Anda di halaman 1dari 40

10/27/22

PENDAHULUAN
* Trauma yang berat dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi
* Permasalahan :
- Faktor pasien keadaan pasien sebelumnya
luka bakar yang dialami
- Faktor pelayanan petugas dan fasilitas
pelayanan

10/27/22
Penyebab
a. Api
b. Air panas
c. Bahan kimia ( asam / basa kuat )
d. Listrik dan petir
e. Radiasi

10/27/22
Luka bakar derajat 1

kerusakan terbatas pada epidermis


kulit kering, hiperemik berupa eritema
tidak dijumpai bulae
nyeri
sembuh spontan

10/27/22
Luka bakar derajat 2
 kerusakan meliputi
epidermis dan
dermis
 dijumpai bulae
 nyeri
 warna merah atau
merah muda
 dibedakan menjadi
dangkal dan dalam
10/27/22
Luka bakar derajat 3
kerusakan meliputi
seluruh tebal dermis dan
lapisan lebih dalam
organ kulit rusak
warna pucat – putih
tidak nyeri
dijumpai eskar (koagulasi
protein)
proses penyembuhan lama,
dibutuhkan graft

10/27/22
Luka bakar derajat 3

Eskar melingkar di dada


menghalangi gerakan
ekspansi rongga toraks

10/27/22
Trauma inhalasi
Indikasi kecurigaan
 Sputum bercampur karbon
 Luka bakar di muka
 Bulu2 diwajah terbakar
 Sisa2 jelaga
 Hiperemis orofaring
 Riwayat didlm ruang
tertutup
 CO Hgb >10%

10/27/22
 Berbagai patologi jalan nafas karena cedera inhalasi
 Deposit karbon Edema larings
 Erosi pita suara Sloughing mucosa
 Erythematous trachea Cast formation
10/27/22
III.1 Masalah Pernafasan
Luka Bakar
 1. Gangguan jalan nafas dan mekanisme bernafas
Cedera inhalasi

Edema mukosa Proses inflamasi mukosa

 disrupsi, nekrosis silia


 Obstruksi sloughing mucosa cast

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)


10/27/22
Gambaran ARDS

Pada foto toraks


(infiltrat
bilateral)

10/27/22
2. Gangguan sirkulasi

Peningkatan permeabilitas kapiler


Perpindahan cairan dari intra vaskular ke
interstisiel
Gangguan perfusi (syok seluler)

hipoksemia

10/27/22
3. Gangguan gastrointestinal

Terjadi hipoperfusi splangnikus :


1. Gangguan mekanisme digesti
2. Perdarahan saluran cerna
3. Translokasi bakteri
4. Paralisis otot polos
5. Perubahan suasana dalam lumen
6. Kerusakan hepatosit

10/27/22
4. Gangguan organ lain
1. Gangguan sel sel otak (edema serebri)
dan gangguan autoregulasi
2. Gangguan ginjal
3. Gangguan sel sel otot
4. Gangguan jantung dan hematologi
5. Gangguan elektrolit
6. Kontraktur dan parut hipertrofik

10/27/22
II. FASE PADA LUKA BAKAR
1. Fase awal
Masalah : pernafasan, sirkulasi
2. Fase sub akut
Masalah : proses inflamasi infeksi yang
menimbulkan sepsis proses
penguapan cairan tubuh di sertai energi
3. Fase lanjut
Masalah : kontraktur, gangguan fungsi,
penampilan.

10/27/22
Luas luka bakar : Rules of nines (dewasa), surface
of patient’s palm = 1% BSA (anak)

10/27/22
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT

1. Berat :
Derajat II – III > 20% (usia < 10 thn atau > 50 thn)
Derajat II – III > 25 % selain kelompok usia di atas
Mengenai muka, telinga, tangan, kaki, perineum
Cedera inhalasi
Luka bakar listrik
Disertai cedera lain
Pasien resiko tinggi

10/27/22
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT
2. Sedang
Luas 15 – 25% dengan derajat III < 10% pada dewasa
Luas 10 – 20% (usia < 10 tahun atau > 50 tahun
dengan derajat III < 10 %
Derajat III < 10% tidak mengenai muka, tangan, kaki
dan perineum pada anak dan dewasa

10/27/22
KATEGORI PASIEN DAN INDIKASI RAWAT

3. Ringan
Luas < 15% pada dewasa
Luas < 10% pada anak dan usia lanjut
Derajat III < 2% pada segala usia, tidak mengenai
muka, tangan, kaki dan perineum

10/27/22
DIAGNOSA KEP.
Ggn pertukaran gas b.d keracunan gas CO,
inhalasi asap, dan obstruksi jln nfs atas
Tdk efektif bersihan jln nfs b.d edema dan efek
inhalasi asap
Defisit vol cairan b.d peningktn permeabilitas
kapiler
Hypotermia b.d kehilangan mikrosirkulasi kulit
dan luka terbuka
Nyeri b.d injuri jaringan dan saraf
Kecemasan b.d dampak emotional dr injury
10/27/22
Prinsip2 Penatalaksanaan
Mengupayakan dan mempertahankan
• Jalan nafas
• Perfusi yang normal
• Keseimbangan cairan dan elektrolit
• Suhu tubuh : norma

10/27/22
Prinsip2 Penatalaksanaan
Jalan nafas
 Penilaian adanya trauma inhalasi
 Mempertahankan patensi jalan nafas (intubasi

dgn ETT atau tracheostomi sedini mungkin)

Pernafasan
 Menilai kemungkinan keracunan CO
 Melakukan eskarotomi bila terdapat eskar

melingkar di dinding dada.


 Memberikan oksigen dan ventilasi

10/27/22
Prinsip2 Penatalaksanaan
Sirkulasi
 Akses vena yang adekuat
 Monitoring tanda2 vital
 Monitor produksi urin tiap jam
• Dewasa : 30-50 mL/jam
• Anak2 : 1.0 ML/kg/jam

10/27/22
Pemberian cairan
Rumus Baxter
 4 ml warmed Ringer’s lactate
solution/kg/% BSA in 1st 24 hours
• ½ in first 8 hours
• ½ in next 16 hours
 Berdasar waktu mulai saat terjadi trauma.

10/27/22
EVANS FORMULA
KOLOID: 1 ML X KG BB X %BSA
Elektrolit / saline : 1 ml x BBx % BSA
GLUKOSA 5%: 2000ml
Hr 1 : ½ diberikan dl 8 jam; dipertahankn ½ lg sampai
16 jam
Hr 2 : koloid dan elektrolit

10/27/22
BROOKE ARMY FORMULA
Koloid : 0,5 ml x kg BB x % BSA
Elektrolit (RL): 1,5 ml x kg BB x % BSA
GLUKOSA 5 % : 2000 ML
HR 1 : ½ DL 8 JAM; DILANJUT s.d 16 jam
Hr 2 : ½ koloid, ½ elektrolit

10/27/22
Penatalaksanaan Lanjutan
 Identifikasi adanya cedera ikutan
 Data dasar analisa gas darah dan foto

thorax
 Dokumentasi data yang kontinyu (flow

sheet).

10/27/22
Monitoring
Tanda-tanda vital
Jalan nafas/pernafasan
 AGD, kadar CO ,foto thorax
Sirkulasi
Produksi urin (1/2 – 1 cc/kg BB/jam)
CVP
Balans cairan (insensible water loss/IWL ±
800cc)
10/27/22
Pemasangan NGT

 Mengurangi nausea, mencegah aspirasi


dan distensi abdomen.
 Luka bakar > 20% BSA

 Nutrisi enteral dini

10/27/22
Perawatan luka
Jangan pecahkan bulae
Jangan menyiram dengan air dingin
Tutup dengan kain lembab yang bersih dan steril
Penggunaan tulle atau krim antibiotika sesuai
dengan kebutuhan
Penentuan untuk penutupan luka dengan
skingraft
Kultur (pus,urin,tinja,sputum)
Pemakaian balut tekan

10/27/22
Silver sulfadiazin
Bentuk krim 1%
Efektif : Ps airogenosa, mikroba enterik dan candida
albicans.
Penetrasi terbatas epidermis
Rasa nyeri, eksudat masif, lisis eskar cepat
Gg-an produksi sel darah (lekopeni)
Banyak dipakai.

10/27/22
Perawatan luka
Menurunkan jumlah kuman komensal:
1. Pemberian AB untuk mengurangi flora
patogen usus.
2. Pencucian vagina
3. Rambut : cukur
4. Mulut : kumur2/sikat gigi
5. Bersihkan lubang hidung,telinga
6. Mata :salep.

10/27/22
Perawatan luka
Kateter : maksimal 1 minggu
CVP : perawatan luka dan fiksasi
Infus : cegah flebitis
Tracheostomi
ETT
Cegah dekubitus!

10/27/22
Pencegahan kontraktur
Leher : posisi fleksi (ganjal bahu dengan
bantal)
Axilla : posisi elevasi, abduksi
Jari-jari : diberikan kasa diantara sela-sela
jari, ekstensi
Perinium : panggul ekstensi dan abduksi
20°
Siku,lutut : ekstensi
Pergelangan kaki : dorsofleksi 90°

10/27/22
Fisioterapi

Mobilisasi sendi anggota gerak sedini


mungkin : mencegah kontraktur
Chest Physiotherapy

10/27/22
Luka bakar listrik
Aliran tegangan tinggi (>1000 volt)
Luka masuk (lebih kecil) dan luka keluar (lebih
besar)
Gangguan irama jantung monitor 24 sampai 48
jam pertama
Kerusakan syaraf,pembuluh darah, otot dan tulang
Kadang disertai luka bakar (bunga api listrik)

10/27/22
Luka bakar listrik
Fasciotomy
 Kerusakan melibatkan
otot2 dengan kulit diatas
yang masih intak

10/27/22
Luka bakar listrik

 Myoglobinuria
• Diuresis ↑: 100 ml urine / hour
• Mannitol : 25 g IV
 Asidosis metabolik
• Menjaga perfusi adekuat
• Sodium bikarbonat

10/27/22
Jangan terjadi lagi !!!.....

10/27/22
10/27/22

Anda mungkin juga menyukai