Anda di halaman 1dari 39

Konteks Legal Askep Jiwa

1. Perawatan Rawat Inap


Proses rawat inap dapat menimbulkan trauma /
dukungan, tergantung sikap institusi, sikap keluarga
& teman, respon staf dan jenis Penerimaan masuk
RSJ
Penerimaan RSJ ada 3 jenis :
- Masuk informal
- Masuk dengan suka rela
- Masuk dengan peaksaan
 Masuk dengan paksaan (komitmen)
 masuk dengan kekuasaan polisi/ karena
perlindungan terhadap masyarakat / pasien di
anggap tidak mampu melindungi dirinya sendiri
setelah dinyatakan oleh keluarga, teman, petugas
masyarakat, dokter atau warga lain.
 Pasien secara medis dinyatakan dokter perlu
pengobatan dan rawat inap.
PROSEDU RNYA /ALUR
Dibawa oleh keluarga, teman, petugas masyarakat,dokter/ warga karena
prilaku/ kondisi klien yang menunjukkan prilaku tidak

Di Pemeriksa oleh tenaga medis/ dokter yang akan


memutuskan rawat inap atau tidak

Untuk kasus kepolisian


(dilakukan visum psikiatrik oleh Tim kesehatan, yang akan diputuskan
apakah pasien mengalami gangguan psikosis atau tidak), kalau psikosis
berarti rawat inap, jika tidak dapat menjalankan hukuman

Pulang diputuskan oleh RSJ Status hak warga negara


atau pengadilan tergantung negara
Klien ditetapkan dirawat inap jika diputuskan :
Berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain
Kondisi psikologisnya memerlukan
perawatan
Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
seperti makan dan tempat tinggal
1.b. Masuk Informal

Permintaan lisan oleh pasien


Untuk dirawat & pasien minta
Bantuan suka rela

Pulang bila diinginkan pasien

Status hak warga negara dapat


Dicapai kembali sepenuhnya
1.c. Masuk dengan Suka Rela

Klien masuk dengan pendaftaran tertulis


setelah dengan Suka rela mencari bantuan

Jika ingin pulang dengan permintaan sendiri


( jika dewasa) maka harus mengisi formulir
APS (Pulang Atas permintaan sendiri)

Status hak warga negara dapat


Dicapai sepenuhnya
Kewaspadaan

Jika klien melarikan diri :


 Klien yang masuk informil / suka rela jika lari maka
untuk masuk harus atas persetujuan yang
bersangkutan

 Klien yang masuk dengan paksaan jika lari maka


perawat / pihak RSJ wajib melaporkan kepada polisi
& pengadilan
2. Perawatan Pasien Rawat Jalan

Perawatan pasien rawat jalan adalah suatu


proses dimana pengadilan dapat
memerintahkan klien untuk menjalankan
serangkaian tindakan berobat jalan sesuai
permintaan dokter
Hak-hak pasien
 Hak untuk berkomunikasi dengan orang di luar rumah
sakit
klien bebas untuk mengunjungi & berbicara melalui
telepon secara leluasa & mengirim surat tertutup
kepada siapapun yang dipilihnya (kecuali untuk pasien
Napza)
 Hak terdapat barang pribadi
klien berhak untuk membawa sejumlah barang pribadi
bersamanya. Namun bukan menjadi tanggung jawab
rumah sakit untuk keamanannya
 Hak menjalankan keinginan
hak untuk membuat surat wasiat
 Hak terhadap “Habeas Corpus”
hak untuk klien di pengadilan agar ditahan
tidak legal
 Hak terhadap pemerikasaan psikiatrik yang
mandiri
klien boleh memilih dokter sendiri & jika klien
ditentukan bahwa tidak menderita gangguan
jiwa, klien harus dilepaskan
 Hak terhadap keleluasan pribadi
Hak klien untuk dijaga kerahasiaan dirinya oleh perawat / RS
(catatan RS tidak boleh dibaca yang tidak berkompeten/ tidak
mempunyai izin)

 Hak persetujuan tindakan (informed consent).


dokter harus menjelaskan tentang pengobatan kepada
klien, termasuk potensial komplikasi, efek samping & resiko.
Dokter harus mendapatkan persetujuan klien yang harus
kompeten, dipahami & tanpa paksaan
Informasi yang perlu dismpaikan informed consent
• Diagnosa : deskripsi masalah klien
• Pengobatan : sifat dan tujuan pengobatan yang diusulkan
• Konsekuensi : resiko & keuntungan pengobatan yang diusulkan
termasuk akiobat fisik & pisikologis
• Alternatif : alternatif terhadap pengobatan yang diusulkan serta
resiko dan kuntungannya
• Prognosa : hasil pengobatan yang diharapkan, dengan
pengobatan alternatif, serta tanpa pengobatan.
 Prinsif pemberian informasi
• Kaji kemampuan klien untuk memberikan
persetujuan dilakukan tindakan (Informed Consent)
• Pergunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat
dimengerti oleh orang awam
• Beri kesempatan pada klien & keluarga untuk
bertanya
• Uji pemahaman klien setelah diberikan penjelasan
Prinsif pemberian informasi

• Didik atau bimbing sesering mungkin sesuai


kebutuhan
• Dokumentasi semua faktor yang relevan
termasuk apa yang telah diungkap, pemahan
klien, kompetensi, kesepakatan terhadap
pengobatan tanpa paksaan & persetujuan yang
sebenarnya
Hak mendapat pengobatan Pengobatan
 kriteria untuk pengobatan yang adekuat di definisikan dalam 3
area :
Lingkup fisik & pisikologis manusia
Kualitas & kuantitas perawat/ tenaga yang memberikan
pengobatan
Rencana pengobatan yang bersifat individual
Hak untuk menolak pengobatan
Klien dapat menolak pengobatan kecuali secara legal telah
ditetapkan tidak “berkemampuan “ (orang dengan gangguan jiwa
tidak mampu mengatasi permasalahn / kebutuhan sendiri)
Hak pasien Jiwa secara umum
(Stuart & Laraia, 2001)
• Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di
luar RS dengan berkorespondensi, telepon dan
mendapatkan kunjungan
• Hak untuk berpakaian
• Hak untuk beribadah
• Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
• Hak untuk menyimpan dan membuang barang
• Hak untuk melaksanakan keinginannya
• Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
• Hak untuk membeli barang
• Hak untuk pendidikan
• Hak untuk habeas corpus
• Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
• Hak pelayanan sipil
• Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi
• Hak untuk memuntut dan dituntut
• Hak untuk menikah dan bercerai
• Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang tidak
perlu
• Hak untuk review status secara periodik
• Hak untuk perwalian hukum
• Hak untuk privasi
• Hak untuk informend consent
• Hak untuk menolak perawatan
ETIK KEPERAWATAN
• Sudut pandang pd apa yg baik
dan benar untuk kesehatan dan
kehidupan manusia.

• Mengarahkan bagaimana seorang


perawat harus bertindak dan
berinteraksi dengan orang lain
BERSUMBER DR PERNYATAAN
FLORENCE NIGHTINGALE
= IKRAR PROFESI

1.Membantu yg sakit 2.Membantu yg sehat


Untuk mencapai Mempertahankan
keadaan sehat kesehatannya

4. Membantu seseorang
Yg menghadapi 3. Membantu mereka yg
Kematian untuk hidup tdk dpt disembuhkan
seoptimal mungkin Untuk menyadari
Sampai menjelang potenasinya
ajal
Hak pasien Jiwa secara umum
(Stuart & Laraia, 2001)
• Hak untuk berkomunikasi dengan orang lain di
luar RS dengan berkorespondensi, telepon dan
mendapatkan kunjungan
• Hak untuk berpakaian
• Hak untuk beribadah
• Hak untuk dipekerjakan apabila memungkinkan
• Hak untuk menyimpan dan membuang barang
• Hak untuk melaksanakan keinginannya
• Hak untuk memiliki hubungan kontraktual
• Hak untuk membeli barang
• Hak untuk pendidikan
• Hak untuk habeas corpus
• Hak untuk pemeriksaan jiwa atas inisiatif pasien
• Hak pelayanan sipil
• Hak mempertahankan lisensi hukum; supir, lisensi profesi
• Hak untuk memuntut dan dituntut
• Hak untuk menikah dan bercerai
• Hak untuk tidak mendapatkan restrain mekanik yang tidak
perlu
• Hak untuk review status secara periodik
• Hak untuk perwalian hukum
• Hak untuk privasi
• Hak untuk informend consent
• Hak untuk menolak perawatan
Istilah
• Restrains adalah aplikasi langsung kekuatan
fisik pada seseorang, tanpa atau dengan izin,
untuk membatasi kebebasan bergerak.
• Seclusion (pengasingan) adalah pengurungan
seseorang bukan keinginan sendiri dalam
konstruksi khusus, ruangan terkunci dengan
sebuah jendela keamanan atau kamera untuk
monitoring visual langsung (JCAHO,2000).
HIRARKI DALAM MEMBATASI PASIEN JIWA
(Stuart & Laraian, 2001, p. 174)
Pembatasan bisa dalam makna dibatasi secara fisik atau
dibatasi pilihannya. Hirarki dari yang paling restriktif ke
yang kurang restriktif.

• Ekstrimitas tubuh
• Batasan ruang gerak ( kamar isolasi)
• Batasan dalam aktivitas sehari-hari, misal acara TV,
waktu merokok, komunikasi
• Aktivitas yang bermakna, misal akses untuk ikut
rekreasi
• Pilihan perawatan
• Kontrol sumber keuangan
• Ekspresi verbal dan emosional
PRINSIP MORAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
1. Autonomi
2. Beneficience
3. Nonmaleficience
4. Justice
5. Kejujuran, Kesetiaan dan Kerahasiaan
1. Autonomi
• Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih
rencana kehidupan dan cara mengatur dirinya

• Menghargai harkat dan martabat manusia sbg individu


yg dapat memutuskan yg terbaik untuk dirinya.

• Setiap tindakan keperawatan harus melibatkan pasien


dan berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
berhubungan dg asuhan keperawatan
2. Beneficience
• Merupakan prinsip untuk melakukan
yang baik dan tidak merugikan orang
lain.
• Tidak menimbulkan bahaya bagi orang
lain,
• Perawat scr moral berkewajiban
membantu orang lain melakukan
sesuatu yg menguntungkan dan
mencegah timbulnya bahaya
3. Non Maleficience dan Kemaslahatan

• Prinsip Non Maleficience dan Kemaslahatan


dapat dilihat kontinum rentang dari bahaya
yg tidak berarti (non maleficience) sampai
menguntungkan orang lain dg melakukan yg
baik (kemaslht).
• Menuntut perawat menghindari yg
membahayakan pasien selama pemberian
asuhan keperawatan
• Bekerja dg konsep dalin di RS.
4. Keadilan
• Merupakan suatu prinsip moral untuk
berlaku adil terhadap semua pasien
sesuai dengan kebutuhan .
• Setiap individumendapat tindakan yg
sama berarti mempunyai kontribusi yg
relatif sama untuk kebaikan kehidupan
seseorang.
5. Kejujuran, Kerahasiaan dan
Kesetiaan
• Kejujuran adalah kewajiban untuk
mengungkapkan yg sebenarnya atau tdk
membohongi pasien didasarkan pd hub
saling percaya.
• Kerahasiaan adalah kewajiban untuk
melindungi informasi rahasia.
• Kesetiaan adalah kewajiban untuk
menepati janji
METODE DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS

1. Menunjukan maksud baik.


2. Mengidentifikasi semua orang penting.
3. Mengumpulkan informasi yg relevan.
4. Mengidentifikasi prinsip etis yang
penting
5. Mengusulkan tindakan alternatif.
6. Melakukan tindakan.
PENGARUH HUKUM DALAM PRAKTEK KEP. JIWA

Perawat sebagai
warga negara

Perawat sebagai
pemberi pelayanan

Perawat
sebagai Hak-hak
pegawai pasien
MASALAH LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN

• Dapat terjadi bila tidak tersedia tenaga keperawatan


yg memadai tidak tersedia standar praktek dan tidak
ada kontrak kerja.
• Perawat profesional perlu memahami aspek legal
untuk melindungi diri dan melindungi hak-hak pasien
danmemahami batasa legal yg mempengaruhi praktek
keprwt.
• Pedoman legal Undang-undang praktek, peraturan
Kep Men Kes No 1239 dan Hukum adat.
LIABILITAS DALAM
KEPERAWATAN JIWA
1. Pasien bunuh diri
2. Gagal mendiagnosa
3. Masalah terkait dengan ECT
4. Penyalahgunaan obat-obat Psikoaktif
5. Melanggar kerahasiaan
6. Gagal merujuk pasien
7. Gagal untuk melaporkan penganiyaan
8. Tidak adanya informed consent
Pertanggungjawaban Pidana terkait dengan
kondisi jiwa seseorang

• Tindakan kriminal yang dilakukan oleh seseorang yang


diduga memiliki kelainan jiwa perlu mendapatkan
penyelididkan dari seorang ahli kesehatan jiwa ( Visum
et repertum psikiatrikum; VER)
• Argumen yang menyebutkan bahwa seseorang yang
didakwa melakukan tindakan kriminal dianggap tidak
bersalah karena orang tersebut tidak bisa mengontrol
perbuatannya atau tidak mengerti perbedaan antara
benar dan salah yang dikenal sebagai Peraturan
M’Naghten.
• Saat orang tersebut memenuhi kriteria, dia dapat
dinyatakan tidak bersalah karena mengalami gangguan
jiwa.
MINIMALKAN LIABILITAS

1. Ikuti Standar.
2. Berikan Pel. Kep yg kompeten
3. Hubungan empaty, hormat dan bela rasa
4. Dokumentasi lengkap dan objektif dan
tepat waktu dan tepat waktu.
5. Perawat menolong di tempat umum
STANDAR KEPERAWATAN
• Pedoman praktek kep yang aman dan
tepat.
• Menekakankan tanggung gugat
• Tanggung jawab :
Mengacu pd pelaksanaan tugas yg
dikaitkan dg peran perawat.
• Tanggung gugat:
Dapat memberikan alasan atas tindakan
kep yg diberikan atas diri, pasien,
profesi, atasan dan masyarakat
Don’t take it seriously ….
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai