2.3.1
Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan.
Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang
meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga
keperawatan, kefarmasian, menejemen dan tenaga non
kesehatan.
Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai
dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS harus
sesuai dengan standart profesi, standar pelayanan, SOP
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan kesehatan pasien.
2.3.2
Kompetensi
adalah
Suatu hal yang dikaitkan dengan
kemampuan,pengetahuan / wawasan,dan sikap yang
dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung
jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai.
Standar kompetensi
Standar kompetensi perawat merefleksikan atas
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh individu
yang akan bekerja dibidang pelayanan keperawatan.
Dalam menghadapi era globalisasim, standar tersebut
harus ekuivalen dengan standar-standar yang berlaku
pada sektor industri kesehatan di negara lain serta
dapat berlaku secara internasional (PP PPNI, 2010)
2.3.4
assessment adalah
1. asesmen merupakan proses yang dilaksanakan oleh
seorang asesor untuk menentukan level kompetensi
seseorang. Proses ini mencakup pengumpulan data dan
bukti untuk menetukan apakah seseorang mempunyai
level kompetensi yang dibutuhkan (R. Palan, 2007)
2. Untuk perawat yang sudah bekerja maka penilaiannya
menggunakan sistem workplace assessment (WPA).
Komite Nasional Kompetensi Perawat (KNUKP, 2007)
mendefinisikan Workplace asesment adalah uji
kompetensi yang dilaksanakan bagi perawat yang sudah
bekerja atau yang ingin melakukan uji ulang sesuai bidang
keahlian keperawatan yang dimiliki dan tingkat jenjang
karirnya.
2.3.5
asesmen kompetensi perawat-perawat praktisi
diidentifikasikan sebagai sesuatu yang sangat penting
dalam mempertahankan standar-standar professional
Mengidentifikasi area-area pengembangan
professional dan kebutuhan-kebutuhan pendidikan
serta meyakinkan kompetensi perawat merupakan
kemungkinan terbaik dalam asuhan pasien
asesmen kompetensi dalam keperawatan tidak
semata-mata didasarkan pada memperlihatakan
materi teoritis pengetahuan atau keterampilan
teknikal tetapi harus juga mencakup beberapa
kesimpulan tentang sikap-sikap dan praktiknya
2.3.6
COMPETENCY BASED ASSESSMENT & COMPETENCY BASED TRAINING
Self-study
Vendor training
e-Learning
2.3.7
Isu-isu terkait dengan asesmen kompetensi
Apakah kinerja yang baik adalah adekuatnya indikator setiap level
kompetensi?
Apakah memperlihatkan keterampilan atau kompetensi satu area
merupakan indikator dari kompetensi semua situasi
Apakah semua kompetensi dapat diobservasi secara langsung
Bagaimana inter-observe dapat dipercaya dapat dipenuhi
Terbatasnya bukti empiris untuk mendukung uji kompetensi pada
pre atau poot registrasi keperawatan
Isu-isu yang berhubungan dengan, bagaimana membedakan antara
level-level praktik yang harusnya berbeda
2.3.9
Prinsip – prinsip Asesmen Kompetensi
Validitas
Reliabilitas
Fleksibilitas
Fairnes / Keadilan
2.3.10
Aturan Bukti :
Sahih / valid
Memadai
Otentik
Terkini
2.3.11
Proses Asesmen :
Merupakan siklus yang berkesinambungan
mencakup : perencanaan, pelaksanaan
pelaporan dan review suatu kegiatan asesmen
2.3.12
Asesmen berbasis kompetensi
Asesmen berbasis kompetensi adalah proses pengumpulan
bukti dan membuat putusan apakah seorang Asesi
mencapai atau tidak kompetensinya berdasarkan kriteria
dalam persyaratan atau standar asesmen, hal ini karena
Asesi sedang diases berdasarkan kriteria tetap atau acuan
(benchmark) yang ditetapkan, seperti unit kompetensi.
Hal ini berbeda dengan asesmen berdasarkan norma
(norm referenced – assessment), dimana ujuk kerja Asesi
lainnya.
2.3.13
Competency – Based Assessment (CBA)
• Prose pengumpulan
bukti – bukti dan
membuat keputusan –
keputusan tentang Criterion referenced
apakah kandidat Evidence-based
mencapai atau tidak Participatory
kompetensi
• criterion
referenced or standards
– based assessment
2.3.14
Tahapan Assesmen kompetensi
1) Mengajukan permohonan
2) Assesmen Mandiri
3) Pra konsultasi
4) Assesmen
5) Usulan banding (jika perlu)
6) Keputusan hasil assesmen
7) Pemberian Sertifikat Kompetensi.
2.3.15
Implementasi asesmen kompetensi perawat
1. Rumah sakit
Komitmen bahwa salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan;
menata SDM perawat melalui jenjang karir perawat &
asesmen, maintain & develop
Sosialisasi & melengkapi : standar profesi (praktik
kompetensi & kode etik) standar pelayanan & SOP
Mempersiapkan asesor, mentor
Mengembangkan sistem sertifikasi & asesmen
perawat di RS
Indonesia???
2.3.23
Kebijakan diklat dan sistem remunerasi
PENTING!
Dampak asesmen kompetensi perawat :
- Pengembangan kompetensi
- Pengembangan standar yan keperawatan (SOP)
- Topik pelatihan
- Budaya kerja
- Organisasi belajar
2.3.24
2. Personal Perawat
Akuisisi dan mengembangkan kompetensi;
pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan nilai-
nilai, karakteristik pribadi dan motif
Memperlajari dan mengimplementasikan standar-
standar yang berlaku ditempat kerja
Kesiapan untuk belajar, inovator dan berubah
2.3.25
Tahapan Penyusunan ASESMEN
2.3.26
Kriteria Unjuk Kerja
2.3.28
Kesimpulan
asesmen kompetensi perawat merupakan; kunci
perbaikan kinerja perawat dan sistem keperawatan di
RS
Perlu komitmen pemimpin dan keinginan teman-
teman perawat untuk memulainya
Tidak mudah memulai dan membangun sistem,
tetapi jika kita komitmen, berbuat/ action, akan
memperoleh hasil, resiko pasti ada, tetapi kita
minimalkan dengan “risk managemen”
2.3.29
Permohonan
Dan
Persyaratan PK I
PK II
PK III
Rekomendasi PK IV
Asesmen PK V
KOMPETEN SERTIFIKAT
Metoda:
Tulis
Lisan
Praktek
Portofolio, dll BELUM PELATIHAN
KOMPETEN CBT
TERIMA KASIH
2.3.30