Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

GANGGUAN ARTIKULASI (F80.0)

LAPORAN KASUS
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
TIPE MANIK (F25.0)
ANDI SITI BANI FITRIASIH
C014182016

SUPERVISOR PEMBIMBING
Dr. dr. H. M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K)

RESIDEN PEMBIMBING
dr. Santiwati Anda
REFERAT
GANGGUAN ARTIKULASI
Definisi

Gangguan artikulasi adalah gangguan suara bicara anak-anak yang berada dibawah usia mental y
ang sesuai, namun kemampuan berbahasanya berada dalam tingkatan normal.

Bastaman, T K. Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta : EGC.


Epidemiologi

Menurut NCHS Menurut Rabia dkk (2014)

<5 5-14 8-12


tahun tahun tahun
0.9% 1.94% 17.6%

Jenis gangguan
terbanyak:
Substitution

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995.


Prevalence of Articulation DIsorder In School Going Children Between Ages of 8-12 Years. Rabia, A, et al., et al. 1, Lahore : Int. J Rehabil. Sci, 2014, Vol. 3.
Etiologi

Masalah
Gangguan
Masalah perinatal Faktor genetik pemrosesan
pendengaran
auditorik

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
The Genetic Bases of Speech Sound DIsorders: Evidence from Spoken and Written Language. Lewis, Barbara A, et al., et al. Cleveland : Journal of Speech,
Language, and Hearing Research, 2006, Vol. 49. 1092-4388/06/4096-1294.
Gambaran Klinis
Anak dengan gangguan artikulasi tidak mampu memproduksi bunyi bicara yang diharapkan sesu
ai usia, kecerdasan, dan dialeknya
Onset terutama pada masa kanak awal
Artikulasi anak dinilai jika secara signifikan di bawah kemampuan sebagian besar anak lain denga
n tingkat usia, tingkat pendidikan, dan kecerdasan yang sama

OMISSION SUBSTITUTION DISTORTION ADDITION

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
Diagnosis
Menurut PPDGJ-III

F80 Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan Berbahasa


F80.0 Gangguan Artikulasi Berbicara Khas
Pedoman Diagnostik
 Gangguan perkembangan khas dimana penggunaan suara untuk berbicara dari anak, berada di bawah tingkat yang sesuai
dengan usia mentalnya, sedangkan tingkat kemampuan bahasanya normal.

 Usia penguasaan suara untuk berbicara, dan urutan dimana suara ini berkembang, menunjukkan variasi individual yang cukup
besar.

 Diagnosis ditegakkan hanya jika beratnya gangguan artikulasi di luar batas variasi normal bagi usia mental anak; kemampuan
berbahasa ekspresif dan reseptif dalam batas normal; kelainan artikulasi tidak langsung diakibatkan oleh suatu kelainan
sensorik, struktural atau neurologis; dan salah ucap jelas tidak normal dalam konteks pemakaian bahasa percakapan sehari-hari dalam
kehidupan anak.
Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya, 2013.
Diagnosis
Menurut DSM-V

F80.0 GANGGUAN KOMUNIKASI


Speech Sound Disorder
Kriteria Diagnosis
a. Kesulitan persisten dengan produksi bunyi suara yang mengganggu kejelasan ucapan atau menghambat pesan dari komunikasi
verbal

b. Gangguan menyebabkan keterbatasan dalam komunikasi efektif yang berdampak pada partisipasi social, prestasi akademik, atau
kinerja kerja, secara individu maupun dalam berbagai kombinasi.

c. Onset gejala adalah pada periode awal perkembangan

Kesulitan tidak disebabkan kondisi bawaan atau diperoleh, seperti cerebral palsy, sumbing langit-langit mulut, tuli atau kehilangan
pendengaran, cedera otak traumatis, atau medis lainnya atau kondisi neurologis.

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
Diagnosis Banding
Selective mutism Disartria Apraksia bicara masa kanak
• Gangguan ansietas dimana • Kelemahan berbicara dapat • Ditandai oleh adanya
bicara berkurang pada kondisi dianggap karena gangguan inkonsistensi, tanda-tanda
tertentu,mereka akan normal motorik, seperti pada cerebral oromotor, kesulitan
jika di rumah atau dengan palsy mengurutkan pergerakan
orang terdekat. artikulasi, laju bicara lambat,
ucapan pendek, dan lebih sulit
meniru bicara dibandingkan
bicara spontan

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
Differential Diagnosis of Pediatric Speech Sound Disorder. Dodd, Barbara. Parkville : Curr Dev Disord Rep, 2014, Vol. 1. DOI 10.1007/s40474-014-0017-3
Penatalaksanaan

Terapi bicara
Indikasi:
• Pemahaman artikulasi anak sangat buruk;
• Jika anak yang mengalaminya berusia lebih dari 8 tahun,
• Jika masalah bicara tampak menimbulkan masalah dengan sebaya, belajar, dan citra diri;
• Jika gangguan ini demikian berat sehingga banyak konsonan yang salah diartikulasikan;
Konseling orang tua

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
Prognosis

• Remisi spontan biasa terjadi pada anak-anak dengan gangguan artikulasi hanya pada
beberapa fonem.
• Anak-anak dengan gangguan artikulasi persisten selama 5 tahun kemungkinan akan
mengalami gangguan bicara dan gangguan bahasa yang lainnya
• Kesembuhan spontan jarang terjadi pada anak-anak di atas usia 8 tahun.
• Intervensi dini dapat sangat menolong pasien, karena pada anak-anak dengan gangguan
artikulasi ringan, dapat mengalami perbaikan dalam beberapa bulan.

Sadock, Benjamin J dan Sadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : Lippincott Williams & Wilkins, 2004.
LAPORAN KASUS
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
TIPE MANIK
Identitas Pasien

Nama : Ny. M IDENTITAS KELUARGA PASIEN


Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 33 tahun
Tanggal Lahir/Umur : 03-11-1988/30 tahun Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah menikah Suku : Makassar
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam Pekerjaan : IRT
Warga Negara : Indonesia Alamat : Gowa
Pendidikan Terakhir : S1 Hubungan dengan pasien : Kakak pasien

Pekerjaan : Ibu rumah tangga


Alamat : Mala’lang Gowa
No. Status/No. Reg : 806950
Tanggal Masuk : 10 Juni 2019
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama: GELISAH

Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun masuk ke poli psikiatri RSWS tanggal
10 Juni 2019 dengan diantar oleh saudaranya untuk keempat kalinya dengan
keluhan gelisah dan mengamuk yang dialami sejak 2 bulan yang lalu yang
memberat sejak 1 minggu terakhir. Saat mengamuk, pasien memarahi dan bahkan
memukul ibunya.
Menurut keluarga, pasien sering berbicara sendiri. Pasien sering mendengar suara
yang berkomentar tentang dirinya. Pasien menganggap dirinya mampu berpindah
tempat begitu saja ke Arab hanya dengan bersujud. Pasien mengaku kakinya pernah
dipotong oleh ibunya dan telah disambung dengan kekuatannya sendiri. Pasien
bicara terus-menerus dan kadang tidak nyambung. Pasien sering mondar-mandir di
dalam rumah, sulit tidur dan apabila tidur pasien sering terbangun dan tidak dapat
melanjukan kembali tidurnya.
Riwayat Penyakit

2006 2015 2017 2018 Fenruari 2019


• Awal mula perubahan • Konflik dengan suami • Pertama kali dirawat inap • Dirawat inap untuk kedua • Dirawat inap untuk ketiga
perilaku selama 1 minggu kalinya selama 1 hari  kalinya selama 6 hari 
Melarikan diri Putus obat sejak Maret
Riwayat Penyakit

Hendaya
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

Faktor Stresor Psikososial


Konflik dengan suami pasien
Riwayat Penyakit

Hubungan Gangguan Sekarang dengan Riwayat Penyakit Fisik


Sebelumnya
Riwayat infeksi (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat alkohol (-)
Riwayat NAPZA (-)

Riwayat Gangguan Sebelumnya


Pasien pernah dirawat inap sebanyak 3 kali di Perawatan Pakis RSWS dengan
diagnosis gangguan skizoafektif tipe manik
Riwayat Penyakit
Riwayat Kehidupan Pribadi

Masa Kanak Akhir


Fase Oral
• Lahir normal cukup bulan. Segera • Toilter training: 3 tahun & Remaja • Sarjana Ilmu Perpustakaan
menangis, panjang badan tidak diingat.
Tidak ditemukan cacat lahir ataupun
• Mulai bersekolah di usia 6 tahun • Tidak bekerja
kelainan bawaan. Ibu pasien juga tidak • Prestasi: Biasa-biasa saja • Sudah menikah, dikaruniai
• Pasien mulai bisa berjalan pada • Pasien dikenal sebagai pribadi
pernah mengalami perdarahan dan • Mudah bergaul dan mempunyai seorang anak laki-laki
penyakit fisik selama kehamilan. Tidak umur sekitar 1 tahun. Pasien yang ramah, mudah bergaul
banyak teman • Agama Islam
ada konsumsi alkohol, obat-obatan atau tinggal bersama orang tua dan
jamu selama kehamilan. ASI eksklusif saudaranya. Pasien bertumbuh
dan berkembang seperti anak
seusianya.

Masa Prenatal dan


Fase Anal Masa Dewasa
Perinatal
Riwayat Penyakit
Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara.


Pasien memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan.
Adiknya laki-laki dan telah meninggal dunia.
Pasien telah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki.
Pasien ditinggal oleh suami yang bekerja di luar daerah dan menikah dengan
perempuan lain.
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama ada pada tante dan nenek pasien (dari
ayah).
Riwayat Penyakit

Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibu dan anaknya. Pasien tidak bekerja sehingga
hidupnya bergantung pada ibu dan saudara-saudaranya. Keluhan kejiwaan masih
sering muncul hingga saat ini.

Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien tidak menyadari penyakitnya dan menyangkal dirinya sakit serta menolak
untuk berobat.
Status Mental
Deskripsi Umum

Penampilan Berubah
Pasien adalah seorang perempuan
berusia 30 tahun menggunakan baju Psikomotor
coklat lengan panjang, celana panjang
Gelisah
hitam, dan menggunakan jilbab hitam.
Wajah tampak sesuai umur, perawakan
kurus, berkulit sawo matang, perawatan Pembicaraan
Diri cukup dan penampilan cukup rapi, Spontan, cepat, logorrhea, intonasi kesan
tampak duduk gelisah dan banyak meningkat
bicara.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Status Mental
Mood, Afek, dan Empati

Mood : Hipertimia
Afek : Luas
Kesesuaian afek : Tidak serasi
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Status Mental
Fungsi Intelektual (Kognitif)

Taraf pendidikan dan ilmu pengetahuan : Tidak sesuai


Daya konsentrasi : Mudah teralih
Orientasi
• Waktu : Tidak terganggu
• Tempat : Tidak terganggu
• Orang : Tidak terganggu
Daya ingat
• Jangka panjang : Tidak terganggu
• Jangka sedang : Tidak terganggu
• Jangka pendek : Tidak terganggu
• Jangka segera : Tidak terganggu
Pikiran abstrak : Terganggu
Bakat kreatif : Tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : Mampu
Status Mental
Gangguan Persepsi

Halusinasi (+)
Halusinasi auditorik. Pasien mendengar suara yang dipersepsikan sebagai suara
perempuan yang terus menerus mengomentai tentang dirinya. Suara tersebut
muncul beberapa hari setelah mendengar kabar bahwa suaminya akan menikah lagi
dan sudah pernah hilang namun muncul kembali dalam dua bulan terakhir. Suara
tersebut mengatakan bahwa suaminya meninggalkannya karena dia adalah istri yan
g sifat dan penampilannya kurang baik.
Ilusi (-)
Depersonalisasi (+)
Derealisasi (-)
Status Mental
Pikiran

Arus Pikiran
• Produktivitas : Meningkat
• Kontinuitas : Flight of ideas
• Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
• Preokupasi : Tidak ada
• Gangguan isi pikir : Waham bizarre (pasien yakin memiliki kekuatan
dapat berpindah tempat ke kabbah hanya dengan bersujud. Pasien yakin
memiliki kekuatan untuk menyambung kakinya yang terputus).
Status Mental
Pengendalian Impuls

Pengendalian impuls pasien terganggu. Selama anamnesis dan pemeriksaan status


mental, pasien bercerita terus-menerus dan ketika berhenti pasien cekikikan sendiri
tanpa alasan yang jelas
Status Mental
Daya Nilai

Norma sosial : Terganggu


Uji daya nilai : Terganggu
Penilaian realitas : Sulit menilai realita
Status Mental
Tilikan

Tilikan derajat I (pasien menyangkal sepenuhnya bahwa dirinya sakit)


Status Internus

Kesadaran : composmentis (E6M4V5)


Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit, pernapasan 18x/menit
Suhu : 36oC
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterus
Jantung, paru, abdomen dalam batas normal
Ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan
Evaluasi Multiaksial

Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V


• Gangguan • Data yang • Tidak ada • Stresor • GAF scale 60-
Skizoafektif didapatkan psikososial 51 (gejala
Tipe Manik belum cukup dapat sedang,
(F25.0) untuk diakibatkan disabilitas
mengarah oleh suami sedang)
pada ciri khas pasien yang
kepribadian menikah lagi
tertentu dengan
perempuan
lain.
Daftar Masalah

Organobiologik
Tidak ada kelainan organik namun terdapat ketidakseimbangan neurotransmit
ter pada pasien ini. Oleh karena itu, pasien memerlukan farmakoterapi.

Psikologik
Pasien mengalami hendaya berat dalam menilai realita dengan adanya kegelis
ahan, sulit tidur, peningkatan aktivitas, halusinasi auditorik, dan waham bizarre
sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

Sosial
Pasien mengalami hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan
waktu senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
Rencana Terapi

Farmakoterapi
Haloperidol 5 mg + Triheksifenidil 2 mg, 1 kapsul/24 jam/oral
Olanzapine 10 mg, 1 tablet 24 jam/oral
Natrium divalproate (Depakote) 250 mg, 1 tablet/24 jam/oral

Psikoterapi Suportif
Pasien perlu diberikan dukungan untuk membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau
minum obat secara teratur adalah edukasi yang dapat diberikan
Rencana Terapi

Sosioterapi
Sosioterapi dilakukan dengan memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
dan orang-orang di sekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan
suasana lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan da
n keteraturan pengobatan
Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam


Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Faktor pendukung prognosis : Keluarga pasien mendukung kesembuhan
pasien
Faktor penghambat : Pasien tidak merasa sakit dan merasa tidak perlu
berobat, dan ada riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
DISKUSI
Gangguan Skizoafektif

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif


adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode
yang sama.
PPDGJ-III:
• Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang
tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar
episode skizoafektif tipe manik.
• Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang
tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
• Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih dari
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana yang ditetapkan untuk
skizofrenia).

Anda mungkin juga menyukai