Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN

Aditya Zulfikar, Dr. dr. Efendi Lukas, SpOG(K)

Tujuan Instruksional Umum

1. Mengetahui dan memahami fisiologi pertumbuhan janin


2. Mengetahui dan memahami perkembangan janin

Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengetahui dan memahami berbagai tahap perkembangan janin sesuai usia kehamilan
2. Mengetahui dan memahami laju pertumbuhan janin
3. Mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhna janin

PERKEMBANGAN JANIN
Kompleksitas perkembangan embrio-janin hampir di luar pemahaman. Seperti yang ditunjukkan
dalam gambar di bawah ini adalah urutan skematis berbagai pertumbuhan sistem organ janin.
Informasi baru mengenai perkembangan organ terus bertambah dengan menggunakan teknologi
modern (Cunningham, Leveno et al. 2014).

1
Gambar 1. Perkembangan embrio-janin sesuai dengan usia kehamilan yang ditentukan dari hari pertama
menstruasi terakhir (Cunningham, Leveno et al. 2014)

 Perkembangan Zigot dan Blastokista

Zigot sebagai hasil pembuahan terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Zigot memiliki
44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita, sedangkan 44
kromosom otosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebgai seorang janin pria
(Wiknjosastro, 2006).

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot, setelah
pembelahan ini terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar dan dalam 3 hari
terbentuk suatu kelompok-kelompok yang sam besarnya. Hasil konsepsi ini berada dalam stadium
morula. Hasil konsepsi ini disalurkan ke pars ismika dan pars interstisilais tuba dan terus ke arah
kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam
cavum uteri hasil konsepsi ini mencapai stadium blastokista (Wiknjosastro, 2006).

Selama 2 minggu pertama setelah ovulasi dan kemudian pembuahan, zigot berkembang ke
tahap blastokista, yang mengalami implantasi 6 atau 7 hari setelah pembuahan. Blastokista terdiri dari
58 sel, 5 sel diantaranya berdiferensiasi menjadi inner-cell mass dan 53 sisanya membentuk trofoblas
plasenta. Rincian implantasi dan perkembangan awal dari blastokista dan plasenta dijelaskan pada
bagian lainnya (Cunningham, Leveno et al. 2014).

 Periode Embrio

Hasil konsepsi disebut embrio pada awal minggu ketiga setelah ovulasi dan pembuahan.
Periode embrio berlangsung 8 minggu, di mana organogenesis berlangsung. Sebagian besar tes
kehamilan yang mengukur human chorionic gonadotropin (hCG) menjadi positif pada saat ini. Seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2 dan 3, body stalk kini dapat dibedakan, dan kantung korion sekitar 1
cm. Adanya vili korialis sehingga angioblastic mesoderm chorionic dapat dibedakan dan ruang
intervillous sejati mengandung darah ibu. Selama minggu ketiga, pembuluh darah janin dalam vili
korionik nampak (Cunningham, Leveno et al. 2014).

2
Gambar 2. Awal embrio manusia. Ovulasi usia: A. 19 hari (presomite). B. 21 hari (7 somit). C. 22 hari (17 somit)
(Cunningham, Leveno et al. 2014)

Gambar 3. Gambaran Mateer-Streeter dari embrio usia 18 hari menunjukkan rongga ketuban dan hubungannya
dengan chorion dan yolk-sac (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Pada minggu keempat, sistem kardiovaskular telah terbentuk, dan dengan demikian, sirkulasi
yang sebenarnya telah ditemukan pada embrio dan antara embrio dengan villi korialis. Pada akhir
minggu keempat, kantung korion berukuran 2 sampai 3 cm, dan panjang embrio 4 sampai 5 mm
(gambar 4 dan 5). Partisi jantung primitif dimulai pada pertengahan minggu keempat. Lengan dan
tunas kaki mulai nampak, dan amnion mulai terlihat seperti menghunus body stalk, yang kemudian
menjadi tali pusat (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Gambar 4. Embrio usia 3 sampai 4 minggu. A, B. Tampilan punggung dari embrio selama 22-23 hari
perkembangan menunjukkan masing-masing 8 dan 12 somit. C-E. Tampilan lateral embrio selama 24 hingga 28
hari, menunjukkan masing-masing 16, 27, dan 33 somit (Cunningham, Leveno et al. 2014)

3
Gambar 5. Foto embrio. A. Tampilan punggung embrio pada 24-26 hari dan sesuai dengan Gambar 4C. B.
Tampilan lateral embrio pada 28 hari dan sesuai dengan Gambar 4E. C. Tampilan lateral embrio-janin pada 56
hari, yang menandai akhir periode embrio dan awal periode janin. Tampak hati dalam keadaan baik dengan
lingkaran putih (Cunningham, Leveno et al. 2014.

Pada akhir minggu keenam, panjang embrio 22 hingga 24 mm, dan kepala lebih besar
dibandingkan dengan badan. Sinapsis awal di spinal cord berkembang pada usia 6 sampai 7 minggu.
Jantung telah sepenuhnya terbentuk. Jari tangan dan kaki nampak, dan lengan menekuk pada siku.
Bibir atas komplit, dan telinga eksternal membentuk ketinggian definitif di kedua sisi kepala
(Cunningham, Leveno et al. 2014).

 Periode Janin

Transisi dari periode embrio ke periode janin disepakati oleh sebagian besar ahli embrio mulai
8 minggu setelah pembuahan atau 10 minggu setelah onset menstruasi terakhir. Pada saat ini, panjang
embrio-janin hampir 4 cm (lihat gambar 5C) (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Perkembangan selama periode janin terdiri dari pertumbuhan dan pematangan struktur yang
dibentuk selama periode embrionik. pengukuran crown-to-rump adalah yang paling akurat dalam
menentukan usia kehamilan (Tabel 1) (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Minggu ke-12 gestasi

Uterus biasanya teraba di atas simfisis pubis, dan panjang c rown-rump length janin adalah 6
sampai 7 cm. Pusat osifikasi muncul di hampir seluruh tulang janin, dan jari tangan dan kaki telah
berdiferensiasi. Kulit dan kuku telah berkembang, dan bakal rambut tersebar dan nampak. Genitalia
eksterna mulai menunjukkan tanda-tanda yang pasti jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Janin
mulai melakukan gerakan spontan (Cunningham, Leveno et al. 2014).

4
Minggu ke-16 gestasi

Crown-rump length janin adalah 12 cm, dan beratnya adalah 110 g. Pada minggu 14, jenis
kelamin dapat ditentukan oleh pengamat berpengalaman dengan inspeksi genitalia eksterna. Gerakan
mata dimulai pada 16 sampai 18 minggu, bertepatan dengan pematangan otak tengah (Cunningham,
Leveno et al. 2014).

Minggu ke-20 gestasi

Ini adalah titik tengah kehamilan berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir. Janin sekarang
beratnya sekitar lebih dari 300 g, dan berat meningkat secara linear. Dari titik ini dan seterusnya, janin
bergerak setiap menit dan aktif 10 sampai 30 persen dari sepanjang waktu. Kulit janin menjadi kurang
transparan, suatu lanugo berbulu halus meliputi seluruh tubuhnya, dan beberapa rambut kulit kepala
telah bertumbuh. Fungsi koklea berkembang antara 22 dan 25 minggu, dan pematangan yang terus
berlangsung hingga selama enam bulan setelah melahirkan (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Minggu ke-24 gestasi

Saat ini janin beratnya sekitar 630 gram. Ditandai dengan kulit yang mengkerut, dan
penumpukan lemak dimulai. Kepala masih relatif besar, dan alis dan bulu mata biasanya sudah dapat
dikenali. Periode canalicular dari perkembangan paru-paru, dimana bronkus dan bronkiolus membesar
dan saluran alveolar berkembang, hampir selesai. Janin yang lahir pada usia ini akan berusaha untuk
bernapas, tetapi banyak akan mati karena kantung terminal, yang diperlukan untuk pertukaran gas,
belum terbentuk. Pada 26 minggu, nosiseptor telah terdapat di seluruh tubuh, dan sistem saraf nyeri
berkembang (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Minggu ke-28 gestasi

Panjang crown-rump length adalah sekitar 25 cm, dan janin beratnya sekitar 1100 g. Kulit tipis
berwarna merah dan ditutupi dengan vernix caseosa. Membran pupil baru saja menghilang dari mata.
Mata berkedip pada 28 minggu. Neonatus yang normal yang lahir pada usia ini memiliki kesempatan
90 persen untuk bertahan hidup tanpa gangguan fisik atau neurologis (Cunningham, Leveno et al.
2014).

Minggu ke-32 dan ke-36 gestasi

Pada 32 minggu, crown-rump length janin telah mencapai sekitar 28 cm dan berat sekitar
1.800 g. Permukaan kulit masih merah dan berkerut. Sebaliknya, pada 36 minggu, crown-rump length

5
janin rata-rata sekitar 32 cm, dan berat sekitar 2.500 g. Karena penumpukan lemak subkutan, tubuh
menjadi lebih gemuk, dan penampilan wajah keriput sebelumnya telah hilang (Cunningham, Leveno et
al. 2014).

Minggu ke-40 gestasi

Janin sekarang sepenuhnya telah berkembang. Rata-rata crown-rump length sekitar 36 cm,
dan berat sekitar 3400 gram (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Tabel 1. Kriteria untuk memperikarakan usia kehamilan selama periode janin (Cunningham, Leveno et al. 2014).

PERTUMBUHAN JANIN

Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga tahap. Tahap awal adalah hiperplasia yang terjadi pada
16 minggu pertama dan ditandai dengan peningkatan pesat dalam jumlah sel. Tahap kedua, hingga
usia kehamilan 32 minggu, meliputi hiperplasia dan hipertrofi seluler. Setelah 32 minggu, pertumbuhan
janin ditandai dengan hipertrofi seluler, dan ini adalah masa dimana lemak dan glikogen paling banyak
diakumulasi oleh janin. Sesuai dengan tingkat pertumbuhan janin selama tiga fase adalah 5 g / hari
pada usia kehamilan 15 minggu, 15 sampai 20 g / hari pada 24 minggu, dan 30 sampai 35 g / hari pada
34 minggu. Seperti ditunjukkan dalam gambar 7, ada variasi biologis yang cukup besar dalam
kecepatan pertumbuhan janin (Cunningham, Leveno et al. 2014).

6
Gambar 7. Kenaikan berat badan janin dalam gram per hari dari usia kehamilan 24 sampai 42 minggu. Garis
hitam menunjukkan mean dan garis biru luar menggambarkan ± 2 standar deviasi (Cunningham, Leveno et al.
2014).

Perkembangan janin ditentukan oleh suplai substrat ibu, transfer substrat melalaui plasenta,
dan potensi pertumbuhan janin diatur secara genom. Namun, mekanisme seluler dan molekuler yang
tepat dimana pertumbuhan janin normal biasa terjadi belum sepenuhnya dipahami. Yang mengatakan,
ada bukti bahwa faktor insulin dan Insulin-like Growth Factors, khususnya Insulin-like Growth Factor-I
(IGF-I), memiliki peran penting dalam regulasi pertumbuhan janin dan berat badan. Faktor
pertumbuhan ini diproduksi oleh hampir semua organ janin dan merupakan stimulator ampuh pada
pembelahan sel dan diferensiasi (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Pertumbuhan janin juga tergantung pada pasokan nutrisi yang cukup. Transfer glukosa telah
dipelajari secara luas selama kehamilan. Ketersediaan glukosa ibu baik secara berlebihan maupun
secara terbatas mempengaruhi pertumbuhan janin. Mengurangi kadar glukosa ibu dapat menyebabkan
berat lahir rendah. Namun, pertumbuhan janin terhambat biasanya tidak menunjukkan konsentrasi
glukosa yang rendah dalam darah tali pusat mereka. Pertumbuhan janin terhambat dalam hal
kekurangan glukosa umumnya merupakan hasil dari kekurangan kalori yang parah dalam waktu yang
panjang (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Glikemia yang berlebihan menghasilkan makrosomia. Berbagai tingkat glukosa mempengaruhi


pertumbuhan janin melalui insulin dan insulin like growth factors seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Suatu penelitian menemukan adanya peningkatan kadar C-peptide pada tali pusat, yang
menunjukkan keadaan hiperinsulinemia janin, telah dihubungkan dengan peningkatan berat lahir janin.
Hubungan ini ditemukan bahkan pada wanita dengan kadar glukosa maternal di bawah ambang batas
untuk diabetes. Pertumbuhan berlebih ditemukan pada wanita yang euglikemia. Etiologi demikian
kemungkinan lebih rumit daripada paradigma metabolisme glukosa yang tidak teregulasi sehingga
mengakibatkan hiperinsulinemia janin (Cunningham, Leveno et al. 2014)
7
Transfer lipid yang berlebihan pada janin juga telah dianggap menghasilkan pertumbuhan
berlebih janin. Asam lemak bebas atau tidak bebas dalam plasma ibu dapat ditransfer ke janin
difasilitasi melalui difusi atau setelah pembebasan asam lemak dari trigliserida oleh enzim lipase
trofoblas. Secara umum, aktivitas lipolitik meningkat pada kehamilan, dan asam lemak telah dilaporkan
meningkat pada wanita non obesitas selama trimester ketiga. Pada wanita gemuk tanpa diabetes yang
diberi makan diet terkontrol, adipositas neonatal sangat terkait baik dengan kadar trigliserida puasa
pada awal kehamilan dan dengan kadar asam lemak bebas pada usia kehamilan 26 sampai 28
minggu. Penelitian lain telah berkorelasi kadar trigliserida ibu dengan berat lahir di kedua awal dan
akhir kehamilan. Bayi yang pertumbuhannya berlebih memliki asam lemak tertentu secara berlebihan
pada plasenta, terutama omega-3, dan ini telah dikaitkan dengan peningkatan ekspresi lipase trofoblas.
Sebaliknya, pertumbuhan janin terhambat pada trimester ketiga telah dikaitkan dengan penurunan
lipolisis ibu (Cunningham, Leveno et al. 2014).

Asam amino mengalami transpor aktif dari darah ibu ke janin, yang menjelaskan konsentrasi
janin biasanya lebih tinggi. Perbedaan konsentrasi ini menurun oada janin pertumbuhan terhambat
karena kadar asam amino janin lebih rendah dan konsentrasi asam amino ibu yang lebih tinggi. Etiologi
perubahan rasio ini tidak pasti, namun ada beberapa petunjuk dimana disregulasi dapat terjadi. Asam
amino yang mencapai janin harus terlebih dahulu melintasi membran microvillus pada maternal
interface, melintasi sel trofoblas, dan akhirnya melintasi membran basal menuju ke dalam darah janin.
Proses ini tidak sepenuhnya dipahami, khususnya yang berkaitan dengan metabolisme asam amino
oleh trofoblas dan mekanisme ekspor dari trofoblas ke janin. Jansson dan rekan (2013) telah
menghubungkan ekspresi dan aktivitas transporter asam amino tertentu pada membran microvillus
dengan meningkatnya berat lahir dan indeks massa tubuh ibu (BMI). Ekspresi transporter asam amino
tertentu berkorelasi positif dengan beberapa pengukuran pertumbuhan janin dan bayi (Cunningham,
Leveno et al. 2014).

Pertumbuhan Janin dan Berat Badan Janin

Sebagian besar yang telah diketahui tentang pertumbuhan janin manusia normal dan abnormal
sebenarnya didasarkan pada standar untuk berat lahir, yang merupakan titik akhir dari pertumbuhan
janin. Standar ini tidak menentukan laju pertumbuhan janin. Memang, kurva berat lahir tersebut
mengungkapkan pertumbuhan yang disepakati hanya pada pertumbuhan terganggu yang ekstrim.
Dengan demikian, mereka tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi janin yang gagal untuk
mencapai ukuran atau potensi yang diharapkan tapi yang berat lahir di atas persentil ke-10. Misalnya,
janin dengan berat lahir di persentil ke-40 mungkin tidak mencapai potensi pertumbuhan genom untuk

8
berat lahir di persentil ke-80. Tingkat atau kecepatan pertumbuhan janin dapat diperkirakan dengan
serial sonografi antropometri. Laporan menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan yang berkurang
berkaitan dengan morbiditas perinatal (Cunningham, Leveno et al. 2014)

9
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. G., et al. (2014). Embryogenesis and fetal morphological development. Williams
Obstetrics 24th Edition. F. G. Cunningham, K. J. Leveno, S. L. Bloom et al., McGraw Hill Medical: 127-
153
Cunningham, F. G., et al. (2014). Fetal-Growth Disorders. Williams Obstetrics 24th Edition. F. G.
Cunningham, K. J. Leveno, S. L. Bloom et al., McGraw Hill Medical: 872-920
Wiknjosastro, H. (2014). Pembuahan, nidasi dan plasentasi. Ilmu Kebidanan. H. Wiknjosastro, A. B.
Saifuddin, T. Rachimhadhi. Yayasan Bina Ilmu Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 55-65
Wiknjosastro, H. (2014). Fisiologi janin. Ilmu Kebidanan. H. Wiknjosastro, A. B. Saifuddin, T.
Rachimhadhi. Yayasan Bina Ilmu Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 77-88

10

Anda mungkin juga menyukai