Relay Elektronik
Relay elektronik merupakan saklar elektronis yang tidak seperti relay
elektromekanis, relay elektronik tidak memiliki bagian yang bergerak.
Relay elektronik yang biasa digunakan adalah Solid State Relay (SSR).
SSR ditetapkan sebagaimana kontrol ON-OFF di mana arus beban
dilakukan oleh satu atau lebih semikonduktor.
• Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,
artinya saklar ini akan bekerja apabila ada gaya kemagnetan. Magnet
berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus listrik dalam keadaan
normal. Arus listrik yang mengalir secara normal adalah arus listrik yang
mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Kumparan magnet kontaktor
(coil) dapat dirancang untuk arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC).
Kontaktor adalah
jenis saklar yang A1
bekerja secara
magnetik yaitu A2
kontak bekerja
apabila kumparan
diberikan beda
2/T1 4/T2 6/T3 14 44 22 32
potensial.
R S T
Kontrol Motor
Bekerja Berurutan
Manual
S1
Buatlah rangkaian K1
daya dan rangkaian
S2
K1 K2
berurutan seperti
pada gambar di K1 K2
bawah ini.
N
M1 M2
R S T
Kontrol Motor
Bekerja Berurutan
Otomatis
S1
S2 K1
Buatlah rangkaian K1 K2
berurutan seperti
pada gambar di
bawah ini. K1 T1 K2
M1 M2 N
R S T
Putaran Motor
3Phasa
FWD RVS
Buatlah rangkaian K1 K2
K1 K2
M1 N
R S T
OFF
FWD
K1
Buatlah rangkaian K1 K2
daya dan rangkaian
kontrol untuk sistem RVS
K2
M1 K1 K2
N
R S T
Kontrol OFF
Pengasutan Star-
Delta 2 Kontaktor
Manual K1 K2
S1
(Y)
K1
Buatlah rangkaian
S2
daya dan rangkaian (Δ)
K2
Kontrol OFF
Pengasutan Star-
Delta 2 Kontaktor
Otomatis S1
K1 K2 K1
Buatlah rangkaian
daya dan rangkaian T1 K2
kontrol untuk sistem U V W Y/Δ
pengasutan bintang- Z X Y
Motor
K2
K2
N
R S T
Kontrol OFF
Pengasutan Star-
Delta 3 Kontaktor
Manual K1 K2
S1
(Y) K1
Buatlah rangkaian S2
K3 K2
segitiga seperti pada
gambar di bawah ini K1 K2 K3
K3
N
R S T
Kontrol Pengasutan
Star-Delta 3 S1
Kontaktor Otomatis K1 K2
S2 K1
Buatlah rangkaian
daya dan rangkaian U V W Y/Δ
Motor
T1 T1
pengasutan bintang- K3 K2
N
MEMAHAMI OPERASIONAL
SISTEM KENDALI
ELEKTROPNEUMATIK
13
Pengertian Pneumatik :
Pneumatik Udara Bertekanan
Sistem Pneumatik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan
udara sebagai media transfer. Udara dikempa atau dimampatkan
dengan menggunakan kompresor dan disimpan di dalam tangki
udara kempa untuk setiap saat siap digunakan.
Sistem Hidrolik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan
cairan ( liquid ) sebagai media transfer. Cairan hidrolik biasanya
berupa oli ( oli hidrolik ) atau campuran antara oli dan air
14
Karakteristi Positif dan Negatif Pneumatik
A. Karakteristik Positif
21
Tujuan penerapan Sistem pneumatik di industri
22
Output Gerakan Sistem Pneumatik :
Gerak lurus ( maju-mundur atau naik-turun )
oleh silinder pneumatik
Gerak radius / lengkung ( swivel ) oleh limited
rotary actuator
Gerak putar ( rotary ) oleh motor pneumatik
23
Komponen-komponen Sistem Pneumatik
1. Unit Tenaga (Power Pack)
Penggerak Mula
Kompresssor
Tangki Udara
Unit Pelayanan ( Services Unit)
2. Unit Pengatur (Control elements)
Katup pengarah (Directional control valve)
Katup pengatur tekanan (Pressure regulator)
Katup pengatur aliran (Flow control valve)
3. Unit Penggerak (Aktuator)
Penggerak lurus (Linear actuator)
Penggerak putar (Rotary actuator)
24
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
Syarat Udara Kempa yang dihasilkan Unit Tenaga :
1. Bersih
2. Kering
25
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
1. Pembangkit Udara Kempa / Kompressor
Kompresor digunakan untuk membangkitkan udara kempa atau
udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan
udara tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara
kempa untuk disuplaikan kembali kepada pemakai (sistem
pneumatik)
26
Gambar Kompressor
Udara 27
MACAM – MACAM KOMPRESOR
28
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
2. Tangki Udara ( Air reciever)
Fungsi dan tujuan adanya tangki udara ialah untuk menampung
udara dari kompresor agar dapat dikempa atau dimampatkan.
Jadi tangki udara tidak sekedar menampung udara saja tetapi
juga harus mampu menampung udara bertekanan cukup tinggi.
Oleh sebab itu konstruksinya harus cukup kuat
29
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
3. Pengering Udara
Pengering udara berfungsi untuk mengeringkan udara kempa
agar udara yang keluar dari tangki udara cukup kering sehingga
aman untuk dipakai. Pengering yang umum dipakai sekarang
ini adalah pengering dengan refrigeran ( refrigeration
dryer ).Gambar berikut merupakan skema dari instalasi
pengering udara.
30
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
Penyaring Udara
31
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
32
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
33
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
Pelumas Udara
34
Unit Pelayanan / Air Services Unit
Untuk distribusi udara kempa dari kompressor ke
seluruh sistem ,perlu adanya pengaturan baik
kebersihan , tekanan maupun keperluan pelumasan.
Tugas ini dilaksanakan oleh service unit.
Dengan demikian service unit terdiri atas :
Filter berfungsi untuk menyaring udara.
Regulator atau pengatur tekanan udara yang akan
digunakan untuk mengatur besar tekanan udara
sesuai dengan kebutuhan sistem pneumatik.
Lubricator berfungsi untuk memberikan
pelumasan pada udara yang beroperasi,berupa
kabut oli.
35
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
36
KATUP PNEUMATIK
37
PNEUMATIK
38
PNEUMATIK
39
PNEUMATIK
40
PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL
41
PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL
42
PNEUMATIK
43
PNEUMATIK
KOTAK POSISI
44
PNEUMATIK
PORT KATUP
45
PNEUMATIK
JALUR ALIRAN
Tertutup Terbuka
Contoh #1 ……………………..
Contoh #2 ……………………..
46
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP 2 POSISI
47
PNEUMATIK
SISTEM PENOMORAN PORT
48
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
49
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
50
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
51
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP
Aktuator Aktuator
52
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP
Aktuator Gabungan
Contoh
53
PNEUMATIK
SIMBOL-SIMBOL KATUP
54
Apa Itu Pneumatik ?
• Istilah umum yang terkait dengan mekanika udara
• Berasal dari kata pneumatikos yang artinya sesuatu yang
berasal dari angin
• Dalam kaitannya dengan bidang kontrol, pemakaian sistem
pneumatik sampai saat ini dapat dijumpai pada berbagai
industri: pertambangan, perkeretaapian, konstruksi,
Manufacturing, robot dll
Mengapa Pneumatik
• Jumlah udara berlimpah
• Transfer udara relative mudah dilakukan
• Dapat disimpan
• Tidak sensitive terhadap suhu
• Tahan ledakan
• Kebersihan
• Kesederhanaan konstruksi
• Kecepatan
• keamanan
Struktur sistem kontrol
Pneumatic
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Kompressor
Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Regulators Control Pressure : membatasi tekanan
udara pada sistem pneumatis
Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Solenoid Valve (tunggal)
• Prinsip kerja Mengarahkan aliran udara bertekanan
Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Lebih lanjut dengan Direction Valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve 2/2 way valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve 2/2 way valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Peruntukan Port:
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Penggerak Pneumatik:
Memberikan gaya gerak
dengan pemberian tekanan
udara
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Lebih lanjut dengan Penggerak
• Single Acting:
• Double Acting
single ended:
• Double Acting
double ended:
• Spring Return:
PRINSIP KERJA SISTEM PNEUMATIK
compressor
solenoid valve
cylinder
reservoir tank
PRINSIP KERJA SISTEM PNEUMATIK
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Menu
TRANSISTOR
SEBAGAI SAKELAR
scr
MAGNETIC
CONTACT
TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
JENIS & SIMBOL TRANSISTOR
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori
simbol transistor dari berbagai tipe, antara lain:
• Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide.
• Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC,
dan lain-lain.
• Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu
IC(Integrated Circuit) dan lain-lain.
PRINSIP KERJA TRANSISTOR
Transistor dibuat dengan tiga lapis
semikonduktor. Dapat dibuat lapisan PNP
ataupun lapisan NPN. Dengan demikian kita
mengenal 2 macam transistor, yaitu
transistor PNP dan transistor NPN sesuai
dengan jenis penyusunnya.
Lanjutan...
• Daerah Saturasi
Ketika junction basis-emitter di bias maju (forwar bias). Sehingga Arus Collector
maksimal adalah (IC = VCC/RL) dan VCE(Saturation) = 0 (ideal saturation).
Cttn : dibutuhkan arus yang cukup untuk membuat transistor bercaturasi nilai
nya sesuai dengan rumus pada gambar.
Rangkaian Transistor Mengotrol Beban
Prinsip
APLIKASI TRANSISTOR
• Aplikasi control Lampu menggunakan LDR dan Transistor
SCR
Pengertian SCR
• Silicon Controlled Rectifier (SCR) adalah perangkat elektronik yang dirancang agar dapat
mengendalikan daya arus bolak-balik (AC) hingga 10 MW dengan rating arus sebesar 2000
A pada tegangan 1800 V. Adapun daerah frekuensi kerja SCR dapat mencapai sekitar 50
KHz. SCR dibuat dari bahan semikonduktor jenis silicon dengan pertimbangan kemampuan
terhadap temperature dan daya yang tinggi.
• Tahanan dalam dinamis suatu SCR adalah sekitar 0.01 sampai 0.1 ohm sedangkan tahanan
reversenya sekitar 100.000 ohm atau mungkin lebih.
• Struktur P-N-P-N sederhana seperti pada SCR dapat dipandang sebagai dua transistor N-
P-N dan P-N-P yang dihubungkan membentuk pasangan feedback regeneratif
Struktur &Arah Arus
Keterangan :
IB : Arus basis
IC : Arus collector
IA : Arus anoda
IK : Arus katoda
Ig : Arus gate
Dari gambar diatas diperoleh
• Cara kerjanya :
Jika Vi (DC) naik melebihi harga yang diijinkan maka Vab naik sehingga SCR berkonduksi
dan arus yang melewati fuse akan besar sehingga fuse akan putus.
Kontrol Fasa pada SCR
0V
Rangkaian Traffic Light
TERIMA KASIH
SISTEM
PNEUMATIK
PNEUMATIK
JENIS-JENIS SILINDER
Single Acting Cylinder
JENIS-JENIS SILINDER
JENIS-JENIS SILINDER
PNEUMATIK
Rotary Actuator
PNEUMATIK
Semi-Rotary Actuator
PNEUMATIK
UKURAN SILINDER
F=P*A
F = Gaya (Newton)
P = Tekanan (Pascal)
A = Luas Penampang (M2)
PNEUMATIK
Gaya Silinder
PNEUMATIK
Kecepatan Silinder
PNEUMATIK
Kecepatan Silinder
PNEUMATIK
Kecepatan Silinder
PNEUMATIK
Tertutup Terbuka
Contoh #1 ……………………..
Contoh #2 ……………………..
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP 2 POSISI
PNEUMATIK
SISTEM PENOMORAN PORT
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP
Aktuator Aktuator
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP
Aktuator Gabungan
Contoh
PNEUMATIK
SIMBOL-SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
UDARA KEMPA
PNEUMATIK
KOMPRESOR
PNEUMATIK
KOMPRESOR TORAK RESIPROKAL
PNEUMATIK
KOMPRESOR TORAK DUA TINGKAT SISTEM PENDINGINAN UDARA
PNEUMATIK
KOMPRESOR DIAFRAGMA
PNEUMATIK
KOMPRESOR PUTAR
PNEUMATIK
KOMPRESOR SEKRUP
PNEUMATIK
KOMPRESOR ROOT BLOWER
PNEUMATIK
KOMPRESOR ALIRAN RADIAL
PNEUMATIK
KOMPRESOR ALIRAN RADIAL
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
Penyaring Udara
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
Pelumas Udara
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA
Aktuator
Sensor dan peralatan input.
Prosesor.
Kelengkapan.
Sistem kontrol.
Keandalan.
Mudah dalam pemeliharaan.
Harga sukucadang.
Perakitan dan hubungan.
Pemeliharaan dan biaya perbaikan.
Mudah diganti-ganti dan diadaptasi.
Disain kompak.
Ekomnomis.
Dokumentasi.
PNEUMATIK
Struktur dan Aliran Sinyal Pneumatik
PNEUMATIK
Kontrol Sistem Pneumatik
PNEUMATIK
Diagram Rangkaian dan Elemen Pneumatik
PNEUMATIK
Membangun Sistem Pneumatik
Diagram rangkaian harus digambar menggunakan simbol dan label
standar. Dokumen yang diperlukan adalah:
Diagram fungsi.
Diagram rangkaian.
Deskripsi operasi dari sistem.
Data teknik komponen.
Dokumen tambahan:
Metode intuisi.
Metode disain berdasarkan pada aturan dan instruksi.
PNEUMATIK
Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Contoh Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Disain Diagram Rangkaian
Struktur diagram
rangkaian harus
berdasarkan pada
mata rantai kontrol,
dimana aliran sinyal
direpresentasikan
dari bawah ke atas.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Tata Letak Rangkaian Rangkaian
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Single-acting) Secara Langsung
Catatan:
Latihan #1: Silinder double-ackting akan bergerak maju jika tombol ditekan dan jika
dilepas silinder bergerak mundur (ukuran diameter silinder 25 mm)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Single-acting) Secara Tidak Langsung
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Double-acting) Secara Tidak Langsung
Latihan #2: Silinder double-ackting akan bergerak maju jika tombol ditekan
dan jika dilepas silinder bergerak mundur (ukuran diameter
silinder 250 mm)
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND (disederhanakan)
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND
Latihan #3: Torak silinder 1A akan akan bergerak maju jika hanya benda kerja
telah ditempatkan pada pemegang benda kerja, tutup pengaman
diturunkan dan operator menekan tombol dan jika tombol dilepas
lagi silinder bergerak mundur dan kembali pada posisi semula.
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
Latihan #4: Silinder double-acting digunakan untuk memindahkan benda
yang dapat dilakukan dengan menekan tombol atau menginjak
pedal.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (4/2)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (5/2)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (4/2)
Latihan #5: Silinder double-acting digunakan untuk memindahkan benda, jika
tombol tekan ditekan torak silinder bergerak maju dan kemudian
torak akan kembali mundur secara otomatis.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder
Pertanyaan:
1. Apa pengaruh pada gerakan torak, jika tombol tetap ditekan meskipun
torak telah mencapai posisi ujung.
Latihan #6: Sebuah silinder double-acting untuk merekatkan dua buah komponen.
Saat tombol tekan ditekan silinder penjepit akan bergerak maju
perlahan-lahan. Ketika gerakan telah bergerak maju secara penuh
kemudian berhenti dan tetap bertahan pada posisinya selama 8 detik
dan kemudian kembali mundur pada posisi awal. Untuk pekerjaan pada
siklus beriutnya dapat dilakukan setelah silinder bergerak mundur
secara penuh dan kemudian diam pada posisi itu selam 6 detik.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak
Langkah 1
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak
Langkah 2
Langkah 3
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak
Langkah 4
Langkah 5
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Sinyal Overlap
Dalam kontrol gerakan silinder yang terkoordinasi pada katup 5/2 akan
bekerja dengan normal jika mendapat satu sinyal saja. Jika dua sinyal
secara serentak diberikan ke katup, maka terjadi masalah pada katup
tersebut.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Sinyal Overlap
Reversing Valve
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap
Contoh Aplikasi (Reversing Valve):
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap
Contoh Aplikasi (Reversing Valve):
KATUP PRESSURE SEQUENCE
Katup Adjustable Pressure Sequence
KATUP PRESSURE SEQUENCE
Diagram Rangkaian Dengan Katup Adjustable Pressure Sequence
KATUP KOMBINASI
Katup Tunda Waktu (NC=Normally-closed)
KATUP KOMBINASI
Katup Tunda Waktu (NO=Normally-open)
KATUP KOMBINASI
Rangkaian Katup Tunda Waktu
KATUP KOMBINASI
Karakteristik Katup Tunda Waktu
KATUP KOMBINASI
Karakteristik Katup Tunda Waktu