Anda di halaman 1dari 28

PLENO 2 PI

Kelompok A6
ANGGOTA ●AZZELLIA DANIVALEISZHKA SOPHIAN 03001900025
●BERGAS YOGOKUSUMO 03001900026
KELOMPOK ●BIMA ORIESTO MULYAWAN 03001900027
●BRENDA KUMAMBOW 03001900028
●CEYVIRA ARSITA WIDARYATI
03001900029
●CHIKITA NUR MUSTIKA RAHMADITYA 03001900030
●DENI FERIANDA 03001900037
●DEVITHA SRI WARDANI
03001900039
●DIMAS JORDHI 03001900040
●ENI ENDANG SARI 03001900041
Skenario 2 kasus Modul Penginderaan
Judul: I can’t hear you!

Seorang perempuan berusia 35 tahun dirujuk ke poliklinik THT


dengan keluhan sulit mendengar percakapan yang dirasakan sejak satu
bulan. Pada awalnya pasien tidak menyadari adanya gangguan
pendengaran, tetapi belakangan pasien sering mengalami
miskomunikasi dengan rekan kerja maupun keluarga. Pasien mengaku
harus memperhatikan bibir lawan bicara untuk dapat memahami
percakapan. Keluhan disertai dengan telinga berdenging. Pasien
bekerja di pabrik tekstil bagian tenun sejak 10 tahun yang lalu dan
mendengar bising dari mesin. Pasien bekerja 8 jam per hari dengan 1
jam istirahat dan bekerja 6 hari per minggu. Riwayat keluar cairan
dari telinga, benturan pada telinga dan minum obat rutin disangkal.
Pasien tidak memiliki hobi mendengar musik yang kencang atau
menggunakan earphone. Di tempat kerja pasien tidak disediakan alat
pelindung telinga.

Keyword: gangguan pendengaran, telinga berdenging, bising, alat pelindung telinga


KLARIFIKASI ISTILAH ● Berdenging : suatu gangguan pendengaran berupa
keluhan perasaan pada saat mendengarkan bunyi tanpa
ada rangsangan bunyi atau suara dari luar, keluhan yg
dialami seperti bunyi Berdenging,mendesis, mendering,
atau berbagai variasi bunyi lainnya.

● Bising : semua suara yg tidak dikehendaki yg bersumber


dari alat - alat proses produksi dan alat alat kerja yg pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan ggn pendengaran.

● Alat pelindung telinga: merupakan alat pelindung yg


berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap
kebisingan atau tekanan.
IDENTIFIKASI ● Perempuan, 35 tahun, keluhan:sulit mendengar percakapan yg
dirasakan sejak 1 bulan

MASALAH ● Awalnya pasien tidak menyadari adanya gangguan


pendengaran, tetapi belakangan pasien sering mengalami
miskomunikasi dengan reka kerja dan keluarga

● Pasien harus memperhatikan bibir lawan bicara untuk


memahami percakapan

● Keluhan disertai telinga berdenging

● Pasien bekerja di pabrik tekstil sejak 10 tahun yg lalu dan


mendengar bising dari mesin

● Bekerja 8 jam perhari dengan 1 jam istirahat dan 6 hari


perminggu

● Riwayat:keluar cairan telinga, benturan pada telinga dan


minum obat rutin disangkal

● Di tempat kerja pasien tidak disediakan alat pelindung telinga


Perempuan
35 tahun Anatomi
Brainstroming
Sulit
Sering mendengar Histologi
Miskomunikasi percakapan
sejak 1 bulan Fisiologi
Keluhan disertai
telinga Anamnesis
berdenging Ke IGD

Riwayat
Pekerjaan
Perempua
n 35 tahun
Produk Diagnosis
6 tekstil banding
Hari/minggu 8
jam/hari
10 tahun Mendengar
lalu bising dari
mesin

Etiologi NIHL

Manifestasi Alur Tatalaksana &


Prognosis Komplikasi Epidemiologi Patofisiologi
Klinis diagnosis pencegahan
LEARNING 1. Anatomi Pendengaran
2. Histology Pendengaran

OBJECTIVE 3. Fisiology pendengaran


4. NIHIL
-Definisi
-Etiology
-Epidemiology
-Klasifikasi
-Faktor resiko
-Manifestasi Klinis
-Patofisiologi
-Diagnosis
-Diagnosis Banding
-Tatalaksana
-Pencegahan
-Komplikasi
-Prognosis
ANATOMI PENDENGARAN
Histologi
FISIOLOGI PENDENGARAN
Gelombang suara masuk melalui daun telinga lalu ke liang
telinga kemudian menggetarkan membran timpani lalu
rantai tulang pendengaran bergetar dengan frekuensi
yang sama lalu memindahkan frekuensi getaran dari
membran timpani ke ovale windows lalu cairan telinga
dalam bergerak dan menggetarkan membran basiler
(koklea) dan juga mengubah posisi sel rambut kemudian
terjadi perubahan potensial pada reseptor sel dan akan
terjadi potensial aksi,dan dihantarkan n.auditorius
kemudian masuk ke pusat auditori di otak.
Definisi NIHL - Gangguan pendengaran akibat terpapar bising
di suatu lingkungan kerja karna waktu lama dan
(Noise Induced Hearing terus menerus. Merupakan jenis tuli

Loss) sensorineural dan umumnya terjadi pada 2


telinga
- Bentuk permanen dari ketulian yg muncul akibat
paparan suara yg keras. Setelah paparan terjadi
perubahan temporer pada pendengaran yg
reversible. Jika suara cukup kuat atau berulang
bisa timbul tuli permanen irreversible yg
mengarah pada pergeseran ambang dengar
pemanen (American hearing research
foundation)
ETIOLOGI NIHL
kkaaaaaa

n znzjzx
Berdasarkan sifatnya bising dapat dibedakan menjadi beberapa tipe bising

1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi luas


2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi sempit
3. Bising terputus-putus (intermiten noise)
4. Bising impulsif
5. Bising impulsif berulang-ulang
Epidemiologi

● Lebih tinggi dinegara industri dimana alat berat dan suara bising lebih banyak digunakan.
● Di amerika serikat sekitar 10% per 2 juta individu dewasa berusia 20-69 tahun mengalami
kehilangan pendengaran permanen akibat paparan suara bising ditempat kerja atau secara
personal.
● Di indoneisia prevalensi mencapai 4,6% di 2007, dan mengalami penurunan di 2013 secara
nasional menjadi 2,8%
● Berdasarkan data komite nasional penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian 2014
menunjukkan GPAB di indonesia yg tertinggi se asia tenggara karna mencapai 16,8%atau
berkisar 36 juta orang dari total populasi.
KLASIFIKASI

1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( TTS )


2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )
Faktor Risiko

● intensitas kebisingan
● frekuensi kebisingan
● lamanya waktu pemaparan bising
● kerentanan individu
● jenis kelamin,
● usia
● penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
PATOFISIOLOGI
Tuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara
(speech discrimination) dan fungsi sosial. Gangguan pada frekwensi
tinggi dapat menyebabkan kesulitan dalam menerima dan
membedakan bunyi konsonan. Bunyi dengan nada tinggi, seperti
MANIFESTASI suara bayi menangis atau deringan telepon dapat tidak didengar
sama sekali. Ketulian biasanya bilateral. Selain itu tinnitus
KLINIS merupakan gejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat
mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi.
Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising (noise
induced hearing loss) adalah:
A. Bersifat sensorineural
B. Hampir selalu bilateral
C. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound
hearing loss ). Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.
D. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi
penurunan pendengaran yang signifikan.
E. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi
3000, 4000 dan 6000 Hz, dimana kerusakan yang paling
berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz.
F. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada
frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai tingkat
yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.Selain pengaruh
terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan
juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh
terhadap komunikasi wicara, gangguan konsentrasi,
gangguan tidur sampai memicu stress akibat gangguan
pendengaran yang terjadi.
DIAGNOSIS
Secara Anamnesis data yang harus diketahui:
(1) the nature of the hearing impairment, apakah
gangguan dalam > (conductive vs. sensorineural vs.
mixed)
Belum didapat

(2) the severity of the impairment (mild, moderate,


severe, profound)
moderate-severe?

(3) the anatomy of the impairment (external ear,


middle ear, inner ear, or central auditory pathway)
Inner ear? Dapat didukung dengan px penunjang

(4) the etiology. The history should elicit characteristics


of the hearing loss, including the duration of deafness
(sejak 1 bulan terakhir) unilateral vs. bilateral
involvement (tidak ada data), nature of onset (sudden
vs. insidious)(insidious?) , and rate of progression
(rapid vs. slow)(slow? Karena awalnya tidak di sadari?)

Symptoms of tinnitus, vertigo, imbalance, aural


fullness, otorrhea, headache, facial nerve dysfunction,
and head and neck paresthesias should be noted.

Information regarding head trauma(disangkal)


exposure to ototoxins, occupational or recreational
noise exposure(bekerja di pabrik tektil tidak
menggunakan APD), and family history of hearing
impairment.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Otoskop
Tidak ditemukkan kelainan Tes audiometri : test ini dapat mengetahui keadaan
b. Tes berbisik
fungsi pendengaran masing masing , telinga secara
c. Tes garpu tala
kualitatif ( pendengaran normal , ketulian jenis
Rinne + , weber lateralisasi ke telinga yang
pendengarannya lebih baik , schwabach memendek , konduktif , ketulian jenis sensorineural , dan ketulian
d. OAE dapat mendeteksi dini NIHL , karena kerusakan jenis campuran ) dapat juga mengetahui derajat
sel rambut luar terjadi paling. Awal pada NIHL dan sel pengurangan pendengaran secara kuantitatif ( normal,
rambut inilah yang dideteksi perubahannya oleh OAE ringan , sedang, sedang berat, berat , dan sangat
e. Audiometri nada murni : tuli sensorineural pada
berat).
3000-6000 Hz disertai takikpatognomik pada 4000 Hz
Diagnosis Banding
Sesuai dengan penyebab ketulian penderita , sebaiknya
TATALAKSANA dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising ataupun menggunakan
ear protector seperti
-ear plug/mold yaitu suatu alat yang dimasukkan kedalam
telinga , alat ini dapat meredam suara bising sebesar 30-40
dB
- ear muff/valve dapat menutup sendiri bila ada suara yang
keras dan membuka sendiri bila suara kurang keras
- helmet suatu penutup kepala yang melindungi kepala
sekaligus sebagai pelindung telinga

Management
1. Eliminasi: dihilangkan potensi bahaya bising
2. Substitusi : diganti ( mesin dulu berisik sekarang diganti
yang tidak berisik)
3. Perancangan : rekayasa teknik atau perancangan
teknik , dibuat untuk meminimalisir bunyi , seperti diberi
karet
4. Admisnistrasi : dibuat SOP ditempat kerja , dibikin
tempat istirahat jauh dari tempat terpajan
5. APD : ear plug, helmet
PROGNOSIS
● Apabila pekerja mengalami tuli
sensorineural koklea yang sifatnya menetap
dan tidak dapat diobati dengan obat
maupun pembedahan, maka prognosisnya
kurang baik. Oleh karena itu pencegahan
sangat penting.
○ Ad Vitam (Hidup) : Ad bonam
○ Ad Sanationam (sembuh) : Dubia
○ Ad Functionam (fungsi) : Dubia ad
malam
KOMPLIKASI
● Peningkatan kehilangan pendengaraan
● tuli total
● permaalahan telinga kronis
● tinitus kronis
- Bising lingkungan yang harus diusahakan
PENCEGAHAN dibawah 85 dB

-Meredam sumber bunyi

-Bekerja memakai alat pelindung bising(sumbat


telinga, tutup telinga, penutup kepala)

-Menerapkan program konservasi pendengaran


(PKP) bertujuan untuk mencegah atau
mengurangi tenaga kerja dari kerusakan atau
kehilangan pendengaran akibat kebisingan di
tempat kerja, tujuan lainnya adalah mengetahui
status kesehatan pendengaran tenaga kerja
yang terpajaan bising berdasarkan data data
1. Dorland D. Kamus Kedokteran Indonesia. Edisi
Daftar Pustaka 29. Elsevier. 2019
2. Drake RL. Vogl AW. Mitchell AWM. Gray’s
Anatomy. Third edition. 2014
3. Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text
& Atlas. 13th edition. Lange. 2013
4. Sherwood L. Human Physiology. 9th edition.
2016
5. Soepardi EA. Iskandar N. Bashiruddin J. et al.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga HIdung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2007
6. Kirchner, DB. Occupational Noise- Induced
Hearing Loss. American Journal of Occupational
and Environmental Medicine. 2012:54(1);. 106-
8.

Anda mungkin juga menyukai