Anda di halaman 1dari 8

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

PEDOMAN UMUM 5
PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI

5.1. UMUM

Pedoman ini merupakan acuan dalam pelaksanaan pengujian dan sertifikasi kompetensi
oleh Lembaga/Unit Sertifikasi Kompetensi Personel/ Profesi, agar dalam melaksanakan
pengujian selalu mengikuti prinsip-prinsip dasar pengujian, taat azas dan absah serta dapat
dipertanggung jawabkan.

Standar kompetensi
KOMPETENSI adalah kemampuan individual / orang perorangan untuk mengerjakan
suatu tugas / pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dalam perkembangan teori belajar Benyamin Bloom’s dikembangkan lebih lanjut bersama
para pakar psikologi pendidikan, yang kemudian menghasilkan suatu konsep awal Standar
Kompetensi. Standar kompetensi adalah pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanan
tugas /pekerjaan di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil keluaran (output):
Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pekerja
 Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pekerja.
 Bagaimana menilai bahwa kemampuan pekerja telah berada pada tingkat yang
diharapkan.
Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dilandasi oleh
ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya ditempat
kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. Standar Kompetensi
merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang / orang
perorangan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu
pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap, serta penerapannya sesuai dengan unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
Standar Kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi
dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar
kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan
untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan
mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan
yang berbeda.

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 340


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang / orang perorangan, maka
yang bersangkutan akan mampu :
 Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan.
 Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
 Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana
semula.
 Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah
dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.
Standar Kompetensi dapat dimanfaatkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan,
Perusahaan dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel.

 Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan:


Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan Kurikulum dan
pengembangan pengajaran. Serta sekaligus mendorong konsistensi dalam penyelenggaraan
Pendidikan dan pelatihan, dan penetapan Kualifikasi Pendidikan dan atau Pelatihan
 Pada Dunia Usaha / Perusahaan:
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam:
 Menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan.
 Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
 Membantu dalam rekrutmen
 Mengembangkan program Pelatihan yang khas/spesifik sesuai kebutuhan Perusahaan.
 Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel:
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan:
 Klasifikasi dan Kualifikasi
 Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.

5.2 GAMBARAN UMUM SISTEM PENGUJIAN

Hasil akhir suatu pelaksanaan pengujian sebagai bagian dari penilaian /pengujian
sertifikasi adalah untuk konfirmasi atau jaminan bahwa seseorang dapat melaksanakan
suatu tugas di tempat kerja sesuai dengan standar yang dinyatakan dalam Standar
Kompetensi sektor industri/usaha yang relevan.
Peran sistem pengujian adalah sebagai acuan prinsip-prinsip, metode pengujian, dan
aturan-aturan pelaksanaan penilaian/pengujian sertifikasi yang dibutuhkan agar proses
penilaian/pengujian dapat dijamin berdasarkan Standar Kompetensi, dilaksanakan secara
adil, valid, dan konsisten.

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 341


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

5.3 PRINSIP DASAR PENGUJIAN KOMPETENSI

5.3.1 Prinsip-prinsip Pengujian

Dalam melaksanakan pengujian harus memenuhi prinsip-prinsip: dapat dipercaya,


fleksibel, adil, dan valid
 Agar dapat dipercaya, maka metode dan prosedur pengujian harus meyakinkan,
sehingga Standar Kompetensi dapat dilaksanakan secara konsisten.
 Agar fleksibel, maka pengujian harus dapat dilaksanakan di tempat kerja, di kelas,
atau perpaduan dari keduanya, serta memberikan keleluasaan tentang: bagaimana, di
mana, dan kapan kompetensi tersebut dicapai/diperoleh.
 Agar adil, maka pengujian tidak boleh ada pembedaan perlakuan antara satu peserta
dengan lainnya.
 Agar valid, pengujian harus menguji apa yang seharusnya ditetapkan untuk diuji.
Bukti-bukti yang berkaitan dengan standar yang diujikan harus dikumpulkan secara
seksama.
Beberapa prinsip pengujian berikut ini yang perlu diikuti bila menyelenggarakan
pengujian dan akan menjadi acuan dalam mengkaji ulang sistem pengujian itu sendiri.
Proses yang transparan: Penguji dan peserta ujian harus sama-sama mengetahui dan
menyadari apa yang akan diujikan, serta proses dan prosedur pelaksanaannya. Peserta
ujian juga harus menyadari bahwa yang bersangkutan memiliki hak sanggah bila merasa
tidak diperlakukan sesuai dengan aturan yang diberlakukan.
Memiliki validitas: Pengujian dapat dianggap valid apabila mereka menguji apa yang
seharusnya diujikan. Penguji harus sepenuhnya menyadari bahwa apa yang harus diujikan,
di mana secara jelas dan rinci dapat mengumpulkan bukti-bukti yang dibutuhkan sebagai
dasar untuk mempertimbangkan bahwa yang bersangkutan telah mencapai kompetensi
yang dimaksud.
Dapat dipercaya: pengujian dilakukan secara konsisten, di mana formulasi metode dan
prosedur yang digunakan dapat mengukur kompetensi seseorang dengan berbagai konteks
pekerjaan dengan perlakuan yang sama.
Fleksibel: pengujian yang dilakukan harus memiliki keleluasaan dalam penerapannya,
serta dapat dilaksanakan dengan berbagai kondisi serta situasi sepanjang masih dalam
batas yang dituntut oleh standar dimaksud.
Berkeadilan: pengujian dapat dikatakan adil bila dalam penyelenggaraannya memberikan
perlakuan yang sama terhadap semua peserta. Setiap individu harus secara jelas
memahami apa yang diujikan dan proses untuk pengujiannya. Pengujian harus didasarkan

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 342


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

pada bukti-bukti yang dikumpulkannya dan tidak berdasar pada faktor subjektif
kemampuan individu seseorang.
Praktis: pengujian yang dilaksanakan tidak berarti harus mahal dan menyita waktu,
terutama bagi peserta ujian atau pihak lain yang terkait dalam proses. Pengujian harus
praktis untuk peserta ujian dan penyelenggara pengujian.

5.3.2 Metode Pengujian

Metode yang digunakan dalam pengumpulan bukti-bukti harus tepat dalam konteks
dengan penguji dan yang diuji. Metode-metode tersebut meliputi:
 Pemberian pertanyaan mengenai pekerjaan berdasarkan Instruksi Kerja/ SOP
(Standard Operation Procedure) atau W.I. (Work Instruction)
 Menggunakan Portofolio
 Penugasan untuk mengungkap penugasan dalam:
 Mengumpulkan dan mengolah informasi.
 Menyampaikan informasi
 Merencanakan dan mengatur kegiatan
 Bekerjasama dalam tim
 Menggunakan ide, teknik dan teknologi yang relevan
 Memecahkan masalah
 Observasi (wajib)
 Wawancara (wajib)

5.3.3 Bahan Acuan untuk Pengujian

Bahan acuan untuk pengujian kompetensi adalah standar kompetensi yang ditetapkan dan
diberlakukan oleh instansi/institusi yang berwenang. Standar kompetensi tersebut
memberikan uraian secara rinci tentang kompetensi berdasarkan pada tingkat kesulitan dan
cakupan pekerjaan yang dapat ditanganinya, serta kemungkinan pelaksanaannya di dalam
atau di luar tempat kerja [on atau off the job]

5.3.4 Kualifikasi Penguji

Pengujian atau penilaian terhadap angkatan kerja dan atau tenaga kerja dilakukan oleh tim
penilai / asesor, yang diangkat dan diberi tugas oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Personel. Penilai / Asesor yang ditunjuk harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal,
antara lain:
 Menguasai kualifikasi dan unit-unit kompetensi yang akan diujikan.

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 343


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

 Memiliki pengetahuan tentang kebijakan dan program serta kegiatan dibidang industri
dimana unit kompetensi tersebut diterapkan
 Memiliki pengetahuan kerja dan kebijakan yang berlaku di industri yang
bersangkutan.
 Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pengujian / penilaian
meliputi, perencanaan, penyelenggaraan dan pengkajian pengujian.

5.3.5 Panduan Penyelenggaraan Pengujian

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan pengujian yaitu:


 Identifikasi Standar Kompetensi Bidang Teknologi Informatika yang akan diujikan.
 Bila dianggap perlu, identifikasi standar khusus yang dirancang untuk keperluan
tertentu yang akan diujikan.
 Memformulasikan Standar Kompetensi ke dalam instrumen pengujian sesuai dengan
format dan metode yang disepakati.

Di dalam melaksanakan pengujian perlu diperhatikan hal-hal berikut:


1 Perlu ada Tata cara dan Prosedur penilaian serta kriteria yang objektif dalam
penilaian. Dan Penilaian harus efektif dan efisien
 Semua pemohon harus mendapatkan pelayanan yang sama dan tidak
memihak/berbeda pelayanan.
 Penilai harus mempunyai kompetensi sebagai penilai dan dalam keadaan sehat
jasmni dan rochani
 Harus ada kriteria objektif dalam Penilaian.
 Harus mempunyai pemahaman yang sama tentang “ kualitas “ dari yang dinilai.

2 Harus mempunyai Prosedur dan Petunjuk tata cara pengambilan dan pengumpulan
bukti-bukti tentang Kompetensi
 Kapan dilakukan pengumpulan bukti-bukti
 Dimana dilakukan pengumpulan bukti-bukti.
 Siapa yang mengumpulkan

3. Menentukan Standar.
Ada 3 standar penting, yaitu kuantitas, kualitas dan tingkat kesalahan.
Ada 2 tahap penilaian, yaitu Pengumpulan bukti-bukti dan Penilaian.
Penialain Kompetensi meliputi :
 Pengembangan kriteria pelaksanaan
 Pengembangan kriteria penilaian

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 344


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

 Pengumpulan bukti-bukti
 Penilaian

4. Keabsahan dan Pertanggung jawaban Penilaian :


Keabsahan ;
 apakah intrumen penilaian itu benar mengukur kompetensi tertentu.
 Prosedur Penilaian harus valid dan tidak ada kesalahan.
 Membuat sertifikat, membuat prakiraan keadaan masa mendatang yang
mempunyai pengertian, bahwa Lembaga Sertifikasi/ Penilai mengizinkan siapapun
untuk melihat/ memeriksa sertifikat, untuk membuat suatu gambaran tentang
penampilan kerja seseorang yang memegang sertifikat tersebut di masa
mendatang.
 Penilaian dalam arti teknis harus valid dan Sertifikat harus mempunyai batas
waktu masa berlaku. (pemegang sertifikat bila tidak menggunakan
keterampilannnya/ berhenti dari pekerjaan tsb, pindah posisi jabatan yang
kompetensinya berbeda dll., maka hasil unjuk kerjanya akan menurun). Untuk
memperpanjang bisa dengan memberikan laporan masih melakukan pekerjaan
sesuai kompetensi dan unjuk kerjanya, artinya menunjukkan kompetensinya
terpelihara.
 Dalam melakukan pengujian tertulis tentang Teori pada beberapa situasi mungkin
ada gunanya, tetapi bila tidak berhati-hati, maka laporan yang dibuat
berdasarkan/merupakan kemampuan dalam mengerjakan ujian tertulis dan
bukannya berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan bagi pemohon/peserta
ujian..
Pertanggung jawaban :

 Apa yang dapat dikatakan penilaian yang dapat dipercaya dalam konteks penilaian
kompetensi.
 Pertanggungjawaban dapat berarti pula adanya kesamaan hasil penilaian yang
dilakukan penilai yang satu dengan penilai yang lain atau bila penilaian dibuat
oleh penilai yang sama pada hari yang lain (berikutnya)
 Menjaga kerahasiaan tentang orang yang dinilai adalah hal yang perlu
dipertanggung jawabkan oleh Penilai.
 Untuk meningkatkan pertanggung jawaban maka perlu :
- Pembentukan kriteria yang disetujui
- Pengukuran ulang
- Banyak pelatihan dan kegiatan penilaian bagi Penilai.
Pembentukan Kriteria yang objektif adalah hal yang sangat penting

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 345


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

5. Efektivitas biaya :
Untuk meningkatkan pertanggung jawaban penilaian, umumnya melibatkan banyak
orang dalam proses pengujian dan penilaian dan sering terjadi pengulangan
pengujian/penelaahan berkali-kali untuk mendapatkan data yang akurat,tetapi
manfaat ini menyebabkan biaya meningkat.
Untuk itu perlu meningkatkan pertanggung jawaban, tanpa pengeluaran biaya yang
tidak perlu,dengan tetap memperhatikan efektivitas biaya.
6. Metode Penilaian
Penilaian harus berhubungan erat dengan penampilan kerja dalam pekerjaan
(memang ini memerlukan waktu dan latihan bagi Penilai) Hal ini harus menjadi
pernyataan-pernyataan yang objektif dan kriteria penilaian yang membuat pernyataan
objektif tersebut dapat diukur.
7. Melaporkan dan menyimpan data
Sistem manajemen informasi yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai
berbagai kegiatan penerapan standar kompetensi.
Selama tahap pengembangan dapat digunakan untuk menyimpan data-data peserta
dan mencatat hasil masing-masing peserta ujian serta memantau yang telah diberi
sertifikat.
Sehingga mempunyai gambaran menyeluruh mengenai unjuk kerja Unit sertifikasi
kompetensi personel dan sekaligus untuk melakukan evaluasi dan perencanaan
program berikutnya.
Laporan antara lain memuat :
 Melaporkan pelaksanaan Program Pengujian.
 Melaporkan jumlah dan kompetensi apa saja yang telah diujikan.
 Melaporkan tingkat kualifikasi kompetensi yang telah dilaksanakan dan hasil yang
diperlihatkan para peserta uji.
 Melaporkan kriteria dan instrumen uji dengan materi interpretatif yang cocok.
8. Pemeliharaan Standar :
Standar-standar yang dipakai dijaga/dipelihara bukan berarti statis, tetapi dinamis
sesuai dengan perkembangan/ perubahan yang terjadi.

5.4 TATA CARA PENILAIAN


Metoda penilaian yang umum mencakup :
 Pengamatan ditempat kerja
 Pada sistem kerja tiruan ( Simulaor )
 Pada alat latihan-latihan praktis

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 346


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Farmasi

 Penilaian lisan dan tulisan ( penilaian ini sebatas untuk mengetahui latar belakang )
 Portofolio.
Menerapkan suatu pendekatan terpadu terhadap penilaian Kompetensi sebagai
kemampuan yang dapat diambil serta paduan berbagai macam Pengetahuan, keterampilan
dan sikap untuk dipakai/diterapkan di tempat kerja
Tugas tugas kemudian dinilai,demikian pula kemampuan dalam :
 Menangani sejumlah tugas
 Berhadapan dengan situasi beragam.
 Mengkoordinasi dan mengorganisasi pekerjaan.
 Berhadapan dengan berbagai kemungkinan, seperti gangguan dll.
 Bergaul dengan kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi.
 Mengikuti sayarat-syarat pekerja,kesehatan , keamanan dan keselamatan.
 Berkomunikasi secara efektif
KETERAMPILAN PERUSAHAAN :
Keterampilan perusahaan umumnya meliputi :
 Mendapatkan akses dalam menuju dan menggunakan informasi.
 Menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola perubahan.
 Berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
 Mengelola waktu
 Memakai strategi-strategi belajar
 Mengatasi permasalahan
 Bekerja sebagai bagian dari sebuah Tim.
( masing-masing dibagi kedalam 4 kemampuan )
JENIS-JENIS KETERAMPILAN :
 Keterampilan dalam melakukan tugas
 Keterampilan mengelola tugas
 Ketempilan mengelola gangguan atau hal-hal yang kebetulan.
 Keterampilan dalam lingkungan pekerjaan.
KRITERIA PRESTASI :
Penilaian akan efektif bila seluruh penilai memahami dengan benar dan konsisten tentang
kriteria prestasi.

LSP ”ASNAKES INDONESIA” 347

Anda mungkin juga menyukai