Anda di halaman 1dari 22

Gangguan

Pendengaran
PENDAHULUAN
Gangguan pendengaran adalah berkurangnya kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya, pada salah
satu atau kedua telinga, baik derajat ringan atau lebih berat dengan ambang pendengaran rata-rata lebih dari 26
dB pada frekuensi 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz

WHO (2019) : 466 juta


penduduk dunia mengalami
RISKESDAS (2013) : di Indonesia
gangguan pendengaran. 34
terdapat 2,6% penduduk dengan
juta terjadi pada anak-anak,
gangguan pendengaran. Provinsi
NTT dan Lampung sebagai provinsi
dengan
prevalensi yang
tinggi.
Gangguan pendengaran
mempengaruhi kehidupan sosial,
penurunan kognitif, dan depresi

Nunes AD da S, Silva CR de L, Balen SA, Souza DLB de, Barbosa IR. Prevalence of hearing impairment and associated factors in school-aged children and adolescents: a systematic 1
review. Braz J Otorhinolaryngol. 2019;85(2):244-253. doi:10.1016/j.bjorl.2018.10.009
ANATOMI
TELINGA

2
Graydon K, Waterworth C, Miller H, Gunasekera H. Global burden of hearing impairment and ear disease. J Laryngol Otol. 2019;133(1):18-25. doi:10.1017/S0022215118001275
FISIOLOGI PENDENGARAN

3
Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F., 2012,Fundamentals of Anatomy and Physiology, Benjamin Cummings, San Fransisco.
JENIS GANGGUAN PENDENGARAN

01 02 03
Tuli Konduktif Tuli Sensorineural Tuli Campuran
Akibat adanya kelainan pada Akibat adanya kelainan Kombinasi dari tuli konduktif
telinga luar atau telinga pada dan tuli sensorineural
tengah telinga dalam

4
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan
Pendengaran

5
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
ANAMNESIS
• Keluhan pada satu atau kedua telinga
• Timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap
• Sudah berapa lama diderita
• Adakah riwayat :
• trauma kepala
• trauma akustik
• terpajan bising
• pemakaian obat ototoksik
• pernah menderita infeksi virus (parotitis, influensa, dan
meningitis)
• Apakah diderita sejak bayi
• Apakah gangguan terasa di tempat yang bising atau tenang 6
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
ANAMNESIS
Gangguan pendengaran pada bayi dan anak :
• Kecurigaan tentang gangguan pendengaran, keterlambatan bicara, berbahasa
dan atau keterlambatan perkembangan
• Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran menetap masa anak-anak
• Keadaan sindroma tertentu
• Infeksi post-natal
• Infeksi intrauterine
• Hiperbilirubinemia masa neonatus
• Trauma kapitis
• Otitis media yang berulang atau menetap

7
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
ANAMNESIS
Gangguan pendengaran pada geriatri :
• Gangguan pendengaran terjadi secara perlahan-perlahan dan
progresif
• Simetris pada kedua telinga
• Kapan berkurangnya pendengaran tidak diketahui dengan pasti
• Telinga berdenging (tinitus)
• Cocktail party deafness
• Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga

8
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
ANAMNESIS
Tuli mendadak :
• Iskemia koklea :
• Bersifat mendadak atau menahun secara tidak jelas
• Umumnya menetap, namun kadang-kadang bersifat sementara atau
berulang
• Perubahan yang menetap akan terjadi sangat cepat
• Unilateral atau bilateral, dapat disetai tinitus dan vertigo
• Infeksi virus :
• Tuli mendadak pada satu telinga, dapat disertai tinitus dan vertigo
• Ada gejala dan tanda penyakit virus seperti parotis, varisela, dan variola
atau baru sembuh dari penyakit virus tersebut
• Pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan pada telinga 9
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
ANAMNESIS
Gangguan pendengaran akibat bising :
• Pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu
cukup lama (lima tahun atau lebih)
• Kurang pendengaran disertai tinitus atau tidak
• Sukar untuk memahami percakapan

Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik :


• Tinitus, gangguan pendengaran dan vertigo
• Tinitus lebih mengganggu dibandingkan gejala gangguan pendengaran
• Riwayat menggunakan obat ototoksik

10
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
Pemeriksaan Fisis

01 02 03
Inspeksi Palpasi Otoskopi
Aurikula Tragus Meatus Acusticus Externa
Retroaurikular Aurikula Membran Tympani
Meatus acusticus externus Retroaurikular

11
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
Pemeriksaan Penunjang Pendengaran
Tes Bisik Tes Rinne
Menentukan derajat ketulian Membandingkan hantaran
secara kasar tulang dengan hantaran
udara pada satu telinga
Normal : 5/6 – 6/6
+R -

Tes Garis Tes Weber


Membandingkan hantaran
Pendengaran tulang telinga kiri dan kanan
M enentukan batas bawah dan →
batas atas ambang pendengaran W
+ 2048 -
+ 1024 -
Tes Schwabach
+ 512 - M embandingkan hantaran
- 256 + tulang telinga penderita dan
- 128 + pemeriksa
↑ S ↓ 12
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI.
Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Diagnosis
+ Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa Normal
- Lateralisasi kesisi sakit Memanjang Tuli konduktif
+ Lateralisasi kesisi sehat Memendek Tuli sensorineural
13
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
Audiometri Nada Murni

Telinga normal Tuli sensorineural

Tuli konduktif Tuli campuran

14
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
PEMERIKSAAN PENDENGARAN

01 02 03
Tympanometry Otoacoustic Brain Evoked
Emmission Response Auditory

15
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
TATALAKSANA (Tuli Konduktif)
Penatalaksanaan tuli konduktif dan sensorineural disesuaikan dengan penyebab
ketulian
Kelainan Telinga Luar
Atresia liang telinga dan mikrotia  Operatif

Serumen  Ekstraksi serumen

Benda Asing  Ekstraksi benda asing

Kelainan Telinga Tengah


Barotrauma  Konservatif
Otitis Media Akut  berdasarkan stadium

Otitis Media Supuratif Kronik  bergantung tipe

Otosklerosis  Operatif
16
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
TATALAKSANA (Tuli Sensorineural)
Presbikusis  Rehabilitasi, speech reading, auditory training

Tuli Mendadak  Total bed rest, kortikosteroid, Vitamin, Neuroroboransia

Gangguan pendengaran akibat bising Pindah kerja, alat pelindung telinga

Gangguan pendengaran akibat obat ototoksik  hentikan pengobatan

17
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
PENCEGAHAN

01 02
Memakai alat pelindung
bising (sumbat telinga, tutup
M enjaga higienitas telinga dan pelindung kepala)
telinga

03 04
Mempertimbangkan Deteksi dini melalui
penggunaan obat program Newborn Hearing
obat ototoksik Screening (NHS)

18
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
PROGNOSIS
Pada umumnya makin cepat diberikan
pengobatan makin besar kemungkinan
untuk sembuh, bila sudah lebih dari 2
minggu kemungkinan sembuh menjadi
lebih kecil.
Usia muda mempunyai angka perbaikan
yang lebih besar dibandingkan usia tua, tuli
sensorineural berat dan sangat berat
mempunyai prognosis lebih buruk 19
Soepardi EA, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh. Jakarta:
KESIMPULAN
• Secara anatomis telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
• Gangguan pendengaran adalah berkurangnya kemampuan mendengar baik sebagian atau
seluruhnya, pada salah satu atau kedua telinga, baik derajat ringan atau lebih berat dengan
ambang pendengaran rata lebih dari 26 dB pada frekuensi 500, 1000, 2000 dan 4000 Hz.
• Secara garis besar, gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan sebagai tuli konduktif, tuli
sensorineural, dan campuran.
• Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya yaitu
tes fungsi pendengaran mulai dari yang paling sederhana seperti tes bisik, tes garpu tala (tes
Rinne, tes Weber dan tes Swabach, tes garis pendengaran)
20
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai