Anda di halaman 1dari 13

Potensi Bahaya di Jalan dan Tempat

Kerja Pada Pemurnian Dan


Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi
Kelompok 3 :

Mahdalena
1711015039
Fatimatu Zahra
1711015065
Wening Af’idah Karima
1711015116
Potensi Bahaya Yang ada di Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan
Gas Bumi
Pengendalian risiko
• Eliminasi : Mengilangkan Potensi bahaya
Potensi bahaya yang mungkin untuk dihilangkan
(Penutupan/penyemenan jalan yang
Potensi bahaya
 Kecelakaan Lalu Lintas berlubang, Pembuatan Pagar pada tepi
tebing,dll)  Tergelincir/ terpeleset
(Tertabrak dengan kendaraan • Substitusi Control: Mengganti dengan (Kondisi tempat kerja
yang lain, rambu dan bahan/proses/alat yang lebih aman
• Engeneering Control: Melakukan lainya licin, kotor)
pembatas jalan, jalanan yang
rekayasa teknis (Pemberian rambu yang
tidak rata/kondisi tanah yang jelas dan sesuai dengan bahaya yang ada,  Terjatuh (Tidak ada
tidak baik, serta penerangan Penerangan yang cukup, Jalan yang lebar
pagar/pembatas di
jalan yang minim) dan luas sesuai dengan proses kerja
kendaraan , Penyedian APAR disetiap pinggir tebing/lobang
lokasi yang memiliki potensi bahaya yang dalam di sekitar
 Kebakaran (Tertumpahnya kebakaran dan ledakan, dll) jalan lokasi kerja)
bahan baku minyak dan gas • Administratif Control: Pengaturan jam
bumi, Adanya percikan api) kerja, Jadwal pembersihan lantai,
Pengecekan proses kerja , dll
• PPE : Penggunaan APD sesuai potensi
 Ledakan (Bahan baku minyak bahaya (Helm,kaca mata,sarung tangan,
dan gas mengalami baju anti percikan api,sepatu safety, dll.)
penguapan)
Potensi Bahaya
1. Getaaran: Terdapat risiko getaran saat
kendaraan melintasi jalur pada saat pekerja
berlalu lalang.
2. Suhu/iklim kerja: Terdapat risiko suhu tinggi pada
jalur atau jalan yang sempit atau pada lorong.
3. Pembuatan jalan pada area tertutup atau dalam
ruangan harus menggunakan bahan yang mudah
dibersihkan dan ruangan yang tifak lembab,
sehingga mikroorganisme tidak tumbuh pada
area tersebut. Sudut antardinding dan lantai
harus sesuai agar mudah dibersihkan.
4. Jalur atau jalan yang berada dalam ruangan dan
dilalui kendaraan akan meninggalkan residu
pembakaran bahan bakar kendaraan
5. Iklim Kerja atau suhu akan meningkat, karena
uap panas di sekitar area bejana yang berisi air
mendidih atau panas.
6. Risiko kebocoran reservoir atau tepat menyimpan
barang
Pengendalian

 Membuat ventilasi agar terjadi pertukaran udara, dan jika


perlu dapat dipasangkan exhaust dan.
 Bahan lantai yang digunakan harus mudah dibersihkan
 Penerapan ventilasi udara dan pemasangan tanaman
penyerap udara seperti lidah mertua, pakis boston, dan
sebagainya.
 Memberikan label pada setiap cairan pada benjana agar
mudah diidentifikasi
 Perawatan dan pengecekan benjana harus dilakukan secara
rutin agar memastikan tidak adanya kebocoran
Potensi Bahaya :
 Saat dilakukan pembersihan debu di sekitar
berisiko berterbangan di udara
 Saat membersihkan tempat kerja terdapat
risiko rasa sakit di punggung

Pengendalian :
 Pembersihan debu sebaiknya disedot
menggunakan vakum cleaner dari pada di
sapu agar meminimalisir dubu berterbangan.
 Pekerja harus memerhatikan postur tubuh
yang benar ketika mengangkat benda dari
permukaan lantai, dan di atas meja agar tidak
menimbulkan rasa sakit pada punggung.
Pencahayaan
Pencahayaan merupakan sejumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Fungsi dari pencahayaan di
area kerja antara lain memberikan pencahayaan kepada benda-benda yang menjadi
objek kerja operator tersebut, seperti: mesin atau peralatan, proses produksi, dan
lingkungan kerja jatuh ke suatu permukaan. Satuan untuk illumination level adalah
lux pada area dengan satuan square meter (Kaufman,1973).

Kondisi Penerangan Didalam Lingkungan Tempat Kerja


Apabila kita bicara tentang penerangan maka ada 2 aspek yang perlu diperhatikan:
1. Penerangan yang suram (intensitas penerangan yang rendah)
Keadaan lingkungan tempat kerja yang suram atau gelap disebabkan oleh kurangnya
penerangan (pencahayaan) atau keadaan lampu yang menyilaukan, permukaan
tempat kerja (bangku) yang mempunyai daya refleksi (pantulan) tinggi adalah
umum, dan banyak dijumpai, yang kepada tenaga kerja mengakibatkan
penglihatannya terhadap pekerjaan menjadi rumit dan sukar bila dibandingkan
dengan tugas-tugas pekerjaan di kantor.
2. Penerangan yang intensitas cahayanya berlebih (kelebihan cahaya)
keadaan lampu yang menyilaukan, permukaan tempat kerja (bangku) yang
mempunyai daya refleksi (pantulan) tinggi adalah umum, dan banyak dijumpai, yang
kepada tenaga kerja mengakibatkan penglihatannya terhadap pekerjaan menjadi
rumit dan sukar bila dibandingkan dengan tugas-tugas pekerjaan di kantor.
Identifikasi Bahaya Pencahayaan
di tempat kerja

Menurut (Pheasant, 1991) akibat tingkat


pencahayaan ada dua yaitu:
1. Akibat Tingkat pencahayaan kurang :
a. Gangguan pada mata, kerusakan mata, Pengendalian
kelelahan mata (mata
dipaksaberakomodasi), Menurunkan 1. Pengendalian Teknis
ketajaman penglihataN a. Perbesar ukuran obyek (kaca pembesar, monitor)
b. Sakit kepala, pegal pada bagian tubuh b. Perbesar intensitas penerangan (buatan atau alami)
c. Kepekaan kontras dan kecepatan c. Reflektor
persepsi d. Menambah lampu lokal
d. Menimbulkan terjadinya kecelakaan e. Mencegah kesilauan (memberbesar kontras, jauhkan
e. Memperpanjang waktu kerja permukaan mengkilat)
2. Akibat Tingkat pencahayaan berlebihan : f. Penataan warna dinding, langit-langit2.
f. Kesilauan 2. Pengendalian Administratif
g. Kelelahan pada bagian mata a. Seleksi pekerja
h. Ketidaknyamanan b. Jaga kebersihan dinding, langit-langit, lampu
Standar Intensitas Pencahayaan
Permen No. 5 Tahun 2018
Ventilasi adalah terjadinya pertukaran udara di tempat kerja.
Ventilasi yang baik bila terjadi pertukaran udara tempat kerja 2 – 3
kali per menit per orang. Untuk menjamin terjadinya ventilasi
udara di tempat kerja, maka tempat kerja hendaknya dilengkapai

Ventilasi
dengan ventilasi. Ventilasi menurut jenisnya dapat dibagi menjadi
ventilasi buatan atau mekanis (AC, exhaus fan, kipas, blower dll))
dan ventilasi alamiah ( jendela, jalusi, kisi dll). Ventilasi alamiah
dapat juga dibagi menjadi ventilasi permanen ( lubang angin,
jalusi) dan tidak tetap (sementara) seperti pintu ruangan yang bila
terbuka dapat berfungsi untuk ventilasi. Pertukaran udara
persatuan waktu per orang, ditentukan oleh luas lubang ventilasi,
kecepatan aliran udara segar yang masuk ke dalam ruangan
kerja, serta jumlah tenaga kerja yang berada dalam ruangan
tersebut.
Ventilasi adalah terjadinya pertukaran udara di tempat kerja.
Ventilasi yang baik bila terjadi pertukaran udara tempat kerja 2
– 3 kali per menit per orang. Untuk menjamin terjadinya
ventilasi udara di tempat kerja, maka tempat kerja hendaknya
dilengkapai dengan ventilasi. Ventilasi menurut jenisnya dapat
dibagi menjadi ventilasi buatan atau mekanis (AC, exhaus fan,
kipas, blower dll)) dan ventilasi alamiah ( jendela, jalusi, kisi dll).
Ventilasi alamiah dapat juga dibagi menjadi ventilasi permanen
( lubang angin, jalusi) dan tidak tetap (sementara) seperti pintu
ruangan yang bila terbuka dapat berfungsi untuk ventilasi.
Pertukaran udara persatuan waktu per orang, ditentukan oleh
luas lubang ventilasi, kecepatan aliran udara segar yang masuk
ke dalam ruangan kerja, serta jumlah tenaga kerja yang berada
dalam ruangan tersebut.
Persyaratan Teknis Ventilasi
 Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar
angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak
tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
(sinar matahari).
 Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai,
dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak
dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran  udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Pengendalian
Kebisingan
Kebisingan  Pengendalian Kebisingan :
1. Eliminasi, perubahan cara kerja
2. Subtitusi mesin, pondasi mesin, modifikasi dan
perawatan mesin
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki 3. Isolasi mesin, cover, penyekat dinding, langit-
yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau langit kedap suara, jauhkan sumber
alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat 4. Administratif (ruang kontrol, pengaturan waktu
menimbulkan gangguan pendengaran. kerja, mengurangi waktu paparan, rotasi kerja,
 Pengaruh Kebisingan : seleksi, training)
Gangguan fisiologis Peningkatan tekanan darah, 5. Pemeriksaan audiometric (sebelum kerja,
sakit kepala, vertigo, mual, gangguan berkala)
keseimbangan 6. Pengukuran & pemantauan kebisingan
1. Gangguan Psikologis Mengurangi (mapping intensitas, frekuensi, lama dan
kenyamanan, gangguan konsentrasi, sulit tidur, distribusi, waktu total pemaparan bising)
cepat marah 7. Penggunaan APD (ear plug- sumbat telinga ,
2. Gangguan Komunikasi ear muff- tutup telinga)
3. Efek pada organ pendengaran - Temporary Nilai Ambang Batas (NAB) untuk kebisingan di tempat
hearing loss (sementara) - Permanent hearing kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan
loss (tetap) nilai rata-rata yang masih dapat diterima tenaga
Pengaruh kebisingan tergantung dari faktor : kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya
4. Tinggi intensitas suara dan frekuensi dengar yang tetap untuk waktu kerja yang terus
ENERGY
menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
5. Lama dan jarak dari sumber
6. Spektrum suara seminggu.NAB untuk kebisingan di t4 kerja
7. Kepekaan individu, obat-obatan, kondisi ditetapkan 85 dB (A).
kesehatan
Ergonomi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia
Ergonomi dalam kaitannya dengan pekerjaannya, diaplikasikan untuk
mendesain pekerjaan dan tempat kerja agar sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia.Tujuan
penerapan ergonomi untuk menyesuaikan pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia untuk menurunkan risiko yang akan
dihadapi. (Nurmianto,1998).

Potesni bahaya:
1. Cara Kerja, posisi kerja, dan postur kerja, yang tidak
sesuai saat melakukan pekerjaan.
2. Desaiin alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai
dengan antropometri pekerja.
3. Pengangkatan bebean yang melebihi kapasitas kerja.

Pengandalian
1. Menghindari posisi kerja yang janggal
2. Meperbaiki cara kerja dan posisi kerja
3. Mendesain kembali dan tempat kerja, objek kerja, bahan, desain ,
dan alat kerja
4. Melakukan pekerjaan dengan sikap tubh dan posisi yang benar
dan netral
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai