Anda di halaman 1dari 12

Isu-Isu Hukum dan Etik

Katrim Alifa
Putrikita
Komitmen Sipil dan Hak
Pasien

2
Keberadaan di Institusi Psikiatrik
▧ Dalam "perawatan sukarela", individu secara sengaja mencari
penanganan di fasilitas psikiatrik.
▧ Komitmen sipil merupakan proses hukum dari penempatan individu
ke dalam institusi psikiatrik secara paksa.
▧ Komitmen sipil bertujuan mengobati orang yang “dianggap”
mengalami gangguan mental atau menimbulkan ancaman bagi
dirinya dan orang lain
▧ Komitmen pidana menempatkan orang ke dalam institusi psikiatrik
setelah "dinyatakan tidak bersalah terhadap kejahatannya karena
alasan ketidakwarasan".

3
Hak-Hak Pasien Mental
▧ Pengadilan menyatakan bahwa rumah sakit jiwa harus (setidaknya)
menyediakan:
○ Lingkungan fisik dan psikologis yang manusiawi
○ Staf berkualifikasi, dalam jumlah yang cukup untuk
memberikan penanganan yang memadai
○ Rencana penanganan individual

4
Hak-hak Pasien Mental
1. Dalam Wyatt v. Stickney, pengadilan di Alabama memberlakukan standar
pelayanan minimum.
2. Dalam O’Connor v. Donaldson, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa orang
yang sakit secara mental tetapi tidak berbahaya maka tidak boleh dimasukkan
ke fasilitas psikiatrik secara paksa, jika orang itu dapat ditangani dengan baik di
masyarakat.
3. Dalam Youngberg v. Romeo, Mahkamah Agung memutuskan bahwa orang yang
ditahan secara paksa akan memiliki hak untuk jenis-jenis perawatan yang
longgar dan mendapatkan pelatihan untuk membantu fungsi yang baik.
4. Putusan-putusan pengadilan, seperti dalam kasus Rogers v. Okin di
Massachusetts, telah menetapkan bahwa pasien memiliki hak untuk menolak
pengobatan, kecuali jika darurat.

5
Pembelaan Atas Dasar
Ketidakwarasan

6
Pembelaan Atas Dasar Ketidakwarasan:
Dasar Hukum (Sejarah)
Tiga kasus pengadilan menetapkan dasar hukum untuk pembelaan ketidakwarasan:
• Pengadilan di Ohio (1843) menerapkan prinsip "impuls yang tidak bisa ditahan"
sebagai dasar pembelaan atas dasar ketidakwarasan.
• Putusan M’Naghten, berdasarkan sebuah kasus di Inggris (1843), menafsirkan
"kegagalan seseorang untuk mengapresiasi kesalahan dalam tindakannya"
sebagai dasar dari ketidakwarasan secara hukum.
• Putusan Durham, berdasarkan sebuah kasus di Amerika Serikat (1954),
menyatakan bahwa orang tidak menanggung tanggung jawab pidana jika
perilaku kriminal mereka akibat “penyakit jiwa atau cacat mental.”

7
Dasar Hukum (American Law Institute)
▧ Panduan ini merupakan serangkaian standar yang dikembangkan oleh
American Law Institute, yang menggabungkan:
○ Prinsip M’Naghten tentang ketidakmampuan menilai perbedaan
antara yang benar atau salah
○ Prinsip impuls yang tidak bisa ditahan, di mana seseorang tidak
bisa menyesuaikan perilakunya dengan persyaratan hukum
karena penyakit/cacat mental.

8
Komitmen Pidana
▧ Dasar hukum lamanya (durasi) komitmen pidana menyatakan:
○ Orang yang dihukum secara pidana bisa dirawat di rumah sakit
jiwa untuk "waktu yang tidak ditentukan".
○ Orang yang dinyatakan tidak bersalah atas kejahatan karena
alasan ketidakwarasan bisa dimasukkan ke dalam rumah sakit
jiwa bertahun-tahun lebih lama daripada hukuman penjara
(seandainya mereka dinyatakan bersalah).
○ Pembebasan pada akhirnya bergantung pada penentuan status
mental mereka.

9
Kompetensi untuk Diadili
▧ Tertuduh kejahatan yang tidak mampu untuk memahami tuduhan
terhadap mereka dan atau membantu pembelaan mereka sendiri,
maka dapat dianggap tidak kompeten untuk diadili dan dimasukkan
ke fasilitas psikiatrik.
▧ Seorang terdakwa yang dianggap "kompeten untuk diadili" masih
bisa dinilai "tidak bersalah karena alasan ketidakwarasan”.
▧ Dalam kasus Jackson v. Indiana, Mahkamah Agung AS menetapkan
batasan jangka waktu penahanan di fasilitas psikiatrik akibat dinilai
tidak kompeten untuk diadili.

10
Terimakasih 
Any questions?

11
Referensi

▧ Nevid, Rathus & Greene. (2018). Psikologi abnormal pada dunia


yang terus berubah, edidi kesembilan, jilid 2. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai