Anda di halaman 1dari 31

STABILITAS TANAH

8
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
Istilah tanah-semen (soil-cement),
menunjukkan suatu campuran tanah
alami dengan semen portland.

Istilah lain : semen-merawat-pondasi


(cement-treated-base), yaitu stabilisasi
tanah pada pondasi bawah (subbase)
atau tanah dasar (subgrade)

Umumnya disarankan untuk melakukan


Semen yang dicampur dengan
stabilisasi tanah-dasar jika tanah dasar
material granuler bergradasi baik,
mempunyai CBR < 2
dapat mempunyai kuat tekan bebas
(qu) sekitar 7000 -14000 kPa.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
Stabilisasi tanah semen dirancang untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
standar ASTM atau AASHTO, yang meliputi hubungan kadar air-kepadatan,
kekuatan, serta ketahanan terhadap pengaruh basah-kering dan beku-cair.

Highway Research Board of America (HRBA, 1943) menyarankan batas-batas


distribusi ukuran butiran dan batas-batas Atterberg untuk tanah yang secara
ekonomis dapat distabilisasi.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
Umumnya direkomendasikan persentase bahan adalah :
semen 5% bila dicampur kerikil
semen 12% bila dicampur lanau
semen 20% bila dicampur lempung

SNI 03-3438-1994
mensyaratkan tanah yang
digunakan untuk
stabilisasi semen adalah
tanah laterit atau lateritis,
tanah kepasiran dan sirtu.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
1.1 Tanah mengandung bahan organik

Pada umumnya bahan organik


cenderung mereduksi kekuatan
campuran tanah-semen. Bahan organik
dan kadar garam tinggi khususnya
sulfat, dapat menghambat atau
mencegah hidrasi semen dalam
campuran tanah-semen.

Tanah mengandung bahan organik


pada umumnya dibatasai sekitar 2%
kadar organiknya.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
1.2 Tanah mengandung sulfat
Tahanan terhadap pengaruh sulfat
untuk tanah berbutir kasar dan
berbutir halus yang distabilisasi semen
berbeda.
Reaksi sulfat dengan lempung dapat
menyebabkan kerusakan pada tanah
berbutir halus yang distabilisasi semen.
Sebalikny, stabilisasi semen pada tanah
berbutir kasar tidak begitu dipengaruhi
sulfat.
Bila tanah mengandung sulfat 1%
sebaiknya stabilisasi dengan semen
dihindari.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
2. Semen
Unsur utama
pembentuk semen
adalah kalsium
oksida, silikat, dan
aluminat yang
membentuk seperti
pasta pengikat,
ketika terhidrasi.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
3. Air

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
4. Sifat-sifat tipikal campuran tanah-semen

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen

Faktor utama :
1. Macam tanah
2. Kadar semen
3. Pemadatan
4. Waktu pemeraman
5. Cara pencampuran

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.1 Pengaruh macam tanah
a. Lempung
Untuk menghasilkan kekuatan tertentu, tanah-tanah berbutir halus,
seperti lempung, membutuhkan semen yang lebih banyak. Hal ini karena
permukaan partikel tanah yang harus tertutup semen agar terjadi
sementasi pada titik kontak antar partikelnya lebih besaar dibandingkan
dengan tanah dengan butiran yang lebih besar.

Biasanya stabilisasi semen pada lempung dibatasi untuk lempungn


dengan batas cair (LL) kurang dari 50%.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.1 Pengaruh macam tanah
b. Pasir
Tanah berpasir sangat cocok dan dapat distabilisasi dengan semen.
Kadar semen untuk stabilisasi yang dibutuhkan biasanya berkisar antara
5 -12% terhadap beratnya.
c. Kerikil
Kerikil sebenarnya tidak perlu distabilisasi dan mungkin justru
menimbulkan masalah seperti retakakibat penyusutan.
Kadar semen 0,5 – 1% dalam material batu pecah bergradasi baik, tidak
plastis.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.2 Pengaruh ukuran butiran saat pelaksanaan

Menurut Grimer dan


Ross (1956), jika ukuran
agregat bertambah
besar kekuatan
campuran semakin
berkurang.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.3 Pengaruh kadar semen

Semen umumnya mengurangi batas cait (LL) dan menambah batas plastis
(PL), yang dengan demikian akan mengurangi indeks plastisitas (PI).
Kenaikan batas plastis disebabkan karena butiran tanah menjadi lebih
besar dari sebelumnya.
Hasil terbaik pencampuran tanah-semen diperoleh jika tanah bergaradasi
baik dengan kurang dari 50% partikel lolos saringan no. 200(0,075 mm),
dan dengan indeks palstisitas <18.

Kadar semen yang cocok untuk tanah tertentu, dapat ditentukan dengan
melakukan uji kuat tekan bebas dengan kadar semen yang divariasikan.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.4 Pengaruh kepadatan

Untuk hasil pemadatan yang bagus, maka tanah sebaiknya dipadatkan


sampai mendekati berat volume kering (kepadatan) maksimumnya, pada
usaha pemadatan standar tertentu.

Gambar 3.5 menunjukkan hasil uji campuran lempung berpasir dan semen
dengan kadar yang sama

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.5 Pengaruh penundaan pemadatan
Penundaan pemadatan yang
memungkinkan proses hidrasi
berlangsung, menimbulkan
naiknya kekuatan gumpalan
tanah. Hal ini menjadi
penyebab utama hilangnya
kekuatan, karena campuran
menjadi lebih sulit dipadatkan,
yang berakibat hasil pemadatan
menjadi lebih rendah.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.6 Pengaruh waktu pemeraman
Di lapangan, sesudah pemadatan, campuran tanah-semen diperam atau di
rawat dalam kondisi sedemikian hingga pengeringan di hambat selama
periode awal dari perkembangan kekuatannya.

Waktu perawatan sangat penting, karena kekuatan campuran naik secara


berangsur-angsur dengan umur pemeraman.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.7 Pengaruh temperatur pemeraman
Temperatur pemeraman
mempengaruhi kekuatan dan
pada temperatur yang lebih
tinggi akan menambah
kecepatan kenaikan
kekuatan.
Pengeringan yang berlebihan
akan juga menaikkan
kekuatan, tapi memancing
timbulnya retak.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.8 Pengaruh kadar air
Dalam pelaksanaan, disarankan menggunakan air murni seperti pada
pekerjaan beton, yaitu air harus tidak mengandung alkali, garam atau
bahan organik secara berlebihan.
Dalam stabilisasi tanah-semen, prinsip-prinsip untuk menghasilkan
campuran tanah-semen sama dengan cara menghasilkan kualitas beton
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Maclean (1949) menunjukkan bahwa
pencampuran terbaik umumnya diperoleh dengan salah satu,
a. Tanah yang lebih basah dari kadar air optimumnya dari uji
pemadatan standar atau
b. Dengan tanah yang sangat kering.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.9 Pengaruh Rendaman
Perendaman akan mereduksi
kekuatan, terutama tanah-
tanah yang kandungan
lempungnya tinggi. Hal ini
karena bila campuran tanah-
semen direndam, maka akibat
kenaikan kadar air campuran,
kekuatannya menjadi
berkurang.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.10 Retak susut
George (1971) memperlihatkan
bahwa dalam tanah granuler,
20% gerakan penyusutan
adalah akibat dari hidrasi
semen sebagai perlawanan
terhadap pengeringan
material.
Semakin tinggi kadar semen,
maka retak-retak sempit yang
menyebar pada material
campuran semakin terlihat.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.11 Tegangan-regangan
Dalam perkerasan jalan yang
distabilisasi dengan semen,
perkerasan dapat mengalami
keruntuhan oleh akibat beban roda.
Keruntuhan ini dapat disebabkan
oleh tegangan tarik pada sisi bawah
pelat di bawah beban, atau oleh
tegangan permukaan dari beban.
Metcalf (1972) menunjukkan bahwa
kuat tarik pada kadar air optimum
dan berat volume kering maksimum
kira-kira 10% dari kuat tekannya.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.12 Pengaruh Kelelahan (Fatigue)
Portland Cement Association menyarankan
karakteristik kelelahan material yang
distabilisasi semen sebagai fungsi dari rasio
tegangan terhadap jumlah pengulangan
beban, sbb:

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH
UNTUK PERKERASAN JALAN
I. Stabilisasi Tanah-Semen
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat
campuran tanah-semen
5.13 Pengaruh bahan-tambah
Lambe et al. (1957) menunjukkan bahwa
adanya perbaikan yang signifikan dalam
kekuatan campuran bila campuran tanah-
semen ditambahkan sedikit bahan-bahan
kimia tertentu.

STABILITAS TANAH
STABILITAS TANAH

Anda mungkin juga menyukai