Anda di halaman 1dari 209

Mekatronika

Dr. H. Jaja Kustija, M. Sc

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


Pengontrolan Elektromekanik
Dalam dunia otomasi penggunaan relay masih menjadi pilihan yang tepat
untuk mengendalikan beban arus tinggi. Mengingat kemampuannya yang
dapat mengendalikan dan mengontrol rangkaian beban arus tinggi
menggunakan rangkaian pengendali arus rendah. Berdasarkan cara kerjanya
relay dapat dibedakan menjadi relay elektronik dan relay elektromekanik.

 Relay Elektronik
Relay elektronik merupakan saklar elektronis yang tidak seperti relay
elektromekanis, relay elektronik tidak memiliki bagian yang bergerak.
Relay elektronik yang biasa digunakan adalah Solid State Relay (SSR).
SSR ditetapkan sebagaimana kontrol ON-OFF di mana arus beban
dilakukan oleh satu atau lebih semikonduktor.
• Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan,
artinya saklar ini akan bekerja apabila ada gaya kemagnetan. Magnet
berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus listrik dalam keadaan
normal. Arus listrik yang mengalir secara normal adalah arus listrik yang
mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Kumparan magnet kontaktor
(coil) dapat dirancang untuk arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC).

• Tombol Tekan (Push Button)


Tombol tekan adalah saklar yang akan bekerja bila tombol ditekan dan bila
dilepas maka tombol akan kembali ke posisi awal atau posisi normalnya.
Piranti Kontrol Elektromekanik Berbasis Relay

Coil Kontak Utama Kontak Bantu


Kontaktor 1/L1 3/L2 5/L5 13 43 21 31

Kontaktor adalah
jenis saklar yang A1
bekerja secara
magnetik yaitu A2
kontak bekerja
apabila kumparan
diberikan beda
2/T1 4/T2 6/T3 14 44 22 32
potensial.
R S T

Kontrol Motor
Bekerja Berurutan
Manual
S1

Buatlah rangkaian K1
daya dan rangkaian
S2
K1 K2

kontrol untuk sistem


kerja motor S3 K2

berurutan seperti
pada gambar di K1 K2

bawah ini.
N
M1 M2
R S T

Kontrol Motor
Bekerja Berurutan
Otomatis
S1

S2 K1
Buatlah rangkaian K1 K2

daya dan rangkaian


kontrol untuk sistem
kerja motor
K2 T1 K2

berurutan seperti
pada gambar di
bawah ini. K1 T1 K2

M1 M2 N
R S T

Kontrol Arah OFF

Putaran Motor
3Phasa
FWD RVS

Buatlah rangkaian K1 K2

daya dan rangkaian K1 K2

kontrol untuk sistem


kerja motor forward
- reverse seperti pada
gambar di bawah ini. K2 K1

K1 K2

M1 N
R S T

OFF

Lanjutan | Kontrol Arah


Putaran Motor 3Phasa

FWD
K1

Buatlah rangkaian K1 K2
daya dan rangkaian
kontrol untuk sistem RVS
K2

kerja motor forward


- reverse seperti pada
gambar di bawah ini. K2 K1

M1 K1 K2

N
R S T

Kontrol OFF

Pengasutan Star-
Delta 2 Kontaktor
Manual K1 K2
S1
(Y)
K1

Buatlah rangkaian
S2
daya dan rangkaian (Δ)
K2

kontrol untuk sistem U V W Y/Δ


Motor
Z X Y
pengasutan bintang-
segitiga seperti pada K1 K2
gambar di samping.
K2
N
R S T

Kontrol OFF

Pengasutan Star-
Delta 2 Kontaktor
Otomatis S1
K1 K2 K1

Buatlah rangkaian
daya dan rangkaian T1 K2
kontrol untuk sistem U V W Y/Δ
pengasutan bintang- Z X Y
Motor
K2

segitiga seperti pada


gambar di bawah ini. K1 T1
30s
K2

K2
N
R S T

Kontrol OFF

Pengasutan Star-
Delta 3 Kontaktor
Manual K1 K2
S1
(Y) K1

Buatlah rangkaian S2

daya dan rangkaian K2 (Δ)

kontrol untuk sistem U V W Y/Δ


Motor
pengasutan bintang-
Z X Y

K3 K2
segitiga seperti pada
gambar di bawah ini K1 K2 K3

K3

N
R S T

Kontrol Pengasutan
Star-Delta 3 S1

Kontaktor Otomatis K1 K2

S2 K1

Buatlah rangkaian
daya dan rangkaian U V W Y/Δ
Motor
T1 T1

kontrol untuk sistem Z X Y

pengasutan bintang- K3 K2

segitiga seperti pada


gambar di bawah ini K3 K1 T1 K2 K3

N
MEMAHAMI OPERASIONAL
SISTEM KENDALI
ELEKTROPNEUMATIK

13
Pengertian Pneumatik :
Pneumatik  Udara Bertekanan
Sistem Pneumatik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan
udara sebagai media transfer. Udara dikempa atau dimampatkan
dengan menggunakan kompresor dan disimpan di dalam tangki
udara kempa untuk setiap saat siap digunakan.
Sistem Hidrolik adalah sistem tenaga fluida yang menggunakan
cairan ( liquid ) sebagai media transfer. Cairan hidrolik biasanya
berupa oli ( oli hidrolik ) atau campuran antara oli dan air

14
Karakteristi Positif dan Negatif Pneumatik

 A. Karakteristik Positif

 Tidak mempunyai bentuk yang khusus (Bentuknya mudah


berubah-ubah sesuai dengan wadahnya).
 Dapat dimampatkan (udara mempunyai jarak antar
molekul yang renggang dan gaya tarik menarik antar
molekul kecil).
 Memenuhi semua ruang dengan sama rata.
 Tidak berbau dan berwarna.
 Selalu mencari tekanan yang lebih rendah.
 Jumlahnya tak terbatas.
 Dapat dikontrol laju aliran, tekanan dan gayanya.
 Transportasi mudah.
 Penyimpanan mudah.
 Tahan ledakan.
 Aman terhadap beban berlebih.
 Bersih.
 Kecepatan kerja yang tinggi.
B. Karakteristi Negatif
 Biaya persiapannya tinggi.
 Kompresibel.
 Efisiensi gaya berada sekitar 2-3 ton.
 Udara buang yang cukup keras.
Prinsip Dasar Fisika
 A. Besaran Dasar
Satuan Simbol Satuan Sistem Teknik Satuan Sistem SI

Panjang l Meter (m) Meter (m)


Massa m Kp. / m Kilogram (Kg)
Waktu t Detik (s) Detik (s)
Suhu T Serajat celcius Kelvin (K)
Arus Listrik I Ampere (A) Ampere (A)
Intensitas I   Candela (cd)
Cahaya

Jumlah Zat n   Mole (mol)


Prinsip Dasar Fisika
 B. Besaran Turunan

Satuan Simbol Satuan Sistem Teknik Satuan Sistem SI

Gaya F Kilopond (kP) Newton (N)

Luas A Meter persegi ( Meter persegi (

Volume V Meter kubik ( Meter kubik (

Laju aliran Q (/s (/s

Tekanan P Atmosfir at (kp/) Pascal (Pa)


Bar
1 bar= Pa=100kPa=14.5psi
Satuan Tekanan Lain yang Sering Digunakan

 Atmosfir, at Atmosfir, fisik atm


(tekanan absolut dalam system satuan fisika)
(tekanan absolut dalam 1 atm=1,033 at = 1,013 bar (101,3 kPa)
satuan system teknik)
 mm pengukuran air, mm WG
1 at=1 kp/c=0,981 bar 10.000 mmWG =1 at = 0,981 bar
(9,81kPa)
 mm kolom air raksa, mm Hg
 Pascal, Pa
1 mm Hg=1 Torr
(tekanan absolut dalam 1 at = 736 Torr, 1 bar = 750 Torr
SI)
1 Pa=1 N/= bar
1 bar = N/= Pa = 1.02 at
Prinsip Kerja Sistem Pneumatik :

Konstruksi sistem pneumatik sederhana

21
Tujuan penerapan Sistem pneumatik di industri

 Media kerja (Working medium), Ini berbentuk penyimpanan


tenaga berupa udara kempa, kemudian dengan tenga yang
tersimpan tersebut orang dapat melakukan suatu pekerjaan .
 Otomatisasi (Automation), Pekerjaan yang dilakukan dengan
udara kempa yang dikontrol (dikendalikan) dengan alat-alat
pengatur dan sensor-sensor maka sistem tersebut dapat bekerja
secara otomatis.

22
Output Gerakan Sistem Pneumatik :
 Gerak lurus ( maju-mundur atau naik-turun )
oleh silinder pneumatik
 Gerak radius / lengkung ( swivel ) oleh limited
rotary actuator
 Gerak putar ( rotary ) oleh motor pneumatik

23
Komponen-komponen Sistem Pneumatik
1. Unit Tenaga (Power Pack)
 Penggerak Mula
 Kompresssor
 Tangki Udara
 Unit Pelayanan ( Services Unit)
2. Unit Pengatur (Control elements)
 Katup pengarah (Directional control valve)
 Katup pengatur tekanan (Pressure regulator)
 Katup pengatur aliran (Flow control valve)
3. Unit Penggerak (Aktuator)
 Penggerak lurus (Linear actuator)
 Penggerak putar (Rotary actuator)

24
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
Syarat Udara Kempa yang dihasilkan Unit Tenaga :
1. Bersih

2. Kering

3. Tekanan Sesuai Kebutuhan

Akibat Jika Udara kempa tidak memnuhi Syarat diatas :


4. Terjadi cepat aus pada seal ( perapat ) dan bagian-bagian yang
bergerak di dalam silinder atau valve (katup-katup ).
5. Terjadi oiled-up pada valve.

6. Terjadi pencemaran ( kontaminasi ) pada silinder.

25
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
1. Pembangkit Udara Kempa / Kompressor
Kompresor digunakan untuk membangkitkan udara kempa atau
udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan
udara tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara
kempa untuk disuplaikan kembali kepada pemakai (sistem
pneumatik)

26
Gambar Kompressor
Udara 27
MACAM – MACAM KOMPRESOR

28
Unit Tenaga Sistem Pneumatik
2. Tangki Udara ( Air reciever)
Fungsi dan tujuan adanya tangki udara ialah untuk menampung
udara dari kompresor agar dapat dikempa atau dimampatkan.
Jadi tangki udara tidak sekedar menampung udara saja tetapi
juga harus mampu menampung udara bertekanan cukup tinggi.
Oleh sebab itu konstruksinya harus cukup kuat

29
Unit Tenaga Sistem Pneumatik

3. Pengering Udara
Pengering udara berfungsi untuk mengeringkan udara kempa
agar udara yang keluar dari tangki udara cukup kering sehingga
aman untuk dipakai. Pengering yang umum dipakai sekarang
ini adalah pengering dengan refrigeran ( refrigeration
dryer ).Gambar berikut merupakan skema dari instalasi
pengering udara.

30
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Penyaring Udara

31
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Pengatur Tekanan Udara

32
Unit Tenaga Sistem Pneumatik

4. Filter Pemisah Oli / Minyak


Saringan atau filter ini berfungsi untuk memisahkan oli atau
minyak yang bercampur bersama udara kempa . Mengapa oli
atau minyak ini harus dipisahkan, sedangkan udara kempa pada
sirkuit pneumatik mesin tertentu justru harus mengandung
pelumas. Oli atau minyak yang harus dipisahkan di sini adalah
oli atu minyak yang kotor atau berlebihan atau telah
terkontaminasi oleh partikel lain yang merugikan.

33
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Pelumas Udara

34
Unit Pelayanan / Air Services Unit
Untuk distribusi udara kempa dari kompressor ke
seluruh sistem ,perlu adanya pengaturan baik
kebersihan , tekanan maupun keperluan pelumasan.
Tugas ini dilaksanakan oleh service unit.
Dengan demikian service unit terdiri atas :
 Filter berfungsi untuk menyaring udara.
 Regulator atau pengatur tekanan udara yang akan
digunakan untuk mengatur besar tekanan udara
sesuai dengan kebutuhan sistem pneumatik.
 Lubricator berfungsi untuk memberikan
pelumasan pada udara yang beroperasi,berupa
kabut oli.
35
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Unit Layanan Udara

36
KATUP PNEUMATIK

1. Katup Kontrol Arah (Directional control valve)


Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya
aliran udara . Aliran udara akan lewat, terblokir atau membuang
ke atmosfir tergantung dari lubang dan jalan aliran KKA
tersebut. KKA digambarkan dengan jumlah lubang dan jumlah
kotak. Lubang-lubang menunjukkan saluran -saluran udara dan
jumlah kotak menunjukkan jumlah posisi

37
PNEUMATIK

KATUP KONTROL (CONTROL VALVE)

38
PNEUMATIK

JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Dua Arah

Aliran Terbuka Aliran Tertutup

39
PNEUMATIK

JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Tiga Arah

40
PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Empat Arah

41
PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup 5-Port, 2 Posisi

42
PNEUMATIK

SIMBOL SKEMATIK UNTUK ARAH KATUP

Aktuator Kiri Aksi Katup Aktuator Kanan

43
PNEUMATIK
KOTAK POSISI

Katup 2-posisi yang ditunjukan dua kotak

Katup 3-posisi yang ditunjukan tiga kotak

44
PNEUMATIK
PORT KATUP

Katup 2-posisi, 2-port

Katup 2-posisi, 3-port

Katup 3-posisi, 4-port

45
PNEUMATIK
JALUR ALIRAN

Tertutup Terbuka

Contoh #1 ……………………..

Contoh #2 ……………………..

46
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP 2 POSISI

47
PNEUMATIK
SISTEM PENOMORAN PORT

48
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP

49
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP

50
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP

51
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP

Aktuator Aktuator

52
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP

Aktuator Gabungan

Contoh

53
PNEUMATIK
SIMBOL-SIMBOL KATUP

54
Apa Itu Pneumatik ?
• Istilah umum yang terkait dengan mekanika udara
• Berasal dari kata pneumatikos yang artinya sesuatu yang
berasal dari angin
• Dalam kaitannya dengan bidang kontrol, pemakaian sistem
pneumatik sampai saat ini dapat dijumpai pada berbagai
industri: pertambangan, perkeretaapian, konstruksi,
Manufacturing, robot dll
Mengapa Pneumatik
• Jumlah udara berlimpah
• Transfer udara relative mudah dilakukan
• Dapat disimpan
• Tidak sensitive terhadap suhu
• Tahan ledakan
• Kebersihan
• Kesederhanaan konstruksi
• Kecepatan
• keamanan
Struktur sistem kontrol
Pneumatic
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Kompressor

Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Regulators Control Pressure : membatasi tekanan
udara pada sistem pneumatis

Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Solenoid Valve (tunggal)
• Prinsip kerja Mengarahkan aliran udara bertekanan

Simbol
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Lebih lanjut dengan Direction Valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve 2/2 way valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Metode-metode penggerak valve 2/2 way valve
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Peruntukan Port:
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Penggerak Pneumatik:
Memberikan gaya gerak
dengan pemberian tekanan
udara
Komponen Dalam Sistem Pneumatik
• Lebih lanjut dengan Penggerak
• Single Acting:

• Double Acting
single ended:

• Double Acting
double ended:

• Spring Return:
PRINSIP KERJA SISTEM PNEUMATIK
compressor
solenoid valve

cylinder

reservoir tank
PRINSIP KERJA SISTEM PNEUMATIK
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Contoh Aplikasi Sistem Kontrol Valve
Menu

TRANSISTOR
SEBAGAI SAKELAR

scr

MAGNETIC
CONTACT
TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
JENIS & SIMBOL TRANSISTOR
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori
simbol transistor dari berbagai tipe, antara lain:
• Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide.
• Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC,
dan lain-lain.
• Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu
IC(Integrated Circuit) dan lain-lain.
PRINSIP KERJA TRANSISTOR
Transistor dibuat dengan tiga lapis
semikonduktor. Dapat dibuat lapisan PNP
ataupun lapisan NPN. Dengan demikian kita
mengenal 2 macam transistor, yaitu
transistor PNP dan transistor NPN sesuai
dengan jenis penyusunnya.
Lanjutan...

Transistor mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis


(b), emitor (e) dan colector (c).
Colector.Basis artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda
mengendali. Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan
berasal. Colector artinya pengumpul. Pembawa muatan yang
berasal dari emitor ditampung pada
Lambang, konstruksi dan rangkaian Transistor NPN
Lambang, konstruksi dan rangkaian
Transistor PNP
Lanjutan...

• Daerah Cut off


Sebuah Transistor berada pada daerah cut-off adalah ketika junction basis-
emitter di bias mundur (reverse bias), Sehingga semua arus bernilai O dan
VCE(Cut-off)=VCC
Lanjutan...

• Daerah Saturasi
Ketika junction basis-emitter di bias maju (forwar bias). Sehingga Arus Collector
maksimal adalah (IC = VCC/RL) dan VCE(Saturation) = 0 (ideal saturation).
Cttn : dibutuhkan arus yang cukup untuk membuat transistor bercaturasi nilai
nya sesuai dengan rumus pada gambar.
Rangkaian Transistor Mengotrol Beban

• Dari rangkaian diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :

, disebut persamaan garis beban.


karakteristik keluaran transistor dan garis beban

Pada kondisi ini, diperoleh :


,(kecil)

, Artinya arus besar, tegangan menuju nol (0).


Analogi Transistor sebagai saklar posisi ON
Analogi Transistor sebagai saklar posisi
OFF
. Hubungan antara Tegangan Input-Output
dari Rangkaian Saklar Transistor
Contoh-contoh penggunaan Transistor
sebagai sakelar
Contoh-contoh penggunaan Transistor
sebagai sakelar
Contoh-contoh penggunaan Transistor
sebagai sakelar
Contoh-contoh penggunaan Transistor
sebagai sakelar
Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar)

Prinsip
APLIKASI TRANSISTOR
• Aplikasi control Lampu menggunakan LDR dan Transistor
SCR
Pengertian SCR
• Silicon Controlled Rectifier (SCR) adalah perangkat elektronik yang dirancang agar dapat
mengendalikan daya arus bolak-balik (AC) hingga 10 MW dengan rating arus sebesar 2000
A pada tegangan 1800 V. Adapun daerah frekuensi kerja SCR dapat mencapai sekitar 50
KHz. SCR dibuat dari bahan semikonduktor jenis silicon dengan pertimbangan kemampuan
terhadap temperature dan daya yang tinggi.
• Tahanan dalam dinamis suatu SCR adalah sekitar 0.01 sampai 0.1 ohm sedangkan tahanan
reversenya sekitar 100.000 ohm atau mungkin lebih.
• Struktur P-N-P-N sederhana seperti pada SCR dapat dipandang sebagai dua transistor N-
P-N dan P-N-P yang dihubungkan membentuk pasangan feedback regeneratif
Struktur &Arah Arus

Keterangan :
IB : Arus basis
IC : Arus collector
IA : Arus anoda
IK : Arus katoda
Ig : Arus gate
Dari gambar diatas diperoleh

Persamaan diatas menunjukkan feedback regeneratif


SCR akan jalan apabila α1+ α2 ≥ 1
Mekanisme menjalankan Thyristor
• Tegangan antara colektor dan emitor
• Perubahan tegangan
• Suhu
•  Mekanisme transistor
• Cahaya
 Karakteristik V – I SCR
Contoh Aplikasi
• Rangkaian untuk melindungi alat dari tegangan lebih.

• Cara kerjanya :
Jika Vi (DC) naik melebihi harga yang diijinkan maka Vab naik sehingga SCR berkonduksi
dan arus yang melewati fuse akan besar sehingga fuse akan putus.
Kontrol Fasa pada SCR

(Rangkaian) (Bentuk gelombang)


• Harga rata-rata keluaran adalah :
• Vrata-rata
MAGNETIC CONTACT
RELAY
• Relay adalah komponen elektronika berupa saklar
elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
• Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan
kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya.
• Suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar.
PRINSIP KERJA RELAY
JENIS-JENIS RELAY
• SPST - Single Pole Single Throw.
• SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:
(2) koil, (1)common, (1)NC, (1)NO
• DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah
saklar atau relay SPST.
• DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar
atau relay SPDT.
a. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan atau
kerja abnormal,
top = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
tp = waktu bereaksinya rele
tcb = waktu yang dipergunakan untuk pelepasan CB
Pada umumnya untuk top sekitar 0,1 detik
b. Selektif
Yang dimaksud selektif adalah kecermatan pemilihan dalam mengadakan
pengamanan, dalam hal ini menyangkut kordinasi pengamanan dari sistem
keseluruhan.
Contoh Aplikasi
• Sintem kontak pengunci (interlock)
Rangkaian Mengendalikan Arah Putaran
Motor DC 1
24V

0V
Rangkaian Traffic Light
TERIMA KASIH
SISTEM
PNEUMATIK
PNEUMATIK

JENIS-JENIS SILINDER
Single Acting Cylinder

Spring Return Cylinder

Double Acting Cylinder


PNEUMATIK

JENIS-JENIS SILINDER

Double Acting – Double Cylinder


PNEUMATIK

JENIS-JENIS SILINDER
PNEUMATIK

Rotary Actuator
PNEUMATIK

Semi-Rotary Actuator
PNEUMATIK

UKURAN SILINDER

Dapat dihitung dengan Hukum Pascal

F=P*A

F = Gaya (Newton)
P = Tekanan (Pascal)
A = Luas Penampang (M2)
PNEUMATIK

Gaya Silinder
PNEUMATIK

Kecepatan Silinder
PNEUMATIK

Kecepatan Silinder
PNEUMATIK

Kecepatan Silinder
PNEUMATIK

KATUP KONTROL (CONTROL VALVE)


PNEUMATIK

JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Dua Arah

Aliran Terbuka Aliran Tertutup


PNEUMATIK

JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Tiga Arah


PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup Empat Arah


PNEUMATIK
JENIS-JENIS KATUP KONTROL

Katup 5-Port, 4-Arah


PNEUMATIK

SIMBOL SKEMATIK UNTUK ARAH KATUP

Aktuator Kiri Aksi Katup Aktuator Kanan


PNEUMATIK
KOTAK POSISI

Katup 2-posisi yang ditunjukan dua kotak

Katup 3-posisi yang ditunjukan tiga kotak


PNEUMATIK
PORT KATUP

Katup 2-posisi, 2-port

Katup 2-posisi, 3-port

Katup 3-posisi, 4-port


PNEUMATIK
JALUR ALIRAN

Tertutup Terbuka

Contoh #1 ……………………..

Contoh #2 ……………………..
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP 2 POSISI
PNEUMATIK
SISTEM PENOMORAN PORT
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP

Aktuator Aktuator
PNEUMATIK
SIMBOL AKTUATOR KATUP

Aktuator Gabungan

Contoh
PNEUMATIK
SIMBOL-SIMBOL KATUP
PNEUMATIK
UDARA KEMPA
PNEUMATIK
KOMPRESOR
PNEUMATIK
KOMPRESOR TORAK RESIPROKAL
PNEUMATIK
KOMPRESOR TORAK DUA TINGKAT SISTEM PENDINGINAN UDARA
PNEUMATIK
KOMPRESOR DIAFRAGMA
PNEUMATIK
KOMPRESOR PUTAR
PNEUMATIK
KOMPRESOR SEKRUP
PNEUMATIK
KOMPRESOR ROOT BLOWER
PNEUMATIK
KOMPRESOR ALIRAN RADIAL
PNEUMATIK
KOMPRESOR ALIRAN RADIAL
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Penyaring Udara
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Pengatur Tekanan Udara


PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Pelumas Udara
PNEUMATIK
PENGKONDISIAN UDARA

Unit Layanan Udara


PNEUMATIK-HIDROLIK-LISTRIK
PNEUMATIK-HIDROLIK-LISTRIK
PNEUMATIK-HIDROLIK-LISTRIK
PNEUMATIK-HIDROLIK-LISTRIK
PNEUMATIK
Membangun Sistem Kontrol Pneumatik
Dalam membangun sistem kontrol pneumatik perlu mempertimbangkan:

Aktuator
Sensor dan peralatan input.
Prosesor.
Kelengkapan.
Sistem kontrol.

Beberapa faktor yang harus diperhitungkan:

Keandalan.
Mudah dalam pemeliharaan.
Harga sukucadang.
Perakitan dan hubungan.
Pemeliharaan dan biaya perbaikan.
Mudah diganti-ganti dan diadaptasi.
Disain kompak.
Ekomnomis.
Dokumentasi.
PNEUMATIK
Struktur dan Aliran Sinyal Pneumatik
PNEUMATIK
Kontrol Sistem Pneumatik
PNEUMATIK
Diagram Rangkaian dan Elemen Pneumatik
PNEUMATIK
Membangun Sistem Pneumatik
Diagram rangkaian harus digambar menggunakan simbol dan label
standar. Dokumen yang diperlukan adalah:

Diagram fungsi.
Diagram rangkaian.
Deskripsi operasi dari sistem.
Data teknik komponen.

Dokumen tambahan:

Daftar semua komponen sistem.


Informasi pemeliharaan dan pelacakan kesalahan.
Daftar sukucadang.

Metode untuk membuat diagram rangkaian:

Metode intuisi.
Metode disain berdasarkan pada aturan dan instruksi.
PNEUMATIK
Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Contoh Mata-rantai Kontrol
PNEUMATIK
Disain Diagram Rangkaian

Struktur diagram
rangkaian harus
berdasarkan pada
mata rantai kontrol,
dimana aliran sinyal
direpresentasikan
dari bawah ke atas.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Tata Letak Rangkaian Rangkaian
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Single-acting) Secara Langsung

Catatan:

Silinder dengan torak berdiameter

tidak lebih dari 40 mm.


Katup dihubungkan dengan ukuran
selang tidak lebih dari ¼”.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Double-acting) Secara Langsung

Latihan #1: Silinder double-ackting akan bergerak maju jika tombol ditekan dan jika
dilepas silinder bergerak mundur (ukuran diameter silinder 25 mm)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Single-acting) Secara Tidak Langsung
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Silinder (Double-acting) Secara Tidak Langsung

Latihan #2: Silinder double-ackting akan bergerak maju jika tombol ditekan
dan jika dilepas silinder bergerak mundur (ukuran diameter
silinder 250 mm)
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND (disederhanakan)
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika AND
Latihan #3: Torak silinder 1A akan akan bergerak maju jika hanya benda kerja
telah ditempatkan pada pemegang benda kerja, tutup pengaman
diturunkan dan operator menekan tombol dan jika tombol dilepas
lagi silinder bergerak mundur dan kembali pada posisi semula.
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
FUNGSI LOGIKA PNEUMATIK
Fungsi Logika OR
Latihan #4: Silinder double-acting digunakan untuk memindahkan benda
yang dapat dilakukan dengan menekan tombol atau menginjak
pedal.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (4/2)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (5/2)
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder (4/2)
Latihan #5: Silinder double-acting digunakan untuk memindahkan benda, jika
tombol tekan ditekan torak silinder bergerak maju dan kemudian
torak akan kembali mundur secara otomatis.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Rangkaian Memory dan Kontrol Kecepatan Silinder
Pertanyaan:

1. Apa pengaruh pada gerakan torak, jika tombol tetap ditekan meskipun
torak telah mencapai posisi ujung.

2. Jelaskan status awal dari sistem.

3. Jelaskan operasi dari rangkaian.


MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Tekanan Dependen
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Kontrol Tekanan Dependen
Latihan #6: Sebuah plastik akan dicap menggunakan silinder double-acting.
Peralatan stampel akan kembali pada posisi semula apabila batang
silinder telah bergerak maju secara penuh dan tekanan telah mencapai
pada nilai yang telah ditentukan. Sebuah roller lever digunakan untuk
konfirmasi bahwa batang silinder talah bergerak maju secara penuh.
Sinyal gerak mundur silinder harus terbangkit ketika batang torak telah
mencapai posisi pengecapan.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Katup Tunda Waktu
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Katup Tunda Waktu

Latihan #6: Sebuah silinder double-acting untuk merekatkan dua buah komponen.
Saat tombol tekan ditekan silinder penjepit akan bergerak maju
perlahan-lahan. Ketika gerakan telah bergerak maju secara penuh
kemudian berhenti dan tetap bertahan pada posisinya selama 8 detik
dan kemudian kembali mundur pada posisi awal. Untuk pekerjaan pada
siklus beriutnya dapat dilakukan setelah silinder bergerak mundur
secara penuh dan kemudian diam pada posisi itu selam 6 detik.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak

Dalam membangun rangkaian dengan silinder lebih dari satu permasalaha


harus didefinisikan dengan jelas. Representasi gerakan dari semua aktuator
yang diinginkan biasanya digambarkan dengan menggunakan diagram
peralihan langkah (Displacement-step diagram).
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak

Langkah 1 ………… aktif  Silider ………… aktif


Langkah 2 ………… aktif  Silider ………… aktif
Langkah 3 ………… aktif  Silider ………… aktif
Langkah 4 ………… aktif  Silider ………… aktif
Langkah 5 ………… aktif  ………..………………..
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak

Langkah 1
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak

Langkah 2

Langkah 3
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Ragkaian Aktuator Jamak

Langkah 4

Langkah 5
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Sinyal Overlap
Dalam kontrol gerakan silinder yang terkoordinasi pada katup 5/2 akan
bekerja dengan normal jika mendapat satu sinyal saja. Jika dua sinyal
secara serentak diberikan ke katup, maka terjadi masalah pada katup
tersebut.
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Sinyal Overlap

Amati dimana terjadinya sinyal overlap?


MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap

Roller Lever-idle return


MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap

Reversing Valve
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap
Contoh Aplikasi (Reversing Valve):
MEMBANGUN RANGKAIAN PNEUMATIK
Eliminasi Sinyal Overlap
Contoh Aplikasi (Reversing Valve):
KATUP PRESSURE SEQUENCE
Katup Adjustable Pressure Sequence
KATUP PRESSURE SEQUENCE
Diagram Rangkaian Dengan Katup Adjustable Pressure Sequence
KATUP KOMBINASI
Katup Tunda Waktu (NC=Normally-closed)
KATUP KOMBINASI
Katup Tunda Waktu (NO=Normally-open)
KATUP KOMBINASI
Rangkaian Katup Tunda Waktu
KATUP KOMBINASI
Karakteristik Katup Tunda Waktu
KATUP KOMBINASI
Karakteristik Katup Tunda Waktu

Anda mungkin juga menyukai