Pembesaran Prostat - Kelompok 10
Pembesaran Prostat - Kelompok 10
Kelompok 10
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2022
Terminologi
1. Bladder Outlet Obstruction
Penyumbatan yang terjadi pada pangkal kandung kemih sehingga mengurangi/menghentikan
aliran urine ke urethra
3. Hydrourether
Pembesaran urether karena adanya obstruksi pada saluran kemih bagian bawah
4. Tumor Prostat
Pembesaran pada prostat karena adanya proses malignansi, inflamasi, atau hiperplasia prostat
5. Hydronephrosis
Perbesaran pada ginjal karena ada obstruksi saluran di bawahnya, biasanya karena
ureterolithiasis
6. International Prostate Symptom Score
Pertanyaan untuk skrining diagnosis cepat dan
manajemen gejala BPH. Digunakan untuk
mengukur tingkat keparahan gejala saluran kemih
bagian bawah (LUTS) dan bukan untuk alat
diagnostik yang andal untuk gejala saluran kemih
bagian bawah (LUTS).
◦ - Pars preprostatica → 1 cm
◦ - Pars prostatica → 3 sampai 4 cm
dan dikelilingi oleh prostata.
◦ - Pars membranacea, selama
perjalanannya melewati spatium
tersebut, baik pada pria maupun wanita,
urethra dikelilingi oleh otot rangka
dari musculus sphincter urethrae
externum.
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
URETHRA
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
PROSTAT
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore:
Elsevier.
PROSTAT
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore:
PROSTAT
https://www.researchgate.net
- Suplai darah prostat:
- Cabang arteri iliaca interna
(hypogastric); a. Vesicalis inferior
- V. dorsalis penis profunda
- Inervasi: S2-S4 (parasimpatis), L1-L2
(simpatis)
- Drainase limfatik:
- nodi obturatorii
- nodi iliaci interni
Histologi
https://medicine.nus.edu.sg/pathweb/normal-histology/prostate/
Fisiologi Miksi
Tortora, Gerard J and Derrickson, Bryan. 2017. Principles of
Anatomy and Physiology 15th edition. United States of America:
Wiley
Tortora, Gerard J and Derrickson,
Bryan. 2017. Principles of
Anatomy and Physiology 15th
edition. United States of America:
Wiley
Fisiologi Prostat
◦ Sekret prostat cairan warna putih susu, agak asam dengan pH ± 6,5
yang dikeluarkan dari ductus prostaticus.
◦ Membentuk 25% cairan semen.
◦ Mendukung motilitas dan viabilitas sperma
◦ Berisi :
1. Asam sitrat : sumber ATP sperma lewat siklus krebs
2. Enzim proteolitik : Prostate-Specific Antigen (PSA), pepsinogen,
hyaluronidase, lisozim, amilase.
3. Asam fosfatase
4. Seminalplasmin : Antibakteri.
Tortora, Gerard J and Derrickson, Bryan. 2017. Principles of Anatomy and
Physiology 15th edition. United States of America: Wiley
Benign Prostatic
Hyperplasia ( BPH )
Definisi
◦ Sindrom metabolik
◦ Obesitas
◦ Predisposisi genetik
◦ Usia
◦ Faktor hormonal
◦ Riwayat BPH dalam keluarga
◦ Kurangnya aktivitas fisik
◦ Diet rendah serat, konsumsi vitamin E, konsumsi daging merah
◦ Inflamasi kronik pada prostat
◦ Penyakit jantung
● Benign Prostatic Hyperplasia - StatPearls - NCBI Bookshelf (nih.gov)
● Tjahjodjati, Soebadi DM, Umbas R, Purnomo BB, Widjanarko S, dkk.
Panduan Penatalaksanaan Klinis Pembesaran Prostat Jinak (Benign
Prostatic Hyperplasia/BPH). Edisi-3. Jakarta. Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
2017.
Epidemiologi
https://eprints.umm.ac.id/77074/3/BAB%20II.pdf
Gejala Klinik
Voiding symptoms Storage symptoms
(Obstruksi) (Iritasi)
Straining Nokturia
Intermittency Dysuria
Dribbling Urgency
● Rectal Touche
● Urinalisis rutin
● Hematologi rutin
● Prostate spesific antigen (PSA)
● Urinary flow test
● Postvoid residual volume test
● Biopsi prostat
● USG Transrectal
● Cystoscopy
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
1. Konservatif
◦ Terapi Konservatif → watchfull waiting
◦ Ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7
◦ Edukasi pada pasien :
▫ jangan banyak minum dan mengkonsumsi kopi atau alkohol setelah
makan malam,
▫ kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi
pada kandung kemih (kopi atau cokelat),
▫ batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung
fenilpropanolamin,
▫ jangan menahan kencing terlalu lama.
▫ penanganan konstipasi
◦ Pasien diminta untuk datang kontrol berkala (3-6 bulan)
2. Medikamentosa
◦ Diberikan pada pasien dengan skor IPSS > 7
▫ α1-‐blocker
■ Menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga mengurangi
resistensi tonus leher kandung kemih dan uretra
■ Contoh : terazosin, doksazosin, alfuzosin, dan tamsulosin (1x1),
silodosin (2x1)
■ Efek samping : hipotensi postural, dizzines, asthenia, dan ejakulasi
retrograde
▫ 5α-reductase inhibitor
■ menginduksi proses apoptosis sel epitel prostat yang kemudian
mengecilkan volume prostat hingga 20 – 30%
■ Contoh : finasteride (volume prostat > 40ml )dan dutasteride (volume
prostat > 30 ml).
■ Efek samping : disfungsi ereksi, penurunan libido, ginekomastia, atau
timbul bercak-bercak kemerahan di kulit
2. Medikamentosa
▫ Antagonis Reseptor Muskarinik
■ Menghambat atau mengurangi stimulasi reseptor muskarinik sehingga
akan mengurangi kontraksi sel otot polos kandung kemih
■ Contoh : fesoterodine fumarate, propiverine HCL, solifenacin
succinate, dan tolterodine l-tartrate
■ Efek samping, seperti mulut kering , konstipasi , kesulitan
berkemih,nasopharyngitis,dan pusing.
▫ Phosphodiesterase 5 inhibitor
■ meningkatkan konsentrasi dan memperpanjang aktivitas dari cyclic
guanosine monophosphate (cGMP) intraseluler, sehingga dapat
mengurangi tonus otot polos detrusor, prostat, dan uretra
■ Contoh : sildenafil, vardenafil, dan tadalafil (5 mg per hari)
2. Medikamentosa
▫ Terapi Kombinasi
■ α1-blocker + 5α-reductase inhibitor
● Terapi kombinasi ini diberikan kepada orang dengan keluhan LUTS
sedang-berat dan mempunyai risiko progresi (volume prostat besar,
PSA yang tinggi (>1,3 ng/dL), dan usia lanjut).
● Kombinasi ini hanya direkomendasikan apabila direncanakan
pengobatan jangka panjang (>1 tahun)
■ α1-blocker + antagonis reseptor muskarinik
● bertujuan untuk memblok α1-adrenoceptor dan cholin receptors
muskarinik (M2 dan M3) pada saluran kemih bawah
● Efek samping dari kedua golongan obat kombinasi, yaitu α1-blocker
dan antagonis reseptor muskarinik telah dilaporkan lebih tinggi
dibandingkan monoterapi
● Pemeriksaan residu urine harus dilakukan selama pemberian terapi ini
2. Medikamentosa
▫ Fitofarmaka
■ Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk
memperbaiki gejala, tetapi data farmakologik tentang kandungan zat
aktif yang mendukung mekanisme kerja obat fitoterapi sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti.
■ Contoh :
● Pygeum africanum,
● Serenoa repens,
● Hypoxis rooperi,
● Radixurtica, dan masih banyak lainnya
3. Pembedahan
◦ Indikasi tindakan pembedahan, yaitu pada BPH yang sudah menimbulkan
komplikasi, seperti:
▫ retensi urine akut;
▫ gagal Trial Without Catheter (TWOC);
▫ infeksi saluran kemih berulang;
▫ hematuria makroskopik berulang;
▫ batu kandung kemih;
▫ penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH;
▫ dan perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih
bagian atas.
◦ Indikasi relatif lain : keluhan sedang hingga berat, tidak menunjukkan
perbaikan setelah pemberian terapi non bedah, dan pasien yang menolak
pemberian terapi medikamentosa
3. Pembedahan
◦ Invasif minimal
▫ TURP (Transurethral Resection of the Prostate)
■ merupakan tindakan baku emas pembedahan pada pasien BPH dengan
volume prostat 30-80 ml
▫ Modifikasi TURP : Bipolar TURP
■ TURP-B memiliki efektifitas yang sama dibandingkan dengan TURP-M
dalam IPSS, skor kualitas hidup dan Qmax. Namun TURP-B memiliki
profil keamanan peri-operatif yang lebih baik dibandingkan TURP-M
■ Komplikasi : disfungsi ereksi
▫ Laser Prostatektomi
■ Kelenjar prostat akan mengalami koagulasi pada suhu 60-650C dan
mengalami vaporisasi pada suhu yang lebih dari 100 0C.
▫ Lain - lain
■ Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) atau insisi leher kandung
kemih (bladder neck incision)
3. Pembedahan
◦ Operasi Terbuka
▫ Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui transvesikal
(Hryntschak atau Freyer) dan retropubik (Millin)
▫ Pembedahan terbuka dianjurkan pada prostat yang volumenya
lebih dari 80 ml
4. Lain - Lain
◦ Trial Without Catheterization (TWOC)
▫ TWOC adalah cara untuk mengevaluasi apakah pasien dapat
berkemih secara spontan setelah terjadi retensi. TWOC baru
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian α1-blocker
selama minimal 3-7 hari.
◦ Clean Intermittent Catheterization (CIC)
▫ CIC adalah cara untuk mengosongkan kandung kemih secara
intermiten baik mandiri maupun dengan bantuan. CIC dipilih
sebelum kateter menetap dipasang pada pasien-pasien yang
mengalami retensi urine kronik dan mengalami gangguan fungsi
ginjal ataupun hidronefrosis.
4. Lain - Lain
◦ Sistostomi
▫ Pada keadaan retensi urine dan kateterisasi transuretra tidak
dapat dilakukan, sistostomi dapat menjadi pilihan. Sistostomi
dilakukan dengan cara pemasangan kateter khusus melalui
dinding abdomen (supravesika) untuk mengalirkan urine.
◦ Kateter menetap
▫ Kateterisasi menetap merupakan cara yang paling mudah dan
sering digunakan untuk menangani retensi urine kronik dengan
keadaan medis yang tidak dapat menjalani tindakan operasi
Pencegahan
◦ Retensi urin
◦ Retensi kronis
◦ Infeksi saluran kemih
◦ Hematuria
◦ Batu kandung kemih
Prognosis
◦ Predisposisi genetik
◦ Pengaruh hormonal
◦ Diet
◦ Pengaruh lingkungan
◦ Infeksi
● infodatin-kanker.pdf (kemkes.go.id)
● Purnomo, B, Buku Kuliah Dasar-dasar
Urologi, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2000
Klasifikasi derajat keganasan
ㆍ Dysuria
ㆍ Painful ejaculation
ㆍ Hematuria/hematospermia (rare)
https://www.nature.com/articles/cgt201377
Pemeriksaan Penunjang
● Rectal Touche*
● Prostate spesific antigen (PSA)*
● USG Transrectal **+****
● MRI **+**** * : skrining
** : diagnosis
● Biopsi prostat** *** : menentukan agresif/tidak
● Gleason score*** **** : menentukan metastasis
● Genomic testing***
● Bone scan****
● Computerized tomography (CT) scan****
● Positron emission tomography (PET) scan****
Penatalaksanaan
https://emedicine.medscape.com/article/1967731-treatment
Penatalaksanaan
● Tatalaksana Bedah :
○ prosedur laparoskopi,
○ prosedur dengan bantuan robot,
○ prostatektomi retropubik klasik
○ prostatektomi perineum
● Bentuk Terapi Radiasi :
○ Conventional radiation therapy
○ Three-dimensional (3-D) conformal radiation therapy
○ Intensity-modulated radiation therapy
○ Temporary and permanent brachytherapy
○ Proton-beam radiation
○ Stereotactically guided radiation
https://emedicine.medscape.com/article/1967731-treatment#d1
Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Kanker Prostat
Pencegahan
◦ Metastasis
◦ Inkontinensia urin
◦ Disfungsi ereksi
Prognosis
Seorang laki-laki bernama Tn J berusia 78 tahun (lansia, > 65 th) datang ke poliklinik
dokter umum. Pasien mengeluh bahwa beberapa bulan terakhir ini pasien merasa sangat
terganggu karena harus berkemih sangat sering (polakisuria), bahkan tiap setengah jam →
GK LUTS, suspek ISK, BPH, Ca Prostat. Pasien datang untuk berobat ke dokter karena
pasien merasa sudah tidak tahan lagi dengan gejalanya. Dari hasil anamnesis, ditemukan
bahwa pasien juga merasakan bahwa pasien harus mengedan untuk berkemih (straining),
urin sering menetes (terminal dribbling), dan terasa tidak puas setelah berkemih
(incomplete emptying) → GK LUTS. Pasien menyangkal adanya nyeri saat berkemih,
demam, penurunan berat badan, hematuria dan nyeri pinggang. → menyingkirkan suspek
ISK, Ca Prostat
RPD : pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini, pasien menyangkal riwayat
tidak bisa berkemih sebelumnya
RPK : (-)
Riwayat kebiasaan : pasien mengaku jarang konsumsi sayur dan buah. → Faktor Risiko
BPH, Ca Prostat, e.c kurangnya antioksidan
Riwayat berobat : pasien sering meminum suplemen untuk melancarkan berkemih, tetapi
tidak ada perubahan → tidak adekuat
Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi
Skrining menggunakan skor IPSS menghasilkan nilai 19 (moderate)
Pemeriksaan Penunjang:
1. Uroflowmetri
2. Uretrosistografi retrograd
3. CT Scan, MRI
4. Biopsi
Diagnosis Kerja
Tujuan : hambat kontraksi otot polos prostat Tujuan : induksi proses apoptosis sel epitel
→ ngurangi resisntesi tonus leher kandung prostat yang dapat mengecilkan volume
kemih dan uretra prostat hingga 20-30%
—----------------------- ss —-------------------------- ss
Prognosis