Leny Marlina
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier)
Hukum Lavoisier dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Antonie Laurent Lavoisier.
Dalam penelitiannya, Lavoisier membakar merkuri cair berwarna putih dengan oksigen sampai
dihasilkan merkuri oksida berwarna merah. Tidak sampai situ saja, Lavoisier memanaskan
merkuri oksida sampai terbentuk merkuri cair berwarna putih dan oksigen. Dari penelitian
tersebut, diperoleh hasil bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada proses pembakaran sama
dengan massa oksigen yang terbentuk setelah merkuri oksida dipanaskan. Oleh karena itu,
hukum Lavoisier dikenal sebagai hukum kekekalan massa. Adapun pernyataan hukum
Lavoisier adalah sebagai berikut.
Contoh Hukum Kekekalan Massa
Besi bermassa 21 gram direaksikan dengan belerang sehingga membentuk 33 gram besi belerang.
Tentukan massa belerang yang bereaksi!
Pembahasan:
Sebelum menentukan massa belerang yang bereaksi, kalian bisa menulis persamaan reaksinya seperti
berikut.
Hukum Lavoisier menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah sama, sehingga
diperoleh:
Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa oksigen di dalamnya akan memenuhi perbandingan tertentu.
Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan
demikian, hukum Dalton dikenal sebagai hukum perbandingan berganda. Berikut ini pernyataan hukum Dalton
Contoh
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO, N2O3, dan N2O4
dengan komposisi massa terlihat dalam tabel berikut.
Tabel.5.4. Perbandingan Nitrogen dan Oksigen dalam Senyawa
N2 O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa apabila massa N dibuat tetap (sama) sebanyak 7 g maka
perbandingan massa oksigen dalam: N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4
5. Hukum Perbandingan Volume (Gay
Lussac)
Hukum Gay Lussac dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac. Lussac meneliti tentang
volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan penelitiannya, Lusac mengambil kesimpulan bahwa
perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Apakah hasil eksperimen Gay Lussac? Persamaan
reaksi dari eksperimen Gay Lussac dapat dituliskan sebagai berikut.
Coba kalian perhatikan perbandingan volume tiap-tiapp gas pada persamaan reaksi di atas. Hasil percobaan
menunjukkan perbandingan volume-volume gas sebagai berikut:
Hukum perbandingan volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut:
“Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing – masing gas.”
Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu persmaan reaksi berlaku hubungan:
6. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro, pada tahun 1811. Avogadro
menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk
molekul unsur, contohnya H2, O2, N2, dan P4. Berdasarkan pemikiran tersebut, Avogadro berhasil menjelaskan
hukum Gay Lussac dan membuat hipotesis sebagai berikut. “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas
dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.” Pada suhu dan tekanan sama,
yaitu pada wujud gas, volume sama mengandung jumlah molekul sama yaitu perbandingan volume menyatakan
perbandingan molekul. Perbandingan volume sebanding dengan perbandingan koefisien, sehingga perbandingan
koefisien juga menyatakan perbandingan jumlah molekul.
Jadi dapat dipahami, bahwa inti hukum tidak harus sama persis dengan kalimat aslinya, asalkan tidak
mengubah arti hukum itu. Dari hipotesis Avogadro, akan diperoleh:
Contoh
Menentukan Rumus Molekul Senyawa Gas
Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya
diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut