )
Sinar gamma merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik yang dapat dipancarkan oleh inti
atom tereksitasi. Inti yang memancarkan sinar
gamma memiliki nomor massa dan nomor atom
tetap.
Sifat-sifat sinar gamma:
• .Sinar gamma tidak bermuatan listrik sehingga
tidak membelok dalam medan listrik maupun
dalam medan magnet
• Memiliki daya tembus paling kuat, tetapi daya
ionisasinya paling lemah di antara sinar radioaktif
yang lain.
• Sinar gamma merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik sehingga lajunya sama dengan
laju cahaya.
• Sinar gamma yang mengenai bahandapat
mengakibatkan fotolistrik dan hamburan
Compton.
Jenis Sinar Radioaktif Alfa (α) Beta () Gamma ()
Lambang 2 (α) -1 () 0
Muatan +2 -1 0 (foton)
Pengaruh Medan Dipengaruhi Dipengaruhi Tidak Dipengaruhi
Magnet & Medan (Dibelokan) (Dibelokan) (Lurus)
Listrik
Massa (sma) 4 0 0
Daya Tembus Kecil Sedang Besar
Daya Ionisasi Besar Sedang Kecil
Reaksi Alamiah Inti Helium Elektron Reaksi
Elektromagnetik
Pembiasan dalam Kecil Besar Tidak Dibiaskan
Medan Magnet
Kemampuan Daya Kertas Tipis Alumunium (5 mm) Timbal Tipis
Tembus Kulit Manusia
Peluruhan Inti Radioaktif
Peluruhan inti radioaktif (disintegrasi) adalah peristiwa berubahnya inti atom
menjadi inti atom lain yang belngsung dengan sendirinya. Bila inti atom
mulamula dan meluruh dalam waktu t, banyaknya inti yang belum meluruh
dinyatakan dengan persamaan :

N=

Keterangan :
N = jumlah inti atom yang belum meluruh
= jumlah inti atom mula-mula
e = bilangan asli = 2,718 λ =
= konstanta peluruhan ()
t = lamanya meluruh (s)
Waktu Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan oleh inti radioaktif untuk
meluruh sehingga jumlah atomnya setengah dari jumlah atom mula-
mula.
atau
T= N= (

Keterangan :
T = waktu paruh (s)
N = jumlah inti atom yang belum meluruh
= jumlah inti atom mula-mula
= konstanta peluruhan ()
t = lamanya meluruh (s)
Intensitas Sinar Radiokatif

Jika sebekas sinar radioaktif dilewatkan pada sebuah keping logam


dengan ketebalan x, intensitasnya akan berkurang menjadi :

I=

Keterangan :
I = Intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping (W/m2 )
= Intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping (W/m2 )
x = tebal keping (m)
μ = koefisien pelemahan bahan (m-1 )
Intensitas Sinar Radiokatif
Jika intensitas radioaktif yang melewati bahan berkurang menjadi setengah
intensitas mula-mula, maka ketebalan bahan tersebut dinamakan ketebalan
lapisan harga paruh. Harga ini dapat ditentukan dengan persamaan :

Keterangan :
= ketebalan lapisan harga paruh (m)
Aktivitas Radioaktif (R)
Aktivitas radioaktif menyatakan jumlah inti radioaktif yang meluruh
tiap satuan waktu. Aktivitas radioaktif dapat ditentukan dengan
persamaan :
R= N atau R= (

Satuan aktivitas
radioaktif :
Keterangan :
1 Ci = 3,7 x Bq
R = aktivitas radioaktif 1 Rd =
N = banyaknya inti zat radioaktif 1 Ci = 3,7 x
= aktivitas radioaktif mula-mula
T = waktu paruh
Deret Radioaktif
ALAT DETEKSI RADIOAKTIF
a. Pencacah Geiger-Muller Untuk mendeteksi radiasi alfa,beta, dan gamma.
b.Pencacah Kelipan (Scantillation Counter) Untuk mendeteksi sinar gamma.
c. Kamar Kabut Willson (Willson Cloud Chamber) Untuk melihat dan memotret lintasan
partikel alfa.
d. Kamar Gelembung Untuk penelitian partikel elementer biasanya berisi hidrogen yang
berinti proton.
e. Emulsi Nuklir atau Emulsi Film Untuk pemantauan radiasi. F
f. Kamar Latu (Spark Chamber) Untuk menentukan medan magnet, muatan, dan
momentum partikel dari lengkungan lintasan partikel.
A T E D
C RE
ATI
B
oBYE RLI AN A TR I S T
A YU L STARI
E
o DITA
N A A Z K IA
o HA M A TA
P E R
o LINGGA IA Z UH ROH
A A W A L
o RIFD

Anda mungkin juga menyukai